DENGAN MEMBACA BAB KE-2 TENTANG Iman Kepada Allah MARILAH KITA BELAJAR BERSAMA BAB KE-2 TENTANG Iman Kepada Allah
Kompetensi Dasar: Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah Menyebutkan arti ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah Menunjukkan bukti-bukti atau tanda-tanda adanya Allah Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah
Indikator: Siswa dapat: Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat Nafsiyah (Wujud) Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat Salbiyah (Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil Hawaditsi, Qiyamuhu bi Nafsihi dan Wahdaniyat) Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat Ma’ani (Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar dan Kalam) Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat Ma’nawiyah (Qadiran. Muridan, ‘Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiran dan Mutakalliman) Menunjukkan ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani dan Ma’nawiyah. Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah melalui dalil naqli. Menyerahkan diri kepada Allah dengan cara bertawakkal. Belajar giat untuk mendapatkan nikmat dan karunia Allah Berbuat baik kepada sesama dan tidak membuat kerusakan.
Arti iman menurut bahasa adalah percaya, sedangkan menurut istilah adalah mempercayai dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Adapun arti iman kepada Allah adalah percaya dan yakin bahwa Allah memiliki beberapa sifat dengan segala kesempurnaan-Nya dan Mahasuci dari segala sifat kekurangan Iman kepada Allah memiliki konsekuensi tunduk dan patuh kepada-Nya, yang berarti mempercayai firman-firman-Nya. Firman Allah meliputi apapun yang menyangkut kehidupan, baik kehidupan nyata maupun ghaib
SIFAT-SIFAT YANG DIMILIKI ALLAH Sifat Wajib bagi Allah Sifat Wajib adalah sifat-sifat yang pasti dan wajib dimiliki Allah. Jumlahnya adalah 20 sifat. Namun dalam bab ini kita hanya membahas 13 sifat saja. Sifat Jaiz bagi Allah Sifat Jaiz adalah sifat yang mungkin bagi Allah untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dengan iradat atau kehendak-Nya. Sifat Jaiz ini hanya satu, yaitu: Allah bersifat mutlak untuk berbuat sesuatu atau tudak berbuat sesuatu. Misalnya, mungkin saja Allah menghendaki seseorang itu bisa kaya atau miskin, bisa sehat atau sakit, bisa cantik atau buruk, semuanya itu boleh saja dilakukan Allah. Sifat Mustahil bagi Allah Sifat Mustahil adalah sifat yang tidak mungkin dan tidak dimiliki oleh Allah. Sifat Mustahil adalah kebalikan dari sifat Wajib. Jumlahnya 20.
1. Sifat Wujud 2. Sifat Qidam Wujud Allah artinya Allah wajib ada. Allah ada dengan Dzat-nya sendiri dan mustahil bagi Allah jika Allah tidak ada. Adanya Allah sebelum adanya yang lain dan ada untuk selama-lamanya. Bukti bahwa Allah ada adalah adanya alam semesta beserta isinya. Mustahil ada alam semesta jika Allah tidak ada. 2. Sifat Qidam Sifat Qidam Allah artinya Allah bersifat terdahulu, tanpa permulaan. Dahulu dalam sifat Allah adalah dahulu yang tanpa didahului oleh ketiadaan, baru kemudian ada. Akan tetapi sejak dahulu sudah ada dan tanpa permulaan. Allah sebagai pencipta alam semesta dan segala isinya menurut logika pasti bersifat mendahului. Ada sebelum keberadaan ciptaan atau makhluk-Nya. Dalil naqlinya Dalil naqlinya ñy~YQW£Ö@ ÛHTWÙ`QW£Ö@ éSåPVMX ãHTVÖXM Y.WèãHTVÖXM yRÑSäTHTVTÖXM Wè Artinya:“dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”
3. Sifat Baqa’ 4. Mukhalafatu lil hawaditsi Sifat Baqa’ Allah artinya Allah bersifat kekal, tetap, abadi langgeng selama-lamanya. Walaupun suatu saat makhluk-Nya telah mati atau hancur karena kiamat, Allah tetap akan ada. Dan keberadaan serta kekekalan Allah adalah karena Dzat-Nya sendiri. Allah bersifat Mukhalafatu lil hawaditsi artinya Allah bersifat berbeda dengan semua yang baru ada, yaitu makhluk. Karena makhluk sendiri adalah ciptaan Allah dan keberadaan makhluk adalah karena Allah, maka tidak ada satu makhlukpun yang dapat menyamai Allah, sang pencipta, baik sifat, perbuatan, dan DzatNya. Kalaupun terdapat persamaan sifat Allah dengan makhluk-Nya, maka sifat tersebut hanya sama dalam hal nama, bukan pada hakikatnya. Dalil naqlinya Dalil naqlinya Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rohman 26-27) “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” QS. Asy Syuro : 11
S×éQST~WÍ<Ö@ JðøW<Ö@ WéSåPVMX ãHTVÖXM WS/@ 5.Qiyamuhu bi Nafsihi 6.Wahdaniyat Allah bersifat Qiyamuhu bi Nafsihi artinya Allah berdiri sendiri. Dalam menciptakan seluruh jagat raya serta mengurus kesemuanya itu, Allah tidak membutuhkan bantuan sesuatu apapun selain diri-Nya sendiri. Bahkan, justru makhluk-Nya lah yang senantiasa memohon bantuan dan pertolongan dari Allah dalam segala hal. Karena memang satu-satunya Dzat yang dapat menolong kita adalah Allah SWT. Allah bersifat Wahdaniyat, artinya Allah bersifat tunggal, Esa, satu. Dan keesaannya bersifat mutlak, meliputi perbuatan dan Dzat-Nya. Bayangkan jika Allah lebih dari satu. Bayangkan jika tuhan itu berjumlah dua, tiga, atau empat. Tentu mereka akan berebut kekuasaan. Oleh karena itu, Allah bersifat Esa, karena Allah tidak membutuhkan adanya tuhan-tuhan lain untuk membantu-Nya mengatur alam semesta ini. DALIL NAQLI `c$Y.Wè bãHTVÖXM NyRÑSäTHTVTÖXM Wè S×éQST~WÍ<Ö@ JðøW<Ö@ WéSåPVMX ãHTVÖXM WS/@ YyN~YQW£Ö@ SÛHTWÙ`QW£Ö@ WéSåPVMX WãHTVÖXM :Jð QS. Al Baqarah ayat 163 : Artinya:“dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.” (QS. Ali Imron : 2
7. Qudrat, 8. Iradat Allah bersifat Qudrat, artinya Allah berkuasa atau Yang memiliki kekuasaan. Dia berkuasa atas segala sesuatu, menciptakan segala sesuatu yang dahulunya tidak ada, atau berkuasa untuk menghancurkan sesuatu yang telah diciptakan-Nya. Dia melakukan semua itu tanpa bantuan kekuasaan lain karena kekuasaan-Nya sendiri lebih dari sanggup untuk melaksanakan kehendak-Nya. Tidak ada satupun yang dapat menyamai kekuasan Allah yang sifatnya mutlak tak terbatas. Allah bersifat Iradat artinya Allah Berkehendak. Maksudnya adalah jika Allah berkehendak terjadi sesuatu, maka akan terjadilah sesuatu itu atas kehendak-Nya. Seperti juga Kuasa-Nya, Kehendak Allah juga mutlak tak terbatas atas segala sesuatu QS. Yasin ayat 82 : Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.” QS. Al Mulk ayat 1 : Artinya: “Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,”
9.’Ilmu Allah bersifat ilmu, artinya Allah bersifat mengetahui. Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Baik yang nyata maupun yang ghaib, yang zhahir maupun yang bathin, yang bersifat makrokosmik maupun mikrokosmik. Semua yang ada di jagat raya ini tidak akan terlepas dari pengamatan dan pengetahuan Allah. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu yang tidak terbatas oleh dimensi apapun. 10.Hayat, Allah bersifat Hayat, artinya Allah hidup. Namun sifat kehidupan Allah memiliki hakikat yang berbeda dengan sifat kehidupan makhluk-Nya. Makhluk dapat hidup hanya karena Allah, sedangkan Allah hidup tanpa bergantung pada apapun, Allah hidup bukan karena apapun kecuali karena Dzat-Nya sendiri. Kehidupan Allah adalah kekal, tidak berawal maupun berakhirIlmu QS. Al Hujurat ayat 16 : Artinya: “Katakanlah: ‘Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, Padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?’" Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. …” (QS. Al Baqoroh 225)
11, Sama’ 12. Bashar Allah bersifat Sama’ artinya Allah mendengar atas segala sesuatu, baik yang diucapkan oleh makhluk maupun yang masih dalam bisikan nurani (hati kecil). Oleh karena itu, manusia dituntut untuk berbicara, berperilaku, berfikir dan beri’tikad yang baik karena Allah. Manusia juga diperintahkan untuk mengingat Allah (dzikrullah) dalam situasi dan kondisi apapun, karena Allah selalu mendengar ucapan dan apa yang ada dalam hati kita. Allah bersifat Bashar, artinya Allah melihat. Penglihatan Allah juga bersifat mutlak dan tanpa batas pada dimensi apapun (tempat, waktu, hakikat sesuatu, baik yang nyata maupun yang ghaib) QS. Al Mulk ayat 19 a. QS. Al Maidah ayat 76 : Artinya: “Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" dan Allah-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” “Dan Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha melihat segala sesuatu.”
[NTYTNWWNS WTPVWPVW 13. Kalam Allah bersifat Kalam, artinya Allah Berfirman, atau berbicara. Allah berbicara dengan makhluk-Nya sesuai dengan sifat-Nya yang Mahakuasa dan Mahasempurna melalui firman-firman-Nya. Bukti bahwa Allah telah berfirman adalah adanya kitab suci yang telah diturunkan kepad para nabi dan rasul-Nya. Artinya:“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” QS. An Nisa’ ayat 164 [NTYTNWWNS WTPVWPVW
SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH Sifat Mustahil adalah sifat yang tidak mungkin, tidak layak, atau sifat yang wajib tidak ada pada Dzat Allah. Sifat Mustahil merupakan kebalikan dari sifat Wajib No Sifat Wajib Pengertian Sifat Mustahil 1 Wujud Allah >< ‘Adam Tidak ada 2 Qidam Allah Terdahulu Huduts Baru 3 Baqa’ Allah Kekal Fana’ Lenyap (hancur) 4 Mukhalafatu lil Hawaditsi Allah berbeda dengan Makhluk-Nya Mumatsalatul lil Hawaditsi Menyerupai makhluk-Nya 5 Qiyamuhu bi Nafsihi Allah Berdiri Sendiri Ikhtiyajuhu li Ghairihi Membutuhkan yang lain 6 Wahdaniyat Allah Maha Esa Ta’adud Lebih dari satu 7 Qudrat Allah Berkuasa ‘Ajzun Lemah 8 Iradat Allah Berkehendak Karahah Terpaksa 9 Ilmu Allah Mengetahui Jahlun Bodoh 10 Hayat Allah Hidup Maut Mati
LANJUTAN 11 Sama’ Allah Mendengar >< Shaman Tuli 12 Bashor Allah Melihat ‘Umyun Buta 13 Kalam Allah Berfirman Bukmun Bisu 14 Qadiran Allah Maha Berkehendak ‘Ajzan Yang lemah 15 Muridan Allah Maha Berkuasa Mukrahan Yang terpaksa 16 ‘Aliman Allah Maha Mengetahui Jahilan Yang bodoh 17 Hayyan Allah Mahahidup Mayyitan Yang mati 18 Sami’an Allah Maha Mendengar Ashman Yang tuli 19 Bashiran Allah Maha Melihat A’ma Yang buta 20 Mutakaliman Allah Maha Berfirman Abkam Yang bisu
Sifat Nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah SWT Sifat Nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah SWT. Yang termasuk sifat ini hanya satu, yaitu sifat Wujud. Artinya, Wujud adalah Dzat Allah, bukan merupakan tambahan dari Dzat-Nya. Sifat Ma’ani adalah sifat yang dapat digambarkan oleh akar pikiran manusia, dapat dianalogikan dengan indera dan kemampuan manusia serta dapat meyakinkan karena kebenarannya dapat dibuktikan melalui panca indera. Jumlah sifat Ma’ani ada 7, yaitu: Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar dan Kalam Sifat Salbiyah adalah sifat yang mengingkari dan menolak adanya sifat yang lain. Sifat-sifat yang termasuk kelompok sifat Salbiyah adalah Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil Hawaditsi, Qiyamuhu bi Nafsihi dan Wahdaniyat. No Sifat Ma’ani Pengertian Sifat Ma’nawiyah 1 Qudrat Allah Berkuasa Qadiran Allah Mahakuasa 2 Iradat Allah Berkehendak Muridan Allah Maha Berkehendak 3 Ilmu Allah Mengetahui ‘Aliman Allah Maha Mengetahui 4 Hayat Allah Hidup Hayyan Allah Mahahidup 5 Sama’ Allah Mendengar Sami’an Allah Maha Mendengar 6 Basher Allah Melihat Bashiran Allah Maha Melihat 7 Kalam Allah Berfirman Mutakaliman Allah Maha Berfirman
FUNGSI IMAN KEPADA ALLAH Dapat menyelamatkan seseorang dari segala sesuatu yang menimpa dirinya karena orang yang beriman akan ditolong Allah. Hati menjadi tenang, tidak gelisah. Dapat mendatangkan keuntungan. Karena orang yang tidak beriman akan selalu berada dlam kerugian. Sebagai pengendali perilaku yang dilarang Allah. Untuk mendorong seseorang dalam beribadah kepada Allah. Sebagai penyesuai diri bahwa pada hakikatnya manusia adalah lemah dan tidak berkekuatan jika dibandingkan dengan Allah. Dapat mempertebal keyakinan akan kekuasaan dan ke-Esaan Allah.
TERIMA KASIH SYUKRON JAZIILAN SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT. AMIIN TERIMA KASIH SYUKRON JAZIILAN