Dr. Budi Arief Waskito, SpJP FIHA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN TATA LAKSANA FIBRILASI ATRIUM PERKI 2014
Advertisements

2. Kontrol rangsangan dan konduksi jantung
3. Elektrokardiogram normal Erkadius Kuliah PBL Blok 1.2 Minggu III/2010.
Rahmatini Bagian Farmakologi Fakultas kedokteran universitas andalas
EKG Tri Budi Laksono.
JANTUNG.
KARDIOVASKULER Denny Adriansyah.
FISIOLOGI JANTUNG Ayu Prawesti. M.Kep.
Kebutuhan Dasar Oksigenasi
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
ELECTROCARDIOGRAF DERMAWAN D
Monitoring EKG Oleh : Emil Huriani.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA SINDROMA KORONER AKUT (SKA)
Yuliana Laksmini Departemen Fisiologi FK UII
EKG NORMAL, IMA, ARITMIA YANG MENGANCAM NYAWA
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Kardiovaskuler
Oleh: Syaifurrahman Hidayat
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER
DASAR-DASAR EKG Oleh: H. Asep Solihat.
ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA
Physiological Approach of Arrythmia
E K G (LK-4A) Rendri Bayu Hansah Modul Penyakit Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 1.
NURSING CARE OF CARDIOGENIC SHOCK
TUGAS AA “ PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK ) “
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ARITMIA
ARITMIA Arief Rahman Hakim Bagian Farmakologi & Farmasi Klinik
Colaborative learning kelompok 1 ananta yandini darfirizan seprika lusi agustin nafa maulidhina novia desiyana novitha destary sesria nasution rizky agusmay.
KELISTRIKAN JANTUNG IRMA NUR AMALIA, M.KEP.
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Azmila IB Desi sarly M.keb
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
Yuliarni Syafrita Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
Elektrokardiografi (EKG)
A . R . I . T . M . I .A.
RESPON FISIOLOGIS GANGGUAN FUNGSI JANTUNG
RESPON FISIOLOGIS GANGGUAN FUNGSI JANTUNG
Basic ECG Course Nurses’ Symposium
KONSEP DASAR EKG
1. Aktifitas listrik jantung
Dasar Dasar ELEKTROKARDIOGRAFI
The role of medicine in cardiovascular diseases management
Ananta Yandini Anggi Dwi Prasetyo khairul Wara Novia Desi Yana
VENTRIKULAR FIBRILASI
Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
Askeb 1 Oleh : atikah mayang sari Nim :
KELOMPOK 1 : AZHARUDDIN AGUSRIYANTI
Asuhan Keperawatan Dengan Gagal Jantung ( CHF )
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASCULER
ANGINA PECTORIS Dr. Supardi, Sp.PD.
Pre test Sebutkan batasan tekanan darah yang normal!
Yuliarni Syafrita Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
ELEKTROKARDIOGRAFI
VENTRICULAR TACHICARDIA
Muhammad Mirza Muhammad Zulfikri
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
Asuhan keperawatan angina pectoris
Askep klien VENTRIKEL SEPTAL DEFEK (VSD)
Elektrokardiogram (EKG)
B. RUDY UTANTIO UNIVERSITAS WIJAYA SURABAYA 2012
K ONSEP OKSIGENASI By: Ns.Rehmaita. DEFINISI 1. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Kekurangan oksigen kurang dari 5 menit.
23-24 Maret 2019 Hotel Eastparc Yogyakarta Current Management of Life Threatening Arrhytmia Muhamad Taufik Ismail.
EKG. ANATOMI JANTUNG PEMBULUH DARAH KORONER RCA LM LAD LCx.
KONSEP PATOFISIOLOGI “C ONGESTIVE H EART F AILURE ” Disusun oleh: Kelompok 4 M. Ichwan Rijani M. Azhar Rifa’i M. Fahreza Ridhani Nahla Hayyatu Syifa Nanda.
Ari Setiyajati,S.Kep,Ns.,M.Kes. ELEKTROKARDIOGRAFI PENGERTIAN Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektrokardigram.
Hipertensi Geriatrik. Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140.
ELEKTRO KARDIOGRAFI. Elektrokardiografi : adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Elektrokardiograf : alat yang digunakan untuk melakukan.
Bahan DC Shock Bapelkes by sandi. Defibrilasi Defibrilasi = Pengobatan yg menggunakan aliran listrik yg kuat dalam waktu yg pendek. Syok yg ditimbulkan.
Transcript presentasi:

Dr. Budi Arief Waskito, SpJP FIHA A R I T M I A Dr. Budi Arief Waskito, SpJP FIHA

Definisi Kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari impuls, atau gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi atrium sampai ventrikel Dapat diketahui dari gambaran EKG

Irama Sinus Normal

Otomatisitas dan Ritmisitas Pada Sistem Konduksi Jantung Sifat Otomatisitas Ritmisitas Masing-masing bagian dari sistem konduksi jantung mempunyai frekwensi ritmisitas sendiri-sendiri Fisiologis : Simpul sinus mempunyai otomatisitas dan ritmisitas tertinggi, serabut Purkinje yang terendah Dipengaruhi sistem saraf simpatik dan parasimpatik

Pembagian Aritmia Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2 golongan besar : Gangguan pembentukan impuls Gangguan penghantaran impuls

Gangguan Pembentukan Impuls a. Gangguan pembentukan impuls di sinus 1. Takikardia sinus 2. Bradikardia sinus 3. Aritmia sinus 4. Henti sinus

Takikardia Sinus Kriteria : irama sinus, rate > 100/menit

Aritmia Sinus Pengaruh respirasi melalui stimulasi reseptor saraf vagus di paru Akhir inspirasi : frekuensi > cepat, akhir ekspirasi frekuensi > lambat

Henti Sinus Tak ada gelombang P dari sinus

Gangguan Pembentukan Impuls b. Pembentukan impuls di atria (aritmia atrial) 1. Ekstrasistol atrial 2. Takikardia atrial 3. Fluter (Gelepar) atrial 4. Fibrilasi atrial

Ekstrasistol Atrial Kriteria : - gelombang P prematur dari atrium - biasanya pause kompensasi tak lengkap

Tipe Ekstrasistol Atrial Couplet : 2 EA, Takikardia atrial : 3 atau lebih EA Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EA Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EA

Atrial ekstrasistol unifokal, multifokal dan wandering atrial pacemaker Unifokal : satu fokus ektopik Multifokal : 2 atau lebih fokus ektopik Wandering PM : fokus ektopik berbeda-beda

Takikardia Atrial Kriteria : 3 atau lebih ekstrasitol atrial berturutan Gambaran EKG : - frekuensi biasanya 160-250 /menit - sering P sukar dikenali karena bertumpuk pada T - interval P-P dan R-R teratur

Takikardia Supraventrikular Paroksismal

Supravent. takikardi Gambaran EKG : - frekuensi biasanya 160-250 /menit - sering P sukar dikenali karena bertumpuk pada T - interval P-P dan R-R teratur

SUPRAVENTRIKEL TAKIKARDIA

Fibrilasi Atrial Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang-gelombang P yang tak teratur, frekuensi 350-600/menit Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140-200/menit FA halus ( fine ) : defleksi gelombang P < 1 mm FA kasar ( hoarse ) : defleksi gelombang P > 1 mm

Fibrilasi Atrial

Fluter Atrial Denyut atria cepat dan teratur, frekuensi 250-350/menit Gelombang fluter : seperti gergaji Biasanya terdapat konduksi 2:1, karena simpul AV tak dapat Meneruskan semua impuls dari atria

Gangguan Pembentukan Impuls Pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia penghubung/ Junctional) 1. Ekstrasistol penghubung AV 2. Takikardia penghubung AV 3. Irama lolos penghubung AV

Irama Penghubung / Junctional Gelombang P prematur berasal dari penghubung AV : vektor P lawan arus ( P negatif di II, III dan aVF )

Irama Penghubung /Junctional

Gangguan Pembentukan impuls Pembentukan impuls di ventrikel ( aritmia ventrikular ) 1. Ekstrasistol ventrikular 2. Takikardia ventrikular 4. Fibrilasi ventrikular 5. Henti ventrikular 6. Irama lolos ventrikular

Ekstrasistol Ventrikel Gelombang QRS prematur, melebar dan bizarre ( tak teratur dan aneh ) P dari sinus tak terpengaruh oleh QRS ekstrasistol ( pause kompensasi lengkap )

Tipe Ekstrasistol Ventrikel Couplet : 2 EV, Takikardia atrial : 3 atau lebih EV Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EV Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EV

Ekstrasistol Ventrikel

Sinus rhythm with VES couplet

QRS ekstrasitol jatuh sekitar puncak gelombang T Fenomena R on T QRS ekstrasitol jatuh sekitar puncak gelombang T

Sinus rhythm with VES, R on T

Takikardia Ventrikular Kriteria diagnosis : - terdapat 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel yang berturutan Gambaran EKG : - frekuensi biasanya 160-200/menit - bila P dapat dikenali, maka P dan QRS tidak berhubungan : disosiasi AV - QRS melebar dan bizarre

Takikardia Ventrikel

Ventricular tachycardia

Takikardia Ventrikel Polimorfik Bentuk QRS beubah secara bergelombang melalui garis isoelektrik

Torsades de pointes

Takikardia Ventrikel dan Torsade de Pointes

Fibrilasi Ventrikel Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi yang tidak teratur dan cepat FV halus ( fine ) : gelombang f < 3 mm FV kasar ( coarse ) : gelombang f > 3 mm

Fibrilasi Ventrikel

Ventricular fibrillation

Fibrilasi dan Asistol Ventrikel

Asistol Ventrikel

Gangguan Sistem Konduksi Blok Konduksi Bendasarkan tempat blok Blok SA Blok AV Blok Fasicular Blok Bundle Branch Blok IVCD (Intra Ventrikular Conduction Defect) Berdasarkan derajat blok Derajat I Derajat II : - Mobitz I (Wenckebach) - Mobitz II Derajat III : Blok total

First-degree AV block

Second-degree AV block type 1

Second-degree AV block type 2

Third-degree AV block / Total AV block P QRS Third-degree AV block / Total AV block

Aksesori Konduksi Jalur Kent / Sindroma Wolff-Parkinson-White Jalur James / Sindroma-Lown-Ganong-Levin Jalur Mahaim

Pembagian klinis Takiaritmia Bradiaritmia Bradi-taki-aritmia Frekwensi ventrikular > 100 x/m Berdasar fokus : Supraventrikuler ventrikuler Bradiaritmia Frekwensi ventrikular < 60 x/m Bradi-taki-aritmia Timbulnya taki-aritmia dan bradi-aritmia secara bergantian

Gejala aritmia Palpitasi Rasa tidak enak di dada Angina Lemas Sesak Pingsan Kejang

Etiologi aritmia Gangguan sirkulasi koroner : Peradangan jantung : Iskemi miokard Infark miokard Peradangan jantung : Demam rematik Miokarditis Gangguan / kerusakan struktur jantung Gagal jantung Kardiomiopati

Etiologi Aritmia Gangguan keseimbangan elektrolit & asam-basa Hiper / hipokalemi Asidosis / alkalosis Gangguan endokrin : hipertiroid Intoksikasi obat : digoxin, obat antiaritmia dll Gangguan susunan saraf otonom / pusat

Pemeriksaan Pemeriksaan fisik Elektrokardiografi

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan nadi & detak jantung, Menentukan ada / tidaknya aritmia (tidak dapat menentukan jenis aritmia ) Pemeriksaan vital sign → menentukan derajad kegawatan aritmia Pemeriksaan thoraks : tidak spesifik

Elektrokardiografi Diagnosa pasti Jenis pemeriksaan : Konvensional EKG / EKG 12 lead Monitoring EKG Holter monitor Exercise stress test Electrophysiologic study

Kegawatan aritmia Derajat kegawatan aritmia tergantung : Jenis aritmia yang gawat : Taki-aritmia > 160 x / m Bradi-aritmia < 40 x / m Kelainan dasar jantung Keadaan miokard yang jelek  memperburuk prognosa aritmia, mis : IMA, miokarditis, kardiomiopati Adanya kelainan di luar jantung : Gangguan elektrolit Gangguan asam basa Infeksi berat

Kegawatan aritmia Derajat kegawatan aritmia tergantung : Jenis aritmia yang gawat : Taki-aritmia > 160 x / m Bradi-aritmia < 40 x / m Kelainan dasar jantung Keadaan miokard yang jelek  memperburuk prognosa aritmia, mis : IMA, miokarditis, kardiomiopati Adanya kelainan di luar jantung : Gangguan elektrolit Gangguan asam basa Infeksi berat

Gangguan Hemodinamik Merupakan manifestasi kegawatan aritmia Secara klinis berupa : TD menurun  syok kardiogenik Curah jantung (CO) menurun  gagal jantung  edema paru akut Curah jantung (-)  henti jantung Sindroma Adams-stokes, yi : curah jantung ↓ cepat & sementara  pingsan

Tatalaksana aritmia Tujuan : Indikasi : Konversi aritmia  irama sinus (tujuan utama) Tujuan alternatif : mengendalikan frekwensi ventrikular yang optimal (60-100 x / menit) Terapi penyakit dasarnya Indikasi : Aritmia yang simptomatik Aritmia dengan gangguan hemodinamik

Macam-macam terapi aritmia Psikoterapi Vagal manoeuvres Obat anti aritmia Direct current ( DC ) counter shock Radiofrequency catheter ablation Automatic implantable defibrilator Pace maker temporer / permanent

Obat antiaritmia, klasifikasi Vaughan-Williams Klas I : Gol penyekat Na Ia : Quinidin, procainamid, disopyramid Ib : Lidocain, mexiletin, phenytoin Ic : Propafenon, flecainamid Klas II : Gol penyekat beta Propranolol, bisoprolol dll Klas III : Gol obat yang memperpanjang potensial aksi & repolarisasi : Amiodaron, sotalol, bretilium dll Klas IV : Gol kalsium antagonis : Verapamil, diltiazem