IV. Media tanam DAN SUMBERDAYA LAHAN DI INDONESIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Udara Tanah.
Advertisements

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN Tectona grandis
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Kesuburan Tanah (5) FOSFOS (P) & KALIUM (K) Semester Genap 2006/2007
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
Unsur Hara Mikro: Kation & Anion
Udara Tanah.
TEKNIK PENGOLAHAN TANAH DAN PEMUPUKAN Dr
BAB 1 KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA
PENGELOLAAN TANAH PADA TANAMAN MELON
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
DEGRADASI TANAH PERTANIAN
PENGELOLAAN TANAH PROF.DR.IR. SUNTORTO WONGSOATMOJO. MS.
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
Abdul Rohiim H Galuh Novikah H
PANTAI Daerah pantai atau pesisir merupakan wilayah sepanjang garis pantai yang sekiranya masih terkena pengaruh langsung dari aktivitas marin dengan berbagai.
Laporan akhir praktikum dasar ilmu tanah
Dinamika Litosfer E. Pengaruh Proses Eksogen Terhadap Kehidupan
TANAH-TANAH APEL DI BATU
PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
HUMUSTAR (Humic Acid) PT. NOVAGRO INDONESIA
BAB 2 PEDOSFER.
Disusun Oleh : 1. Melikaries Silaban 2. Yunita Setyati 3. Rani 4
Deborah, L and Grace Gershuny The Rodale Book of Composting Resh, Howard M Hydroponic Food Production. Pusat Penelitian dan Pengembangan.
Banyak mengalami kendala untuk pengembangan pertanian
Mengevaluasi Status Kesuburan Tanah
DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP PENDAHULUAN Tanah secara umum dipahami sebagai bagian.
MEDIA TANAM DAN SUMBERDAYA LAHAN DI INDONESIA
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pertanian
Tanah sbg subtrat.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
II. KONSEP PERTANIAN Tanaman pertanian : tanaman sebagai penghasil bahan pangan, bahan sandang, bahan bangunan, bahan bakar dll Dalam arti luas : tanaman.
Proses Perkembangan Tanah
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KESUBURAN TANAH DAN NUTRISI TANAMAN
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
TANAH MERUPAKAN LAHAN BUDIDAYA
Oleh : Artharini Irsyammawati,S.Pt.MP
EVALUASI KESTAN MELALUI DATA ANALISIS KIMIA TANAH
Bab 4 pedosfer.
PEDOSFER.
TANAH DAN LINGKUNGAN TANAMAN
POKOK-POKOK BAHASAN ASPEK TANAH/LAHAN DALAM AGROEKOLOGI
KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA
FAKTOR LINGKUNGAN YG UTAMA BAGI TUMBUHAN
Tanah dan Keberlangsungannya
IV. Media tanam DAN SUMBERDAYA LAHAN DI INDONESIA
HIDROPONIK UNIVERSITAS TAMAN SISWA PADANG nN
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
BOT BAHAN ORGANIK TANAH MK. Dasar Ilmu Tanah
Profil tanah ? III. Sifat Fisik Tanah
Usaha dan Prinsip Dasar Produksi Pertanian KRISMAN SIMANUNGKALIT \ ELIANI MUTIARA MARBUN \ SARIFUDDIN HARAHAP \ MUHAMMAD.
TANAH DAN RUANG LINGKUP HIDUP MANUSIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
Sebagai Pemenuhan Tugas “pengelolaan tanah berlanjut”
MANAJEMEN PASTURA PTN 3202, SKS 2/1, WAJIB
Bajak Putar (Rotary Plow) Dengan menggunakan bajak putar: Pekerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh Dapat digunakan pada tanah kering maupun tanah.
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
Transcript presentasi:

IV. Media tanam DAN SUMBERDAYA LAHAN DI INDONESIA Deborah, L and Grace Gershuny. 1992. The Rodale Book of Composting Resh, Howard M. 1997. Hydroponic Food Production. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2004. Sumber Daya lahan Indonesia dan Pengelolaannya Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2005. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2004. Konservasi Tanah Pada Lahan Kering Berlereng

MEDIA TANAM Tempat tanaman tumbuh Tempat tanaman dibudidayakan Media Tanam dapat berupa TANAH BUKAN TANAH

TANAH : bahan lepas yang tersusun dari batuan yang TANAH : bahan lepas yang tersusun dari batuan yang telah melapuk dan mineral lainnya dan juga bahan organik yang telah melapuk yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi SIFAT DAN CIRI TANAH : Komponen : Bahan mineral, Bahan organik, Air & Udara Sifat Fisika, Kimia & Biologi : Tekstur, Struktur, Konsistensi, Porositas & Berat Jenis, pH, KTK, Kejenuhan Basa, Potensial Redoks, Organisme dan Proses Biologi Organisme : Makro, Meso & Mikrofauna/Mikroorganisme Proses Biologi : Fiksasi N, Dekomposisi & Mineralisasi BO, Amonifikasi & Nitrifikasi, Denitrifikasi, Oksidasi & Reduksi

DALAM KAITAN DG SIFAT TANAH Manfaat tanah bagi tanaman : Penyedia air, unsur hara dan sebagai tempat bertumpu tanaman Habitat mikroorganisme perombak yang berperan dalam siklus karbon dan unsur hara Penyangga perubahan suhu dan aliran air antara atmosfer dan air tanah Penyangga pH dan unsur hara

Tempat bertumpu tanaman/akar tanaman TANAH MENYEDIAKAN 4 KEBUTUHAN TANAMAN : Menyediakan air Menyediakan hara Menyediakan udara Tempat bertumpu tanaman/akar tanaman

PENYEBARAN DAN JENIS TANAH Di Daerah Humid Tropis di Indonesia terdapat 10 ordo tanah : Histosols Tanah yang tersusun sebagian besar dari bahan tanah organik yang berasal dari dekomposisi jaringan sisa vegetasi alami (kand. C-org > 12 - 18 % berat, liat 0 - 60 %). Disebut juga tanah Gambut dengan penyebaran pada dat. rendah rawa, pasang surut Entisols Tanah mineral yang masih muda, tanah baru diendapkan atau sedikit mengalami pelapukan atau tanah hasil erosi. Irian Jaya, Sumatera dan Kalimantan Inceptisols Tanah mineral yang sudah mulai menunjukkan perkembangan horizon pedogenik lain. Terdapat diseluruh wilayah nusantara khususnya Irian Jaya, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi Vertisols Tanah yang sebagian besar berwarna kelabu gelap/hitam, bertekstur liat/liat berat, yang rekah (cracks) karena mengkerut pada musim kemarau dan sangat memadat dan sangat lekat (sticky) pada musim hujan. Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi Andisols Tanah yang gembur, ringan dan porous, bag atas berwarna gelap/hitam, bertekstur sedang (lempung, lempung berdebu), ditemukan pada ketinggian 900 m dpl. Tersebar di dataran tinggi, pada wilayah sewkitar atau dekat daerah volkano

PENYEBARAN DAN JENIS TANAH Alfisols Tanah yang sudah berkembang lanjut, mengandung Al dan Fe, berwarna merah kuning, kandungan liat semakin tinggi seiiring kedalaman tanah dan memiliki kandungan basa tinggi. Daerah kering Sulawesi, Jawa, Maluku dan Nusa Tenggara. Mollisols Tanah dengan kenampakan morfologi seperti tanah padang rumput yaitu lapisan atas relatif tebal 10 – 40 cm, berwarna kelabu gelap atau hitam, lunak atau gembur dan kaya bahan organik dengan reaksi tanah netral. Irija, NTT, Maluku, Kaltim, Sulteng dan Jatim. Ultisols Tanah berwarna merah kuning yang sudah mengalami hancuran lanjut, reaksi masam – agak masam. Kaltim, Kalbar, Kalteng dan Irja. Oxisols Tanah di daerah tropika humid yang sudah mengalami hancuran iklim yang sangat lanjut, bertekstur liat dengan warna gelap sampai kunoing, kand. Fe dan Al tinggi, kand. mineral sangat sedikit. Sumsel, Lampung, Jambi, Irja dan Kalteng Spodosols Tanah bertekstur lempung kasar sampai pasir, berwarna putih – putih kelabu, tersebar di wilayah iklim humid, Kalimantan dan Sulawesi

Improving soil health Increasing soil nutrients through combinations of mineral and organic fertilizers Using green manures, cover crops, mulching, zero tillage Planting fertilizer crops Crop residue management Soil erosion and water conservation management

PENGOLAHAN TANAH Kegiatan manipulasi teknik terhadap tanah Tujuan : Mencampur dan menggemburkan tanah Mengendalikan tanaman pengganggu Mencampur sisa tanaman dengan tanah Menciptakan/membuat kondisi tanah untuk pertumbuhan akar yang ideal TIP Start planning your crop and preparing the land before planting. Setiap upaya pengolahan tanah akan menyebabkan perubahan sifat tanah

CARA PENGOLAHAN TANAH Cangkul Bajak Singkal relatif tidak menyebabkan pemadatan pada lapisan bawah namun tanah sering terbuka sehingga rawan erosi, dispersi agregat Bajak Singkal penggemburan tanah pada lap. olah sampai 30 cm, relatif tidak menyebabkan pemadatan pada lapisan bawah bajak singkal berfungsi membalik tanah dan sekaligus memendam gulma bajak singkal bisa ditarik oleh hewan atau traktor

Garu Khusus pada tanah sawah Untuk menghancurkan/ melumpurkan tanah Untuk meratakan media tanam

Rotary Tanah lansung dihancurkan Gulma terpotong & dibenamkan Tenaga penggerak = diesel engine

Traktor Peralatan pengolah tanah : mampu membolak - balik tanah sampai kedalaman 20 cm, namun pada waktu yang bersamaan roda traktor dapat mengakibatkan pemadatan tanah Peralatan pengolah tanah : Disc plow (bajak singkal) Disc harrow (bajak piring) Rotary hoe

Olah Tanah Konservasi (OTK) Persiapan lahan dengan menyisakan sisa tanaman di atas permukaan tanah sebagai mulsa, penahan erosi dan penguapan air tanah. Menghemat tenaga dan waktu, menjaga kand. BO.,air tanah Menjaga lapisan olah tanah Olah Tanah Strip (strip tillage)

Tanpa Olah Tanah (zero tillage)

UNIT PEMUKIMAN TRANSMIGRASI CEMPAKA - KALSEL

POLA PENGGUNAAN LAHAN LAHAN BASAH dan LAHAN KERING PENGOLAHAN LAHAN CARA BASAH Di Indonesia = tanaman padi Media dilumpurkan = penghancuran agregat Menahan perkolasi, pelarutan hara, memudahkan tanam Memudahkan pemeliharaan Lapisan tapak bajak Boros air

PENGOLAHAN CARA KERING Lahan kering hamparan : tanaman pangan, horti, industri/annual Lahan kering untuk tanaman keras berkayu/perrenial

Lahan kering pegunungan unt tanaman annual Topografi miring, berbukit Peralatan pengolah tanah : Cangkul Membalik tanah & memendam gulma Terasiring Lahan kering pegunungan unt tanaman perenial Topografi miring, berbukit Peralatan pengolah tanah : Cangkul Tanaman ditanam dengan membuat Lubang tanam

MEDIA TANAM BUKAN TANAH (Soilless Culture = Hydroponic) Sejak abad 16  kebun tergantung di Babylon, kebun terapung Aztecs di Mexico, budidaya tanaman di air oleh orang Mesir & China 1860  Ilmuwan Jerman Sachs & Knop, menanam tanaman dlm larutan nutrisi N, P, K, Ca, Mg, S 1914 Tollens, 1919 Hoaglands, 1946 Robbins  dicoba berbagai formula larutan nutrisi 1930  Dr. W.F. Gericke - Univ. California  menanam tan dlm larutan nutrisi dlm skala komersial Hydroponic  hydro = air & ponos = kerja  Budidaya tanaman tanpa tanah

TANAH ANORGANIK ORGANIK MINERAL MINERAL LARUTAN TANAH DAERAH PERAKARAN TANAMAN hidroponik GARAM AN ORGANIK LARUTAN NUTRISI

KOMPOSISI LARUTAN HOAGLAND LAR BAHAN FORMULA BERAT/GRAM A Calcium nitrat Ca(NO3)2.4H2O 10.030 Fe-EDTA CH2N(CH2.COO)2FeNa 790 B Mono kalium phosphat KH2PO4 2.630 Kalium nitrat KNO3 5.830 Magnesium sulfat MgSo4.7H2O 5.130 Manganium sulfat MnSO4.4H2O 61 Asam borat H3BO3 17 Cuprum sulfat CuSO4.5H2O 3,9 Amonium molybdat (NH4)6Mo7O24.4H2O 3,7 Zinc sulfat ZnSO4.7H2O 4,4 A & B  HRS DIPISAHKAN  DILARUTKAN DALAM 1000 L AIR

Media Tanam Bukan Tanah : Air Rockwool, arang sekam, pasir dll Untuk media selain air  hrs mampu mengikat air (tergantung ukuran partikel, bentuk & porositasnya) Semakin kecil ukuran partikel & besar luas permk & jumlah pori  semakin besar kemampuan menahan air Rockwool Culture Arang Sekam

Media tanam : Water Culture Nutrient Film Technique

PERBANDINGAN BUDIDAYA MEDIA TANAH & HIDROPONIK < Tenaga kerja Hara terkendali Populasi ++ Tidak ada gulma < Hama & Penyakit Air Pupuk Kualitas produk ++ Hasil panen ++ (kentang 200 t/ha, tomat 240 t/ha) Kurang/tidak ramah lingkungan > Tenaga kerja Variabilitas hara Populasi tan. terbatas Gulma Hama dan penyakit Keterbatasan air Memerlukan + pupuk Kualitas produk Hasil panen (kentang 40 t/ha, tomat 40 t/ha) Ramah lingkungan

The main disadvantages of hydroponic are the high initial capital cost, some diseases such as Fusarium and Verticillium which can spread rapidly through the system, and the encountering of complex nutritional problems. Most of these disadvantages can be overcome. Capital cost and complexity of operating the system can reduce by use of new simplified hydroponic methods, such as the nutrient film technique. Many varieties resistant to the above diseases have been bred. The main advantages of hydroponic over soil culture are more efficient nutrition regulation, availability in regions of the world having nonarable land, efficient use of water and fertilizers, ease and low cost of sterilization of the medium, and higher-density planting, leading to increased yields per acre

QUIS : Ditinjau dari sisi media tanam, bagaimana prospek pengembangan pertanian di Indonesia masa mendatang ? (Kaitkan dengan problem pertanian di Indonesia)