AKU INGIN DEKAT DENGAN ALLAH SWT
RENUNGKAN Kedekatan diri kita kepada Allah akan membawa ketenangan, sebaliknya menjauhkan diri dari Allah akan membuat jiwa gelisah, hampa, dan galau. Namun, banyak orang yang keliru dalam mencari jalan menuju ketenangan hidup dengan menganggap harta, tahta dan obat penenang sebagai jalan menuju ketenangan.
RENUNGKAN Hakikat ketenangan hidup adalah pada saat kita dekat, semakin dekat, dan begitu dekat dengan Allah SWT. Dalam keadaan bagaimanapun seseorang yang dekat dengan Allah SWT akan menemukan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman hidup yang sejati. Menyebut Nama Allah, mengindahkan nama-nama-Nya, dan mengamalkan keindahan makna Nama-nama Allah dapat menjadi salah satu alternatif cara untuk lebih dekat dengan-Nya.
CINTA SEJATI KEDEKATAN SESEORANG KEPADA YANG DICINTAI DIAWALI DARI SERINGNYA SESEORANG DALAM MENYEBUT NAMA YANG DICINTAI KEMUDIAN BERUSAHA SUNGGUH-SUNGGUH MENGERJAKAN PERINTAH YANG DICINTAI.
INGAT DAN PAHAMI “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Hasyr (59) : 24)
INGAT DAN PAHAMI “Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf (7) : 180)
INGAT DAN PAHAMI “Dari Au Hrairah ra Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (HR Bukhari)
PENGERTIAN ASMAUL HUSNA Secara Bahasa artinya nama-nama yang baik dan indah Secara istilah Nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki Allah, Sebagai bukti keagungan-Nya. وَلِلَّهِ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا ( الأعراف : 180 ) Hanya milik Allah Asma’ Al-Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ Al-Husna itu إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلا وَاحِدًا إِنَّهُ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, Dia ganjil dan mencintai yang ganjil, barangsiapa menghafalnya, maka ia akan masuk surga (H.R. Ibnu Majah)
RENUNGKAN MANUSIA MEMILIKI KEINGINAN BERPERILAKU BAIK DAN DIPERLAKUKAN BAIK (AL-KARIM) MANUSIA MEMILIKI KEINGINAN MEMBELA KEBENARAN DAN TIDAK SUKA TERHADAP KEJAHATAN (AL-MUKMIN) MANUSIA MEMILIKI KEINGINAN UNTUK BERUSAHA DAN BERDOA SERTA MENYERAAHKAN HASILNYA PADA KETENTUAN ALLAH (AL-WAKIL) MANUSIA MEMILIKI KEINGINAN KUAT DALAM MEMPERTAHANKAN DAN MEMBELA KEBENARAN (AL-MATIIN) MANUSIA MEMILIKI KEINGINAN BERBUAT ADIL DAN DIPERLAKUKAN ADIL (AL-ADL) MANUSIA MEMILIKI KEINGINAN UNTUK HIDUP BERSAMA DAN TIDAK BISA HIDUP SENDIRIAN (AL-JAMI’) MANUSIA MEMILIKI KEINGINAN HIDUPNYA BERAKHIR DENGAN BAIK (AL-AKHIR)
اَلْكَرِيْمُ Al-Karim (Yang Maha Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah) Al-Karim diartikan sebagai Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau rezeki kepada semua mahkluk-Nya. Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya tanpa pandang bulu baik manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk yang lain. Allah sangat banyak memiliki kebaikan, Maha pemurah, pemberi nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta maupun tidak.
اَلْمُؤْمِنُ Al-Mukmin (Maha Memberi Keamanan dan Maha Tepercaya) Allah sebagai Maha Pemberi rasa aman bagi makhluk ciptaan-Nya dari perbuatan zalim. Allah adalah sumber rasa aman Allah Maha tepercaya dalam menepati janji-Nya (memberi ganjaran terhadap yang taat dan menghukum terhadap pelaku maksiat).
اَلْوَكِيْلُ Al-Wakil (Yang Maha Pemelihara atau Yang Maha Tepercaya) Allah memelihara dan menyelesaikan segala urusan yang diserahkan oleh hamba kepada-Nya tanpa membiarkan apapun terbengkalai. Allah mengurus segala urusan hamba-Nya dan memudahkan segala yang dibutuhkan oleh mereka. Allah sebagai tempat segala perkara/persoalan diwakilkan atau dipercayakan kepada-Nya. Ketika kita menjadikan Allah sebagai wakil mengandung maksud menyerahkan segala persoalan kepada-Nya, tentunya setelah usaha penuh kesungguhan.
اَلْمَتِيْنُ Al-Matiin (Maha Kokoh/Kuat) Allah adalah Dzat yang Maha Kokoh dalam kekuasaan-Nya. Allah adalah Dzat yang maha kuat dalam pendirian-Nya. ketika Allah bersikukuh dalam memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya, maka tidak ada apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk sampai kepada hamba-Nya yang telah dikehendakinya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang mampu mencegah azab-Nya jika Allah ingin menurunkan azab kepada seseorang atau kelompok tertentu. Allah adalah Dzat yang maha teguh dalam janji-Nya.
اَلْجَمِيْعُ Al-Jami’ (Maha Mengumpulkan) Allah Maha Mengumpulkan, mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu baik yang serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang ghaib, yang terjangkau oleh manusia maupun yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya.
اَلْعَدْلُ Al-’Adlu (Maha Adil) Keadilan Allah SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi apapun dan siapapun. Allah Maha Adil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Maha Sempurna. Allah bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Maha Sempurna
اَلاَخِيْرُ Al-Akhir (Maha Akhir) Allah adalah Dzat Yang Maha Akhir. Allah SWT adalah Dzat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah SWT tetap ada dan kekal. Pemahaman tentang Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Akhir ini tidak bisa disamakan dengan pengertian bahwa Allah adalah akhir dari segala-galanya. Sebab, jika kita pahami dalam pengertian seperti ini, berarti Allah SWT juga berakhir, tetapi yang paling akhir.
MENELADANI ASMAUL HUSNA AL-KARIM Berupaya menjadi orang yang dermawan. Menumbuhkan rasa cinta yang dalam pada diri kita terhadap orang lain secara tulus. Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga, tamu dan orang lain. Menjadi seorang pemaaf
MENELADANI ASMAUL HUSNA AL-MUKMIN Senantiasa mengkampanyekan nilai-nilai kejujuran. Membina kehidupan yang tenang dengan tidak membuat onar, perkelahian, pertengkaran, tawuran, dan segala bentuk perbuatan yang meresahkan masyarakat.
MENELADANI ASMAUL HUSNA AL-WAKIL Melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan diniatkan untuk mencari ridla Allah. Menjalankan amanat yang diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Menghindari kemalasan dan menumbuhkan sifat bekerja keras, tekun dan ulet. Memasrahkan semua urusan kepada Allah setelah berusaha dan berdoa (Tawakal). Menanamkan tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas kita. Mau berintrospeksi diri dari sikap dan perilaku yang kita lakukan.
MENELADANI ASMAUL HUSNA AL-MATIIN Menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan setan atau iblis menyesatkan. Terus berusaha dan tidak putus asa dalam berusaha dan menghadapi cobaan. Memenuhi kebutuhan pribadi secara mandiri dan tidak manja Tidak menggantungkan kepada selain Allah dalam memenuhi kebutuhan. Selalu berpihak kepada kebenaran
MENELADANI ASMAUL HUSNA AL-JAMI’ Mau bekerjasama dengan orang lain. Hidup berdampingan secara harmonis dengan sesama manusia dan makhluk Allah yang lain. Menjaga pergaulan yang baik. Memperbanyak silaturahim.
MENELADANI ASMAUL HUSNA AL-’ADL Berbicara, bersikap, dan bertingkah dengan baik kepada siapapun. Tidak melakukan sesuatu yang didasari atas rasa marah, dendam, atau kepentingan diri sendiri. Kita harus bersyukur atas kebaikan Allah dan menerima tanpa prasangka atau keluhan atas apapun nasib kita yang tampaknya kurang baik. Tidak membeda-bedakan teman dalam pergaulan. Berupaya memandang suatu masalah dengan baik (husnudzan). Tidak mementingkan suatu kelompok atau golongan, tetapi berusaha berada di tengah-tengah agar tidak merugikan pihak-pihak yang bersangkutan Hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda
MENELADANI ASMAUL HUSNA AL-AKHIR Tidak sombong di hadapan manusia dan Allah. Berusaha menangguhkan segala sesuatu jika memang kurang bermanfaat. Tidak menunda-nunda tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggungjawab kita. Menghindari berbuat maksiat, kejahatan atau tindakan apa saja yang akan mendatangkan murka Allah. Tidak menyia-nyiakan waktu
MANFAAT ASMAUL HUSNA Sebagai media dzikir Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Sebagai pembuka doa Sebagai penenang hati
SUKRON KATSIRON