Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Analisis Pengubahan Tingkah Laku

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Analisis Pengubahan Tingkah Laku"— Transcript presentasi:

1 Analisis Pengubahan Tingkah Laku
Drs. H. Husain Jusuf, M. Pd A02 AVSEQ03 Bila kau

2 APA YANG PERLU ANDA KETAHUI
Apa yang perlu dikerjakan ?

3 KONTRAK PERKULIAHAN

4 KONTRAK PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH : Analisis PTL
KODE M. K./BOBOT : /4 SKS PENGAJAR : Drs. Husain Jusuf, MPd SEMESTER : GANJIL / KELAS : B2 HARI PERTEMUAN/JAM: Rabu, Kamis , TEMPAT PERTEMUAN : R.D2 / RK .A1

5 TUJUAN/MANFAAT MATA KULIAH
Salah satu tugas utama pend.di sekolah adalah membimbing pembentukan peri laku siswa ke arah yang diinginkan serta memperbaiki peri laku yang tidak diinginkan. Tugas ini bukan pekerjaan mudah sehingga memerlukan pena-nganan profesional. Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan kemamp.profesional bagi calon Guru-Guru BK untuk menangani pemb.dan pengubahan t. l. yang dimaksud.

6 DESKRIPSI PERKULIAHAN
MATA KULIAH INI MEMBAHAS WAWASAN DAN RUANG LINGKUP KONSEP DASAR TINGKAH LAKU SERTA TEKNIK-TEKNIK PENGU-BAHAN TINGKAH LAKU INDIVIDU, DENGAN MEMANFAATKAN FAKTOR-FAKTOR PROSES BEL. ATAU CONDITIONING.

7 STANDAR KOMPETENSI Secara umum, pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi siswa yang bermasalah tingkah laku, dan mampu mengubah tingkah laku siswa yang bermasalah ke arah yang diharapkan dengan menggunakan berbagai teknik pengubahan tingkah laku secara tepat.

8 KOMPETENSI DASAR 1. MENJELASKAN DGN TEPAT PENGER-TIAN DAN JENIS-JENIS TINGKAH LAKU 2. MENJELASKAN DGN TEPAT MACAM-MACAM MASALAH TINGKAH LAKU. 3. MENJELASKAN DENGAN TEPAT PRINSIP-PRINSIP PENGUBAHAN TINGKAH LAKU

9 KOMPETENSI DASAR 4. MENJELASKAN DENGAN TEPAT LANGKAH-
LANGKAH ANALISIS PENGUBAHAN T. LAKU 5. MENJELASKAN GARIS-GARIS BESAR TEKNIK PENGUBAHAN TINGKAH LAKU.  6. MENJELASKAN DENGAN TEPAT SIASAT YANG LEBIH CEPAT DAN LEBIH MUDAH UNTUK MENGUBAH TINGKAH LAKU. 7. MENGGUNAKAN DENGAN TEPAT STIMULUS DISCRIMUNATION TRAINING 8. MEMBUAT PROGRAM PENERAPAN TEKNIK POSITIVE REINFORCEMENT” DAN “NEGA TIVE REINFORCEMENT” . 9. MENERAPKAN DENGAN TEPAT TEKNIK “EXTINCTION”.

10 KOMPETENSI DASAR 10. MEMBUAT PROGRAM PENERAPAN TEK-
IK “SHAPING” DAN “FADING”. 11. MEMBUAT PROGRAM PENERAPAN TEK- NIK “BEHAVIOR CONTRACT” 12. MENERAPKAN TEKNIK DRL, DRO, DAN DRI. 13. MENERAPKAN TEKNIK “SISTEMATIC DE- SENSITIZATION” DAN “RELAXATION”.

11 KOMPETENSI DASAR 14. MENJELASKAN TEKNIK “AUDIO TAPE
RECORDED MODELS” DAN “SELF MO- DELING”. 15. MENJELASKAN TEKNIK “LIVE MODELS” DAN FILMED MODELS”. 16. MENJELASKAN TEKNIK “SIMULATION” DAN “GAMING”.

12 KOMPETENSI DASAR 15. MENJELASKAN TEKNIK “CONFRONTA-
TION” DAN PARADOXICAL INTENTION” 16. MEMBUAT PROGRAM “ASSERTIVE TRAINING”. 17. MENJELASKAN TEKNIK “AVERSION THERAPY”. 18. MENJELASKAN TEKNIK “PUNISHMENT”.

13 MATERI KULIAH INI DISUSUN DALAM TOPIK BAHASAN SEBAGAI BERIKUT:
ORGANISASI MATERI MATERI KULIAH INI DISUSUN DALAM TOPIK BAHASAN SEBAGAI BERIKUT: 1.  PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS TINGKAH LAKU 2.  MACAM-MACAM MASALAH TINGLAH LAKU 3. PRINSIP-PRINSIP PENGUB. TINGKAH LAKU 4. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PENGUBAH- AN TINGKAH LAKU 5.  GARIS-GARIS BESAR TEKNIK PENGUBAHAN TINGKAH LAKU.

14 ORGANISASI MATERI 6. PROGRAM PENERAPAN TEKNIK “POSITIVE REINFORCEMENT” DAN “NEGATIVE REINFORCEMENT”. 7. PENERAPAN TEKNIK “EXTINCTION”. 8. PROGRAM PENERAPAN TEKNIK “SHA- PING” DAN “FADING”. 9. PROGRAM PENERAPAN TEKNIK “BEHAVIOR CONTRACT” DAN “TOKEN ECONOMIC”.

15 ORGANISASI MATERI 10. PENERAPAN TEKNIK DRL, DRO, DAN DRI.
11. PENERAPAN TEKNIK “SYSTEMATIC DE- SENSITIZATION” DAN “RELAXATION”. 12. TEKNIK “AUDIO TAPE RECORDED MODELS” DAN “SELF MODELING.” 13. TEKNIK “LIVE MODELS” DAN “FILMED MODELS”. 14. TEKNIK “SIMULATION” DAN “GAMING”

16 ORGANISASI MATERI PARADOXICAL “INTENTION”.
15. TEKNIK “CONFRONTATION” DAN PARADOXICAL “INTENTION”. 16. PROGRAM “ASSERTIVE TRAINING”. 17. TEKNIK “AVERSION THERAPY”. 18.  TEKNIK “PUNISHMENT”.

17 STRATEGI PERKULIAHAN METODE PERKULIAHAN INI AKAN BANYAK MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DAN KERJA KELOMPOK DI SAMPING TUGAS-TUGAS INDIVIDUAL. SELAIN ITU DIGUNAKAN JUGA METODE TANYA JAWAB DAN CERAMAH SINGKAT UNTUK MEMBERI LATAR BELAKANG DAN KERANGKA BERPIKIR BAGI DISKUSI KELAS. PEMBAHASAN SETIAP POKOK BAHASAN AKAN SELALU DIKAITKAN DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN, ATAU MEMPERTEMUKAN TEORI DAN PRAKTEK.

18 STRATEGI PERKULIAHAN MAHASISWA DIHARAPKAN BERPAR-TISIPASI AKTIF BERTUKAR PIKIRAN, MENGUNGKAPKAN HASIL-HASIL OBSERVASI DAN HASIL PENGALAMAN DI LAPANGAN, MENGERJAKAN TUGAS-TUGAS KELOMPOK DAN TUGAS-TUGAS INDIVIDUAL

19 BAHAN BACAAN Buku / bahan pokok dalam perkuliahan ini adalah :
1. Alberto, Paul. A; Troutman, Anne C. (1990), Applied Behavior Analysis for Teachers, London : Merril Publishing Company. 2.  Axelrod, Saul, (1983), Behavior Modification for Classroom Teacher, New York: McGraw-Hill Book Comp. 3. Corey, Gerald, (1977), Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, California : Brooks/Cole Publishing Company. 4. Daruma, Abdul Razak, (1993), Modeling sebagai Teknik Pengubahan Tingkah Laku, Ujung Pandang: Panitia Konvensi Nasional IX IPBI.

20 BAHAN BACAAN 5. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. (1997), Studi Kasus, Jakarta: Ditjen Dikdasmen. 6. Dombeck, Mark, Ph.D. and Jolyn Wells-Moran, Ph.D. (2006), Methods for Changing Behavior and Thoughts 7. Handarini, Dany M., (1995), Analisis dan Pengubahan Tingkah Laku, Malang: IKIP Malang. 8. Manrihu, Moh. Thayeb, (1993) , Teknik Konseling Perilaku Desensitisasi, Ujung Pandang: Panitia Konvensi Nasional IX IPBI. 9. Marten, Garry and Pear, Joseph, (1983), Behavior Modification, What it is and How to Do Is, New Yersey: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs.

21 BAHAN BACAAN 10. Mather,N., & Goldstein, S. (2001), Behavior Modification in the Classroom. 11. Teknik Pengubahan Tingkah Laku, Ujung Pandang: Panitia Konvensi Nasional IX IPBI. 12. Rosyidan, (1994), Pendekatan-Pendekatan Konseling Kelompok, Malang: IKIP Malang. 13.Shertzer, Bruce, and Stone, Shelley C., (1981), Fundamentals of Guidance, Fourth Edition, Boston : Houghton Mifflin Company.

22 TUGAS 1. ANDA WAJIB MENGIKUTI KULIAH, MI-
NIMAL 80% DARI SELURUH KEGIATAN TATAP MUKA, SEBAGAI PERSYARAT- AN UNTUK DAPAT MENGIKUTI UJIAN AKHIR SEMESTER. 2.  SETIAP BAHAN BACAAN SESUAI TOPIK PERKULIAHAN HARUS SUDAH DIBA- CA SEBELUM MENGIKUTI KULIAH.

23 TUGAS 3. UNTUK SETIAP POKOK BAHASAN DALAM
KEGIATAN TATAP MUKA, ANDA DIWAJIB-KAN MELAKUKAN DISKUSI, MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK ATAU TUGAS INDIVIDUAL YANG DIBERIKAN SESUAI POKOK BAHASAN, DAN DISERAHKAN PADA AKHIR KEGIATAN TATAP MUKA UNTUK DINILAI. HASIL-HASIL DISKUSI ATAU TUGAS TERTENTU DIPRESENTASIKAN DLM DISKUSI KELAS (PLENO).

24 PENILAIAN PENILAIAN AKAN DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN KRITERIA SEBAGAI BERIKUT: NILAI POINT INTERVAL A % % B % % C % % D % % E % %

25 ASPEK PENILAIAN DALAM MENENTUKAN NILAI AKHIR AKAN DIGUNAKAN PEMBOBOTAN SEBAGAI BERIKUT: 1. KUIS : 10% 2 TUGAS PEKERJAAN RUMAH : 20% 3. UJIAN TENGAH SEMESTER : 30% 4. UJIAN AKHIR SEMESTER : 40%

26 JADWAL PERKULIAHAN

27 Rincian Isi Tiap Pertemuan
Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Sumber Materi Tugas

28 Pertemuan I Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat Pengertian Dan Jenis-jenis Tingkah Laku. Pokok Bahasan: Pengertian Dan Jenis-jenis Tingkah Laku. Sumber materi: 1. Axelrod, hal.2 – 3. 2. Marten, 5-11, 3. Shertzer,198, 4.Alberto, Tugas: Kerjakan tugas pada slide no

29 Pengertian Tingkah Laku
Behavior is anything that a person says or does Behavior modification put strong emphasis on defining problems in terms of behavior that can be measured in some way.

30 Macam-Macam Tingkah Laku
1. Respondent behaviors, are ones that are controlled by events that precede the behavior. For example, a light is presented and pupillary constriction occurs. Associated with respondent behaviors is a process known as respondent conditioning or classical conditioning

31 Macam-Macam Tingkah Laku
2.Operant behaviors, on the other hand, are controlled by events that follow the behavior. These events are called the consequences of behavior The process by which the consequences of behavior increase or decrease the future rate of that behavior is known as operant conditioning.

32 Tugas 1. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan:
a. Tingkah laku. b. Analisis pengubahan tingkah laku. c. Respondent Behavior. d. Classical Conditioning. e. Operant Behavior. f. Operant Conditioning.

33 Tugas (Lanjutan) 2. Berikan contoh dan penjelasan:
a. Tiga contoh respondent behavior dan cara pembentukannya masing-masing b. Tiga contoh operant behavior dan cara pembentukannya masing-masing.

34 Pertemuan 2 Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat macam-macam masalah tingkah laku Pokok Bahasan: Macam-macam masalah tingkah laku. Sumber materi: Marten, 5-11, Tugas: Kerjakan tugas pada slide no.40

35 Macam-Macam Masalah Tingkah Laku
1. Behavioral Deficits (too little behavior of a particular type) 2. Behavioral Excesses (too much behavior of a particular type) 3. Behavioral Inappropriatenesses (doing the wrong thing at the right time or place or the right thing at the wrong time or place.

36 Behavioral Defisits 1. A normal child doesn’t pronounce words clearly, or eat a reasonable amount of food. 2. A normal teenager doesn’t complete homework assignment, help around the house, work in the yard, or discuss problems and difficulties with his parents. 3. A normal adult doesn’t attend to traffic regulation, express sincere thanks to other who help her in various situation.

37 Behavioral Excesses 1. A normal child frequently gets out of bed and throws tantrums at bedtime, throws food on the floor at mealtime. 2. A normal teenager frequently interrupts conversations between his parents and other adults, spends hours talking on the telephone, and uses abusive language. 3. A normal adult watches television excessively, frequently eat candies and other sweets between meals, smoke cigarettes, and bite her fingernails.

38 Behavioral Inappropriatenesses
1. A normal child put toys in the garbage can and cigarette butts in the toy box, and uses a crayon to write on walls but doesn’t write on paper provided him. 2. A normal teenager helps a neighbor to shovel gravel on a driveway but will not take out garbage for her mother. 3. A normal adult reads the news paper at breakfast when his spouse wants to talk rather than at more reasonable times, laughs at funny jokes, but also laughs on sad occasions.

39 Summary 1. The bahavior modification approach focuses primarily on observable behavior. 2. Individuals who are labeled mentally retarded, autistic, schizophrenic, neurotic, or what ever are individuals who show behavioral deficits, excesses, and or inappropriatenessess. 3. Behavior modification consists of a set procedures that can be used to change behaviors that these individuals will be considered less retarded, les autistic, or less of whatever label has been given them.

40 Tugas 1. Pertimbangkan tingkah laku salah seorang yang paling dekat dengan anda, kemudian identifikasi masing-masing dua tingkah lakunya yang defisit, yang berlebihan, dan yang tidak pantas, yang perlu diperbaiki. 2. Renungkan tingkah laku anda sendiri, kemudian identifikasi masing-masing tiga tingkah laku yang defisit, yang berlebihan, dan yang tidak pantas, yang anda ingin perbaiki jika anda ingin bertingkah laku yang baik.

41 Pertemuan 3 Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat Prinsip-prinsip Pengubahan Tingkah Laku Pokok Bahasan: Prinsip-prinsip Pengubahan Tingkah Laku. Sumber materi: Mather: 1, Shertzer: 199, Handarini: 1-7. Tugas: Kerjakan tugas pada slide no.44.

42 Prinsip-prinsip Pengubahan Tingkah Laku
1. Kebanyakan tingkah laku manusia adalah hasil belajarnya, karenanya dapat diubah dengan belajar. 2. Target tingkah laku yang mudah diubah adalah tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Tingkah laku itu perlu dirinci dengan jelas indikatornya. 3. Tingkah laku dapat diubah dengan memanipulasi kondisi belajar.

43 Prinsip-Prinsip Pengubahan Tingkah Laku
(Lanjutan) 4. Meskipun ada keterbatasan tertentu (pengaruh temperamen atau emosional), semua anak berfungsi lebih efektif , jika mengalami konsekuensi yang tepat. . Reinforcement merupakan konsekuensi yang memperkuat tingkah laku yang diinginkan. . Hukuman merupakan konsekuensi yg me-lemahkan tingkah laku yg tdk diinginkan. 5. Tingkah laku siswa dapat diatur, diubah dengan memberikan konsekuensi terhadap tingkah laku di kelas.

44 Tugas 1. Menurut pengalaman anda, prinsip-prinsip mana yang sudah pernah anda terapkan dalam membimbing tingkah laku siswa dan bagaimana hasilnya. 2. Sebutkan prinsip-prinsip mana yang sulit anda terapkan dan apa penyebabnya.

45 Pertemuan 4 Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat langkah-langkah analisis pengubahan tingkah laku Pokok Bahasan: Langkah-langkah Analisis Pengubahan Tingkah Laku. Sumber materi: Handarini: 1-13, Martin: Tugas: Kerjakan tugas pada slide no. 54.

46 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PENGUBAH- AN TINGKAH LAKU
1. Mengidentifikasi tingkah laku yang bermasalah dan merumuskan masalahnya secara operasional, yang dapat diamati dan diukur. 2. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyebab timbulnya masalah itu. 3. Menetapkan target tingkah laku yang diinginkan. 4. Merancang dan melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah dan mencapai target tingkah laku yang diharapkan dengan memilih dan menggunakan teknik yang tepat. 5. Mengevaluasi proses dan hasil capaian.

47 Behavior Modification Program
A successful behavior modivication program typically involves at least three components during which behavior is recorded: 1. A baseline, or preprogram behavioral-assessment phase 2. A treatment phase, and 3. A follow-up phase.

48 Behavior Modification Program
During the baseline phase, the behavior modifier assess the behavior to determine its level prior to the introduction of the program or treatment. Ideally, after making a precise baseline assessment a behavior modifier will design an effective treatment program to bring about the desired behavior change.

49 Behavior Modification Program (continued)
Finally, the follow-up phase is carried out to determine whether the improvements during treatment are maintained after the termination of the program.

50 Merancang Program Pengubahan Tingkah Laku
1. Fase pengukuran tingkah laku awal yang bermasalah (a baseline phase, or preprogram behavioral-assesssment phase) 2. Fase tindakan (treatment phase) 3. Fase tindak lanjut (a follow-up phase).

51 Perlunya Pengukuran Tingkah Laku Awal
1. Pengukuran yang akurat akan memberikan deskripsi yang jelas tentang permasalahan, apakah perilaku itu betul-betul bermasalah, dan apakah masalahnya betul-betul perlu dipecahkan atau tidak, serta untuk mempertimbangkan apakah kita mampu menanganinya atau perlu dialihtangankan kepada pihak lain. Sering terjadi tingkah laku yang dianggap bermasalah ternyata bukan masalah atau tidak penting untuk dimasalahkan.

52 Perlunya Pengukuran Perilaku Awal (Lanjutan).
2. Proses pengukuran yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi strategi tindakan (treatment) yang paling baik dan dalam merancang program intervensi yang efektif. 3. Hasil pengukuran yang akurat pada fase baseline dan fase treatment akan menunjukkan secara jelas apakah program pengubahan tingkah laku itu berhasil baik atau tidak. (Open and read: Martin, page 295).

53 Three Main Function of Behavioral Assessment
1. Description of the problem 2. Selection of a treatment strategy, 3. Evaluation of treatment outcome.

54 Tugas 1. Jelaskan dengan singkat tiga komponen program pengubahan tingkah laku. 2. Jelaskan dengan singkat tiga fungsi utama pengukuran tingkah laku dalam program pengubahan tingkah laku. 3. Jelaskan dengan singkat lima alasan perlunya pengumpulan data secara akurat selama fase baseline dan fase pelaksanaan program.

55 Pertemuan 5 Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat garis-garis besar teknik pengubahan tingkah laku Pokok Bahasan: Teknik-Teknik Pengubahan Tingkah Laku. Sumber materi: Shertzer: , Correy: , Martin: Tugas: Kerjakan tugas pada slide no. 59.

56 Teknik-Teknik Pengubahan Tingkah Laku
1. Reinforcement Techniques. a. Positive Reinforcement b. Negative Reinforcement c. Extinction d. Stimulus Discrimination Training d. Shaping & Chaining e. Fading f. Behavior Contract g. Token Economics h. Teknik DRL,DRO, DRI

57 Teknik-Teknik Pengubahan Tingkah Laku (Lanjutan)
2. Social Modeling Techniques. a. Life Models b. Filmed Models c. Audiotape Recorded Models d. Self Modeling 3. Counter- Conditioning Techniques a. Systematic Desensitization b. Relaxation

58 Teknik-Teknik Pengubahan Tingkah Laku (Lanjutan)
4. Cognitive Techniques. a. Simulation b. Gaming c. Confrontation d. Paradoxical Intention e. Assertive Training f. Aversion Therapy 5. Punishment AT-1

59 Tugas 1. Menurut pengalaman anda, teknik-teknik mana yang sudah pernah anda terapkan dalam membimbing, memelihara, membentuk, dan mengubah tingkah laku siswa dan bagaimana hasilnya. 2. Sebutkan teknik-teknik mana yang sulit anda terapkan dan apa penyebabnya.

60 Pertemuan 6 Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat siasat yang lebih cepat dan lebih mudah untuk mengubah tingkah laku. Pokok Bahasan: Siasat yang lebih cepat dan lebih mudah untuk mengubah tingkah laku. Sumber materi: Martin: Tugas: Kerjakan tugas pada slide no. 70, 71, dan 72.

61 Short –Cut Tactics 1. Instruction 2. Modeling 3. Guidance
4. Situational Inducement

62 Instruction Instrusi atau perintah berupa kata-kata yang diucapkan atau tertulis untuk melengkapi teknik-teknik pengubahan tingkah laku berupa reinforcement, dan extinction sangat efektif untuk mempercepat proses pengubahan tingkah laku . Dari pada menunggu munculnya tingkah laku yang akan diberikan reinforcement atau extinction, lebih baik terlebih dahulu diberikan instrusi tentang tingkah laku apa yang perlu dilakukan dan tingkah laku apa yang dilarang.

63 Instruction (Lanjutan)
Jika penggunaan instruksi gagal dalam mengubah tingkah laku, mungkin karena guru atau orang tua tidak konsisten memberikan reinforcement terhadap tingkah laku yang mengikuti instruksi, dan tidak memberikan extinction atau hukuman bagi tingkah laku yang melawan instruksi.

64 Panduan Instrusi yang Efektif
1. Instruksi hendaknya dapat dipahami oleh individu yang dimaksud. 2. Instruksi merinci tingkah laku yang diharapkan. 3. Instruksi hendaknya ditindak lanjuti secara konsisten. 4. Instruksi hendaknya diberikan dengan cara yang menyenangkan dan sopan. 5. Gunakan fading jika perlu.

65 Modeling Modeling merupakan satu prosedur dengan menunjukkan satu tingkah laku kepada seseorang untuk mempengaruhinya supaya melakukan tingkah laku yang sama. Modeling dapat dikombinasikan dengan instruksi, shaping, dan reinforcement.

66 Panduan Modeling yang Efektif
1. Kompleksitas tingkah laku yang dimodelkan hendaknya sesuai dengan taraf tingkah laku klien. 2. Kombinasikan modeling dengan instruksi 3. Peniruan yang tepat dengan perilaku yang dimodelkan hendaknya diberikan reinforcement. 4. Episode modeling hendaknya diurutkan mulai dariyang mudah ke yang sulit. 5. Suasana modeling hendaknya serealistis mungkin. 6. Gunakan fading jika diperlukan

67 Physical Guidance Physical guidance merupakan aplikasi kontak fisik untuk mempengaruhi individu untuk melakukan gerakan tingkah laku. Contoh: membimbing anak kecil menyeberang jalan, melatih anak autis untuk mengikuti printah: duduk, berdiri, dsb.

68 Panduan Physical Guidance
1. Berikan reinforcement segera setelah anak berhasil melakukan tingkah laku yang dibimbing. 2. Bimbingan hendaknya dilakukan secara bertahap mulai dari tingkah laku yang mudah ke tingkah laku yang sukar. 3. Stimulus yang akan digunakan pada akhir bimbingan hendaknya diperlihatkan dengan jelas selama bimbingan dilakukan. 4. Gunakan fading jika perlu untuk memberikan kesempatan pada stimulus lain untuk mengontrol tingkah laku.

69 Situational Inducement
Situational inducement menunjuk kepada pengaturan situasi dan kondisi lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Mengatur/mengubah situasi dan kondisi telah dilakukan secara efek tif dalam beberapa program pengubahan tingkah laku.

70 Contoh Situational Inducement
1. Rearranging the Exiting Surroundings. 2. Moving Activities to a new Location. 3. Relocating People. 4. Changing the Time of Activity.

71 Tugas 1. Teknik-teknik dasar apa yang paling tepat untuk:
a. Meningkatkan t. laku yang diinginkan. b. Membentuk tingkah laku yang baru. c. Menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan. 2. Jika guru mengeluh:”Jika saya mengatakan kepada siswa saya untuk tetap tinggal di tempat duduk dan bekerja, mereka tidak pernah mendengarkan saya”. Jelaskan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan guru supaya siswa menuruti perintahnya.

72 Tugas (lanjutan) 3. Jelaskan langkah-langkah khusus apa yang perlu dilakukan dalam menggunakan modeling untuk mengatasi tingkah laku anak TK yang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak lain. Identifikasi prinsip dasar dan prosedur yang akan digunakan dalam program anda. 4. Apakah yang dimaksud dengan physical Guidance? 5. Apakah yang dimaksud dengan situational inducement?

73 Tugas (lanjutan) 6. Pilih dua tingkah laku di antara tingkah laku di bawah ini: a. mencuci piring segera sesudah makan. b. bangun jika alarm telah berbunyi. c. membersihkan tempat tidur tiga kali per minggu d. menurunkan kebiasaan merokok. Untuk setiap tingkah laku, jelaskan bagaimana anda mempengaruhinya dengan mengkombinasikan minimal tiga siasat: modeling, guidance, mengatur lingkungan, memindahkan kegiatan ke lokasi baru, dan mengubah waktu kegiatan.

74 Pertemuan 7 Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menggunakan dengan tepat stimulus discrimunation training dalam mengubah tingkah laku. Pokok Bahasan: Stimulus Discrimunation Training. Sumber materi: Martin: Tugas: Kerjakan tugas pada slide no.

75 Stimulus Discrimination Training
Stimulus discrimunation training adalah prosedur untuk melatih seseorang untuk bertingkah laku (berespons) yang tepat terhadap stimulus yang benar, dan tidak bertingkah laku yang tepat terhadap stimulus yang salah. Pada dasarnya prosedur ini melibatkan pemberian reinforcement terhadap tingkah laku yang benar terhadap stimulus yang benar, dan tidak menghiraukan tingkah laku yang benar terhadap stimulus lainnya.

76 Stimulus Discrimination Training
Setiap situasi yang memunculkan tingkah laku dapat dianalisis dalam tiga set kejadian, yaitu: 1. Kondisi stimulus yang mendahului munculnya tingkah laku. 2. Tingkah laku atau respons itu sendiri 3. Konsekuensi dari tingkah laku itu. Jika konsekuensinya berupa reinforcement, maka interaksi antara ketiga set kejadian itu disebut contingencies of reinforcement

77 Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Efektifitas Stimulus Discrimination Training
1. Ketepatan pemilihan stimulus control. Stimulus itu hendaknya spesifik untuk memunculkan tingkah laku yang diinginkan. 2. Meminimalkan kemungkinan untuk membuat kekeliruan. 3. Memaksimalkan frekuensi latihan

78 Tugas 1. Jelaskan perbedaan antara stimulus dan stimulus discriminatif. 2. Jelaskan perbedaan antara stimulus control dan stimulus discrimination training. 3. Jelas dan berikan contoh apa yang dimaksud dengan contingencies of reinforcement.

79 Tugas 1. untuk Akhir Semester
Bahas dan buat ringkasan buku Dombeck, Mark, Ph.D. and Jolyn Wells-Moran, Ph.D. (2006), Methods for Changing Behavior and Thoughts

80 MUSIC01.DAT Pertemuan 8 Ujian Mid Semester

81 Pertemuan 9 Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu membuat program penerapan teknik “positive reinforcement” dan “negative reinforcement” . Pokok Bahasan: “Positive reinforcement” dan “negative reinforcement” Sumber materi: Mather: 3-11,Axelrod: 4-8, Martin: Correy: 133, Alberto: 22, Rosidan: 31, Donbeck: 1-3. Tugas: Kerjakan tugas pada slide no.

82 Shea and Bauer (1987) described the following process to apply positive reinforcement effectively:
1. Select a target behavior to increase, define the behavior, and choose a reinforcer. 2. Observe the child and watch for the behavior. 3. Reinforce the target behavior every time it is exhibited. 4. Comment in a positive way about the behavior when providing reinforcement. 5. Be enthusiastic -and interested. 6. Offer assistance. 7. Vary the reinforcer. BM-6

83 Positive Reinforcement
We can say that positive reinforcement has occurred when three conditions have been met: 1. A consequence is presented dependent on a behavior. 2. The behavior becomes more likely to occur. 3. The behavior becomes more likely to occur because and only because the consequence is presented dependent on the behavior. MCB PR-1

84

85

86

87

88

89 AVSEQ01 Sekian Terima Kasih AVSEQ12 AVSEQ03


Download ppt "Analisis Pengubahan Tingkah Laku"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google