Keterpaduan Islam dan Iptek Landasan Integrasi-Interkoneksi
Landasan Integrasi-Interkoneksi Normatif-Teologis Filosofis Kultural Sosiologis Psikologis Historis
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Landasan normatif-teologis secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu cara memahami sesuatu dengan menggunakan ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan (Allah SWT) sebagaimana terdapat di dalam wahyu yang diturunkan-Nya (Abuddin Nata dkk, 2005). Kebenaran normatif teologis bersifat mutlak karena sumbernya berasal dari Tuhan (Allah SWT).
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Al-qur’an tidak membedakan antara ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora). Ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum (sains-teknologi dan sosial-humaniora) tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Qashash ayat ke-77, yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita tidak boleh memisahkan antara kepentingan kehidupan akherat (ilmu-ilmu agama) dan kepentingan kehidupan di dunia (ilmu-ilmu umum).
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Firman Allah dalam al-qur’an surat Al-Qashash ayat ke-77 di atas didukung oleh sabda rasulullah SAW yang artinya “bekerjalah kamu untuk duniamu seolaholah kamu akan hidup selamanya dan dan bekerjalah untuk akheratmu seolah-olah kamu akan meninggal esok hari (HR Ibnu Asakir)
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Al-qur’an selain berisi ayat-ayat tentang ilmu-ilmu agama juga berisi ayat-ayat tentang ilmu umum, contoh: Q.S. 25:61, 10:5, 57:13, 66:8, 9:32, 2:17, 33:19, 36:66, 8:44, 9:92, 28:13. Al-qur’an juga memuat tentang metode pengembangan ilmu-ilmu umum, contoh: Q.S. 2:31 dan Q.S. 5: 31.
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Selanjutnya mengenai perintah untuk melakukan penelitian (suatu kegiatan yang penting di dalam pengembangan sains), secara umum dapat dilihat antara lain dalam firman-Nya pada surat Yunus, ayat ke-101 yang artinya “Katakanlah Muhammad: lakukanlah nadzor (penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa-apa yang ada di langit dan bumi.
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Perintah lebih khusus terdapat dalam surat al-Ghosiyah, ayat ke-17–20 yang artinya: “Apakah mereka tidak memperhatikan onta, bagaimana ia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung, bagaimana ia ditancapkan. Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan”.
Landasan Normatif-Teologis Integrasi-Interkoneksi Ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat metode ilmiah, yang memerintahkan kepada umat manusia untuk selalu meneliti. Kegiatan penelitian yang mencakup pengamatan, pengukuran, dan analisa data telah membawa perubahan besar dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Landasan Filosofis Integrasi-Interkoneksi Kehidupan manusia bersifat kompleks. Ilmu agama dan umum untuk memahami kompleksitas hidup manusia. Mencukupkan diri dengan hanya satu ilmu adalah sikap yang tidak bijaksana. Integrasi-interkoneksi merupakan jembatan untuk memahami kompleksitas hidup manusia.
Landasan Filosofis Integrasi-Interkoneksi Secara ontologis, obyek studi ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmu fisika, memang dapat dibedakan. Ilmu-ilmu agama mempunyai obyek wahyu, sedangkan ilmu-ilmu umum mempunyai obyek alam semesta beserta isinya. Tetapi kedua obyek tersebut sama-sama berasal dari Tuhan (Allah SWT), sehingga pada hakekatnya antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum termasuk ilmu fisika, ada kaitan satu dengan yang lain.
Landasan Filosofis Integrasi-Interkoneksi Secara epistemologis, ilmu-ilmu agama (islam) dibangun dengan pendekatan normatif, sedangkan ilmu-ilmu umum dibangun dengan pendekatan empiris. Tetapi, wahyu yang bersifat normatif itu juga diturunkan dengan mempertimbangkan fakta empiris. Dengan demikian baik pendekatan normatif maupun pendekatan empirik, kedua-duanya digunakan dalam membangun ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum.
Landasan Filosofis Integrasi-Interkoneksi Secara aksiologis, ilmu-ilmu umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup di dunia, sedangkan ilmu-ilmu agama bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan umat manusia di dunia dan akhirat. Sehingga ilmu-ilmu umum termasuk perlu diberi sentuhan ilmu-ilmu agama sehingga tidak hanya kebahagiaan dunia yang diperoleh tetapi juga kebahagiaan di akhirat.
Landasan Kultural (Budaya) Integrasi-Interkoneksi Pendidikan (islam dan umum) yang baik tidak mengabaikan budaya (potensi) lokal. Apabila basis kultural (budaya/potensi lokal) tidak dijadikan basis pengembangan keilmuan agama dan umum, maka akan terjadi proses elitisme ilmu agama dan elitisme ilmu umum, sehingga ilmu umum dan agama kurang berfungsi dalam kehidupan nyata. Agar ilmu agama dan ilmu umum menjadi fungsional, perlu didialogkan dengan hadlarah al-falsafah.
Landasan Sosiologis Integrasi-Interkoneksi Menurut sebagian masyarakat, sebagian lulusan IAIN Sunan Kalijaga tidak mampu menyelesaikan masalah masyarakat. Agar lulusan UIN Sunan Kalijaga mampu menyelesaikan masalah masyarakat, perlu dikembangkan paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi, sehingga dapat melihat masalah secara lebih utuh.
Landasan Psikologis Integrasi-Interkoneksi Pembacaan terhadap ketiga hadlarah secara parsial dan tidak utuh dapat menimbulkan perpecahan kepribadian karena dapat terjadi konflik antara apa yang diyakini dengan apa yang dipikirkan dan juga dengan apa terjadi dalam realitas kehidupan. Pembacaan terhadap ketiga hadlarah secara terpadu dan utuh akan memperkuat kepribadian.
Landasan Historis Integrasi-Interkoneksi Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan didominasi oleh ilmu-ilmu agama. Ilmu-ilmu umum termasuk ilmu fisika kurang berkembang karena tekanan dari ilmu-ilmu agama. Pada masa ini hubungan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum tidak harmonis.
Landasan Historis Integrasi-Interkoneksi Pada abad modern, tekanan dari ilmu-ilmu agama mulai berkurang bahkan hampir tidak ada. Berkurangnya/hilangnya tekanan ilmu-ilmu agama, menyebabkan berkembangnya ilmu-ilmu umum secara pesat. Tidak adanya sentuhan agama pada ilmu-ilmu umum, mengakibatkan ilmu-ilmu umum berkembang dengan mengabaikan norma-norma agama dan etika kemanusiaan.
Landasan Historis Integrasi-Interkoneksi Belajar dari perkembangan keilmuan di atas, pengembangan ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum harus berjalan beriringan, tidak boleh satu disiplin ilmu mendominasi disiplin ilmu yang lain. Dengan memadukan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, tujuan akhir dari ilmu pengetahuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan menjaga kelestarian alam, dapat tercapai.