Shalat Subuh dan Keutamaannya Referensi: “Misteri Shalat Subuh” – DR. Raghib As-Sirjani Hanya untuk bahan diskusi jama’ah Masjid Al-Ukhuwah Sudarsono Samsidi
Shalat Tepat Waktu “Amal yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah shalat (tepat) pada wahtunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslin) “Janganlah kalian meninggalkan shalat secara sengaja. Barang siapa yang telah meninggalkan shalat secara sengaja, maka Allah dan Rasul-Nya telah lepas tanggungan darinya. (HR. Ahmad)
Perintah Shalat Subuh dan Waktunya “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Al-Isra’ [17]:78) “Waktu shalat Subuh dari terbit fajar sampai terbit matahari.” (HR. Muslim) “Barang siapa yang mendapatkan satu rakaat shalat Subuh sebelum terbit matahari, maka ia telah melaksanakan shalat Subuh.” (HR. At-Tirmidzi)
Kalau seseorang meninggalkan Shalat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. ”Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya,” (Al Maa’uun [107]:4-5) ”Sesungguhnya shalat yang paling berat bagiorang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan medatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. Sungguh, aku ingin menyuruh melaksanakan shalat, lalu shalat itu ditegakkan, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami shalat bersama orang-orang. Kemudian beberapa lelaki berangkat bersamaku dengan membawa kayu yang terikat, mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat berjamaah, sehingga aku bakar rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslin) “Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya’) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya’, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)
Keutamaan shalat Subuh “Barang siapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah (atau dengan shalat Isya’, seperti yang tertera dalam hadits Abu Dawud dan Tirmidzi’) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim) “Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari) Note: Dalam Fath Al-Bari disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shalat “Al-Bardaini” (dua waktu dingin) adalah shalat Subuh dan Ashar. Dari Jarir bin Abdullah: “Kami sedang duduk bersama Rasulullah, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhadang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) “Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah) Note: Dalam kegelapan maksudnya: shalat Isya’ dan shalat Subuh.
Shalat sunah yang lebih mulia dari dunia dan seisinya “Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim) Dari Sayyidah Aisyah: “Tidak ada shalat sunnah yang lebih diperhatikan Rasulullah selain shalat sunnah sebelum Subuh.” (HR. Bukhari)