A 1 SURVEILANS CAMPAK 1.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Apakah Imunisasi itu ? Imunisasi ialah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Apakah tujuan dan gunanya ? Untuk.
Advertisements

INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IMUNISASI NASIONAL
Surveilans MERS-CoV di Wilayah
PERATURAN BUPATI NO 14 TAHUN 2012
Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
SURVEILANS TETANUS NEONATORUM.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) SURVEILANS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2012   DISUSUN OLEH : MAZKUR.
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
DASAR-DASAR PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
Surveilans Epidemiologi TOPIK 3
Dr. Ina Hernawati, MPH Direktur Bina Gizi Masyarakat
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
DINKES PROPINSI LAMPUNG
Bagian Program & Informasi Ditjen PP & PL
Bagian Program & Informasi Ditjen PP & PL
Ukuran Frekuensi Epidemiologi
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Pertemuan ke-11 Simpus Puskesmas Gambaran Umum Puskesmas
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SARS TOPIK 7
Sistem Kewaspadaan Dini KLB Gizi Buru
PEDOMAN SURVEILANS REDUKSI CAMPAK
PENGAMATAN KLB.
YUSLIANA NAINGGOLAN, SPD, M.KES
Dalam Penanggulangan Bencana
PRINSIP DASAR SURVEILANS
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN FORM LB-1
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KULIAH ONLINE Diskusi dan contoh beberapa masalah kesehatan OLEH
Penyakit Menular Campak
Campak / measles / morbillie
Ukuran Frekuensi Epidemiologi
IMUNISASI.
Gambaran Surveilans PD3I Di Provinsi Sumatera Utara
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Oleh : Sri Andriani SKM,M.Kes
Epidemiologi-Susanto, 2012
SURVEILANS LEPTOSPIROSIS
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
SURVEILANS DBD By Suharyo.
H. ASLI, S.Kep, M.Kes DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG.
Keterpaduan Surveilans AFP-Tetanus-Campak
By: drg. Elyda Akhya Afida M., MIPH
DASAR-DASAR PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
SURVEILANS TETANUS NEONATORUM
PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
DASAR-DASAR PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA dan MODEL PELACAKAN KEMATIAN IBU BAYI DAN BALITA Oleh Nugroho.
IMUNISASI DASAR SESUAI PROGRAM PEMERINTAH
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SURVEILANCE PENYAKIT DBD DI PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN
Dalam Penanggulangan Bencana
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Surveilans Epidemiologi Pemberantasan Penyakit
Surveilans Epidemiologi TOPIK 3
SURVEILANS KETIKA BENCANA
Penyakit Campak dan Strategi Pencegahan
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS
Herd immunity.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Transcript presentasi:

A 1 SURVEILANS CAMPAK 1

CAMPAK —Penyebab Kematian Utama Pada Anak-anak (CFR : 1-2/1000) Global Demam Kuning 2% Penyebab kematian 1.6 juta anak karena PD3I selama tahun 2000 Hib 22% Neonatal Tetanus 12% Campak 48% (777,000 deaths) Difteri 0.2% Pertusis 16% M E A S L E S 2 2

Masalah Penyakit Campak di Dunia dan di Asean – Laporan th 2000 GLOBAL: 831,597 kasus Asean: 61,975 kasus Source: WHO/V&B/02.20

Masalah kematian campak, di Dunia dan Asean, Laporan th 2002 GLOBAL: 777,000 kematian ASEAN: 202,000 kematian Source: WHO/V&B/02.20

94 % kematian kasus campak berasal dari 45 negara WHO/UNICEF Negara yang menjadi prioritas untuk menurunkan angka kematian campak 94 % kematian kasus campak berasal dari 45 negara

Alasan terjadinya insiden campak yang cukup tinggi di Indonesia Terjadinya KLB disebabkan tingginya Akumulasi populasi rentan Immune Susceptible 6

MEASLES SIA 2005 – 2007 Feb 2005 – Feb 2006 April 2006 August – Sept 2006 Februari 2007 Agustus 2007

Regional Strategic Plan 2006-2009 Goal Pada tahun 2009, angka kematian campak dapat diturunkan sebesar 90% dibandingkan tahun 2000 Tujuan Khusus : Coverage 1 dosis secara Nasional >90%, dan >80% di tingkat kabupaten pada tahun 2009 Semua KLB dilaporkan dan diivestigasi Individual record untuk semua kasus campak apabila catch-up campaigns sudah dilaksanakan diseluruh wilayah Melaksanakan imunisasi campak dosis kedua 8

Strategy untuk menurunkan angka kematian campak 1. Imunisasi rutin yg tinggi > 90% Reaching Every District strategy 2. Pemberian Imunisasi dosis kedua “Catch-up” campaign hanya satu kali “Follow-up” campaigns setiap 3-4 tahun (< 5) Campaigns dilaksanakan bersamaan dengan (Vit A, polio, TT, kelambu, etc.) Pemberian dosis kedua secara regular 3. Surveillance 4. Meningkatkan case management (Vitamin A - antibiotics) 9

A 1 SURVEILANS MEASLES 10

Tujuan Surveilans Campak Mengetahui perubahan epidemiologi campak (umur, status iminisasi, tempat, waktu)  masukan program imunisasi Mengidentifikasi populasi resiko tinggi Memprediksi dan mencegah terjadinya KLB campak Memantau kemajuan pemberantasan campak

STRATEGI SURVEILANS CAMPAK Integrasi Dengan Surveilans AFP dan TN Surveilans Aktif RS (HBS) Laporan bulanan puskesmas (form C-1) Penyelidikan KLB Pemeriksaan Laboratorium Peningkatan case management dengan pemberian vitamin A SKD – KLB Kasus Prakasus After school base immunization is continued the second dose immunization on school entry in the next year.

SURVEILANS CAMPAK (1) A. RUTIN Di PUSKESMAS Kasus  catat dalam formulir C1, cek di sekitar tempat tinggal penderita kemungkinan ada kasus lain.(Dapat ditanyakan kepada keluarga penderita atau nakes terdekat) 2. Di RUMAH SAKIT (Surveilans Aktif) Kasus yang ditemukan , catat dalam form C-1,disampaikan ke Puskesmas untuk pengecekan lapangan. Bila hasil pengecekan lapangan ditemukan ≥ 5 kasus campak dalam 3 minggu, maka dinyatakan sebagai KLB, selanjutnya dilakukan pelacakan KLB menggunakan Format C1 KLB. 3. Di KABUPATEN Setiap bulan laporan C1 Pusk dan RS direkap dlm form integrasi

SURVEILANS CAMPAK (2) B. KLB Definisi : 5 ks campak dlm 3 minggu mengelompok & punya hubungan epidemiology satu sama lain. Setiap KLB campak harus dilakukan PE dan pemeriksaan laboratorium darah untuk diagnosis dan urin untuk pemetaan virus Setiap KLB campak diberi nomor KLB. Setiap KLB campak segera dilaporkan untuk segera diambil darah dan urin oleh lab.

Clinical Course of Measles and Active Case Finding (Date) Rash minus 18 days is earliest possible exposure date Rash minus 4 days is probable start of infectiousness Enter here the date of the onset of rash Rash plus 4 days is probable end of infectiousness Communicable Period Incubation Period (7-18 days before Rash) Prodrome (about 4 days) Rash (about 4-8 days) -18 -17 -16 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 +8

Antibody Response to Measles Virus Infection 10 Virus Excretion IgG Relative levels of antibodies 8 6 4 IgM 2 -21 -14 -7 7 14 21 28 35 42 Days after rash onset Exposure Rash Onset

KLB CAMPAK Masukan kepada program Hasil penyelidikan mengetahui : Besar masalah Memprediksi penyebab KLB Masukan kepada program (Imunisasi, gizi, Pemda)

Analisa Data Di setiap tingkat dilakukan analisa data minimal : Kecendrungan kasus (SKD, evaluasi program) Spot map kasus campak dan KLB Map akumulasi populasi rentan Distribusi kasus kelompok umur dan berdasarkan status imunisasi

Evaluasi Pasca Campaign Kumpulkan data campak 1-3 thn sebelum campaign melalui : Review Register RS dan Puskesmas 3 thn sebelum campaign Review Laporan KLB 3 tahun sebelum KLB Bandingkan data sebelum campaign dan sesudah campaign

Penguatan Surveilans Campak Meningkatkan kelengkapan laporan melalui : Pertemuan berkala di setiap tingkat (memanfaatkan semua potensi) Umpan balik berjenjang minimal setiap 3 bulan Supportive supervisi (manfaatkan semua potensi)

A 1 CONTOH ANALISIS SEDERHANA CAMPAK

Campaign

Campaign Jumlah kasus dan cakupan Imunisasi Campak di Puskesmas….., Tahun (1989 - 2003) Campaign Measles case is measles case of routine and outbreak. EPI coverage is the measles vaccination coverage of the population under 1 year-old

= 1000 balita = 500 balita = 100 balita Jmlh Populasi rentan campak 5 tahun ( 2002 – 2006 ) Kabupaten : Banyuwangi = 500 balita = 100 balita Distribusi Kasus Campak Tahun 2006, Kabupaten : Banyuwangi Total kasus campak in 2004 = 29171, 1 titik = 50 kasus campak

Distribusi Balita Rentan dan Kasus Campak Per Kabupaten 2002-2006 Propinsi Kalsel Δ Δ = 500 balita rentan Δ = KLB Campak = 300 balita rentan = 50 kasus Campak = 200 balita rentan

Measles Outbreak 2005

Reported Measles Cases* by Provinces Indonesia, 2004 Total measles cases in 2004 = 29171 1 = 50 measles cases (Dots are randomly placed within province) *Source : Measles cases reported through routine surveillance (submitted by Indonesia for year 2004) Update as Feb 2006

Population immunity = 81% 500,000 bayi lahir Cakupan campak = 90% 450,000 di vaksinasi 50,000 tak divaksinasi plus vaccine efficacy = 90% 45,000 divaksinasi 405,000 kebal Tetapi tak kebal 405,000 kebal 95,000 rentan Population immunity = 81% PAHO Source: de Quadros, C.A., et al. (JAMA-January 17, 1996)

Status Imunisasi Penderita Campak di Propinsi Kalsel 2003-2006

Measles Insidence per 10.000 popupation by Age Group Indonesia 1997 - 2004 (Routine Data)

Distribusi kasus KLB campak menurut golongan umur dan status imunisasi Kalsel th 2005 Group of Age Immunization status *do not include missing data Data as of 01 November 2005

Terimakasih

Surveilans Campak DI PUSKESMAS (1) : Setiap kasus campak dicatat dlm form W2 dan C1 (Rutin) Form W2 untuk SKD, dikirim mingguan. Form C1, individual report, dikirim bulanan. Setiap KLB lakukan : Segera lapor ke Kabupaten Semua KLB Lakukan Penyelidikan dan ambil spesimen urin dan darah Semua hasil penyelidikan didokumentasikan Bila Kabupaten tidak ikut dalam pelacakan, maka hasil penyelidikan laporkan ke kabupaten. Buat absensi dan dokumentasi pengiriman laporan bulanan dan laporan KLB ke kabupaten.

Surveilans Campak DI PUSKESMAS (2) Lakukan Pengolahan data dalam bentuk : Distribusi kasus perdesa (Spot map) Kecendrungan kasus setiap minggu (Grafik mingguan) dan kecendrungan bulanan maupun tahunan Kelompok umur dan status imunisasi kasus (Grafik batang, pie ) Spotmap cakupan imunisasi campak Data kumulatif suceptible (anak yang tidak imunisasi) Lakukan Analisa Data Tentukan daerah Resiko tinggi Informasikan kepada pengelola program imunisasi Perketat pelaksanaan surveilans di daerah resiko tinggi Catatan : Di tingkat puskesmas, data campak adalah individual

Surveilans Campak DI RUMAH SAKIT : Kabupaten melaksanakan Surveilans aktif setiap minggu yg diintegrasikan dengan Surveilans AFP Bila ada kasus campak catat dalam form C-1

Surveilans Campak KABUPATEN (1) : Laporan C1 puskesmas dan laporan surveilans aktif RS direkap dalam laporan integrasi (Rutin) Buat absensi penerimaan laporan W2 Kirim laporan integrasi setiap bulan ke propinsi Setiap KLB lakukan : Segera lapor ke Propinsi Semua KLB Lakukan Penyelidikan dan ambil spesimen urin dan darah Semua hasil penyelidikan didokumentasikan Semua KLB direkap dalam formulir PWS KLB, setiap bulan dilaporkan ke propinsi. Buat umpan balik setiap 3 bulan ke RS dan puskesmas yang memuat : Absensi penerimaan laporan (W2, C1 dan STP) dan analisis sederhana tentang isu-isu penting.

A 1 Epidemiologi Campak Kejadiannya di seluruh dunia Reservoir: manusia, belum diketahui pada binatang Karier asimtomatis tidak terdokumentasi Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara ( sampai 2 jam setelah seseorang dengan campak meninggalkan ruangan ). Sangat menular, >90 % diantara kelompok orang rentan.

Virus Campak Pertama kali dikenal abad ke 7 Sangat mudah menular Pada umumnya terjadi pada anak-anak Paramyxovirus (RNA), jenis Morbillivirus Mudah rusak terhadap panas dan cahaya.

Penularan 4 hr sebelum dan 4 hr setelah rash setelah rash Penularan melalui pernapasan Waktu Penularan: 4 hr sebelum dan 4 hr setelah rash Penularan maksimum pada 3-4 hr setelah rash

Gejala CAMPAK Hari 1-3 : Panas makin hari makin Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk/pilek

Hari 3- 4 : Panas agak turun Timbul bercak-bercak merah pada kulit dimulai dibelakang telinga menjalar ke muka Mata bengkak terdapat cairan kuning kental Seluruh tubuh terlihat bercak-bercak.

Hari 4 – 6 : Bercak berubah menjadi kehitaman dan mulai mengering Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas

PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK

Gambaran Laboratorium SEROLOGI Metode Elisa  Serum dengan IgM capture by CDC IgM : respon pertama terhadap imunisasi atau infeksi virus dan menetap sampai 1-2 bulan. IgM positif: 3 hr– 28 hr setelah rash. IgG : akan terbentuk kemudian dan menetap sampai beberapa tahun.Bila untuk keperluan diagnosis dibutuhkan 2 spesimen dengan interval waktu 10 – 30 hr karena berdasarkan peningkatan titer antibodi

Tidak direkomendasikan untuk rutin diagnosis campak LANJUTAN: LABORATORIUM CAMPAK ISOLASI Tidak direkomendasikan untuk rutin diagnosis campak Sangat penting untuk mengetahui strain virus asli suatu wilayah. Spesimen: Urin, cairan nasofaring, swab tenggorok Pengambilan spesimen tidak boleh lebih dari 7 hr setelah rash Hasil yang positif akan dikirimkan ke Lab. Rujukan di CDC Atlanta untuk genotyping (mengidentifikasi strain virus)

Radang Telinga Tengah, Pneumonia, Encepalitis, Meninggal Komplikasi Campak Diare, Radang Telinga Tengah, Pneumonia, Encepalitis, Meninggal

Faktor Risiko Komplikasi Campak Usia Malnutrisi Populasi Padat Defisiensi Immunitas Defisiensi Vitamin A

Komplikasi Jarang Diare Bronkhopneumonia Pneumonia Malnutrisi Otitis media Ulkus mucosa mulut Komplikasi mata Sering Jarang Encephalitis Myocarditis Pneumothorax Pneumomediastinum Appendicitis Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)

Komplikasi Berat Campak

Defisiensi Vitamin A dan Komplikasi Campak Berat

Pengobatan Simptomatis ( Bila Tidak ada komplikasi )  Rawat Jalan atau Rumah Antibiotika ( Bila ada komplikasi )  Rumah Sakit VITAMIN A: Melindungi mukosa (mencegah komplikasi) Mencegah komplikasi mata Dosis = usia, 3x: saat ditemukan, 1 hr kemudian dan 2 minggu kemudian.

MANAJEMEN KASUS CAMPAK KOMPONEN ESENSIAL: Menghilangkan gejala Menyediakan Nutrisi (Diet TKTP) Menyediakan vitamin A Memberikan Pengertian tentang Penyakit Campak kepada orang tua(Ibu)

Manajemen Kasus Campak

Penyelidikan KLB Campak - PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGY : Waktu, Tempat, Orang PEMERIKSAAN LABORATORIUM : Darah (IgM : Untuk penetapan diagnosa) Urine ( Identifikasi Jenis Virus Campak) CASE MANAGEMENT Pemberian vit A utk mencegah komplikasi Pengobatan komplikasi

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI Mengetahui epidemiologi campak: Data yang dikumpulkan : Populasi teresiko (sesuai umur kasus) Cakupan imunisasi minimal 5 th terakhir di desa KLB Asesibilitas ke pelayanan kesehatan (rural/urban) Chold chain puskesmas Kasus (Umur, status imunisasi, status gizi, alamat, gejala, tgl sakit, dll sesuai form C1) Mengetahui penyebab terjadi KLB campak Memberikan masukan kepada program imunisasi

Pemeriksaan Laboratorium Tujuan : Utk. penegakan diagnosa (IgM +) yang diperiksa darah vena 5 ml. Minimal 3 hari setelah rash. Untuk mengetahui tipe virus campak, yang diperiksa urin pagi maksimal 7 hari setelah rash. Oleh sebab itu, setiap KLB campak segera dilaporkan karena segera akan diambil darah dan urin oleh lab Surabaya.

DATA VARIABLE DATA Tempat (Kabupaten/Puskesmas) Golongan Umur dalam tahun (<1) (1-4) (5-9) (10-14) (15 >) Jumlah kasus menurut status Imunisasi: Imunisasi/Tdk Imunisasi; Tidak jelas imunisasi. Jumlah kasus Mati JENIS DATA Rutin: aggregate KLB: individual, dengan tambahan variable: Tgl. Mulai sakit, Tgl. Mulai Rash; dan Vit. A.

Puskesmas dan Ruang lingkupnya (Pustu, Bides, Posyandu, Pusling) RS DATA LANJUTAN SUMBER DATA Rutin Puskesmas dan Ruang lingkupnya (Pustu, Bides, Posyandu, Pusling) RS KLB WAKTU PELAPORAN Mingguan: W2 (bersama dengan penyakit potensial KLB lainnya). Rutin : Bulanan C-1 (Puskesmas), Integrasi (Kab & Prop) KLB : Bulanan (Propinsi dan Kab/Kota) Setiap waktu segera setelah investigasi (Puskesmas)

Pasca Campaign Campak (Melakukan Evaluasi Campaign) Kumpulkan data campak 1-3 thn sebelum campaign melalui : Lakukan review register RS dan Puskesmas 1 – 3 thn sebelum campaign Catat di format C-1 Kumpulkan data campak sesudah campaign melalui : Surveilans aktif RS Surveilans puskesmas Buat grafik data sebelum campaign dan sesudah campaign

SKD-KLB Campak Tujuan SKD-KLB campak : SKD Pra-kasus : Dapat terantisipasi setiap kemungkinan KLB campak SKD Pra-kasus : Daerah Cakupan imunisasi campak rendah dan adanya akumulasi populasi rentan yang mengelompok. Kepadatan penduduk, daerah urban/gizi buruk, pengungsi. 2. SKD Kasus : (Waktu,Tempat, Orang) Mengamatai adanya kecendrungan peningkatan kasus.

KLB CAMPAK Definisi : 5 kasus campak dalam 3 minggu yg mengelompok & punya hubungan epidemiology satu sama lain. Setiap KLB campak harus dilakukan penyelidikan dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemetaan virus dan diagnosis Setiap KLB campak diberi nomor KLB. Setiap KLB campak segera dilaporkan untuk segera diambil darah dan urin oleh lab.

C a m p a k

MEASLES CASES (ROUTINE REPORT) 2006 Copleteness of report : Hosptl : 78,1 % Hc : 28,6 % Data as of 15 Jan’07

Jatim = 46 KLB ???

Measles Outbreak 2005

TREN KASUS CAMPAK (KLINIS) DI JATIM TAHUN 2004 – 2011

TREN KASUS CAMPAK PER BULAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2008 s/d 2011 Jml kasus Jml kasus

TREN KASUS CAMPAK (KLINIS) MENURUT GOL.UMUR DI JATIM TAHUN 2004-2011

KASUS CAMPAK & CAKUPAN IMUNISASI DI JATIM TH 2000 – 2011 Kampanye campak Kampanye campak Measles case is measles case of routine and outbreak. EPI coverage is the measles vaccination coverage of the population under 1 year-old 71

KASUS CAMPAK KLINIS MENURUT STATUS IMUNISASI DI JATIM TH. 2008-2011 2009 2011 2010

SEBARAN KLB CAMPAK (klinis) DI JAWA TIMUR 2007 – 2011 2008 2008 2010 2009 2011

Hasil Kegiatan CBMS (Case Based Measles Surveillance) di Jawa Timur Tahun 2011 (36%) (31.6%) (18.7%) (31.6%)

MASALAH (1) 1. Masih ada KLB Campak (klinis) yang ternyata “ KONFIRM CAMPAK “ - masih ada ancaman potensi timbulnya KLB lagi 2. Masih ada kasus Campak yg status imunisasinya “ NEGATIF ” - masih adanya kelompok rentan Masih adanya kasus campak dengan status imunisasi “ POSITIF “ - Kualitas Imunisasi ( … ? ), efikasi vaksin (..?) 4. SKD – KLB belum berjalan dengan baik - Setiap 1 kasus harus dilacak  belum berjalan

MASALAH (2) 5. Sosbud : Campak penyakit biasa  tradisional treatment - kemungkinan masih ada kasus “TAK TERLAPORKAN “ 6. PWS Campak belum optimal - Pemetaan desa risiko tinggi belum dilakukan. - Kalaupun sudah dilakukan  belum diaplikasikan - Belum optimal mengkaitkan Campak vs Cak.imm 7. Cross notifikasi belum optimal ( antar desa, antar PKM & antar Kab/Kota ) 8. “ CBMS “ (Case Based Measles Surveillance) Tahun 2011 belum optimal.

Pelaksanaan Penguatan Surveilans Campak Memanfaatkan semua pertemuan untuk validasi data minimal 2 x pertahun di setiap tingkat Setiap kegiatan pertemuan, dimanfaatkan untuk meningkatkan kelengkapan laporan Umpan balik berjenjang setiap 3 bulan

RANGKUMAN Masalah : Tindak Lanjut : Belum semua kasus campak terlaporkan Kelengkapan laporan sangat rendah Belum ada kajian campak yang dapat menjadi dasar pelaksanaan program imunisasi. Belum semua KLB campak dilaporkan dan dilakukan penyelidikan Penyelidikan yang dilakukan belum sesuai standar Tindak Lanjut : Laporkan semua kasus campak Lakukan kajian data, terutama untuk mengetahui daerah resiko tinggi, gambaran epidemiologi campak pasca campaign Laporkan dan Lakukan penyelidikan untuk setiap KLB campak Beri umpan balik secara teratur