“DAVID AUSUBEL : BELAJAR BERMAKNA” STRATEGI BELAJAR MENGAJAR “DAVID AUSUBEL : BELAJAR BERMAKNA” BY KELOMPOK III
KELOMPOK III ARDI INDRANATA TJ AZWAR ANNAS DANDU EPRIE EPRI TRISMAN HENDRA KURNIAWAN IMENG M. KHUWAZAKI OKPRIN RUPI FIOLENTA SITINDAON
PENDAHULUAN David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. inilah yang membedakan Ausubel dari teoriawan – teoriawan lainnya yang hanya berlatar belakang psikologi, tetapi teori – teori mereka diterjemahkan dari dunia psikologi ke dalam penerapan pendidikan .
Dalam bab ini akan di bahas adalah : A. Belajar menurut Ausubel Belajar bermakna Belajar hafalan Subsumsi dan subsumsi obliternatif Variabel – variabel yang mempengaruhi belajar penerimaan bermakna B. Menerakan teori Ausubel dalam mengajar Pengatur awal (Advance Organizer) Diferensiasi progesif Belajar superordinat Penyesuaian integratif C. Peta konsep Apakah peta konsep itu ? Ciri – ciri peta konsep Menyusun peta konsep Kegunaan peta konsep
Siswa dapat mengasimilasi materi pelajaran A. Belajar menurut Ausubel Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, seperti pada gambar di bawah ini : Siswa dapat mengasimilasi materi pelajaran Secara penerimaan 1. Materi disajikan dalam bentuk final 1. Materi disajikan dalam bentuk final . 2. Siswa menghafal materi yang disajikan 2. Siswa memasukkan materi ke dalam bentuk kognitif . Secara penemuan 1. Materi ditemukan oleh siswa 1. Siswa menemukan materi . 2. Siswa mengahafal materi 2. Siswa memasukkan materi ke dalam struktur kognitif. Hafalan Bermakna
2. Belajar Hafalan Bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep – konsep relevan , maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Bila tidak ada usaha untuk mengasilmilasikan pengetahuan baru pada konsep – konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan.
1. Belajar bermakna Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep – konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
3. Subsumsi dan subsumsi oblitertif Dalam belajar bermakna subsumer mempunyai peranan interaktif , memperlancar gerakan informasi yang relevan melalui penghalang – penghalang perseptual dan menyediakan suatu kaitan antara informasi yang baru diterima dan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelunya. Menurut Ausubel, terjadi subsumsi obliteratif ( subsumsi yang telah rusak) , ini tidak berarti subsumer yang tinggal kembali pada keadaan sebelum terjadi proses subsumsi.
Menurut Ausubel dan Novak, ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu : Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat di ingat. Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari subsymer – subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip. Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif, meninggalkan efek residual pada subsumer, sehingga mempermudah belajar hal – hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.
4. Variabel – variabel yang mempengaruhi belajar penerimaan bermakna. Faktor – faktor utama yang mempengaruhi belajar penerimaan bermakna adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang tertentu. Prasyarat – prasyarat dari belajar bermakna adalah sebagai berikut : Materi yang dipelajari harus bermakna secara potensial. Siswa yang akan belajar harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna, jadi anak tsb sudah mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna. Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung pada dua faktor yaitu sebagai berikut : Materi itu harus memiliki kebermaknaan logis. Gagasan – gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa .
B. Menerapkan teori Ausubel dalam mengajar. Pernyataan Ausubel dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology : A Cognitif View” adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian. PenyataanAusubel inilah yang menjadi inti teori belajarnya. Dalam menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan .
Pengatur awal. Pengatur awal mengarahkan pada siswa ke materi yang akan mereka pelajari. 2. Diferensiasi Progresif Guru mengajar konsep – konsep dari umum ke khusus. 3. Belajar superordinat Terjadi bila konsep – konsep yang telah dipelajari sebelumnya sebagai unsur – unsur dari suatu konsep yang lebih luas, lebih inklusif. 4. Penyesuaian integratif Untuk mencapai penyesuaian integratif, materi pelajaran hendaknya di susun sedemikian rupa sehingga kita menggerakkan hirearki – hirearki konsepsual selama informasi disajikan.
C. Peta Konsep Apakah peta konsep itu ??? Peta konsep adalah untuk menyatakan hubungan bermakna antara konsep – konsep dalam bentuk proporsi – proporsi. Proporsi – proporsi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata dalam satu unit sematik.
2. Ciri – Ciri Peta Konsep Peta konsep ialah suatu cara utuk memperlihatkan konsep – konsep dan proporsi – proporsi suatu bidang studi. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar 2 dimensi dari suatu bidang studi atau suatu dari bagian bidang studi. Cara menyatakan hubungan antara konsep – konsep. Tentang hirearki .
3. Menyusun Peta Konsep Langkah – langkah : Pilihlah suatu bacaan dari buku pelajaran. Tentukan konsep – konsep yang relevan. Urutkan konsep – konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh – contoh. Susunlah konsep – konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling inklusif ke konsep yang tidak inklusif. Hubungkanlah kosep itu dengan kata – kata penghubung. Adapun CONTOHnya adalah sebagai berikut.
4. Kegunaan peta konsep Menyelidiki apa yang telah di ketahui siswa. Mempelajari cara belajar. Mengungkapkan konsepsi salah. Alat evaluasi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH