DASAR DASAR ILMU TANAH VIII DASAR DASAR ILMU TANAH VIII. TANAH MASAM DAN PENGAPURAN Pengertian dan proses terjadinya Potensi Tanah masam Masalah tanah Masam Pengapuran tanah Masam
Tanah Masam Tanah Masam: pH = - log [H+] Low pH (< 6) kl 50% tanah di Indonesia Telah mengalami pencucian berat, pelapukan lanjut Colloids dominated by H+, Al3+, Low base saturation espec. Ca-dd Most nutrients cannot be available Affects (most of) plant growth Generally at high rainfall or humic tropic At soils continuously fertilized by ZA or Amonium Dominated by paku-pakuan Could be improved by adding Ca
Proses Terjadinya Tanah Masam Pada daerah ber CH tinggi basa tercuci dari komplek jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada saat ini tinggalah kation H dan Al yang dominan penyebab tanah ber-Rx masam Pada tanah sangat masam ion Al sgt larut dominasi komplek jerapan dan seimbang dengan larutan. Al mudah terhidrolisis dalam larutan shg penyumbang ion H misel-Al Al3+, Al3+ + H2O Al(OH) 2+ + H+ Sumber kemasaman lain: Hasil dekomposisi BO dan oksidasi senyawa pirit Kemasaman: aktif (ion H dalam larutan), kemasaman cadangan (ion H terjerap).
Potensi Tanah Masam di Indonesia Tanah masam utama: Podzolik (=Ultisols) ; 38.401 juta ha. Tanah masam lain: Latosol, Alluvial sebagian, Podzol, Gambut Berpotensi besar untuk perluasan lahan pertanian di Indonesia or dunia Ultisol sft kimia jelek, sft fisika sebagian jelek esp. stabilitas aggregat rendah tapi drainase baik kapur, pupuk, BO Oxisol sft kimia jelek, sft fisika bagus esp struktur mantap, aerase-drainase baik + kapur, pupuk, (BO) Histosol sft fisika-kimia jelek, ciri khas jenuh air (drainase jelek), pH sangat rendah masih bisa dijadikan lahan sawah dan pertanian tanaman semusim (palawija) membuat saluran drainase Entisol kimia tergantung bahan asal, fisika sebagian jenuh air, dan struktur tidak stabil sawah, palawija
Masalah Tanah Masam Hara Ca, Mg kurang Unsur P kurang tersedia Kurang Mo Fiksasi N oleh kacang2an terhambat Kandungan Fe dan Mn sering berlebihan, shg meracun tanaman Kelarutan Al sering sangat tinggi, shg merupakan faktor penghambat utama pertumbuhan tanaman pada tanah masam Masalah tanah masam bisa diatasi dengan PENGAPURAN
Pengaruh jelek Al Efek Pertumbuhan dan perpanjangan akar terhambat Pembentukan akar lateral dan bulu akar terhalang Mengurangi pembentukan DNA, RNA, dan ADP Menghambat pembelahan sel Mengurangi serapan hara: P, Ca, Mg, K, Fe, Mn, Cu, dan Zn Gejala Akar tumbuh gemuk n pendek Dinding sel akar menebal n kaku Akar cabang sedikit dan tanpa bulu akar Akar cendrung tumbuh keatas Pertumbuhan bagian atas sangat buruk Daun muda sukar membuka dan mudah gugur Shg produksi rendah atau tanpa hasil at all
Pengapuran Aims: to eliminate bad effects of low pH (or neutralize acid soil) or to reduce H+ concentration in soil solution and H+ and Al-exch on soil colloids Yang dinetralisasi bukan hanya kemasaman aktif tapi juga cadangan, karena selalu seimbang. Contoh: untuk menaikkan pH larutan 7 butuh kapur 0.02 kg/ha (pH 6), 0.2 kg/ha (pH 5), 2 kg/ha (pH 4), tapi kenyataan kita butuh kapur sampai ton/ha. Khusus di daerah tropik, tujuannya: a) untuk meniadakan pengaruh meracun Al, dan menyediakan hara Ca bagi tanaman Dua kation utama u/ menaikan pH : Ca , Mg Bahan Kapur Pertanian: Karbonat CaCO3, Ca Mg (CO3)2 Oksida: CaO, MgO Hidroksida: Ca(OH)2, Mg(OH)2
Pengapuran Jaminan Mutu Kapur Mutu Kimia: didasarkan pada kandungan CaO bahan. Daya netralisasi CaCO3 yang mengandung 56% CaO yaitu 100%. Kehalusan: menentukan cepat/lambatnya Rx kapur dalam tanah. Ukuran yang disarankan: 100% lolos 20 mesh, atau 50% lolos 80-100 mesh Reaksi Netralisasi Kemasaman dengan Kapur Rx as following: CaCO3 Ca2+ + CO3 2- Misel H-H + CO3 2- misel + H2CO3 Misel + Ca2+ Misel Ca or Manfaat Pengapuran Terhadap Sifat Ciri Tanah: mempengaruhi sft fisika (struktur), kimia (pH dan Ca tanah naik, Al-dd dan Kj-Al turun), biologi tanah (tdk lansung, tapi melalui peningkatan pH: tersedia beberapa hara bagi mikroba, populasi dan aktifitas mikroba meningkat dengan penambahan kapur) Pertumbuhan dan Produksi tanaman: Lansung: sumber hara Ca dan Mg (macro-essential). Kalau tak ada Al dan pH rendah, mungkin Ca dan Mg tidak terlalu masalah dalam produksi Tidak Lansung: perbaikan ciri kimia (naiknya pH, Ca, Mg, dan penurunan unsur beracun Al), fisika (perbaikan struktur), dan biologi (aktifitas mikroba meninghkat) tanah, menciptakan zone perakaran yang kondusif bagi pertumbuhan akar. Akar tumbuh baik, serapan hara meningkat, produksi bertambah.
Pengapuran Penentuan Kebutuhan kapur: didasarkan 2 hal: Tanaman yang akan diusahakan Jumlah Al yang harus ditekan untuk pertumbuhan maksimum, eg. 1,5 x Al-dd Kebutuhan kapur beberapa tanaman : Kedelai 1.5 Al-dd (tol 20% kj Al) Padi gogo 1.25 x Al-dd Jagung: 0.5 x Al-dd Kc tanah 0.75 x Al-dd Cara Pemberian Kapur Sebar merata di permukaan tanah, sebelum hujan, lalu dicangkul agar tercampur dengan tanah dan lbh cepat bereaksi, juga tercampur dengan tanah lapisan bawah Menentukan tkt keberhasilan dan keefisienan pengapuran Ada 3 faktor utama yang harus dieprtimbangkan: Macam dan kualitas bahan kapur Kehalusan bahan kapur Waktu dan cara pemberian
Rumus Kebutuhan kapur: Bila dalam tanah ada 1 me Al-dd, maka untuk menetralisirnya dengan dosis 1 x Al-dd dibutuhkan kapur 1 ton CaCO3 /ha Perhitungan: Untuk 1 me Al harus diganti dengan 1 me Ca = 20 mg Ca. Jika 1 ha tanah sampai kedalaman 20 cm dan BV kl 1 g/cm3, maka jumlah Ca yang dibutuhkan = 20 mg/100 g x 2.106 kg=200 mg/kg x 2.106 kg=400 x 106 mg = 400 kg Ca/ha. Jika yang dipakai CaCO3, maka kebutuhannya = BM (CaCO3/Ca) x 400 kg = 1000 kg/ha = 1 ton CaCO3/ha Berapa kg CaO dibutuhkan? kg CaO = BM(CaO/CaCO3) x 1000 kg = 56/100 x 1000 = 560 kg