UKHTI APA YANG MENGHALANGIMU UNTUK BERHIJRAH LILIN ROSYANTI
MAKNA HIJRAH DI JALAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA Pertama:keluar dari negeri kafir kepada negeri iman, sebagaimana para sahabat yang berhijrah dari Makkah ke Madinah Kedua : hijrah dengan hati menuju Alloh dan Rosul-Nya. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu
Makna hijrah… Makna Hijrah adalah kembali kepada kehidupan beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan berusaha menjadi lebih baik, dan peduli dengan aturan agama. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah dan kembali kepada Allah dan agamanya Surat al –imran ayat 33
Hijrah..
Hijrah…. sebuah hadits yang shahih, oleh Imam Bukhari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ “Orang-orang yang berhijrah dengan sesungguhnya adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala” (HR. Bukhari dan Muslim) Ketika seseorang meninggalkan sesuatu karena takut,cinta, dan mengharapkan keridhaan Allah. Itulah hijrah yang hakiki. Adapun hijrah anggota badan mengikuti hijrah tersebut
Hijrah…. hijrah yang sejati., Ketika seorang hamba mengenal Allah dan selalu menghadapkan hati & dirinya kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam semua keadaannya. Ketika senang dia bersyukur, Ketika susah dia bersabar dengan tetap bersangka baik kepada Allah Hatinya akan selalu menuju Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah tingkatan penghambaan diri yang sejati, tauhid yang sebenarnya, yang terwujud pada diri seorang hamba
Hijrah… didalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala menggandengkan antara iman dan hijrah. keduanya tidak bisa dipisahkan. ada iman berarti ada hijrah, ketika seseorang hijrah berarti menunjukkan ada iman. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّـهِ ۚ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٢١٨﴾ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah[2]: 218)
Hijrah…. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ … “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah…” (QS. Al-Anfal[8]: 72) hijrah harus dilakukan oleh kita semua tidak alasan dan semua orang bisa melakukannya, berhijrah dengan hati untuk meninggalkan segala sesuatu yang dibenci oleh Allah menuju kepada keridhoanNya, kepada sebab-sebab pengampunan dan rahmatNya.
Hijrah…. asal dari hijrah adalah cinta dan kebencian. Kepada siapa kita dan kemana kita arahkan cinta kita, dan hal-hal yang harus dihindarkan. Hijrah berhubungan pada masalah menguatkan cinta kepada Allah. Dengan itulah hijrah dihati kita akan lurus perbuatan anggota badan manusia semua tergantung dari kecintaan manusia terhadap sesuatu.
Hijrah… menguatkan dan meluruskan iman harus didahulukan. hijrah adalah kembali cinta kepada Allah, cinta karena Allah, mencintai segala sesuatu yang dicintai oleh Allah sekaligus menjauhi, membenci, menghindari segala sesuatu yang tidak disukai dan tidak diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Apa yang dilakukan, motivasinya benar-benar karena iman dan karena mencari keridhoan Allah.
kiat-kiat agar “hijrah tidak gagal” 1. Berniat ikhlas ketika hijrah Hijrah bukan karena tendensi dunia atau kepentingan dunia tetapi ikhlas karena Allah. Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia dapatkan atau mendapatkan wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia inginkan itu.”
Hijrah… Bahkan kita tetap harus meluruskan niat ketika telah hijrah agar tetap istiqamah, karena yang namanya hati sering berubah-ubah dan mudah berubah niatnya. Niat dan ikhlas adalah perkara yang berat untuk dijaga agar istiqamah dan sangat membutuhkan pertolongan Allah.
2. Segera mencari lingkungan yang baik dan sahabat yang shalih memiliki teman dan sahabat yang membantu untuk dekat kepada Allah dan saling menasehati serta saling mengingatkan. Hendaknya kita selalu berkumpul bersama sahabat yang shalih dan baik akhlaknya. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)” (QS. At-Taubah: 119). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.
Perlu diperhatikan bahwa hati manusia lemah, apalagi ketika sendiri. Perlu dukungan, saling menasehati antar sesama Mereka yang “gagal hijrah” bisa jadi disebabkan karena masih sering berkumpul dan bersahabat dekat dengan teman-teman yang banyak melanggar larangan Allah. 3. Menguatkan fondasi dasar tauhid dan akidah yang kuat dengan mengilmui dan memahami makna syahadat dengan baik dan benar Syahadat adalah dasar dalam agama. Kalimat ini tidak sekedar diucapkan akan tetapi kalimat ini mengandung makna yang sangat mendalam dan perlu dipelajari lebih mendalam. Allah menjelaskan dalam Al-Quran bahwa kalimat syahadat akan meneguhkan seorang muslim untuk kehidupan dunia dan akhirat jika benar-benar mengilmui dan mengamalkannya
Allah Ta’ala berfirman, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim: 27).
4. Mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya Allah menurunkan Al-Quran untuk meneguhkan hati orang yang beriman dan sebagai petunjuk. Membacanya juga dapat memberikan kekuatan serta kemudahan dalam beramal shalih dan berakhlak mulia dengan izin Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’” (QS. An-Nahl: 102). Allah Ta’ala juga berfirman, هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ “Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman” (QS. Fushilat: 44).
5. Berusaha tetap terus beramal walaupun sedikit Amal adalah tujuan kita berilmu, bukan sekedar wawasan saja, karenanya kita diperintahkan tetap terus beramal meskipun sedikit dan ini adalah hal yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” [5] Beramal yang banyak dan terlalu semangat juga kurang baik, apalagi tanpa ada ilmu di dalam amal tersebut, sehingga nampakanya seperti semangat di awal saja tetapi setelahnya kendur bahkan sudah tidak beramal lagi. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata padanya, يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ “Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”
6. Sering berdoa dan memohon keistiqmahan dan keikhlasan Tentunya tidak lupa kita berdoa agar bisa tetap istiqamah beramal dan beribadah sampai menemui kematian Allah Ta’ala berfirman, وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al-yaqin (yakni ajal)” (QS. Al-Hijr: 99). Doa berikut ini sebaiknya sering kita ucapkan dan sudah selayaknya kita hafalkan. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ‘Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rahmatan, innaka Antal-Wahhaab’ “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia)” (QS. Ali Imran: 8). Dan doa ini, يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ ‘Ya Muqallibal Quluubi Tsabbit Qalbiy ‘Alaa Diinika’. “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” [7]
1.Tidak Mau Mendengar Dan Memahami biasanya adalah orang-orang yang merasa dirinya serba cukup, orang-orang yang merasa dirinya tidak ada salah, orang-orang yang merasa dirinya lebih dari yang lain. memiliki banyak penyakit dalam hatinya. Penyakit hati yang paling akut yaitu penyakit kesombongan. Tak dapat dipungkiri lagi kesombongan adalah sifat dari makhluk yang dapat membawa manusia jatuh pada jurang kebinasaan. Hambatan-hambatan
2. Tidak Menjadikan Aqidah Islam Sebagai Landasan Berpikir Antara pemikiran, hati, perasaan, ucapan, dan kelakuan semuanya berlainan. Hatinya mengaku beriman kepada Allah ia sholat dan mengaji ia merasa dekat kepada Allah tetapi ia juga berpacaran, bekerja yang haram (bank, leasing, asuransi, dsb.). menyeru dan berlaku kepada kekufuran seperti sekulerisme, liberalisme, dsb. dan merasa tidak ada masalah dengan pemikiran-pemikiran kufur tersebut malah ia merasa itu semua bermanfaat untuk kebaikan. orang yang menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan berpikirnya yang ia pedulikan hanyalah ridha Allah dan murka Allah pada dirinya.
3. Takut, Malu, dan Bingung Terkadang ada orang yang sudah paham dan ingin segera berhijrah namun rasa takut, malu, dan bingung menyelimutinya sehingga ia gagal atau tertahan dalam hijrahnya. Rasa takut dan malu bisa terjadi karena lingkungannya terdiri orang-orang bermaksiat, lingkungan yang tidak islami, sehingga ia takut ketika ia berhijrah ia akan dikucilkan, atau ia akan terpinggirkan, dan ia akan semakin miskin karena mengira akan sulit mencari pekerjaan atau ia takut dipandang sebagai ekstrimis, fundamentalis, radikalis dsb. Dan ia juga malu bila dipandang sok suci, sok alim dsb. sehingga ia menunda hijrahnya. Rasa takut dan malu (malu yang tidak pada tempatnya) sejatinya diakibatkan karena seseorang kurang ketawakkalannya kepada Allah. Makna tawakkal adalah seseorang tidak akan pernah takut dan bersedih saat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya karena semua urusan dan usahanya diserahkan/digantungkan kepada Allah semata rasa bingung sejatinya disebabkan oleh panjangnya angan-angan sesorang. Panjang angan-angan adalah penyakit akut dalam hati manusia yang harus disembuhkan karena bisa menghambat ketaatan seseorang kepada Allah.
4. Merasa Umurnya Akan Panjang merasa umurnya akan panjang sehingga menunda-nunda hijrahnya adalah orang- orang yang berangan-angan kosong, melalaikan mereka dari mengingat Allah dan mengingat kematian. Kematian adalah hal yang pasti datang pada diri kita dan kematian itu sangat dekat dengan kita, baik tua maupun muda, baik sehat atau sakit, anak-anak ataupun remaja. Semuanya tanpa terkecuali diintai oleh kematian yang siap datang kapan saja dan dimana saja. Orang yang tidak berangan-anagn kosong adalah orang yang terus berlatih dan berlatih untuk membuat kebiasaan baru berupa amal shaleh dan juga berlatih serta berusaha meninggalkan kebiasaan lamanya yang penuh kemaksiatan.
5. Tidak Ikhlas Orang yang tidak ikhlas adalah orang yang terlalu memikirkan dan menimbang pujian serta celaan orang lain dan terlalu menimbang manfaat-manfaat duniawi yang sifatnya syahwat dan materi. Orang yang ikhlas akan segera melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya tanpa memikirkan apa yang dikatakan orang lain padanya dan tanpa menimbang- nimbang manfaat duniawi yang akan datang padanya. dia melaksanakan perintah Allah semata-mata agar disukai oleh Allah, agar dekat kepada Allah, agar Allah mencintainya. Inilah orang-orang yang jiwa mereka bebas merdeka.
6. Merasa Tidak Ada Masalah Orang yang melihat dirinya serba kekurangan ia akan terus menerus mengupgrade dirinya melihat kedalam dirinya apa saja yang kurang dan bisa diperbaiki lalu sungguh-sungguh memperbaikinya. Dari sinilah ia akan tumbuh semakin baik, tanpa merasa dirinya paling baik sedang orang lain lebih rendah darinya. Dia akan rendah hati tanpa merasa dirinya rendah. Dia akan terus menerus memperbaiki diri
7. Negara dan Masyarakat Yang Sekuler karena masyarakat sekuler membuat kondisi yang dimana ketika seorang muslim ingin melaksanakan perintah Allah dengan sempurna maka ia akan menjauhi masyarakat. Namun bila ia ingin bergaul dengan masyarakat ia harus meninggalkan perintah-perintah Allah. Masyarakat sekuler membuat kondisi bahwa agama ibarat pakaian yang suatu saat bisa dilepas dan saat yang lain bisa dipakai. Hati umat Islam yg lurus jelas menolak hal tersebut. Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki? dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? (TQS al-Maidah: 50)
8. Tidak Memiliki Jamaah atau Komunitas Keislaman dan Tidak Berteman Dengan Orang Sholeh hal yang paling krusial/menentukan pada diri seseorang ketika ingin berhijrah. Ia ingin segera hijrah tetapi tidak memiliki tempat untuk mengekspresikan dirinya sehingga hijrahnya tertahan. Biasanya mereka terlalu segan terhadap teman-temannya yang biasa melakukan maksiat, pada satu sisi mereka takut kehilangan teman-temannya itu dan disisi lain mereka juga enggan mengikuti atau bergabung dengan aktivitas teman-temannya yang terbiasa maksiat itu. Bisa juga ia masih terikat dengan kekasih tidak halalnya (pacarnya) Saat berteman dengan orang- orang sholeh kita akan sadar bahwa teman kita sejatinya tidak itu-itu saja. Banyak orang diluar sana yang ternyata bisa menjadi teman kita bahkan mereka lebih peduli dengan kita, mereka ingin kita maju dan lebih baik setiap harinya dan mereka melakukan itu dengan ikhlas semata-mata karena Allah. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab (ku).Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran ketika Alquran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia (TQS al-Furqan: 27-29).
9. Tidak Mau Memulai dan Melangkah idak mau memulai dan melangkah (sekecil apapun langkah itu) dengan berbagai alasan hanya akan menjadi penghambat turunnya hidayah taufiq Allah kepada kita. Biasanya kita tidak mau memulai dengan alasan menunggu kesiapan. Padahal kesiapan itu muncul saat kita memulai, dan yakinlah Allah akan memudahkan kita setelah itu untuk ketaatan-ketaatan selanjutnya asal kita mau menerima dan mengamalkannya Dan bila kita memulai, banyaklah berdoa kepada Allah agar kita tidak kembali kebelakang lagi dan agar kita tetap istiqomah bersama-Nya dijalan-Nya dengan doa yang biasa Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam panjatkan Ya Allah, yang kuasa membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu. (HR Tirmizi dan Al Hakim). Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu. (HR. Muslim). Dan teruslah dengan tidak bosan-bosannya minta ditambahkan petunjuk, ilmu, dan amal dengan doa : Ya Allah, hiasilah aku dengan perhiasan iman, dan berikanlah aku hidayahnya orang-orang yang mendapat petunjuk (HR. An-Nasa’i). Dan mantapkanlah hati saat membaca: Tunjukilah kami jalan yang lurus (TQS al-Fatihah : 6)
JAZAKILLAH KHAIRAN