TITRASI PENGENDAPAN Bab IV Pengendapan antara ion Ag+ dengan ion Halogenida, Thio sianat dan Sianida. Faktor yang menentukan kesempurnaan reaksi pengendapan adalah kelarutan dari endapan yang terbentuk. Makin sukar endapan larut, berarti makin sempurna titik eqivalen dan ion–ion yang berada dalam larutan bereaksi dan berubah dengan cepat.
Konstanta kesetimbangan yang menyatakan kelarutan endapan biasa disebut konstanta hasil kali kelarutan. Untuk endapan AgCl, AgCl \========\ Agx K = aAg+ . a Cl- aAgCl aAgCl Konstan dan sukar larut, Jadi konsentrasi Ag+ dan konsentrasi Cl- Kecil. Kalau tidak ada ion – ion lain dalam jumlah besar, maka aktivitas akan sama dengan moloritas sehingga, Ks = ( Ag+ ) ( Cl - )
Menentukan titik akhir titrasi Ada 3 cara untuk menentukan titik akhir titrasi pengendapan, yang didasarkan pada indikator yang dipergunakan. 1. Cara Mohr 2. Cara Volhard. 3. Cara Fayans
1. Cara Mohr terbentuknya endapan yang berwarna pada titik akhir titrasi. Digunakan indikator ion CrO4= ( ion kromat ) dan terbentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Terbentuknya endapan indikator tergantung pada konsentrasi Cro4= yang ditambahkan. Ag2CrO4 lebih mudah larut dari pada AgCl SAg2CrO4 = 8,4 . 10 -5 mol perliter, S AgCl = 1 . 10 -5 mol per liter Umumnya dipakai K2CrO4 0,005 – 0,01 M. Titrasi cara Mohr terbatas pada pH 6 – 10, jika larutan lebih basa akan terbentuk endapan Ag20 sedangkan dalam larutan asam konsentrasi ion CrO4= turun dengan cepat karena terbentuk HCrO-4 yang sukar terionisasi. 2 CrO4= + 2H+ \========\ 2HCrO-4 \========\ Cr2O7= + H2O Titrasi cara Mohr dapat dipakai untuk penentuan kadar Cl-, Br- dan CN-
2. Cara Volhard Berdasarkan pembentukan endapan AgSCN, sebagai indikator dipergunakan ion Fe3+ (tawas feriamonium) yang akan diberikan warna merah dari kompleks Fe ( SCN ) 2+ Ag+ + SCN- AgSCN SCN- + Fe3+ Fe ( SCN )2+ Yang dapat mengganggutitrasi ini adalah adanya ion Hg2+ karena dapat bereaksi dengan SCN- membentuk Hg ( SCN ) tak terdisosiasi. Pada titrasi langsung Ag+ oleh SCN, endapan AgSCN mengadsorpsi ion Ag+ pada permukaannya sehingga titik akhir titrasi dicapai terlalu cepat. Hal ini dapat dihindari dengan pengocokan yang kuat. Pada titrasi tidak langsung, aklan timbul kesalahan lebih besar karena garan Ag dari anion tertentu lebih mudah larut dari pada AgSCN.
Pencegahan pada titrasi tidak langsung a. Menyaring AgCl, filtrat dititrasi oleh larutan SCN- b. Endapan AgCl dikoagulasi sehingga menjadi kurang reaktif (didihkan), didinginkan dan dititrasi. c. Menambahkan zat pelindung ( masking agent ) seperti : Nitrobenzen atau Eter dan titrasi kembali . Khusus untuk Br- atau I-, tidak perlu dilakukan cara – cara diatas karena SAgBr hampir sama dengan SAgSCN, AgI lebih sukar larut dari pada AgSCN. Pada penentuan I-, penambahan Fe3+ harus dilakukan setelah penambahan AgNO3 berlebih untuk menghindari reaksi. Fe3+ + 2I- \========\ Fe2+ + I2
Membuat larutan KSCN 0,1 N Timbang 10gr kalium rodanida, larutkan dengan aquades dan masukkan kedalam labu ukur 1000ml serta paskan sampai tanda garis
3. Cara Fayans Titrasi cara fayans mempergunakan indikator adsorbsi sehingga pada titik akhir titrasi permukaan endapan akan berwarna. Fayans menerangkan mekanisme kerja indikator adsorpsi adalah : Fluoresen adalah asam organi lemah ( HFI ). Ion Fl- tidak teradsorpsi oleh kolid AgCl selama Cl- masih terdapat berlebih, tetapi bila kemudian Ag+ berlebih maka Fl- akan tertarik kepermukaan endapan bermuatan positif sbb. ( AgCl ) Ag+ Í Fl-
b. Pilih indikator yang tepat sebelum titik eqivalen. Faktor–faktor yang harus diperhatikan a. Endapan tidak menjadi partikel besar dan berat (endapan tetap terdispersi ), untuk itu dapat ditambahkan dekstrin. b. Pilih indikator yang tepat sebelum titik eqivalen. c. indikator adalah asam organic lemah (perhatikan pH larutan). d. Ion indikator berlawanan dengan ion pentitar. Penentuan Cl- dengan argentometri metoda fajan indikator yag digunakan indikator Diklorofluorescein dan pH 4.
Standarisasi Larutan AgNO3 AgNO3 yang digunakan mempunyai kemurnian lebih dari 99,9 % dan sebagai larutan baku primer maka larutan harus dibuat baru. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl ( yang telah dipanaskan pada suhu 1100C selama 60 menit ) Cara Mohr. dipergunakan untuk menentukan Cl-. Bila contoh dilakukan pengasaman, untuk menetralkanya ditambah ZnO, MgO, CaCO3, NaHCO3, atau boraks. Indikator yang digunakan K2CrO4 5 %. Standarisasi AgNO3 dengan ammonium Tiosianat = Cara Volhard. Pengocokan dengan titik akhir harus kuat sampai larutan merah muda. Indikator Ferri Ammonium Sulfat. Penetapan kadar Br- dengan cara Fajans, digunakan Indikator eosin 1%. Sampel yang mengandung CN- tidak boleh dipipet dengan mulut karena bersifat racun.