Pertemuan 8 Transformasi Linier 4.2 bilqis.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Translasi Rotasi Refleksi Dilatasi
Advertisements

Bilqis1 Pertemuan bilqis2 Himpunan bilqis3 Definisi: himpunan (set) adalah kumpulan obyek-obyek tidak urut (unordered) Obyek dalam himpunan disebut.
Pertemuan 4 Teori Dualitas bilqis.
PERTEMUAN KE-2 Penggunaan Matriks dan Transformasi Linear dalam
Pertemuan 4 Vektor 2 dan 3 Dimensi bilqis.
Bilqis1 Pertemuan bilqis2 The Basics of Counting.
Pertemuan 3 Determinan bilqis.
Bilqis1 Pertemuan 2. bilqis2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa diharapkan : – Mengetahui definisi Matriks – Dapat.
Pertemuan bilqis.
PERTEMUAN 1 bilqis.
Bilqis1 Pertemuan bilqis2 Sequences and Summations Deret (urutan) dan Penjumlahan.
Pertemuan 3 Metnum 2011 Bilqis. bilqis2 Berbedaan Akolade dan Terbuka M. Akolade  –Konvergen  krn penerapan metoda berulang kali akan mendekati akar.
Pertemuan 7 Metnum 2011 Bilqis
Pertemuan 6 Metnum 2011 Bilqis
TRANSFORMASI LINIER II
Transformasi Linier.
Materi Kuliah Kalkulus II
Bilqis1 Pertemuan 2. bilqis2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa diharapkan : – Mengetahui definisi Matriks – Dapat.
TRANSFORMASI GEOMETRI
Transformasi geometri.  Pemindahan objek (titik, garis, bidang datar) pada bidang.  Perubahan yang (mungkin) terjadi: Kedudukan / letak Arah Ukuran.
INTEGRAL PERMUKAAN.
ALJABAR MATRIKS pertemuan 10 Oleh : L1153 Halim Agung,S.Kom
Ortogonal.
Bab 5 TRANSFORMASI.
Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA
Transformasi Linier.
Transformasi Geometri 2 Dimensi
1 Matrix & Transformasi Linear TONY HARTONO BAGIO 2004.
TRANSFORMASI GEOMETRI.
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
Koordinat Kartesius, Koordinat Bola, dan Koordinat Tabung
TRANSFORMASI LINIER.
Kalkulus Vektor Pertemuan 13, 14, 15, & 16
Matakuliah : Kalkulus II
Selamat Bertemu Kembali
INTEGRAL PERMUKAAN.
BAB X TRANSFORMASI LINIER.
TRANSFORMASI 2D.
P. X w A B B v v+w v+w w v v v+w w v -v v-w v v v-w -w w w
Transformasi Geometri Sederhana
Transformasi Geometri Sederhana
BAB 5: Sistem Persamaan Linier (SPL)
TRANSFORMASI Created By : Kelompok 3
GEOMETRI Probolinggo SMK Negeri 2 SUDUT DAN BIDANG.
PERKALIAN VEKTOR Di sini ditanyakan apa yang dimaksud dengan fisika.
Transformasi geometri
dan Transformasi Linear dalam
DETERMINAN Ronny Susetyoko Matematika 1.
TRANSFORMASI LINIER II
P. XIV RUANG-RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Transformasi MENU NAMA: ERFIKA YANTI NIM:
Aljabar Linear Elementer
Transformasi (Refleksi).
SISTEM KOORDINAT SILINDER
Transformasi Linier.
Vektor Standar Kompetensi:
TRANSFORMASI LINEAR  Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pengampu : Abdul Aziz Saefudin, M.Pd   Disusun oleh : Kelompok 7 Kelas.
SOAL RUANG VEKTOR BUDI DARMA SETIAWAN.
PENJUMLAHAN BESARAN VEKTOR
Kelas 1.C Nina Ariani Juarna Ghia Mugia Wilujeng Faujiah Lulu Kamilah.
VEKTOR.
Peta Konsep. Peta Konsep C. Penerapan Matriks pada Transformasi.
Peta Konsep. Peta Konsep A. Komposisi Transformasi.
ULANGAN SELAMAT BEKERJA Mata Pelajaran : Matematika
PERTEMUAN 8 TRANSFORMASI LINIER.
Vektor Proyeksi dari
Peta Konsep. Peta Konsep A. Komposisi Transformasi.
Pengertian Notasi Akar dan Pangkat Daerah Buka
Transcript presentasi:

Pertemuan 8 Transformasi Linier 4.2 bilqis

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa diharapkan : Dapat mengetahui matriks-matriks yang digunakan untuk transformasi linier Dapat mengetahui aplikasi transformasi linier bilqis

Pemetaan (mapping) dari himpunan A ke himpunan B Fungsi: Pemetaan (mapping) dari himpunan A ke himpunan B f A B b a Notasi f : A  B Himpunan A disebut DOMAIN(f) Himpunan B disebut CODOMAIN(f) Tiap elemen A dipasangkan dengan (associated with) satu elemen B Himpunan semua elemen b yang punya pasangan di A disebut RANGE(f) Notasi f(a) = b, b disebut bayangan (image) dari a bilqis

f : Rn  Rm disebut transformasi dan ditulis T : Rn  Rm T adalah transformasi linier jika T(u + v) = T(u) + T(v) penjumlahan dua vektor T(cu) = cT(u) perkalian skalar dengan vektor Catatan: u, v vektor-vektor di Ruang-n c adalah skalar T(u + v), T(u), T(v), T(cu), cT(u) vektor-vektor di Ruang-m bilqis

T(u + v) = T(u) + T(v) penambahan vektor T : Rn  Rm T adalah transformasi linier jika T(u + v) = T(u) + T(v) penambahan vektor T(cu) = cT(u) perkalian skalar dengan vektor Catatan: u, v vektor-vektor di Ruang-n, c adalah skalar T(u + v), T(u), T(v), T(cu), cT(u) vektor-vektor di Ruang-m T Rn Rm T(u) T(v) T(u+v) T(cu) u v u+v cu bilqis

Ex 1 hal 182 bilqis

bilqis

bilqis

bilqis

bilqis

bilqis

bilqis

bilqis

Transformasi T dapat “digantikan” oleh perkalian matrix T : Rn  Rm Transformasi T dapat “digantikan” oleh perkalian matrix (matrix A berukuran m x n) (x1, x2, x3, …, xn)  (w1, w2, …, wm) jika x = (x1, x2, x2, …, xn)T dan w = (w1, w2, …, wm)T maka transformasi dapat “digantikan” dengan persamaan: Ax = w di mana A disebut matriks standar untuk transformasi linier T bilqis

Bilqis 5.10 bilqis

bilqis

Ex 2 hal 183 bilqis

Pencerminan operator ilustrasi pencerminan terhadap sumbu-x (x, y) (w1, w2) persamaan matriks standar w1 = x = 1x + 0y 1 0 w2 = – y = 0x + (–1)y 0 – 1 bilqis

Pencerminan operator ilustrasi pencerminan terhadap garis y = x (w1, w2) (x, y) persamaan matriks standar w1 = y = 0x + 1y 0 1 w2 = x = 1x + 0y 1 0 bilqis

Pencerminan operator ilustrasi pencerminan terhadap bidang xy z persamaan matriks standar w1 = x = 1x + 0y + 0z 1 0 0 w2 = y = 0x + 1y + 0z 0 1 0 w3 = –z = 0x + 0y + (–1)z 0 0 –1 bilqis

Pencerminan operator ilustrasi pencerminan terhadap bidang xz z (x, –y, z) (x, y, z) y x persamaan matriks standar w1 = x = 1x + 0y + 0z 1 0 0 w2 = y = 0x + (–1)y + 0z 0 –1 0 w3 = –z = 0x + 0y + 1z 0 0 1 bilqis

Pencerminan operator ilustrasi pencerminan terhadap bidang yz z (– x, y, z) (x, y, z) y x persamaan matriks standar w1 = x = –1x + 0y + 0z –1 0 0 w2 = y = 0x + 1y + 0z 0 1 0 w3 = –z = 0x + 0y + 1z 0 0 1 bilqis

Proyeksi Ortogonal operator ilustrasi (x, y) (w1, w2) = (x, 0) pada sumbu-x (x, y) (w1, w2) = (x, 0) persamaan matriks standar w1 = x = 1x + 0y 1 0 w2 = 0 = 0x + 0y 0 0 bilqis

Proyeksi Ortogonal operator ilustrasi (w1, w2) = (0, y) (x, y) pada sumbu-y (w1, w2) = (0, y) (x, y) persamaan matriks standar w1 = 0 = 0x + 0y 0 0 w2 = y = 0x + 1y 0 1 bilqis

Proyeksi Ortogonal operator ilustrasi proyeksi ortogonal pada bidang xy z (x, y, z) y (x, y, 0) x persamaan matriks standar w1 = x = 1x + 0y + 0z 1 0 0 w2 = y = 0x + 1y + 0z 0 1 0 w3 = –z = 0x + 0y + 0z 0 0 0 bilqis

Proyeksi Ortogonal operator ilustrasi proyeksi ortogonal z pada bidang xz z (x, y, z) (x, 0, z) y x persamaan matriks standar w1 = x = 1x + 0y + 0z 1 0 0 w2 = y = 0x + 0y + 0z 0 0 0 w3 = –z = 0x + 0y + 1z 0 0 1 bilqis

Proyeksi Ortogonal operator ilustrasi proyeksi ortogonal pada bidang yz z (0, y, z) (x, y, z) y x persamaan matriks standar w1 = x = 0x + 0y + 0z 0 0 0 w2 = y = 0x + 1y + 0z 0 1 0 w3 = –z = 0x + 0y + 1z 0 0 1 bilqis

Rotasi operator ilustrasi (w1, w2) (x, y) persamaan matriks standar rotasi dengan sudut rotasi Ө (w1, w2) Ө (x, y) persamaan matriks standar w1 = x cos Ө – y sin Ө x cos Ө – y sin Ө w2 = x sin Ө + y cos Ө x sin Ө y cos Ө bilqis

Rotasi operator ilustrasi rotasi melawan arah jarum jam dengan sumbu rotasi z positif dan sudut rotasi  z y (w1, w2, w3) (x, y, z) x persamaan matriks standar w1 = (cos ) x + (–sin ) y + 0z cos  –sin  0 w2 = (sin ) x + (cos ) y + 0z sin  cos  0 w3 = 0x + 0y + 1z 0 0 1 bilqis

Rotasi operator ilustrasi rotasi melawan arah jarum jam dengan sumbu rotasi z positif dan sudut rotasi  z (x, y, z)  y (w1, w2, w3) x persamaan matriks standar w1 = (cos ) x + (–sin ) y + 0z cos  0 sin  w2 = (sin ) x + (cos ) y + 0z 0 1 0 w3 = 0x + 0y + 1z –sin  0 cos  bilqis

Rotasi operator ilustrasi rotasi melawan arah jarum jam dengan sumbu rotasi z positif dan sudut rotasi  z (x, y, z) (w1, w2, w3)  y x persamaan matriks standar w1 = (cos ) x + (–sin ) y + 0z cos  –sin  0 w2 = (sin ) x + (cos ) y + 0z sin  cos  0 w3 = 0x + 0y + 1z 0 0 1 bilqis

Kontraksi operator ilustrasi Kontraksi ( penyusutan) dengan faktor 0  k  1 z (x, y, z) (w1, w2, w3) y x persamaan matriks standar w1 = kx + 0y + 0z k 0 0 w2 = 0x + ky + 0z 0 k 0 w3 = 0x + 0y + kz 0 0 k bilqis

Dilasi operator ilustrasi Dilasi (pemuaian/perbesaran) dengan faktor k > 1 z (w1, w2, w3) (x, y, z) y x persamaan matriks standar w1 = kx + 0y + 0z k 0 0 w2 = 0x + ky + 0z 0 k 0 w3 = 0x + 0y + kz 0 0 k bilqis

bilqis

bilqis

bilqis

Komposisi dua transformasi: u v w T1 T2 T2 ° T1 v = T1(u) w = T2(v) = T2(T1(u)) = ( T2 ° T1 ) (u) bilqis

Komposisi dua transformasi: u v w T1 T2 T2 ° T1 Matriks standar untuk T1 = A1 Matriks standar untuk T2 = A2 Matriks standar untuk T2 ° T1 = (A2)(A1) bilqis

Komposisi dua / lebih transformasi: Tr ° T r-1 ° ……..T2 ° T1 Contoh: u = (–3, 4) T1 refleksi terhadap sumbu-y A1 = -1 0 0 1 T2 proyeksi ortogonal pada sumbu-x A2 = 1 0 0 0 Hasilnya : (3, 0) ? (cek dengan menghitung dan menggambar) bilqis

Komposisi dua / lebih transformasi: Contoh: u = –3 4 T1 refleksi terhadap sumbu-y A1 = -1 0 A1u = v = 3 0 1 4 T2 proyeksi ortogonal pada sumbu-x A2 = 1 0 A2 v = w = 3 0 0 0 A2  A1 = –1 0 (A2  A1 ) u = 3 0 0 0 bilqis

bilqis

Ex 7 hal 193 bilqis

Ex 8 hal 194 bilqis

Ex. 5 hal 202 bilqis

PR 4.2 2,a 2.D 3 4.D 6.D 7.B 8.B 9.C 12.B 13.b bilqis