Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Modul XII. ANALISIS DATA II.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Modul XII. ANALISIS DATA II."— Transcript presentasi:

1 Modul XII. ANALISIS DATA II.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa akan dapat memahami dan mampu untuk : 1. Menjelaskan kompleksitas pengujian hipotesis ,criteria keputusan dan kemungkinan keslahan dalam membuat keputusan menolak atau mendukung hipotesis. 2. Menjelaskan elemen2 pokok dalam pengujian hipotesis, pernyataan hipotesis, daerah penerimaan dan penolakan , pengujian alpha satu sisi dan dua sisi. 3. Menjelaskan pengaruh tujuan studi, jumlah variabel penelitian, dan skala pengukuran dalam pemilihan metode statistic untuk analisis data penelitian. Materi yang dipelajari/dibahas mencakup : 1. Pengujian hipotesis 2. Statistical test 3. Pemilihan metode statistik Materi XII.1 PENGUJIAN HIPOTESIS Seperti telah kita pahami bahwa salah satu tujuan penelitian adalah menguji hipotesis, dimana dalam paradigma penelitian kwantitatif, hipotesis merupakan jawaban atas masalah penelitian yang secara rasional di deduksi dari teori.Dengan kata lain tujuan pengujian hipotesis adalah untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis dalam proses pengujian data. Untuk menguji hipotesis ,prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Menyatakan hiotesisnya 2. Memilih pengujian statistiknya 3. Menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan 4. Menghitung nilai statistiknya 5. Mendapatkan nilai uji kritis 6. Mengintepretasikan hasilnya. ‘12 Metodologi Penelitian Susetya Hadi SE. MM. 1 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

2 probabilitas akurasi keputusan yang dibuat oleh peneliti.
dengan fenomena yang diteliti. Kemungkinan sebaliknya : Ada perbedaan antara ekspektasi peneliti dengan data yang dikumpulkan, dirumuskan dalam format hipotesis alternative (Ha). Benar atau tidaknya keputusan yang dibuat peneliti untuk menolak Ho (yang berarti mendukung Ha), atau tidak dapat menolak Ho (yang berarti menolak Ha) menggunakan landasan teori probabilitas. Oleh karena itu diperlukan penetapan tingkat signifikansi dalam pengujian statistic yang menunjukkan probabilitas bahwa keputusan peneliti adalah salah. Atau sebaliknya, penentuan tingkat keyakinan yang menunjukkan probabilitas akurasi keputusan yang dibuat oleh peneliti. KESALAHAN TIPE I dan II (TYPE I and II ERRORS) Proses pengujian hipotesis dengan menggunakan data sampel, berlandaskan pada teori probabilitas karena kenyataannya sulit bagi peneliti untuk memastikan apakah karakteristik sampel yang diteliti tidak mempunyai perbedaan secara signifikan dengan karakteristik populasi yang dihipotesiskan. Oleh karena itu pengujian hipotesis merupakan proses pembuiatan keputusan (menolak atau mendukung/menerima) yang tidak bebas dari kemungkinan kesalahan. Ada dua kemungkianan keslahan yang dibuat peneliti dalam membuat keputusan, yaitu : 1. Keputusan peneliti menolak hipotesis nol, padahal kenyataannya hipotesis nol adalah benar. Kesalahan ini selanjutnya disebut dengan kesalahan tipe I (type I errors). 2. Keputusan peneliti tidak dapat menolak hipotesis nol, padahal kenyataannya hipotesis nol adalah salah. Kesalahan ini selanjutnya disebut dengan kesalahan tipe II (type II errors). Kesalahan tipe I mempunyai tingkat probabilitas yang diberi symbol ALPHA ( sedangkan kesalahan tipeII mempunyai tingkat probailitas yang diberi symbol BETA ( ) Kemungkinan terjadinya kesalahan tipe I dan tipe II dapat dikurangi dengan cara menambah jumlah sampel yang diteliti, namun demikian perlu diketahui bahwa kedua tipe kesalahan tsb mempunyai sifat hubungan yang berlawanan arah. Pengurangan probabilitas terjadinya kesalahan tipe I (Alpha) berarti merupakan peningkatan probabiblitas terjadinya kesalahan tipe II (Beta), demikian pula sebaliknya. Dalam bisnis kesalahan tipe I dinilai lebih serius dibandingkan tipe II, oleh karena itu criteria keputusan yang digunakan peneliti dalam pengujian hipotesis lebih ditekankan pada penetapan tingkat signifikansi alpha daripada beta. ), ‘12 Metodologi Penelitian Susetya Hadi SE. MM. 3 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

3 berada pada daerah penerimaan (0 – 60).
hipotesis nol jika pengujian statistic terhadap sampel menghasilkan nilai yang berada pada daerah penerimaan (0 – 60). Perlu dicatat disini bahwa kalimat “ tidak dapat menolak” hipotesis nol umumnya lebih banyak digunakan untuk mengganti kalimat “ menerima atau mendukung” hipotesis nol. Alasan yang mendasari penggunaan kalimat tersebut adalah karena hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian ,pada kenyataannya tidak pernah dapat dibuktikan. Penggunaan istilah daerah penerimaan dalam pengujian statistic hanya untuk membantu peneliti dalam membuat keputusan berdasarkan data yang diuji. Untuk menyatakan keputusan yang “ menerima” atau “ mendukung” hipotesis nol, berdasarkan alasan diatas lebih sesuai digunakan kalimat tidak dapat menolak hipotesis nol. Berdasarkan hasil survai , 97 dari 100 responden menyatakan menyukai minuman ringan merk A, dengan demikian keputusan yang dibuat peneliti adalah menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa konsumen yang menyukai minuman ringan merk A sama dengan 50 % atau mendukung hipotesis alternative yang menyatakan bahwa konsumen yang menyukai minuman ringan A adalah lebih dari 60 %. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa elemen2 pokok dalam pengujian hipotesis terdiri dari : 1. Hipotesis nol dan hipotesis alternative 2. Daerah penolakan dan daerah penerimaan 3. Pengujian statistic 4. Pembuatan keputusan ( kesimpulan ) PENGUJIAN ALPHA Pengujian hipotesis dapat pula dilakukan dengan menggunakan konsep statistical test terhadap probabilitas terjadinya kesalahan tipe I (alpha). Probabilitas terjadinya kesalahan tipe I dapat ditentukan jika peneliti mengetahui distribusi pemilihan sampel (x) dari suatu statistical test. Pengujian alpha menggunakan asumsi bahwa hipotesis nol adalah benar. Contoh : Misal dengan menggunakan data pada contoh 12.1 diatas, nilai rata2 dan deviasi standar dari 100 sampel X yang diamati dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : μ = n.p = (100) (0,50) = 50 Deviasi standar = √ n.p.q = √ n.p (1 – p) = √ (100)(0,50)(0,50) = 5. ‘12 Metodologi Penelitian Susetya Hadi SE. MM. 5 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana


Download ppt "Modul XII. ANALISIS DATA II."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google