ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya ENTER
MANAJEMEN BUDIDAYA TANAMAN PAKAN ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya MANAJEMEN BUDIDAYA TANAMAN PAKAN PEMELIHARAAN (3)
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya PEMELIHARAAN MELIPUTI : Penyulaman Pemupukan Pendangiran dan pengendalian gulma Pengairan Pengendalian hama dan penyakit Periode istirahat
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya PENYULAMAN Dilakukan bila terjadi kegagalan penanaman Tanaman leguminosa tumbuh setelah 3-7 hari setelah tanam, sedangkan rumput 7 hari sampai 1 bulan Setelah waktu tersebut tanaman belum tumbuh perlu penyulaman
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya B. PEMUPUKAN Pemupukan : penambahan unsur hara untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara tersebut. Unsur yang diberikan merupakan tambahan bagi unsur yang sudah ada di dalam tanah Unsur pupuk : N, P, K (unsur makro utama) Ketiga unsur ini saling mengendalikan, mengimbangi, mendukung dan mengisi satu sama lain dan juga terhadap unsur lain
Yang perlu diperhatikan : ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Yang perlu diperhatikan : Jenis pupuk Dosis pupuk Waktu pemupukan Cara pemupukan
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Jenis Pupuk Pupuk organik/ pupuk alam a. Pupuk kandang b. Pupuk kompos c. Pupuk hijau 2. Pupuk An organik/ kimia/ buatan a. Pupuk N b. Pupuk P c. Pupuk K d. Pupuk Majemuk
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Jenis Pupuk Pupuk organik/ pupuk alam : mengandung unsur hara lengkap, tetapi jumlahnya sedikit a. Pupuk kandang : Nilai pupuk kandang ditentukan dari N (P dan K rendah) BO dalam pupuk kandang serupa pakan Penyusun penting : mikroorganisme Memperbaiki : sifat kimia, fisik dan biologi
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Susunan kimia dan kelembaban pupuk kandang Ternak Nisbah Padat:cair Air (%) Unsur hara N P K Kg/ton Sapi perah Sapi potong Unggas Babi Domba Kuda 80:20 95:5 60:40 67:33 85 62 66 22.0 2,6 13,7 26,2 4,5 13,0 65,8 13,7 12,8 28,4 6,8 19,9 50,6 6,7 39,7 32,8 4,3 24,2
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya b. Pupuk kompos : merupakan campuran kotoran ternak, sampah organik dan tanaman yang telah terdekomposisi c. Pupuk hijau : berasal dari tanaman terutama leguminosa
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2. Pupuk Anorganik/kimia/buatan : Pupuk Nitrogen : Dari N udara Urea (42-45% N), ZA (21% N), Amonia cair (82% N), Amonium nitrat (33% N) Paling banyak mengandung NH4 dan NO3 Merangsang pertumbuhan teritama vegetatif Mudah larut dan menguap
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya b. Pupuk Fosfor : Pupuk utama : superfosfat (15-50% P2O5) Paling umum : TSP (40-47%P2O5) Merangsang pertumbuhan generatif/reproduktif Mudah diikat tanah
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya c. Pupuk Kalium : Merangsang pertumbuhan akar KCl (48-60% K2O5), ZK/K2SO4(48-50% K2O5) d. Pupuk Majemuk : Mengandung 2 atau lebih unsur hara NPK (15-15-15) Bereaksi asam sehingga perlu kapur
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Dosis Pupuk : Tergantung jenis tanaman yang ditanam : rumput potongan/padang penggembalaan Waktu Pemupukan : Pupuk dasar : merangsang pertumbuhan awal tanaman biasanya berupa pupuk lengkap bahkan juga pupuk kandang Pupuk lanjutan : mempertahankan produktivitas tanaman
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya - N : setiap 1/2/3 kali potong/grazing - P dan K : setiap tahun di padang penggembalaan untuk mempertahankan grass-legume balance : 100 kg Superfosfat/ha Cara Pemupukan : melalui tanah/daun perlu memperhatikan : a. efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman; b. menghindari kerusakan tanaman; c. mudah dikerjakan
Cara pemupukan melalui tanah : ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Cara pemupukan melalui tanah : Disebar (broadcast) Pemupukan pada batas bajak Pemupukan dalam jalur (band placement) Pemupukan dalam baris Top dressed atau side dressed ditugal
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Cara pemupukan melalui daun : Disemprotkan ke permukaan daun, terutama bagian bawah Harus dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang rendah Efektif, terutama pada musim kemarau Memerlukan alat semprot Kurang efektif untuk pertanaman yang luas
C.PENDANGIRAN DAN PENGENDALIAN GULMA ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya C.PENDANGIRAN DAN PENGENDALIAN GULMA
PENDANGIRAN Matakuliah ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya PENDANGIRAN Untuk mengurangi kepadatan tanah, meningkatkan aerasi, dan efisiensi penggunaan pupuk Rumput potongan : untuk menimbun rumpun yang baru dipotong, merangsang pertumbuhan tunas baru, setiap 1-2 kali panen Padang rumput : penggembalaan berat, penggaruan ringan baru pendangiran
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya PENGENDALIAN GULMA Rumput potongan : manual Padang rumput, melalui 4 metode : Manajemen : Persiapan penanaman, tanaman cepat tumbuh, menutup tanah, gulma kalah Menggunakan spesies tertentu berdaya saing tinggi : Brachiaria brizantha, Calopogonium mucunoides, Purearia phaseoloides, Gliridia sepium (paling dianjurkan)
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2. Mekanis : Dengan manual atau mesin 3. Biologi : Dengan musuh alami : Belalang (Uroplata giradi) untuk Lantana camara 4. Kimia : herbisida selektif (tidak dianjurkan, kurang selektif dan bahaya keracunan)
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya D. PENGAIRAN Semua tanaman membutuhkan air dalam pertumbuhannya, untuk : Penyusun terbesar jaringan Pelarut penyerapan unsur hara Terutama dibutuhkan pada awal pertumbuhan
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Jumlah kebutuhan air tergantung jenis tanaman : a. Rumput potongan intensif butuh air banyak, perlu irigasi di musim kemarau b. Tanaman padang rumput : C. gayana, D. decumbens, B. brizantha, C. ciliaris, leguminosa calopo, sentro, puero, siratro tahan kering
E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Hama : ulat, serangga, cacing, rayap, dsb. Penyakit disebabkan virus, jamur dan bakteri Cara pengendalian hama : Fisik : pembakaran tanaman terserang virus Mekanis : menangkap hama Kimia : insektisida untuk hama, fungisida untuk penyakit, Furadan 3G untuk rayap di dalam tanah Biologi : dengan musuh alami seperti pada pengendalian kutu loncat
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya F. PERIODE ISTIRAHAT adalah selang waktu antara satu pemanenan dengan yang berikutnya, untuk pertumbuhan kembali (regrowth) Lama periode istirahat tergantung : Jenis tanaman Iklim, pada musim kemarau perlu periode istirahat lebih panjang
PEMANENAN DAN PEMUNGUTAN HASIL ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya PEMANENAN DAN PEMUNGUTAN HASIL (4)
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya DEFOLIASI adalah pengambilan atau pemotongan bagian tanaman di atas permukaan tanah baik oleh pemanenan dengan alat atau perenggutan oleh ternak PEMUNGUTAN HASIL, dengan 2 cara : a. Soiling atau zero grazing atau cut and carry : dengan memotong tanaman b. Grazing : dengan mengembalakan ternak
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Grazing di padang penggembalaan
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm defoliasi : Fase pertumbuhan tanaman. dilakukan pada akhir fase vegetatif karena pada saat ini hasil proses assimilasi yang berupa karbohidrat dalam keadaan maksimum 2. Pertumbuhan kembali (regrowth) ditentukan oleh tersedianya bahan makanan cadangan di dalam akar/rhizoma dan tunggul stl defoliasi. 3. Konservasi tanah. Bila defoliasi berat tetap dilakukan tanah menjadi gundul sehingga mudah terjadi erosi.
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2 aspek operasional defoliasi : Cutting/grazing frequency b. Cutting/grazing intensity
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Cutting/grazing frequency adalah ulangan pemotongan/ penggembalaan yang dilakukan terhadap tanaman pakan. Semakin sering dilakukan defoliasi maka pertumbuhan kembali semakin terhambat karena tidak memperoleh kesempatan yang cukup untuk berassimilasi membentuk karbohidrat. Stocking rate mempengaruhi grazing frequency . b. Cutting/grazing intensity adalah tinggi rendahnya pemotongan tanaman pakan. Semakin pendek tanaman yang disisakan maka pertumbuhan kembali semakin terhambat karena cadangan karbohidrat di dalam tunggul semakin sedikit.
ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Matakuliah Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya rumput dan legum dipangkas 15 cm dari permukaan tanah gamal dipangkas 2 m dari permukaan tanah, lamtoro dan akasia 1 m dr permukaan tanah Pemangkasan pohon dilakukan 1 m dari batang,cabang utama untuk kayu api, daunnya untuk makanan ternak
Harvesting Forages Stage of harvest is #1 quality factor. - boot stage for grasses - early bloom for legumes Field losses during harvest is #2 factor - moisture is the enemy - hay is most at risk while drying in the field - drying stems is the toughest Stage of harvest is the #1 quality factor. The stage of development of forage crops at harvest has the most influence on the quality of the forage product. Crops harvested beyond their optimum stage will be over mature. This results in a loss in palatability, digestibility, and nutritional value of the feed. Grasses are best harvested in the boot-stage and legumes in the early bloom-stage. Field losses during harvest is the #2 factor. Mowed forage crops left to dry in the field is always at risk to adverse weather conditions. Moisture is the enemy of quality forage. It will always be to the producer’s advantage to develop methods to reduce field-drying time. Some producers have developed hay-drying systems using solar energy, or natural gas. Artificial drying hay can be economical in high-end hay markets.
SELESAI Matakuliah ILMU TANAMAN PAKAN TERNAK Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya SELESAI