PERTUSIS
• Dikenal dengan BATUK REJAN ATAU WHOOPING COUGH • Penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Bordettela pertussis • Era prevaksin : penyebab kematian utama pada bayi dan anak • Era vaksin : angka kejadian menurun >99%
• 1. 23% <1 tahun 2. 12% 1-4 tahun 3. 9% 5-9 tahun Angka kejadian diseluruh dunia : 48.5 juta kasus Angka mortalitas : 295,000 /tahun Case fatality rate di negara terbelakang : 4% 10-15% <6 bulan dengan angka kematian >90% 2001-2003 : 1. 23% <1 tahun 2. 12% 1-4 tahun 3. 9% 5-9 tahun 4. 33% 10-19 tahun 5. 23% >20 tahun
Faktor risiko • Tidak imunisasi DPT • Kontak dengan penderita pertusis • Wabah
Patogenesis • Periode inkubasi : 3-12 hari • Lama sakit 6 minggu yang dibagi menjadi : • Stadium kataralis : mirip URI, terdiri : kongesti nasal, rhinorrhea, bersin, demam ringan, mata berair dan conjunctival suffusion. Sangat menular • Stadium paroksismal : batuk paroksismal selama beberapa menit, disertai suara Whoop akibat inspirasi melalui jalan nafas yang obstruksi. Bayi tampak kelelahan, muntah dengan darah dalam lendir • Stadium konvalesen : batuk kronis yang berakhir beberapa minggu
Patofisiologi • Bakteri dalam sekret respirasi membentuk eksudat mukopurulosanguinus dalam traktus respirasi • Eksudat tersebut menyumbat saluran nafas kecil (terutama pada bayi) dan menyebabkan atelektasis, batuk, sianosis dan pneumonia • Parenkim paru dan pembuluh darah paru tidak terdampak : kultur darah (-)
Gejala klinis Pemeriksaan fisik jarang ditemukan kelainan yang spesifik • Demam ringan/tanpa demam • Tidak menunjukkan gejala kelainan respirasi bawah • Perdarahan konjungtiva • Petekie fasialis • Dehidrasi akibat sulit minum dan muntah • Hipoksia • Whoop jelas pada usia 6 bulan – 5 tahun, jarang pada usia <6 bulan, anak besar • posttussive emesis.
Infeksi adenovirus Pneumonia mycoplasma • Pneumonia chlamidia Diagnosis banding Infeksi adenovirus Pneumonia mycoplasma Pneumonia chlamidia Infeksi RSV Bronkiolitis CROUP Asma bronkiale •
Pemeriksaan penunjang • Isolasi dan kultur kuman : sulit dan lama • Darah lengkap : • Leukocytosis (15,000-50,000/µL) dengan limfositosis absolut selama stadium kataralis akhir dan stadium paroksismal : tidak spesifik tetapi berkaitan dengan derajat penyakit • PCR • Thorak foto : infiltrat perihiler atau edema dengan atelektasis, pneumothorak, pneumomediastinum
1. 2. • Tujuan terapi : Menekan batuk (derajat dan frekuensi) • Antibiotika fase paroksismal : eradikasi kuman dalam traktus respirasi dan mencegah perluasan infeksi & mencegah infeksi bakteri sekunder • >1 bulan : erythromycin 30-50 mg/kg/hari 2-4x/hari, clarithromycin, dan azithromycin 10mg/kg/hari 1x/hari atau trimethoprim- sulfamethoxazole 7,5mg/kg/hari 2x/hari • Suportif terapi : nutrisi, rehidrasi, oksigenasi • Monitoring : apnea, sianosis hipoksia • Prophylaxis 1. 2. Erythromycin 50 mg/kg/day 4x/hari times selama 14 hari atau Clarithromycin 7.5 mg/kg 2x/hari selama 14 hari
Prognosis • Baik • Komplikasi minimal dengan antibiotika dan terapi suportif • Komplikasi : 1. Epistaxis 2. nausea dan muntah 3. Subconjunctival hemorrhages 4. Ulcus frenulum.