Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGUKURAN WAKTU : untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGUKURAN WAKTU : untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan"— Transcript presentasi:

1 PENGUKURAN WAKTU : untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan
yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistim kerja terbaik.

2 LANGKAH PERHITUNGAN WAKTU BAKU
PENETAPAN TUJUAN PENGUKURAN MELAKUKAN PENELITIAN PENDAHULUAN MEMILIH OPERATOR MELATIH OPERATOR MENGURAI PEKERJAAN ATAS ELEMEN-ELEMEN PEKERJAAN MENYIAPKAN ALAT-ALAT PENGUKURAN MELAKUKAN PENGUKURAN WAKTU TINGKAT KETELITIAN DAN TINGKAT KEYAKINAN PENGUJIAN KESERAGAMAN DATA MELAKUKAN PENGHITUNGAN WAKTU BAKU MELAKUKAN PENYESUAIAN PENGHITUNGAN WAKTU NORMAL MENGHITUNG KELONGGARAN PENGHITUNGAN WAKTU BAKU

3 1.PENETAPAN TUJUAN PENGUKURAN :
Dalam pengukuran waktu, hal – hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan.

4 2.MELAKUKAN PENELITIAN PENDAHULUAN :
Waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik. A. Mempelajari kondisi kerja dan cara kerja, kemudian memperbaikinya. B. Merancang kondisi dan cara kerja yang baik yang baru C. Membakukan secara tertulis sistem kerja yang telah dianggap baik.

5 3. MEMILIH OPERATOR Syarat – syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. Gambar Distribusi kemampuan Pekerja

6 4. MELATIH OPERATOR Hal ini terjadi jika pada saat penelitian pendahuluan kondisi kerja atau cara kerja sesudah mengalami perubahan. Gambar Kurva Belajar Gerakan – gerakan yang halus (tidak kaku), berirama dan tanpa banyak melakukan perencanaan – perencanaan gerakan.

7 Gambar Komponen sebuah Ballpen
6. MENGURAI PEKERJAAN ATAS ELEMEN-ELEMEN PEKERJAAN Waktu siklus adalah waktu penyelesain satu satuan produk sejak bahan baku mulai diproses ditempat kerja yang bersangkutan. Gambar Komponen sebuah Ballpen

8 Pedoman penguraian pekerjaan atas elemen2nya, yaitu :
Sesuai dengan ketelitian yang diinginkan. Elemen-elemen pekerjaan hendaknya berupa satu atau beberapa elemen gerakan. 3. Jangan sampai ada elemen yang tertinggal. Elemen yang satu hendaknya di pisahkan dari elemen yang lain secara jelas. ALASAN : 1. meperjelas catatan tentang cara kerja yang dibakukan. 2. memungkinkan melakukan penyesuain bagi setiap elemen, karena ketrampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan – gerakan kerjanya. 3.melakukan pembagian pekerjaan menjadi elemen – elemen pekerjaan adalah untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan pekerja. 4. memungkinkan di kembamgkannya Data waktu standart. Dengan lain perkataan yang di ukur waktunya adalah siklusnya. Pengukuran demikian disebut pengukuran keseluruhan

9 7 MENYIAPKAN ALAT-ALAT PENGUKURAN :
Gambar Jam Henti Biasa Gambar Jam Henti Berjarum Dua Jam henti biasa harganya termurah dibandingkan yang lain tetapi hanya dapat digunakan untuk melakukan pengukuran keseluruhan, yang tidak memperhatikan elemen-elemen pekerjaan. Yang berjarum dua dapat mengatasi hal ini, artinya dapat mengukur sampai ke elemen-elemennya.

10 8.MELAKUKAN PENGUKURAN WAKTU :
a. pengukuran pendahuluan. Tujuan : untuk mengetahui berapa kal pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Pengukuran pendahuluan tahap pertama, : A. pengukuran pendahuluan tahap kedua. B. menguji “keseragaman” data, C. menghitung jumlah pengukuran yang diperlukan,

11 b. TINGKAT KETELITIAN DAN TINGKAT KEYAKINAN:
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. TIngkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi c. PENGUJIAN KESERAGAMAN DATA : Seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol. Subgroup karena berasal dari system sebab yang berbeda. harus “dibuang”

12 Pengukuran pendahuluan tahap pertama :
CONTOH : Pengukuran pendahuluan tahap pertama : Pengukuran ke 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu 14 10 12 15 17 18 16 Pengukuran ke 9 10 11 12 13 14 15 16 Waktu 18

13 Hitung harga rata – rata dari harga rata – rata subgroup dengan :
Harga rata – ratanya : Sub group ke Waktu penyelesaian Berturut – turut Harga rata – rata 1 2 3 4 12,75 16,50 12,50 14,25 Jumlah : 56,00 Hitung harga rata – rata dari harga rata – rata subgroup dengan : X = Σ Xi k dimana : Xi adalah harga rata – rata dari subgroup ke – i k adalah banyaknya subgroup yang terbentuk

14 Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan :
Σ ( X j - X ) 2 σ = N – l di mana : N adalah jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan. Xj adalah waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan. Hitung standard deviasi dari distribusi harga rata – rata sub groups: σ _ = σ √ n x Batas kontrol atas dan batas control bawah ( BKA dan BKS ) dengan : BKA = X + 3 σ_ BKB = X – 3 σ_ X

15 √ √ d. Jumlah pengukuran yang diperlukan.
Rumus untuk tingkat ketelitian 5 % dan tingkat keyakinan 95 %. 2 N= N Σ X j 2 — ( Σ X j ) 2 Σ X j Rumus untuk tingkat ketelitian 10 % dan tingkat keyakinan 90 %. N= N Σ X j 2 — ( Σ X j ) Σ X j 2 Dimana N adalah jumlah pengamatan yang telah dilakukan.

16 e. MELAKUKAN PENGHITUNGAN WAKTU SIKLUS :
Ws = Σ Xi N Dimana X i dan N menunjukkan arti yang sama dengan yang telah dibahas sebelumnya.

17 MAKSUD MELAKUKAN PENYESUAIAN :
10 a. PENYESUAIAN MAKSUD MELAKUKAN PENYESUAIAN : Selama pengukuran berlansung, mengamati kewajaran kerja operator. Ketidak wajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah – olah diburu waktu, kondisi ruangan yang buruk. KONSEP TENTANG BEKERJA WAJAR : Seseorang operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha – usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, dan menguasai cara kerja yang ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan dalam mejalankan pekerjaanya. Konsep yang dikemukakan oleh Lowry, Maynard dan Stegemarten melalui cara penyesuaian Westinghouse : 4 faktor yang menyebabkan ketidakwajaran dalam bekerja yaitu ketrampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. subyektif. Memang hal inilah yang dipandang sebagai kelemahan pengukuran waktu dilihat secara ilmiah

18 D. Cara Bedaux dan Sintesa
BEBERAPA CARA MENENTUKAN FAKTOR PENYESUAIAN : A. Cara Persentase B. Cara Shumard C. Cara obyektif D. Cara Bedaux dan Sintesa E. Cara Westinghouse

19 a. Cara persentase : Wn = 14,6 X 1,1 = 16,6 menit Memang cara ini merupakan cara yang paling mudah dan sederhana, namun segera pula terlihat adanya kekurang telitian sebagai akibat dari kasarnya cara penilaian. b. Cara Schumard : KELAS PENYESUAIAN Super fast Fast + Fast Fast - Excellent Good + Good Good - Normal Fair + Fair Fair - Poor 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40

20 PENYESUAIAN MENURUT TINGKAT KESULITAN, CARA OBYEKTIF
KEADAAN LAMBANG PENYESUAIAN C. Cara obyektif: cara yang memperhatikan 2 faktor : kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan TABEL TINGKAT KESULITAN CARA OBJEKTIF ANGGOTA BADAN TERPAKAI Jari Pergelangan Tangan Dan Jari Lengan Bawah, Pergelangan Tangan Dan Jari Lengan Atas, Lengan Bawah dst. Badan Mengangkat Beban dari Lantai dengan Kaki PEDAL KAKI Tanpa Pedal, atau Satu Pedal dengan Sumbu di bawah Kaki Satu atau Dua Pedal dengan Sumbu tidak di bawah Kaki PENGGUNAAN TANGAN Kedua tangan saling bantu atau bergantian. Kedua tangan mengerjakan gerakan yang sama. A B C D E E 2 F G H H 2 1 2 5 8 10 18

21 TABEL TINGKAT KESULITAN CARA OBJEKTIF
KOORDINASI MATA DENGAN TANGAN Sangat sedikit. Cukup dekat. Konstan dan dekat. Sangat dekat. Lebih kecil dari 0,04 cm. PERALATAN Dapat ditangani dengan mudah. Dengan sedikit control. Perlu control dan penekanan. Perlu penanganan hati – hati . Mudah pecah dan patah. I J K L M N O P Q R 2 4 7 10 1 3 5

22 TABEL TINGKAT KESULITAN CARA OBJEKTIF
BERAT BEBAN (kg) 0,45 0,90 1,35 1,80 2,25 2,70 3,15 3,60 4,05 4,50 4,95 5,40 5,85 6,30 Tangan Kaki B -1 B-2 B-3 B-4 B-5 B-6 B-7 B-8 B-9 B-10 B-11 B-12 B-13 B-14

23 CONTOH PENYESUAIAN CARA OBJEKTIF
Bagian badan yang dipakai : C = 2 Pedal kaki : F = 0 Cara menggunakan kekuatanTangan : H = 0 Koordinasi mata dengan tangan : L = 7 Peralatan : O = 1 Berat : B – 5 = 13 Jumlah = 23 Sehingga : P2 = ( 1+ 0,23 ) atau P2 = 1,23 . Faktor penyesuaiannya dihitung dengan : P = P1 x P2 Jadi kalau P1 telah dinilai besarnya sama dengan 0,9 maka factor penyesuaian untuk operator yang bersangkutan adalah : P = 0,9 x 1,23 = 1,11 +

24 D. CARA – CARA BEDAUX DAN SINTESA
cara Shumard, hanya nilai – nilai pada cara Bedaux dinyatakan dalam “ B “ ( huruf pertama dari Bedaux, penemunya ) seperti misalnya 60 B atau 70 B. Sedangkan cara Sintesa agak berbeda dengan cara – cara lainya, dimana dalam cara ini waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga – harga yang diperoleh dari tabel – tabel data waktu gerakan, untuk kemudian dihitung harga rata – ratanya . Harga rata – rata inilah yang dinilai sebagai factor penyesuaian bagi satu siklus yang bersangkutan. Misalkan waktu – waktu penyelesaian untuk elemen – elemen pekerjaan pertama, kedua dan ketiga bagi suatu siklus pekerjaan adalah 17, 10 dan 32 detik. Dari tabel – tabel data waktu gerakan didapat untuk elemen – elemen yang sama masing – masing 17, 12 dan 29 detik. Yang berbeda adalah pada elemen – elemen kedua dan ketiga. Maka untuk elemen – elemen ini perbandinagannya 12/10 dan 29/32 ; rata – ratanya yaitu 1,05 adalah factor penyesuaian untuk ketiga elemen pekerjaan tersebut atau untuk seluruh siklus yang bersangkutan.

25 E. Cara WESTINGHOUSE 1.Ketrampilan 2.Usaha 3.Kondisi Kerja
Ketrampilan atau Skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan ketrampilan, tetapi hanya sampai ke tingkat tertentu saja, tingkat mana merupakan kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang bersangkutan. Secara psikologis ketrampilan merupakan aptitude pekerja untuk pekerjaan yang bersangkutan. 2.Usaha Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan oerator ketika melakukan pekerjaannya. 3.Kondisi Kerja Kondisi Kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperature dan kebisingan ruangan. Oleh sebab itu factor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen, karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya. 4.Konsistensi Konsistensi, kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu angka – angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama.

26 PENYESUAIAN KETERAMPILAN MENURUT WESTINGHOUSE
FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIAN KETRAMPILAN SUPERSKILL EXCELLENT G O O D AVERAGE F A I R P O O R A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 + 0,15 + 0,13 + 0,11 + 0,08 + 0,06 + 0,03 0,00 - 0,05 - 0,10 - 0,16 - 0,22

27 PENYESUAIAN USAHA MENURUT WESTINGHOUSE
FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIAN USAHA EXCESSIVE EXCELLENT G O O D’ AVERAGE FAIR P O O R A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 + 0,13 + 0,12 + 0,10 + 0,08 + 0,05 + 0,02 0,00 - 0,04 - 0,08 - 0,12 - 0,17

28 PENYESUAIAN KONDISI KERJA DAN KONSISTENSI
MENURUT WESTINGHOUSE KONDISI KERJA I D E A L EXCELENTY G O O D AVERAGE F A I R P O O R A B C D E F + 0,06 + 0,04 + 0,02 0,00 - 0,03 - 0,07 KONSISTENSI PERFECT EXCELENT + 0,03 + 0,01 - 0,02 - 0,04

29 Kelonggaran diberikan untuk ketiga hal yaitu untuk kebutuhan
10 C. KELONGGARAN Kelonggaran diberikan untuk ketiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan – hambatan yang tidak dapat dihindarkan. KELONGGARAAN UNTUK MENGHILANGKAN RASA FATIQUE berdasarkan pengalamannya pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan – gerakan kerja ditunjukan untuk menghilangkan rasa fatique ini. KELONGGARAN UNTUK HAMBATAN – HAMBATAN TAK TERHINDARKAN Beberapa contoh yang trmasuk kedalam hambatan tak terhindarkan adalah : - menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas. - melakukan penyesuaian – penyesuaian mesin. - memperbaiki kemacetan singkat seperti mengganti alat potong yang patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya. - mengasah peralatan potong. - mengambil alat – alat khusus atau bahan – bahan khusus dari gudang. - mesin berhenti karena matinya aliran listrik.

30 MENYERTAKAN KELONGARAN DALAM PERHITUNGAN WAKTU BAKU
Misalkan suatu pekerjaan yang sangat ringan yang dilakukan sambil duduk dengan gerakan – gerakan yang terbatas, membutuhkan pengawasan mata terus – menerus dengan pencahayaan yang kurang memadai, temperature dan kelembaban ruangan normal, sirkulasi udara baik, tidak bising. Dari tabel didepan didapat presentase kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan untuk fatique sebagai berikut: ( , ) % = 19,5 % Jika dari sampling pekerjaan didapat bahwa kelonggaran untuk hambatan yang tidak terhindarkan adalah 5 %, maka kelonggaran total yang harus diberikan untuk pekerjaan itu adalah ( 19,5 + 5 ) % = 24,5 %. Jika waktu normalnya telah dihitung sama dengan 5,5 menit, maka waktu bakunya adalah : 5,5 + 0,245 (5,5) = 6,85 menit

31 mutually exclusive dan mutually exhaustive
SAMPLING PEKERJAAN BERBAGAI KEGUNAAN SAMPLING PEKERJAAN Untuk mengetahui distribusi pemakain waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok pekerja. B. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin – mesin atau alat – alat di pabrik. C. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja – pekerja tak langsung. D. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan. mutually exclusive dan mutually exhaustive satu kegiatan terpisah sama sekali dari lainnya, dan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang mungkin terjadi ditempat pekerjaan berlangsung.


Download ppt "PENGUKURAN WAKTU : untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google