Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, kreatif, inovatif, menumbuhkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik, dan bukan merampasnya.
Filosofi esensialisme berpandangan bahwa pendidikan kejuruan harus mengaitkan dirinya dengan sistem-sistem yang lain seperti ekonomi, politik, ketenagakerjaan, politik, religi dan moral.
Esensialisme juga menekankan bahwa pendidikan harus relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub sektornya, baik lokal, nasional maupun internasional
Aliran idealis yang mengambil pemikiran Plato, mengusulkan adanya persamaan kesempatan mengikuti pendidikan tanpa memandang jenis kelamin. Pemikiran Plato dijadikan dasar dalam mengembangkan tujuan pendidikan kejuruan yaitu menyiapkan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan.
aliran empirisme tentang tabula rasa dan sensation reflection dapat dikembangkan lewat kolaborasi antara sekolah dengan dunia kerja. Sekolah kejuruan akan efektif hanya jika siswanya diperkenalkan dengan situasi nyata untuk berfikir, berperasaan, berperilaku seperti halnya pekerja di industri, dimana peserta didik dapat bekerja setelah lulus.
(1) Beberapa pandangan yang sama dari philosopher, menunjukkan supaya anak didik belajar produktif; (2) Pendidikan kejuruan harus dikembangkan oleh orang-orang yang paham dan simpatik terhadap pendidikan kejuruan, dan penyelenggaraannya membutuhkan fasilitas yang penuh dan guru-guru yang terdidik;
(3) Pendidikan kejuruan merupakan program terminal, khususnya bagi orang-orang yang tidak mampu, namun sesuai dengan perkembangannya dimungkinkan lulusan sekolah kejuruan dapat melanjutkan sebagai para pemikir pendidikan kejuruan; (4) Pembelajaran ditekankan pada trial and error, konsep learning by doing dan berorientasi life skill, sehingga pelaksanaan pendidikan kejuruan mempunyai proporsi praktik yang lebih banyak. Prinsip demokratis dan terbuka dalam pendidikan;
(3) Pendidikan kejuruan merupakan program terminal, khususnya bagi orang-orang yang tidak mampu, namun sesuai dengan perkembangannya dimungkinkan lulusan sekolah kejuruan dapat melanjutkan sebagai para pemikir pendidikan kejuruan; (4) Pembelajaran ditekankan pada trial and error, konsep learning by doing dan berorientasi life skill, sehingga pelaksanaan pendidikan kejuruan mempunyai proporsi praktik yang lebih banyak. Prinsip demokratis dan terbuka dalam pendidikan;
(8) Pengetahuan-pengetahuan bisa didapat melalui aplikasi ide-ide yang sudah ada dengan merunut hubungan ide-ide tersebut. Peserta didik harus mengalami sendiri proses belajarnya, berdasarkan pengalaman nyata; dan (9) Sekolah kejuruan harus mengembangkan potensi lokal menjadi keunggulan komparatif.