1 PSIKOLOGI UMUM 1 KULIAH KE-10: MEKANISME PERTAHANAN DIRI Bimono, L. Gayatri Yosef, Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori-teori Perkembangan Moral
Advertisements

Defence (Mekanisme Pertahanan)
Pyschoanalysis Orientation_Psi.Sosial II
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA
PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI Kuliah ke-10:
ASKEP WAHAM.
Psikologi Dunia Kerja Frustasi & Pengaruhnya Dalam Pekerjaan
KONFLIK DAN FRUSTASI.
KONSEP PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
Menilai Diri Sendiri Nur Hidayat.
MENGATASI HAMBATAN DALAM SUATU ORGANISASI
PSIKOLOGI INOVASI KULIAH KE-5 TEORI KEENGGANAN UNTUK BERUBAH
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
DELINQUENT (KENAKALAN)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
1 PSIKOLOGI INOVASI KULIAH KE-8 PEKERJAAN: PASSION VS KEHARUSAN TUK BEKERJA Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Persepsi Terhadap Lingkungan
PSIKOANALISIS DAN KAJIAN KARYA SASTRA
MODIFIKASI PERILAKU KULIAH KE – 12 Penghilangan Perilaku
B K B K BIMBINGAN DAN KKONSELING BIMBINGAN DAN KKONSELING.
PSIKOLOGI INOVASI KULIAH KE-7 DISONANSI KOGNITIF
Kepedulian & penyelamatan pada lingkungan Arundati Shinta
PERKEMBANGAN ASPEK EMOSI
PERILAKU ORGANISASI MOTIVASI KERJA (FRUSTRASI & STRESS)
KONSEP DASAR PSIKOLOGI.
KONSEP KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (KPP)
YENI WIDYASTUTI, S.Sos., M.Si
PSIKOLOGI UMUM 1 Kuliah ke- 7
PENDEKATAN PSIKOANALISA
KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KERJA
Latihan Kasus.
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
KONSEP KESEHATAN JIWA OLEH TUTU A. SUSENO.
MASALAH KESEHATAN MENTAL PD LANSIA
VIII. KONFLIK Perbedaan pendapat antara dua/lebih individu atau kelompok dalam organisasi karena beda tujuan, pendapat, pandangan, nilai dll. Ada 2 pandangan.
KONSELING PSIKOANALISIS
PERILAKU KEKERASAN.
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
Paradigma Psikoanalisis Sigmund Freud
Motivasi & Kebutuhan Konsumen
Psikologi Perkembangan Sigmund Freud
Obyect Relation Theory Melanie Klein
VIII. KONFLIK Perbedaan pendapat antara dua/lebih individu atau kelompok dalam organisasi karena beda tujuan, pendapat, pandangan, nilai dll. Ada 2 pandangan.
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
Modul Praktik Klinik Psikiatri FKUI
SCHOOL BULLYING.
Lahir : 16 September
Adhyatman Prabowo, M.Psi
DELINQUENT (KENAKALAN) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
MEKANISME PERTAHANAN DIRI
BK BELAJAR Dosen Pengampu : Isti Yuni P. , M. Pd
PSYCHOSOCIAL PROBLEMS RELATED TO DISASTER AND MANAGEMENT
LATIHAN Graphology.
STAFFING Pertemuan ke 10.
REAKSI PSIKOLOGIK MANUSIA TERHADAP STRES
Lisda Sofia STRESS Penyesuaian Diri & Pertahanan Diri.
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
Penyesuaian & Abnormalitas
LATIHAN MENILAI KOMPETENSI Dra. Sri Hastuti Handayani, M.Si.Psi
PERKEMBANGAN EMOSI 20/09/2018 winanti siwi respati.
ANAK – REMAJA
ANAK – REMAJA
Proses adaptasi psikologi pada anak sesuai tahap perkembangannya
Meta Damariyanti, Mpsi., Psikolog
MEMAHAMI ORANG LAIN Psikologi sosial : Pertemuan ke 3.
TEGUH ANINDITO. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan teori dasar pembuatan keputusan 2. Menjelaskan kerangka pembuatan keputusan etik 3. Menguraikan faktor.
Transcript presentasi:

1 PSIKOLOGI UMUM 1 KULIAH KE-10: MEKANISME PERTAHANAN DIRI Bimono, L. Gayatri Yosef, Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2 Mekanisme pertahanan diri Yaitu cara-cara individu berperilku secara tidak sadar dlm rangka untuk melindungi diri sendiri dari frustrasi. Istilah mekanisme pertahanan diri berasal dari Sigmund Freud. Mekanisme pertahanan diri sering disebut sbg pertahanan diri melawan kecemasan.

3 Mekanisme pertahanan diri 1). Repression (menekan). 2). Reaksi formasi 3). Proyeksi 4). Displacement 5). Rasionalisasi 6). Sublimasi & kompensasi.

4 Repression (menekan) Repression adalah cara seseorang untuk melupakan hal2 yg mencemaskannya / tidak menyenangkannya. Proses melupakan ini tidak seperti peristiwa lupa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Proses melupakan ini akan pulih bila sumber frustrasi itu sudah terlampaui.

5 Contoh Repression (menekan) *) Saya melupakan kewajiban membayar tagihan karena membayar membuat saya sell teringat dengan pengalaman kebangkrutan. *) Sya dg mudah akan melupakan janijan dg dokter gigi karena saya ngeri dengan bur gigi yg tajam.

6 Kasus Repression (menekan) - 1 Seorg laki-laki (tuan A) yg baru saja bertunangan akan menyebrang jalan dg tunangannya. Di tengah jalan ada seorang laki-laki lain (tuan B) yg menyapa & mengajak ngobrol dengan cara yg menyenangkan. Tuan A merasa tidak kenal, padahal tuan B sudah berinteraksi dg baik. Ia menoleh minta bantuan dari tunangannya. Anehnya, ia sendiri tidak mengetahui (lupa) nama tunangannya. Mengapa hal aneh ini terjadi?

7 Kasus Repression (menekan) -2 Pd masa lampau, tn A pernah bertunangan, & memperkenalkan tunangannya pd temannya tn C ketika mereka berdua sedang menyebrang jalan. Tunangannya menjadi tertarik pd tn C & mereka berdua meninggalkan tn A. Tn A menjadi sangat sedih, frustrasi serta ingin melupakan pengalaman traumatisnya.

8 Reaction Formation = individu sembunyikan motif yg sebenarnya dg cara ia sangat yakin bhw ia mempunyai motif yg berlawanan dg motif yg sebenarnya tsb. Contoh= seorg perempuan perlihatkan perilaku terll mencintai ibunya sec berlebih2an. Hal ini tuk sembunyikan motif yg sebenarnya yaitu ia membenci ibunya. Motif benci (agresif) pd ibu sangat cemaskan indv

9 Proyeksi (1) = Pertahanan diri indv tuk sembunyikan konflik yg membuatnya cemas yaitu dg cara melimpahkan sumber cemas tsb kepada orang lain. Contoh= indv ingin mencontek spy dpt nilai ujian yg bagus tp ia tahu bhw mencontek adlh perilaku yg tidak bermoral. Indv lalu mengatakan bhw temannya yg mencontek, pdhal temannya tidak melakukan apa pun.

10 Proyeksi (2) Contoh 2= seorg gadis yg buruk rupa menolak ke luar rumah, krn ia sangat yakin bhw banyak laki2 sedang menunggunya untuk memukulnya (pdhal tdk ada laki2 yg akan memukulnya). Hal ini tuk menyembunyikan sumber kecemasannya bhw ia org yg tdk menarik. Pada kasus yg ekstrim, proyeksi merupakan petunjuk adanya gangguan mental.

11 Displacement (1) = tujuan dari suatu motif disembunyikan dan diganti (substitusi) dg motif lainnya. Contoh= seorg anak perempuan cemburu krn adiknya lahir, & ia tdk mendpt perhatian lagi. Ia ingin menyakiti adik baru, tp keluarga melarangnya. Untuk ekspresikan agresivitasnya maka ia memukul objek yg lebih aman yaitu boneka sampai hancur.

12 Displacement (2) Seorg karyawan kena marah pimpinannya, namun ia tidak berani membalasnya. Hal itu membuatnya cemas. Pertahanan dirinya adalah ia memukul bobo doll sampai hancur tuk salurkan agresivitasnya..

13 Rasionalisasi = indv menyembunyikan motif yang sebenarnya kemudian memindahkan pada motif lainnya yg bisa diterima oleh masyarakat..

14 Contoh Rasionalisasi Murid ingin bersenang2 tpi tidak bisa, sehingga ia menyalhakn bahwa peraturan sekolah terlalu ketat, guru killer, peraturan sekolah hanya mengutamakan kelurga kaya, dsb..

15 Sublimasi & kompensasi (1) Sublimasi = indv mencari kegiatan pengganti untuk memuaskan motifnya. Contoh= ketika motif seksual tdk dapat dipuskan karena alasan eksternal (ada orang lain) atau internal (adanya konflik dlm diri indv), maka indv akan mencari objek lain untuk memuaskan ketegangannya.

16 Sublimasi & kompensasi (2) Kompensasi= merupakan bentuk dari pertahanan diri yg melibatkan sublimasi, namun tindakan yg diambil mempunyai implikasi kegagalan / kehilangan harga diri. Kegagalan teresbut kemudian dikompensasi / diganti secara berlebih2an untuk menutup kecemasannya.

17 Sublimasi & kompensasi (3) Contoh kompensasi= Seorg gadis yg buruk rupa merasa cemas krn tdk punya pacar. Untuk atasi, ia menjadi kutu buku & juara di kelas, sehingga ia dikagumi banyak orang. Laki2 yg pendek tubuhnya mempunyai kompensasi pandai bertinju sehingga ia dikugumi sebagai laki-laki yg benar-benar macho / jantan.

18 Penggunaan mekanisme pertahanan diri (1) 1). Beberapa mekanisme pertahanan diri tidak berbahaya, dlm ukuran moderat. Dalam ukuran yg berlebih-lebihan maka pertahanan diri tersebut mengarah pada reaksi2 yg abnormal. Reaksi abnormal – neurotic atau psikhotis. 2). Indv yg gunakan mekanisme pertahanan diri berarti gagal untuk mencari solusi yg tepat bg konflik yg ada dlm dirinya. Indv tidk bisa menerima diirnya apa adanya (self-acepted rendah).

19 Penggunaan mekanisme pertahanan diri (2) 3). Penggunaan mekanisme pertahanan diri menyebabkan indv mendptkan tambahan kecemasan baru, meskipun kecemasan lamanya berkurang. Misal – Indv yg lakukan agresivitas thd bawahannya, karena ia baru saja kena marah pimpinannya. Karyawan bawahan mungkin saja akan berusah membalasnya. Reaksi dari karyawan bawahan itu menimbulkan kecemasan baru.

20 Reaksi-reaksi neurotis = bentuk dari reaksi abnormal, namun lingkungan sosialnya masih dapat menerimanya (memberi toleransi), bahkan kadang tidak dianggap berbahaya. Ditandai dg kecemasan yg tinggi. Contoh reaski-reaksi neurotis adalah phobia & obssesive-compulsive reaction.

21 Obssesive-compulsive reactions Obssesive = suatu ide yg terus menerus menghinggapi indv. Biasanya ide itu dungu, tidak berdasar paling tidak pd saat itu. Contoh= indv berpikir & sanagt yakin bhw ia terserang kanker, meskipun secara medis ia sehat-sehat saja.

22 Obssesive-compulsive reactions (2) Compulsive = suatu tindakan yg didasari ide yg terus menerus menghinggapi indv. Biasanya ide itu dungu, tidak berdasar paling tidak pd saat itu. Contoh= indv berpikir & sanagt yakin bhw ia terserang kanker, meskipun secara medis ia sehat-sehat saja. Ia kemudian berobat kemana2, minum banyak obat kanker terus menerus meskipun tanpa resep. Bahkan ia mendiagnosis dirinya sendiri melalui internet. Ia juga berulang kali mencuci tangannya supaya bebas kuman.

23 The OCD Test..

24 The OCD Test..

25 The OCD Test..

26 The OCD test 1). OCD Test – Thoughts/Images 2). OCD Test – Uncertainty/ Insufficiency 3). OCD Test – Cleaning 4). OCD Test – Harm/Injury 5). OCD Test – Order/Symmetry 6). OCD Test – Counting 7). OCD Test – Hoarding.

27 Reference Morgan, C.F. (1961). Introduction to psychology. New York: McGraw-Hill Book, Chapter 5.