Grha Seni modern surabaya Tugas Akhir Periode 63 Guntur DG | 22406030 mentor : Altrerosje Asri, S.T, M.T
Deskripsi Proyek “Grha Seni Modern di Surabaya” merupakan pusat kreatifitas seni modern dengan tujuan pusat kegiatan dan wadah komunitas yang digunakan para seniman modern untuk berkreasi baik berupa seni rupa, seni lukis, seni musik, seni tari, fotografi, film, arsitektur, seni instalasi, karya produk, desain komunikasi visual, ajang pementasan dan sebagainya. Grha Seni Modern ini akan menjadi suatu wadah Komunitas / Community Space, sarana kegiatan seseorang atau beberapa orang dimana ekspresi,pemikiran dan kreasi seseorang disampaikan dan sebagai area publik yang bersifat terbuka
Latar Belakang Munculnya seni modern , diperkenalkan lagi dengan kemasan yang “fresh” dan disesuaikan dengan jaman modern tanpa menghilngkan esensi awalnya. Lemahnya eksistensi seni modern di Surabaya , Seniman yang kurang muncul ke permukaan lemahnya network, kurangnya informasi. Bukti berkembangnya Seni Modern di Surabaya, potensi beberapa pelaku dan seniman terkenal asal Surabaya, memiliki institusi pendidikan seni, festival : Festival Seni Surabaya (FSS), Festival Cak Durasim, Festival Negarakertagama, dll Dibutuhkannya Fasilitas yang mewadahi Kesenian Hubungan Seni Modern dengan konteks Urban dan permasalahan yang terjadi di dalamnya. Rumusan Masalah : Bagaimana suatu Grha seni dapat mewadahi, meningkatkan interaksi masyarakat dan mengkomunikasikan produk-produk kesenian modern yang nyaman dan menarik bagi masyarakat?
Sasaran dan Lingkup pelayanan Proyek ini pada khususnya ditujukan bagi komunitas-komunitas seniman modern untuk memotivasi berkarya sesuai idealismenya dalam peranannya yang dapat memberikan kontribusi terhadap dunia seni modern di kota Surabaya Masyarakat, sebagai apresiator yang turut mengembangkan bidang seni modern tersebut bagi peningkatan potensi kota Surabaya. Lingkup Pelayanan: Fungsi Edukatif Adanya fasilitas sanggar/bengkel seni dan forum yang memberikan wawasan di bidang seni modern bagi masyarakat yang ingin memperdalam bidang ini di luar bidang akademik. Fungsi Informatif Sebagai wadah diskusi, seminar, pagelaran, pameran, festival yang memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk memberikan apresiasi, opini, kritk, dan saran. Fungsi Komunikatif sebagai fasilitas memamerkan hasil karya seniman, menjadi media komunikasi antara pengunjung dan dunia seni modern. Fungsi Rekreatif Kegitan dan fasilitas area publik didalamnya juga sebagai fungsi rekreatif yaitu media yang menampung kepuasan kebutuhan rekreatif, kesenangan pengunjung dengan menikmati karya seni yang dipamerkan.
Kegiatan Event khusus : Agenda kegiatan rutin : Klasifikasi sederhana jenis Seni Modern : Seni Rupa, mencangkup : seni lukis, graffiti, seni patung/pahat, seni instalasi, seni keramik. Seni Pertunjukan, mencangkup : seni musik, seni tari, teater, film, seni sastra. Desain, mencangkup : Arsitektur, desain grafis, desain produk, fotografi, desain busana. Event khusus : Festival seni tahunan Pagelaran seni dan budaya Pertunjukan musik / konser Pementasan teater / sastra Pertunjukan tari Pagelaran busana Pemutaran / festival film Acara lelang karya seni Simposium Bazaar Acara-acara lain Agenda kegiatan rutin : Kunjungan institusi Seminar / diskusi / kuliah umum Pertemuan komnitas seniman Pameran Sanggar / bengkel seni Konservasi dan restorasi
Program Kebutuhan Ruang Fasilitas Utama, meliputi : Galeri / ruang pameran, fungsi ruang untuk memamerkan karya-karya terbaru para seniman dan untuk event-event khusus Auditorium / teater, fasilitas dengan daya tampung cukup besar yang dirancang dengan desain khusus yang menunjang acara-acara seperti pagelaran musik, teater, tari dan sebagainya. Fasilitas Penunjang, meliputi : Perpustakaan / ruang diskusi / ruang kuliah umum, Workshop dan bengkel kreatifitas, Toko buku dan kios seni (art shop), Kedai / cafe , Kantor pengelola,. Ruang bersama terbuka (open space), Fasilitas service Fasilitas mekanikal dan elektrikal Toilet Ruang penyimpanan
Skema Hubungan Ruang
Lokasi Tapak
Analisa Tapak Analisis Tapak : Angin, Matahari, Kebisingan, Potensi View, dan Vegetasi Analisis Urban : (Hamid Shirvani) Land Use Open Space Building Form and Massing Circulation and Parking Pedestrian Way Activity Support Preservation Signage
Pendekatan Perancangan Pendekatan perancangan yang digunakan adalah pendekatan urban. Pendekatan Urban yang diambil disini adalah ”Theory of Place” yang diperkenalkan oleh Roger Trancik, dimana makna dari ruang kota tersebut diperlukan pemahaman dari berbagai segi bisa itu historis kota, jenis aktifitas, letak terhadap kota, dan sebagainya. Makna/nilai tersebut berakar dari budaya setempat
RUANG DIALOG (aksi dan refleksi) Konsep Perancangan Sebagai Kritik Sosial Realisme Sosial Dimensional Ekonomi peoduk komesialisasi Ekspresionisme Individu SENI MODERN RUANG DIALOG (aksi dan refleksi)
Konsep Perancangan . . . RUANG DIALOG URBAN – Theory of Place Seni Modern RUANG DIALOG
Ruang publik juga dianggap sebagai ruang pertemuan yang strategis antara masyarakat dan karya seni selain itu ruang publik adalah alternatif bagi para seniman yang mengalami kesulitan untuk menembus galeri-galeri formal. Ruang tidak lagi diartikan sebagai sekadar tempat memajang lukisan, tetapi juga dimana sebuah komunitas bisa membangun suatu dialog Pergeseran arti ruang menyebabkan penamaan galeri saja tidak cukup bagi sebuah tempat berpameran. Rumah seni atau art house atau art space adalah perluasan dari galeri yang semula lebih mengutamakan pameran seni lukis dan berorientasi pada pasar. Sedangkan rumah seni, menyelenggarakan aktifitas seni rupa dalam batasan yang lebih luas, performance art, video art, seni digital, seni musik dengan kecenderungan penggarapan visual yang menonjol. Dasar dan semangat sebagai “Ruang Dialog” yang menjembatani berbagai elemen masyarakat. Media ruang publik dianggap cukup efisien dalam menyampaikan pesan-pesan mereka pada masyarakat luas, selain cara praktis. Visual yang mereka tampilkan secara jelas menggambarkan ruang hidup kemasyarakatan. Selain unsur visual terdapat pula teks yang bersifat tuntutan, slogan perjuangan dan sebagainya. Bentuk tersebut dianggap cukup komunikatif. Merancang “ruang” untuk seni ini yang memungkinkan terjadinya relasi yang lebih intens antara pelaku seni dan penontonnya dimana masing-masing pihak bisa berganti peran, Interaksi yang cukup intensif ini menjadi semacam grounded research yang kemudian membawa seniman pada praktek-praktek partisipasi observasi, wawancara, lifehistory analysis, dan metode lain.
Keterbukaan menghubungkan berbagai komunitas dan membangun interaksi.
Pendalaman Pencahayaan Arsitektural Sistem Limunair track. (paralel) Jarak lampu sorot terhadap bidang display ± 3 feet atau 1 meter (minimal 70 cm) secara horisontal. Sudut sorot ± 30o Dibutuhkan Pencahayaan Ambient. Standar pencahayaan galeri : 100-150 sampai 500 Lux 10 – 50 footcandles
Perspektif