TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS SUPEROVULASI TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN INI MAHASISWA AKAN DAPAT MELAKSANAKAN SUPEROVULASI DAN PEMROGRAMAN TEKNIK TRANSFER EMBRIO
SINKRONISASI 1. HORMON PROSTAGLANDIN 2. HORMON PROGESTERON PROBLEM ANGKA KECEPATAN TIMBULNYA BIRAHI TINGGI ANGKA FERTILITAS RENDAH
PENYEBAB GENETIK KADAR GONADOTROPIN RENDAH POFIL HORMON PROGESTERON RENDAH SEDIKITNYA POPULASI FOLIKEL OVARIA RENDAHNYA RESPON OVULASI OVULASI YANG TERTUNDA TERBENTUKNYA KORPUS LUTEUM YANG BERUMUR PENDEK
KEADAAN DIATAS DAPAT DITERAPI DENGAN GONADOTROPIN RELEASING HORMON SAAT INSEMINASI 3. INSEMINASI WAKTU TERJADWAL/ Timed artificial insemination, blind artificial insemination , TIDAK PERLU DILAKUKAN DETEKSI ESTRUS SETELAH SINKRONISASI BIRAHI Berbagai metode sinkronisasi estrus dengan menggunakan prostaglandin F2 dikembangkan dengan pesat akhir-akhir ini, diantaranya metode Ov-Synch (PGF2 dikombinasi dengan GnRH), dan modifikasinya seperti Pre-synch, Co-Synch, Heat-Synch
Beberapa metode sinkronisasi estrus telah dikembangkan, antara lain dengan penggunaan sediaan progesteron, prostaglandin F2, serta kombinasinya dengan gonadotrophin releasing hormone. Pemberian progesteron berpengaruh menghambat ovulasi, prostaglandin F2 menginduksi regresi korpus luteum, sedangkan GnRH menambah sinergi proses ovulasi.
Gonadotrophin releasing hormone akan mencegah terjadinya ovulasi tertunda, anovulasi atau korpus luteum yang berumur pendek; sedangkan PGF2 akan melisiskan korpus luteum yang tersisa, sehingga akan lebih meminimumkan kadar progesteron sewaktu implan CIDR dicabut, sebagai akibatnya proses estrus dan ovulasi akan menjadi lebih baik
SUPEROVULASI BERTAMBAHNYA JUMLAH OVULASI DALAM SATU PERIODE BIRAHI YANG NORMAL OVULASI YANG BERLEBIH DARI NORMAL DALAM 1 SIKLUS BIRAHI (PERLU ADANYA MANIPULASI) INDUKSI SUPEROVULASI MENGGUNAKAN PREPARAT HORMON KOMBINASI DARI HORMON GONADOTROPIN
DALAM SUPEROVULASI, RESPON INDIVIDU SANGAT BERVARIASI TERGANTUNG PADA POTENSI DAN DOSIS HORMON YANG DIBERIKAN PERBANDINGAN GONADOTROPIN FREKUENSI PENYUNTIKAN SPESIES HEWAN; BANGSA; UMUR DAN PAKAN
HORMON YANG DIGUNAKAN MERUPAKAN KOMBINASI FSH & LH PMSG & hCG
PMSG KUDA BUNTING = 40 -120 HARI WHY?....FOR WHAT?.... <40 & >120 Hr TDK ADA PMSG? SAAT KEBUNTINGAN PERLU P4 => S/ 40 Hr MASIH CUKUP DARI CL GRAVIDITATUM 40 Hr BUTUH PMSG FSH TJD PERTUMBUHAN FOLIKEL TAPI TDK DIOVULASIKAN, DILUTEINISASI => CL ASCESORIS=> HASILKAN P4 CL GRAVID +CL ASCESORIS => P4 > 120 Hr : P4 DARI CL ASCESORIS DIGANTI P4 DARI PLASENTA SAMPAI PARTUS
hCG hCG LH ASAL : URIN HUMAN GRAVID TRIMESTER I FS. PD HUMAN : MERANGSANG GONAD AGAR CL GRAVIDITATUM TETAP TERPELIHARA PD SUPEROVULASI : BANTU LH ENDOGEN U/ DISOSIASI DINDING FOLIKEL & TJD OVULASI
KAPAN PENYUNTIKAN PMSG?? JIKA FSH RENDAH DALAM DARAH (FASE LUTEAL) HARI KE-9 – 14 DARI SIKLUS BIRAHI JIKA FSH TINGGI TDK ADA GUNANYA PENYUNTIKAN I X MASA KERJA LAMA = 108 JAM (5-6 HARI) SIFAT ESTROGENIK => GANGGU IMPLANTASI DOSIS 2000 – 3000 IU (FOLIGON) U/ MENGETAHUI PERLU SINKRONISASI BIRAHI U/ PROD. OVUM TDK PERLU DIKAWINKAN U/ ET PERLU DIKAWINKAN SYARAT KONDISI FISIOLOGIS DONOR=RESIPIEN
SUPEROVULASI DG PMSG & hCG - Sinkron dg PG IB Pagi DONOR PMSG PG1 11Hr PG2 9 Hr 2Hr PG3 3Hr EST 7 HR Flushing 1/6 12/6 21/6 23/6 26/6 3/7 IB Sore RESIPIEN PG1 11 Hr PG2 3Hr EST 7 HR Transfer 12/6 21/6 23/6 26/6 3/7 DOSIS PMSG : 2000 – 3000 IU DOSIS Hcg : 1500 -2000 IU 13
SUPEROVULASI DG PMSG & hCG - Sinkron dg P4 IB Pagi DONOR PMSG CABUT PRID 9 Hr EST 9 Hr 2Hr PG3 3Hr EST 7 Hr Flushing 1/6 12/6 15/6 24/6 26/6 29/6 6/7 IB Sore CABUT RESIPIEN PRID 9 Hr 3Hr EST 7 Hr Transfer 17/6 26/6 29/6 3/7 DOSIS PMSG : 2000 – 3000 IU DOSIS Hcg : 1500 -2000 IU DOSIS P4 DALAM PRID = 40 mg – 1 g KOMBINASI PG BIRAHI LEBIH BAGUS 14
KAPAN PENYUNTIKAN FSH?? PENYUNTIKAN BERULANG (4 Hr PAGI & SORE) TIAP 12 JAM, TOTAL 40 mg DENGAN DOSIS MENURUN : 6, 5, 4 , 3 mg MASA KERJA PENDEK S/ TDK BERSIFAT ESTROGENIK S/ PEROLEHAN EMBRIO DG KWALITAS LEBIH BAIK U/ MENGETAHUI PERLU SINKRONISASI BIRAHI U/ PROD. OVUM TDK PERLU DIKAWINKAN U/ ET PERLU DIKAWINKAN SYARAT KONDISI FISIOLOGIS DONOR=RESIPIEN
SUPEROVULASI DG FSH & LH PAGI FSH PAGI IB Pagi FSH PAGI FSH PAGI LH DONOR PG1 11Hr PG2 9 Hr PG3 3Hr EST 7 HR Flushing 1/6 12/6 21/6 22/6 23/6 24/6 27/6 4/7 IB Sore FSH SORE FSH SORE FSH SORE FSH SORE RESIPIEN PG1 11 Hr PG2 3Hr EST 7 HR Transfer 12/6 21/6 23/6 27/6 4/7 FSH I : 6 mg FSH II : 5 mg FSH III : 4 mg FSH IV : 3 MG TOTAL 40 mg 16
TRANSFER EMBRIO EMBRYO TRANSFER ALIH JANIN ALIH MUDIGAH ET / TE
TUJUAN GENETIK MAKE UP YANG SELAMA INI DILAKUKAN DENGAN TEKNIK INSEMINASI BUATAN 1. LEBIH CEPAT 2. HEMAT 3. MURAH 18
FERTILISASI IN VITRO / IN VIVO METODA BERDASARKAN CARA PELETAKAN EMBRIO TERBUKA TERTUTUP BERDASARKAN EMBRIO YANG DIGUNAKAN BEKU SEGAR FERTILISASI IN VITRO / IN VIVO 19
TERMINOLOGI DONOR RESIPIEN THAWING FLUSHING SINKRONISASI SUPEROVULASI FERTILISASI IN VITRO FERTILISASI IN VIVO 20
EMBRIO BEKU SELEKSI AKSEPTOR/RESIPIEN PENYERENTAKAN BIRAHI THAWING IDENTIFIKASI EMBRIO TRANSFER 21
EMBRIO SEGAR DONOR 1. SELEKSI 2. GERTAK BIRAHI 3. SUPEROVULASI 4. INSEMINASI 5. FLUSHING 6. IDENTIFIKASI EMBRIO 7. TRANSFER 22
RESIPIEN SELEKSI SINKRONISASI BIRAHI TRANSFER EMBRIO 23
PROGRAM TE DONOR BIRAHI / INSEMINASI SUPEROVULASI SINKRONISASI FLUSHING TRANSFER/ DIBEKUKAN 24
RESIPIEN SINKRONISASI BIRAHI TRANSFER 25