BAB 11 PERILAKU MANUSIA
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan, yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan dan minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling dasar. 2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, dan pertentangan. 3. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. 4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. 5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi, kebutuhan untuk berpendapat, mengemukakan ide-ide, memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu. Menurut Abraham Maslow, persentase tingkat pemenuhan dari kelima hirarki kebutuhan manusia tersebut pada orang dewasa berbeda-beda.
Menurut David McClelland, menyatakan bahwa terdapat tiga macam kebutuhan manusia, yaitu 1. Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk melakukan suatu prestasi. 2. Need for affiliation, yaitu kebutuhan untuk bersama orang lain, melakukan sesuatu yang tidak merugikan orang lain. 3. Need of power, yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk memiliki pengaruh kepada orang lain. Dalam rangka memahami kebutuhan manusia, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Lingkungan. 2. Insentif, tujuan manusia itu sendiri 3. Dorongan internal yang berupa motivasi.
Motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri seseorang. Menurut Charles Darwin, tindakan manusia terkadang merupakan insting yang timbul secara alami. Dengan demikian tidak semua tingkah laku manusia dapat direncanakan sebelumnya dan dapat dikontrol oleh pikirannya. Menurut Clark L. Hull, motivasi seseorang ditentukan oleh kebutuhan dalam dirinya dan kebiasaan yang dilakukannya. Contohnya seorang konsumen yang merasa puas membeli barang di toko A akan memotivasinya untuk belanja di toko A lagi.
Faktor-faktor yg menentukan perkembangan kepribadian: 1. Warisan biologis (keturunan). 2. Lingkungan fisik. 3. Kebudayaan. 4. Pengalaman kelompok. 5. Pengalaman unik. Menurut Mangkunegara, kepribadian seseorang juga sangat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal dirinya. Faktor internal adalah seperti keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan alam, lingkungan fisik. Faktor eksternal adalah seperti IQ, ES, SQ, motivasi. Kepribadian Remaja G. Stanley Hall menyebut masa remaja ini dengan istilah storm & stress, masa badai dan tekanan. Arnett (1999) menjelaskan tiga elemen dasar selama masa badai dan tekanan ini: 1. Konflik dengan orang tua (anak melawan larangan orang tua, mis: tentang kesopanan dalam penampilan, pacaran, pulang larut malam, dll) 2. Gangguan suasana hati 3. Kecenderungan terjadinya tingkah laku yang beresiko
1. Kepribadiannya belum matang (immaturity). Anak remaja sedang mencari siapa dirinya (who am I). Berkaitan dengan pencarian identitas ini, beberapa permasalahan umum yang dialami remaja. Anak remaja (12-20 thn) sedang mengalami transisi, dari anak-anak menjadi dewasa. Anak remaja mengalami perubahan (fisik, kognitif, kepribadian dan sosial). Ciri remaja: 1. Kepribadiannya belum matang (immaturity). 2. Ada keragu-raguan (indecisiveness) dalam mengambil keputusan. 3. Kurang percaya diri (harga diri rendah) 4. Kurang mampu mengontrol emosi dan perilaku 5. Remaja mudah dipengaruhi oleh lingkungan (positif atau negatif) Positif: kegiatan lomba ilmiah Negatif: terlibat tawuran, penggunaan narkoba
Peribahasa Negeri Tiongkok mengatakan bahwa: Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia akan belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia akan belajar menyesali. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia akan bijaksana. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia akan belajar menyenangi dirinya. Kepribadian dewasa Menurut G.W. Allport, kepribadian yang dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Extention of the self (tidak egois / egosentris) 2. Self Obyektivication (dapat menilai secara obyektif) 3. Self of humor (dapat menyenangkan orang lain) 4. Unifying of philosophy of life (mempunyai falsafah hidup yang jelas)