EVALUASI KURIKULUM PK750 HANSISWANY KAMARGA
Pengembangan Kriteria dan Fungsinya Dalam melaksanakan evaluasi harus diperhatikan : Akuntabilitas Peristiwa yang dievaluasi bukan peristiwa sesaat dan tidak mempunyai dampak Kriteria yang dikembangkan Fungsi Kriteria : Agar evaluator dapat memberikan pertimbangan nilai dan harga kurikulum yang sedang dievaluasi Dapat memberi pertimbangan terhadap komponen-komponen kurikulum yang masih memerlukan perbaikan
Landasan Pengelompokan Pengembangan Kriteria Hubungan antara kurikulum dengan evaluasi posisi sumber kriteria terhadap kurikulum : Kriteria berasal dari kurikulum Kriteria berasal dari luar kurikulum Kriteria berasal dari keduanya Waktu pada saat dimana kriteria dikembangkan: Ditetapkan sejak awal Ditetapkan sejak awal tetapi kemudian berubah pada waktu di lapangan Ditetapkan ketika telah berada di lapangan
Atas dasar landasan pengelompokan dikembangkan 4 kelompok pengembang kriteria Pre-Ordinate Approach Fidelity Approach Mutually Adaptive Approach Process Approach
Pre-Ordinate Approach Karakteristik : Kriteria ditetapkan pada waktu kegiatan evaluasi belum dilaksanakan (sejak awal) dan bersifat mengikat dari awal hingga akhir Kriteria dikembangkan berdasarkan sesuatu yang telah baku (berasal dari luar kurikulum) dan berlaku umum, tidak berdasarkan karakteristik kurikulum yang dievaluasi Evaluasi kurikulum dengan kriteria pre-ordinate lebih banyak mengevaluasi terhadap hasil, meski tidak tertutup kemungkinan melakukan evaluasi terhadap implementasi Kekuatan : pendekatan ini kriterianya jelas dan baku sehingga hasil evaluasi kurikulum memenuhi standar yang sama Kelemahan : Tidak seluruh karakteristik kurikulum dievaluasi (hanya yang bersifat umum) Tidak dapat melihat kelemahan kurikulum itu secara utuh
Pre-Ordinate Approach UCLES (University of Cambridge Local Examination Syndicates) : mengembangkan alat evaluasi melaksanakan ujian memeriksa hasil Menentukan tingkat kemajuan sekolah SEKOLAH : KURIKULUM PROSES HASIL Ujian masuk universitas
Fidelity Approach Karakteristik : Kriteria ditetapkan pada waktu kegiatan evaluasi belum dilaksanakan (sejak awal) Kriteria dikembangkan dari kurikulum itu sendiri (kriteria berasal dari kurikulum) ; dapat dikembangkan dari tujuan, materi, proses, semua hal-hal yang diunggulkan dari suatu kurikulum yang dievaluasi Pendekatan fidelity banyak digunakan karena berhubungan langsung dengan kurikulum yang dievaluasi dan hasilnya terasa terhadap kurikulum tersebut Kosekuensi menggunakan pendekatan ini dalam hal menetapkan kriteria evaluator harus menguasai kurikulum tersebut dan memahami apa yang diinginkan oleh pengembang kurikulumnya Kekuatan : Hasil yang diberikan benar-benar dapat menggambarkan keadaan kurikulum itu sendiri Informasi yang dikumpulkan evaluator langsung dapat digunakan oleh para pengambil keputusan Kelemahan : evaluator tidak dapat membandingkan dua kurikulum atau lebih; hanya dapat melakukan evaluasi terhadap satu kurikulum saja
Fidelity Approach KURIKULUM (intended) Kriteria dikembangkan berdasarkan persepsi pengembang kurikulum Dokumen dikaji : apakah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Proses dikaji : bagaimana pelaksanaannya LAPANGAN implementasi HASIL
Mutually Adaptive Approach Karakteristik : Kriteria ditetapkan sejak awal tetapi kemudian berubah pada waktu di lapangan Kriteria dikembangkan dari karakteristik kurikulum itu sendiri dan dari luar kurikulum (lapangan) Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah suatu kurikulum baru terjadi implementasi apabila apa yang diinginkan oleh kurikulum dan apa yang diinginkan oleh pelaksana kurikulum dapat bertemu Kurikulum bukan berarti tidak boleh berubah modifikasi yang tidak mengubah karakter utama kurikulum; sehingga implementasi memperhatikan : Profesionalisme guru Kondisi atau kebutuhan lapangan
Mutually Adaptive Approach Keuntungan : evaluator lebih leluasa dalam menggunakan berbagai sumber kriteria & evaluator memperoleh gambaran lebih lengkap sehingga pertimbangan yang diberikan lebih baik Konsekuensi : Kurikulum yang dievaluasi tidak hanya berdasarkan apa yang dimiliki tetapi juga kontribusi terhadap sekitar Evaluator harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai berbagai kriteria Persyaratan : Kriteria yang digunakan bersifat umum Informasi berdasarkan kriteria umum dipakai untuk memberi pertimbangan tentang nilai masing-masing kurikulum Kriteria umum baru memperoleh makna bila diperhitungkan dengan fakta masing-masing kurikulum
Mutually Adaptive Approach KURIKULUM (intended) Lingkungan adaptif untuk siswa Memperkuat keterampilan dasar kognitif Kontrol dari siswa sendiri Pelaksanaan karakteristik utama : CAT (cognitive ability test) WRAT (wide range ability test) MAT (metropolitan achievement test) IMPLEMENTASI kriteria LAPANGAN Modifikasi : Keadaan kelas Pembagian waktu Prosedur pemberian tugas Monitoring Self-pace Kehadiran siswa
Process Approach Karakteristik : Kriteria ditetapkan setelah evaluator berada di lapangan Kriteria dikembangkan dengan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi pelaksana kurikulum di lapangan Pendekatan proses dalam mengembangkan kriteria evaluasi kurikulum berkembang atas dasar tradisi naturalistic inquiry kualitatif Guru sebagai tolok ukur keberhasilan diukur menurut guru bukan menurut kurikulumnya Secara teknis sukar dilakukan secara besar-besaran case study Merupakan pendekatan yang paling riil di lapangan tapi paling labil Konsekuensi : Tugas evaluator lebih berat, harus sensitif & banyak berdialog Evaluator menjadi pengamat yang tajam Evaluator menjadi instrumen hidup sebelum kriteria dan alat evaluasi dikembangkan