Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong Kelompok 6 Kelas C
Anggota Kelompok Vera Lumbantobing 200110100140 Resty Septianti 200110100141 Suryadi 200110100142 M.R.R Oktanilla P 200110100143 Sarito Simanullang 200110100144 Firda Sari Anugerah 200110100145
Sapi potong menjadi salah satu pilihan komoditas yang diyakini bisa menjadi sumber pendapatan keluarga. Proses pemeliharaan sapi potong cukup mudah dilakukan. Namun, juga banyak kendalanya. Kendala tersebut pemeliharaan yang dilakukan peternak. Beberapa peternak belum memiliki orientasi bahwa beternak sapi potong bisa menjadi sumber pendapatan utama. Sehingga pemeliharaannya tidak hanya dilakukan secara asal–asalan. Banyak harus diketahui peternak sebelum mengenal management pemeliharaan. Pemilihan bibit, pemberian pakan, dan pemasaran. Pemasalahan tersebut sering kali menjadi kendala para peternak.
Pemilihan bibit Pemilihan bibit harus memperhatikan beberapa hal antara lain : Kondisi sehat dan kuat Badan lebar dan dalam Pedagingannya padat dan bentuk badannya kompak Temperamennya aktif, tetapi lembut Kepala lebar, moncong tumpul. Pejantan: Seleksi menyangkut kesehatan fisik, kualitas semen dan kapasitas servis. Betina : Seleksi menyangkut kondisi fisik dan kesehatan, kemiringan vulva tidak terlalu keatas, mempunyai puting 4 buah, bentuk ambing relatif besar dengan bentuk yang simetris.
Keberadaan dan Ukuran Kandang Kandang yang baik harus memperhatikan beberapa aspek untuk dapat dipenuhi. Aspek – aspek yang setidaknya ada dalam kandang antara lain: Cukup mendapat sinar matahari Mempunyai saluran pembuangan dan tempat penampungan kotoran yang memadai Terbuat dari bahan yang cukup kuat dan tahan lama Bila mungkin lantai kandang disemen/dikeraskan dan dihampiri jerami biar hangat. Kandang hendaknya dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum Lantai diusahakan agak miring dengan kemiringan 2 derajat kearah pantat sapi dan diusahakan agar selalu kering dan hangat Ukuran kandang yang ideal untuk setiap ekor sapi adalah : sapi induk dan bakalan⟶ 2 × 1,5 m ²/ekor pejantan ⟶ 2 x 1,5 m ²/ekor
Sistem Perkawinan Hand Mating : Kawin alam yang teratur dimana sapi betina birahi dibawa ke tempat pejantan untuk dikawinkan atau di IB. Pasture Mating : Jantan dan betina kawin alam di padang pengembalaan Mengetahui Tanda Birahi, tanda-tanda birahi yaitu : selalu gelisah, mencoba menaiki sapi lain, vulva membesar dan kemerahan serta keluar cairan lendir, nafsu makan menurun. Mengetahui Tanda-tanda Melahirkan, seperti urat daging sekitar vulva mengendor, dikiri kanan pangkal ekorkelihatan legok, ambing membesar dan tampak tegang, sapi gelisah dll.
Pemberian Pakan Dalam pemeliharaan penggemukan sapi, pakan sangat berpengaruh. Komposisi dari pakan harus diperhatikan. 1. Pakan hijauan, yaitu bahan yang banyak mengandung serat kasar dengan nilai cerna yang rendah dan cukup protein seperti rumput gajah, rumput raja, benggala, setaria, dan lain – lain. Jenis legume seperti gamal, acasia vilosa, turi serta dari jenis daun-daunan dan jerami. Pakan hijauan diberikan 10% dari berat badan perhari. Hijauan yang diberikan merupakan campuran antara rumput dan kacang-kacangan dengan perbandingan 2/3 bagian rumput dengan 1/3 kacang-kacangan, diberikan 2-3 kali sehari. 2. Pakan Penguat (konsentrat). Pakan penguat adalah campuran bahan yang disusun sedemikian rupa sesuai kebetuhan hewan ternak tersebut. Secara umum jumlah makanan yang diberikan untuk seekor sapi setiap hari adalah sebagai berikut : - Hijauan : 35 – 47 Kg, atau bervariasi menurut berat dan besar badan. - Konsentrat : 2 – 5 kg - Pakan tambahan : 30 – 50 gr
Metode Pemeliharaan Sapi Potong Management pemeliharaan sapi potong perlu dilakukan. Untuk itu ada beberapa metode yang harus dilakukan. Metode pemeliharaan sapi potong berdasarkan tujuan pemeliharaan yaitu : sapi potong pembibitan, sapi potong kereman atau penggemukkan, sapi untuk ternak kerja.
a. Pemeliharaan sapi potong pembibitan : Sapi induk, Selain pemberian pakan yang baik pemeliharaan kesehatan dalam pemeliharaan sapi induk perlu juga diperhatikan sistim perkawinannya, sehingga induk dapat melahirkan setiap 1 – 18 bulan sekali. Induk bunting, Sapi yang mengalami proses produksi harus mendapat perlakuan dan pakan yang baik. Pakan harus cukup baik, berikan pakan penguat sebanyak 2-3 kg/ek/hr ditambahkan mineral. Tempatkan sapi dikandang tersendiri agar merasa tenang. Jagalah kebersihan kandang, alasi lantainya dengan jerami/rumput kering. Pemeliharaan anak sapi, Setelah anak sapi lahir segera bersihkan lendir yang menempel pada tubuhnya, terutama bagian hidung dan mulut. Potong tali pusar dan olesi dengan yodium. Biarkan anak sapi menyusui pada induknya sampai 4 bulan. Mulai diperkenalkan dengan konsentrat pada umur 3 minggu.
b. Pemeliharaan sapi untuk ternak kerja, Pada pemeliharaan ini perlu diperhatikan adalah ternak sebaiknya tidak dikerjakan pada waktu tertentu sbb: Satu bulan setelah dikawinkan Dua bulan sebelum melahirkan Satu bulan setelah melahirkan Pengolahan reproduksi : Kawinkan sapi betina untuk pertama kalinya pada umur 15 – 20 bulan, sedangkan yang jantan pada umur 15-24 bulan. Bila sapi menunjukkan tanda-tanda birahi pagi hari, kawinkan 12-18 jam. Perkawinan dinyatakan berhasil bila sapi memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut : Tidak muncul birahi pada periode berikutnya, sapi kelihatan lebih tenang, nafsu makan dan minum bertambah, rongga perut bertambah besar. Kebuntingan sapi rata-rata berlangsung selama 283 hari
c. Pemeliharaan sapi potong kereman (penggemukkan) Ada 4 patokan dalam memilih sapi untuk dierem, diantaranya : Sapi yang berumur kurang dari satu tahun yang akan diperlukan masa kerem selama 8-12 bulan. Sapi berumur 1-2 tahun dengan masa kerem selama 6-8 bulan. Sapi yang berumur 2-3 tahun dengan masa kereman selama 4-6 bulan. Sapi yang berumur 3 tahun keatas dengan masa kereman maksimal selama 4 bulan Selain dari segi umur juga perlu pertimbangan dari bentuk tubuh sapi yang akan dikerem dapat dipilih kurus, tapi bukan karena penyakit. Kurus dalam artian kurang makanan dan perawatan. Berat ideal sapi yang akan dikerem antara 140-200 kg. Pemberian konsentrat berupa dedak padi +starbio sebanyak 1 kg hari akan memberikan pertambahan berat badan rata-rata 600 gram/hari.
Pencegahan Penyakit Tindak pencegahan : Hindari kontak dengan ternak sakit Kandang selalu bersih Isolasi sapi yang di duga kena penyakit agar tidak menular ke sapi yang lain Mengadakan tes kesehatan, khususnya penyakit Brucellosis dan Tuberculosis. Desinfektan kandang dan peralatan Vaksinasi teratur. Ada beberapa jenis penyakit yang perlu diwaspadai dalam mengelola sapi diantaranya: Ngorok (SE) Radang Kuku (Foot Rot) Bloat (Tymphani, Kembung Perut)
Pemasaran Pemasaran hasil ternak dapat dikoordinasikan dengan kelompok tani atau koperasi, dengan demikian biaya dapat ditanggung besama-sama. Produk dapat dipasarkan berupa daging atau ternak hidup Pusat Pemberdayaan Masyarakat Veteriner “JogjaVet”