ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
BOP terdiri dari bermacam-macam jenis biaya, yang mempunyai sifat/perilaku biaya : 1. Biaya tetap 2. Biaya variabel 3. Biaya semi variabel
Jenis-jenis departemen yang terkait dg BOP sbb : I. Dep Produksi, misal : 1. Dep Produksi I 2. Dep Produksi II 3. Dep Produksi III II. Dep Jasa, misal : a. Dep Jasa 1 b. Dep Jasa 2 c. Dep Jasa 3
Masing-masing dep tsb disusun anggarannya secara terpisah/sendiri-sendiri. Anggaran BOP pada dep jasa akan dialokasikan ke masing-masing dep produksi yang menerima jasanya sesuai dengan proporsi jasa yang diberikan dep produksi tsb.
Dep Jasa 1 (pemeliharaan mesin) = Rp 48.000.000,- Contoh : Anggaran BOP pada tiap departemen dalam tahun anggaran 2014 sbb : Dep Produksi I = Rp 245.000.000,- Dep Produksi II = Rp 370.000.000,- Dep Jasa 1 (pemeliharaan mesin) = Rp 48.000.000,- Dep Jasa 2 (pembangkit tenaga) = Rp 74.000.000,-
Berdasarkan data empiris (data tahun 2013) bahwa proporsi penggunaan jasa pada Dep Produksi sbb : Dep Jasa I Dep Jasa II Dep Produksi I 60% 30% Dep Produksi II 40% 70% --------------- ----------- Jumlah 100% 100%
Anggaran ringkas BOP dan alokasi biaya dep jasa tahun 2013 sbb :
1. Dep Jasa Pembangkit listrik KWH yg dikonsumsi pd tiap dep produksi Untuk menentukan persentase alokasi biaya dep jasa ke dep produksi yaitu menggunakan dasar kegiatan dep jasa pada dep produksi, al : Dasar alokasi 1. Dep Jasa Pembangkit listrik KWH yg dikonsumsi pd tiap dep produksi 2. Dep Jasa Pemeliharaan Mesin Jam pemeliharaan mesin pd tiap dep produksi (DRH) 3. Dep Jasa Adm Pabrik Jam buruh lgs atau jumlah TK pada tiap dep produksi
Untuk menyusun anggaran BOP pada tiap Dep (Dep Produksi & Dep Jasa) perlu ditetapkan dg kegiatan yang sesuai pada tiap dep, karena dasar kegiatan itulah yang merupakan dasar veriabilitas biaya-biaya yang akan terjadi pada dep ybs.
Dasar kegiatan pada umumnya di tiap-tiap dep sbb : Dep Produksi, alternatif dasar (satuan) kegiatannya sbb : Satuan Produk (yg diproduksi) DLH DMH Biaya Bahan Mentah Biaya TK Langsung
Dep Jasa, alternatif dasar kegiatan :. DRH Dep Jasa, alternatif dasar kegiatan : * DRH * KWH, untuk dep jasa pembangkit listrik * Jam TKL/ jumlah TKL untuk bagian umum dan adm pabrik
Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP) Karena BOP terdiri dari 3 macam sifat biaya, maka Penentuan anggaran BOP adalah sbb : a. Biaya yang sifatnya tetap maka biaya pada periode yad dilakukan sama dengan periode sebelumnya. b. Biaya yang bersifat variabel ditentukan berdasarkan tarif tertentu yang disesuaikan dengan kondisi yad c. Biaya semivariabel akan ditentukan dengan menganalisis biaya pada beberapa periode yang lalu, kemudian mengelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Alokasi BOP Pada dep produksi biasanya terdiri dari bagian produksi (pabrik) dan bagian jasa atau pembantu. Bagian Produksi Bila proses produksi diolah melalui dua tahap, maka terdapat bagian produksi I dan II Semua BOP yang dikeluarkan oleh bagian ini disebut BOP langsung.
Bagian Jasa/Pembantu Contoh, bagian jasa/pembantu dalam perusahaan : bag listrik yang menyediakan tenaga listrik PLN atau diesel, bag reparasi dan bag pemeliharaan. Semua BOP yang dikeluarkan disebut BOP tidak langsung yang akan dialokasikan pada bagian produksi berdasarkan proporsi penggunaan.
Jasa Departemen Pembantu hanya digunakan oleh Bagian Produksi Contoh : Alokasi BOP tidak langsung dilakukan karena biaya yang dikeluarkan bag pembantu akan dipertanggungjawabkan oleh bag produksi. Kemungkinan alokasi jasa departemen pembantu adalah sbb : Jasa Departemen Pembantu hanya digunakan oleh Bagian Produksi Contoh : Jasa bagian listrik hanya digunakan oleh bagian produksi I dan bagian produksi II. Disamping itu jasa bagian reparasi hanya digunakan oleh bagian produksi I dan bagian produksi II.
Jasa Departemen Pembantu digunakan oleh bagian produksi dan bagian pembantu lainnya. Bagian produksi menggunakan jasa bagian listrik dan bagian reparasi, disamping itu bagian reparasi menggunakan jasa bagian listrik Bagian produksi menggunakan jasa bagian listrik dan bagian reparasi, disamping itu bagian reparasi menggunakan jasa bagian listrik dan bagian listrik menggunakan jasa bagian reparasi.
CONTOH : BOP tahun 2013 pada departemen produksi dan departemen jasa sbb : BOP dep produksi (BOP langsung) Dep I = Rp 10.000.000,- Dep II = Rp 15.000.000,- BOP Dep Jasa (BOP tidak langsung) Dep A = Rp 2.000.000,- Dep B = Rp 3.000.000,-
Tarip BOP/unit : 12.100.000 Dep Produksi I = --------------------- = 12.100 1.000 17.900.000 Dep Produksi II = --------------------- = 17.900
--------------------- = Rp 50.000.000,- BOP tahun 2013 pada departemen produksi dan departemen jasa sebesar Rp 65.000.000,- dengan rincian sbb : BOP Dep Produksi Dep Produksi I = Rp 30.000.000,- Dep Produksi II = Rp 20.000.000,- --------------------- = Rp 50.000.000,- BOP Departemen Jasa Dep Jasa A = Rp 5.000.000,- Dep Jasa B = Rp 6.000.000,- Dep Jasa C = Rp 4.000.000,- ------------------- = Rp 15.000.000,-
BOP departemen produksi setelah alokasi : Produksi I = Rp 37.080.000,- Produksi II = Rp 27.920.000,- ------------------------ Rp 65.000.000,- BOP Tarip BOP Dep Produksi = ----------------------------- Jumlah produksi 37.080.000 Tarip BOP Dep Produksi I = -------------------- = 7.416 5.000 27.920.000 Tarip BOP Dep Produksi II = --------------------- = 5.584
Perusahaan merencanakan besarnya BOP tahun 2014 sebesar Rp 60. 000 Perusahaan merencanakan besarnya BOP tahun 2014 sebesar Rp 60.000.000,- dengan rincian sbb : BOP Dep Produksi (BOP) langsung Dep Produksi I = Rp 20.000.000,- Dep Produksi II = Rp 30.000.000,- BOP Dep Jasa (BOP) tidak langsung Dep Jasa A = Rp 4.000.000,- Dep Jasa B = Rp 6.000.000,-
Nilai A dan B dihitung sbb : A = 4.000.000 + 0,10 B Besarnya BOP departemen jasa setelah alokasi jasa : Jasa A : A = 4.000.000 + 0,10B Jasa B : B = 6.000.000 + 0,15A Nilai A dan B dihitung sbb : A = 4.000.000 + 0,10 B A = 4.000.000 + 0,10 (6.000.000 + 0,15A) A = 4.000.000 + 600.000 + 0,015A A – 0,015A = 4.600.000 0,985A = 4.600.000 A = 4.670.000 B = 6.000.000 + 0,15A B = 6.000.000 + 0,15 (4.670.000) B = 6.700.000
Tarip BOP masing-masing departemen : 24.984.750 Produksi I = ---------------------- 3.000 = Rp 8.328,25 35.015.250 Produksi II = ----------------------- = Rp 11.671,75
CONTOH : PT. Avilia memproduksi produk X dan produk Y yg diproses melalui dep produksi I dan dep produksi II, yg dibantu oleh 2 dep jasa yaitu dep jasa reparasi dan dep jasa pembangkit listrik. Berikut data-data tahun 2014 : Dasar satuan kegiatan pada tiap departemen : 1) Dep Produksi I : satuan produk (X dan Y) Dep Produksi II : jam mesin (DMH) Dep Jasa I : DRH Dep Jasa II : KWH Anggaran Produksi : 2) Produk X : 159.100 unit Produk Y : 127.700 unit Total : 286.800 unit
3) Anggaran jam mesin per unit produk pada dep II : Produk X : 0,042 DMH Produk Y : 0,036 DMH 4) Anggaran BOP total pada tiap dep : Dep Produksi I : Rp 245.000.000,- Dep Produksi II : Rp 370.000.000,- Dep Jasa I : Rp 48.000.000,- Dep Jasa II : Rp 74.000.000,-
5) Anggaran Biaya BB (ribuan rupiah) Produk X Produk Y BB –A 1. 470 5) Anggaran Biaya BB (ribuan rupiah) Produk X Produk Y BB –A 1.470.084 1.984.458 BB - B 3.722.940 1.909115 BB - C 954.600 521.016 6)Biaya TK Produk X : Rp 659.833.000,- Produk Y : Rp 714.226.100,-
7) Anggaran kegiatan dep jasa tahun 2014 : Dep Jasa I Dep Jasa II Dep Prod I 600 DRH 300 DRH Dep Prod II 400 DRH 700 DRH
terima kasih