Peran FT K 3 Mendiagnosa dan membuat prognas dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dan disesuaikan dengan gangguan fungsi, pencegahan, disabilitas dan impairment yang terkait dengan pekerjaan Menentukan intervensi yang sesuai bagi kesehatan kerja
Intervensi FT K 3 Terapi latihan untuk meningkatkan kapasitas kerja dalam kemampuan fisik dalam kerja Latihan fungsional yang terintegrasi dengan kerja dalam kelompok kerja yang di diasain untuk mengembalikan kemampuan dari pekerja kembali keaktifitas kerjanya secepat mungkin Manual terapi, elektroterapi, agen fisik dan mekanik
Latihan fungsi berupa - body mechanics training - conditioning or reconditioning - dexterity and coordination training - environmental or work task adaptation - ergonomic stressor reduction - injury prevention or reduction - instrumental activities of daily living - job coaching - job simulation - organized functional training programs - posture awareness training - use of assistive and adaptive devices and equipment · - use of orthotic, protective, or supportive devices - use of prosthetic devices - work conditioning programs - work hardening programs
Lahan Praktek FT K 3 Rumah Sakit Privat Klinik Kantor Pusat Rehabilitasi Pelayanan P 3 K Pabrik Lingkungan kerja (kebun, pertambangan) Fitness center Pusat penelitian
FT K3 dalam Pencegahan · analyzing work tasks, tools and work station design · developing functionally based job tasks descriptions · redesigning workplace, work task, or work station · matching of work tasks, tools and work station design to the worker to prevent injury providing exercises and postural training to prevent job-related disabilities, including trauma and repetitive stress injuries
FTsebagai Konsultan Memberikan masukan mengenai penempatan tenaga kerja Memberikan masukan menengenai nilai fungsional pekerja dan kompensasinya Menentukan jenis pekerjaan dan cara bekerja bagi pekerja Pengembangan program efektifitas kerja dan rencana intervensi dalam upaya penurunan angka kecelakaan kerja Pengembangan kemampuan fungsional dalam tugas kerja Bekerja di perusahaan, SPSI, dan pemerintah dalam membuat program pencegahan cidera dan keamanan kerja Penentuan penempatan pegawai
K 3 di rumah sakit Kapasitas kerja ; status kesehatan pekerja, gizi, kemampuan fisik yang prima Beban kerja; fisik maupun mental Lingkungan kerja ; panas bisingm debu, dll Hubungan yang interaktif dan serasi Produktifitas meningkat
Kecelakaan kerja di RS Ruang bedah tertusuk jarum, pisau bedah, gas anasthesi meledak Farmasi dan lab luka bakar kimia, ledakan, laboratorium, kebakaran dan keracunan Ruang rawat jiwa dianiaya orang gila Laundry, dapur luka bakar, listrik, pisau, Lain lain terpeeleset, jatuh tangga, dll
Penyakit akibat kerj di RS
Faktor Biologis Infeksi Nosokomial infeksi yang diperoleh dirumah sakit Tuberkolosis paru Penderita TB Hepatitis B Kontak pemb darah, cairan TB lain AIDS Virus
Ancaman Bahaya Kimia Gas anasthesi Halotan menekan sistim kardiovaskuler, menurunkan tekanan darah alergi Cairan anasthesi ethyl eter iritasi hidung, sakit kepala, mengantuk, gangguan kulit, ginjal Formal dehid formalin dermatitis, bronchitis, asthma, potensial karsinogenik masker, kacamata, sarung tangan Merkuri poli gigi daya ingat menurun, tremor, gangg reproduksi Ethylene oxide --> zat sterilisasi dermatitis, luka bakar, asthma, gangg ssp Debu obat obatan
Fisik Bising Cahaya Listrik Panas Getaran Radiasi
Ergonomi Tangga Mengangkat Peralatan lain
Psikososial Stress Depresi Anxietas Monotome Penyalah gunaan obat Pelecehan seksual
Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja Dilakukan Rik KEs untuk; memberi jaminan bhw kyw tsb cocok dipekerjakan Karyawan tetap bugar Dideteksi dini dan tepat dengan rik kes Rik kes mengetahui adanya bahaya kesehatan di tempat kerja
Langkah langkah rik kes Sebelum Penempatan mengetahui keadaan pekerja dan menempatkan pekerja sesuai pada posisinya Berkala chekup rutin terutama pada paparan bahan berbahaya misal; Ro untuk pekerja tambang, Audiometri untuk ganguan pendengaran Uji Spesifik evaluasi paparan kerja thd bahan bahan berbahaya dan efek kesehatan yang diakibatkan.
Contoh Uji Spesifik Evaluasi fungsi paru dan perubahan foto Ro akibat paparan debu menunjukan derajat gangguan fungsional dan patologis Paparan pestisida (fungisida, herbisida, rodenrisida) diukur kolinesetrasi dalam darah efek kejang, dermatirtis, hipersalivasi Paparan timbal uji kadar timbal dalam darah efek kolik usus, neuro toksik, gangguan ginjal Paparan air raksa/ mercury dgn spektrometri absorpsi atom dari urine efek gangguan fungsi syaraf, ginjal, bronchtis, fungsi reproduksi
Penyakit Pernapasan akibat debu
Asbestosis Gangguan akibat inhalasi serat asbes Asbes produk semen, lembar atap, ubin, cat, plastik Efek klinis; Stadium dini berupa krepitasi pada pemriksaan fisik; stadium lanjut dipsnoe, sianosis, ca paru Penilaian Biologis Radiologi dan uji sputum Terpenting pengendalian paparan dengan APD
Bisinosis Gangguan paru yang diakibatkan oleh debu kapas, rami kasar dan halus Pada industri tekstil dan garment Efek klinis sesak dada (setelah jam kerja), memburuk menjadai Bronkhitis kronis Pemeriksaan Ro dan Uji fungsi paru Pengendalian perbaiki ventilasi, APD dan menutup mesin
Penyakit akibat air raksa Air raksa/ mercury desinfektan, fungsida, alat ukur laboratorium, produksi amalgam pada kedok gigi Efek klinis merusak sistim syaraf, tremor pada mata, bibir dan jari , gangguan sistim reproduksi, gangguan pernapasan dan gagal ginjal Pengendalian dikelola dengan sistim bersekat rapat dan cegah kebocoran
Penyakit akibat timbal (Pb) Timbal logam berat kelabu kebiruan meleleh pada 327 derajat Kegunaan Pelindung kabel listrik, pipa, baterai, industri cat, bahan bakar Efek gangguan sistim pencernaan (kolik usus, konstipasi), gangguan sistim hematopoetik, gangguan sistim syaraf; reaksi menurun. IQ menurun, psikosomatis, gangguan ginjal Pengendalian pengawasan sumber, jauhkan dari makanan, jangan merokok ketika bekerja
ERGONOMI Adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap tenaga kerja atau sebaliknya Tujuan tercapainya peroduktifitas, efisiensi dan kenyamanan dalam bekerja Sasaran seluruh tenaga kerja pada sektor modern, tradisional dan non formal Sering disebut kegiatan yang multidispliner karena melibatkan berbagai displin ilmu
LINGKUP PENGETAHUAN Anatomi Biomekanik Fisiologi Psikologi Prinsip tehnik Antropometri Kinesiologi Untuk mengatasi tekanan pekerjaan di rumah, sekolah dan tempat kerja
PERAN FT ERGONOMI Analyse body movement in detail Evaluate postural abuse during dynamic situations Membantu mengatasi kesalahan sikap tubuh dan membantu mendesign peralatan dan lingkungan kerja Mencegah cidera dan kehilangan proses produksi
Pencegahan cidera, aktifitas terapi dan rehabilitasi, penelitian One of the most important roles of the PT in industryis the education of various categories of people Misal dalam mengangkat dan memegang Diberikan kepada, pekerja, manajer dan superviser
Perbaikan Efisiensi Kerja Pemakaian energi terutama pada otot Hindari kerja otot statis Pengorganisasian kerja Penyediaan kursi dan meja yang ergonomis
Pedoman Pengorganisasian Kerja Hindari semua sikap tubuh membungkuk/ tidak alami Hindari posisi ekstensi lengan statis kedepan dan kebelakang Diusahakan bekerja dalam posisi duduk Kedua lengan tangan bergerak bersama sama atau berlawanan
Norma Norma Ergonomi Sikap tubuh dalam bekerja harus memliki sikap ergonomis sehingga dicapai efisiensi kerja dan produktivitas yang optimal Dibuat kriteria dan ukuran baku tentang tempat duduk dan meja yang berpedoman pada ukuran antopometri orang Indonesia Dibuat cara dan ukuran yang baku mengenai cara mengangkat
Tempat Duduk Kedudukan mantap memberi rileksasi otot yang sedang tidak dipakai Tidak ada penekakan yang mengganggu sensibiltas Tinggi alas duduk dari lantai s/d bag atas tempat duduk. Ukuran 38 – 48 cm Panjang alas duduk pertemuan proyeksi permukaan sandaran depan dengan alas duduk. Kriteria pendek jarak lekuk lutut sampai garis punggung, ukuran 36 cm
Lebar tempat duduk diukur pada garis tengah alas duduk melintang Lebar tempat duduk diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Kriteria harus lebih lebar dari lebar pinggul. Ukuran 44 – 48 cm Sandaran pinggang, bagian bawah setinggi garis pinggul bagian atas tidak lebih ari tepi bawah ujung belikat Sandaran tangan, Jarak antara tepi dalam kedua sandaran lebih lebar dari panggul dan tidak melebihi lebar bahu. Ukuran 21 cm Sudut alas duduk, Horisontal/ mirng kebelakang 3 –5 derajat.
Meja Kerja Tinggi, setinggi siku atau disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu bekerja Untuk sikap berdiri dengan ketelitian 10 – 20 cm > dari tinggi siku Untuk pekerjaan dengan penekanan atau kekuatan tangan 10 – 20 cm < dari tinggi siku Untuk sikap duduk diukur dari permukaan meja ke lantai 54 – 58 cm
Tebal meja disesuaikan sehingga memberikan kebebasan bergerak pada kaki Permukaan rata dan tidak menyilaukan Lebar meja, dari pekerja ke arah depan. Tidak melebihi jarak jangkauan tangan ukuran kuang lebih 80 cm
Luas Pandangan Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata 0 – 30 derajat kebawah dan 0 – 50 derajat kekanan dan kekiri Terutama jarak optimal ketajaman penglihatan
Mengangkat Pegangan harus tepat genggaman penuh Lengan harus dekan badan dan posisi lurus, posisi fleksi dapat menyebabkan ketegangan otot statik yang melemahkan Punggung harus diluruskan Dagu harus ditarik segera setelah kepala ditegakan pada permulaan gerakan tulang belakang dalam keadaan lurus
Posisi kaki harus menatap sehingga mampu mengimbangi momentum pada posisi mengangkat Beban diusahakan sedekat mungkin dengan garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh Berat badan dimanfaatkan untk, menarik, mendorong, gaya untuk gerakan dan perimbangan