Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
Tujuan Mendefinisikan aset tetap dan menjelaskan akuntansi untuk biaya aset tetap. Menghitung penyusutan dengan menggunakan metode-metode berikut: metode garis lurus, metode unit produksi, dan metode saldo menurun. Mengklasifikasikan biaya aset tetap sebagai belanja modal atau belanja pendapatan. Membuat ayat jurnal untuk pelepasan aset tetap. Mendefinisikan sewa guna usaha dan mengikhtisarkan aturan-aturan akuntansi yang terkait dengan sewa guna usaha aset tetap.
Tujuan (Lanjutan) Menjelaskan pengendalian internal atas aset tetap. Menghitung deplesi dan membuat ayat jurnal untuk deplesi. Menjelaskan akuntansi untuk aset tak berwujud seperti paten, hak cipta, dan goodwill. Menjelaskan bagaimana beban penyusutan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan menyusun neraca yang mencantumkan aset tetap dan aset tak berwujud. Menghitung dan menginterpretasikan rasio aset tetap terhadap kewajiban jangka panjang.
Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset jangka panjang atau relatif permanen. Aset tetap adalah aset berwujud karena terlihat secara fisik. Aset dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.
Mengklasifikasikan Biaya Apakah nilai akuisisinya signifikan? Apakah aset tersebut tahan lama? Ya Tidak Ya Tidak Beban Apakah aset tersebut untuk tujuan produktif? Ya Tidak Aset Tetap Investasi
Harga Perolehan Aset Tetap
Tanah Harga beli Pajak penjualan Perizinan dari badan pemerintah Komisi makelar Bea balik nama Biaya survei
Tanah Pajak real estat Pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan Perataan tanah Pengaspalan atau pelapisan jalan umum yang membatasi tanah
Kepemilikan Tanah Oleh Perusahaan Perusahaan (kecuali yang diijinkan menurut UUPA-bank pemerintah/badan sosial & keagamaan/Koperasi) tidak diperbolehkan mempunyai Hak Milik atas Tanah. HGU HAK PAKAI HGB Pertama kali 25 thn dan diperpjg 20 thn Pertama kali 35 thn dan diperpjg 25 thn Pertama kali 30 thn dan diperpjg 20 thn
Tgl Account Ref Debit Kredit Pada tanggal 1 Januari 2014 Wawan menyerahkan Tanah nya ke PT IAI senilai Rp. 500.000.000,- sebagai setoran modal Tanah bertambah Rp.500.000.000 Modal bertambah Rp.500.000.000 Tanah 500.000.000 Modal, Tn Wawan 500.000.000 Tgl Account Ref Debit Kredit 1 Jan 2014 Aset Tanah 500.000.000 Modal, Tn Wawan 500.000.000
Bangunan Harga bangunan Biaya jasa arsitek Biaya tenaga kerja konstruksi Biaya asuransi selama periode konstruksi Bunga atas pinjaman untuk mendanai konstruksi Jalan setapak ke dan sekitar bangunan
Bangunan Pajak penjualan Perbaikan (pembelian bangunan bekas) Rekondisi (pembelian bangunan bekas) Modifikasi penggunaan Izin dari badan-badan pemerintah
Dicatat/diakui secara bertahap selama masa konstruksi. Bangunan yang dikonstruksi sendiri Dicatat/diakui secara bertahap selama masa konstruksi. Biaya yang dapat diakui sebagai bagian dari aset bangunan mengikuti kriteria dan definisi dari aset (lihat slide awal).
Tgl Account Ref Debit Kredit BDP Bank Bank berkurang Rp.200.000.000 Pada tanggal 2 Januari 2014, PT IAI berencana membangun pabrik dan selama tanggal 2 Januari, PT IAI mengeluarkan biaya awal berupa Rp50 jt untuk pembayaran jasa arsitek dan Rp150 jt untuk material dan upah tenaga konstruksi. Pembayaran tunai (kas). Bangunan dalam pelaksanaan bertambah Rp.200.000.000 Bank berkurang Rp.200.000.000 BDP 200.000.000 Bank 200.000.000 Tgl Account Ref Debit Kredit 2 Jan 2014 Bang. Dlm Pelaksanaan 200.000.000 Bank 200.000.000
Tgl Account Ref Debit Kredit BDP Bank Bank berkurang Rp.300.000.000 Pada tanggal 10 Januari 2014, PT IAI mengeluarkan biaya berikutnya sebesar Rp300 jt untuk material dan upah tenaga konstruksi lanjutan. Pembayaran tunai (kas). Rencana penyelesaian bangunan pabrik tanggal 2 Februari 2014. Bangunan dalam pelaksanaan bertambah Rp.300.000.000 Bank berkurang Rp.300.000.000 BDP 300.000.000 Bank 300.000.000 Tgl Account Ref Debit Kredit 10 Jan 2014 Bang. Dlm Pelaksanaan 300.000.000 Bank 300.000.000
Tgl Account Ref Debit Kredit Bangunan BDP Bank berkurang Rp.5.000.000 Pada tanggal 10 Februari 2014, PT IAI mengeluarkan biaya peresmian pabrik sebesar Rp5 juta kepada EO dibayar secara tunai (kas). Beban administrasi-peresmian kantor Rp.5.000.000 Bank berkurang Rp.5.000.000 Bangunan 500.000.000 BDP 500.000.000 Tgl Account Ref Debit Kredit 10 Febr 2014 Bangunan Pabrik 500.000.000 Bang. Dlm. Pelaksanaan 500.000.000
Pengembangan Tanah Taman Pagar Area parkir Penerangan halaman Selokan dan drainase Pengaspalan area parkir
Tgl Account Ref Debit Kredit Lahan Parkir Bank Pada tanggal 15 Februari 2014, PT IAI mengeluarkan biaya untuk pembangunan lahan parkir motor sebesar Rp20 juta kepada pemborong dibayar secara tunai (kas). Aset tetap-lahan parkir Rp.20.000.000 Bank berkurang Rp.20.000.000 Lahan Parkir 20.000.000 Bank 20.000.000 Tgl Account Ref Debit Kredit 15 Febr 2014 Lahan Parkir 20.000.000 Bank 20.000.000
Mesin dan Peralatan (Kendaraan/Komputer/Meubelair) Harga beli Pajak yg tdk dapat dikreditkan Biaya angkut Instalasi Perbaikan (pembelian mesin bekas) Rekondisi (pembelian mesin bekas)
Mesin dan Peralatan (Kendaraan/Komputer/Meubelair) Asuransi selama perjalanan Perakitan Modifikasi kegunaan Pengujian Izin dari badan-badan pemerintah
Pembelian secara angsuran Dicatat/diakui diawal sebesar nilai wajar dari aset. Pada tanggal 20 Februari 2014, PT IAI membeli mesin pencetak buku seharga Rp100 juta dengan uang muka 20% dan sisanya diangsur sebanyak 10 kali. Tanggal 1 Maret, mesin telah tiba di pabrik dan siap untuk digunakan. Tgl Account Ref Debit Kredit 20 Febr 2014 Uang muka pembelian 20.000.000 Bank 20.000.000
Pembelian secara angsuran Dicatat/diakui diawal sebesar nilai wajar dari aset. Pada tanggal 1 Maret, mesin telah tiba di lokasi pabrik IAI. Tgl Account Ref Debit Kredit 1 Mar 2014 Mesin 100.000.000 Uang muka pembelian 20.000.000 Hutang pembelian mesin 80.000.000
Menyusun Daftar Aset Tetap Nama aset Tgl Perolehan Nilai Perolehan Masa Manfaat Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Tanah 1 Jan 2014 500.000.000 Bangunan Pabrik 10 Febr 2014 500.000.000 Lahan parkir 15 Febr 2014 20.000.000 Mesin 1 Mar 2014 100.000.000
Biaya Akuisisi Aset Tetap Tidak Termasuk: Vandalisme Kesalahan dalam instalasi Pencurian yang tidak diasuransikan Kerusakan selama pembongkaran dan instalasi Denda karena tidak memperoleh izin yang sesuai dari badan pemerintah
Karakteristik Penyusutan Semua aset tetap kecuali tanah kehilangan kapasitas produktifnya untuk menyediakan jasa. Kehilangan ini diakui sebagai Beban Penyusutan (Depresiation). Penyusutan fisik (Impairment) terjadi akibat kerusakan dan keausan ketika digunakan dan pengaruh cuaca. Penyusutan fungsional terjadi ketika suatu aset tetap tidak lagi dapat menyediakan jasa pada tingkat yang dimaksudkan, misalnya, komputer pribadi (PC).
Faktor-faktor Beban Penyusutan Biaya Awal Nilai Sisa - Nilai yang Dapat Disusutkan = Umur Manfaat 1 Beban Penyusutan Periodik 2 3 4 5
Tidak ada ketentuan, semua tergantung dari estimasi manajemen Umur Manfaat Estimasi masa (waktu) suatu aset tetap dapat memberikan manfaat ekonomis kepada Perusahaan. SAK/SAK ETAP PERPAJAKAN Tidak ada ketentuan, semua tergantung dari estimasi manajemen Cara Praktis menggunakan kriteria masa manfaat sesuai peraturan perpajakan
Umur Manfaat bds Kelompok Aset sesuai peraturan perpajakan
Umur Manfaat bds Kelompok Aset sesuai peraturan perpajakan
Penggunaan Metode Penyusutan Unit Produksi Lainnya Saldo Menurun Garis Lurus Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of Certified Public Accountants, New York, 2002.
Contoh Nilai perolehan....………….. Rp24.000 Est. umur manfaat (tahun)….. 5 tahun Estimasi nilai sisa... Rp2.000
Biaya – Estimasi Nilai Sisa Metode Garis Lurus Biaya – Estimasi Nilai Sisa Estimasi Umur = Penyusutan Tahunan
Rp24.000 – Rp2.000 Metode Garis Lurus 5 tahun = Rp4.400 penyusutan tahunan
Tarif Garis Lurus = Rp4.400 Rp4.400 = 20% Rp22.000 Rp24.000 –Rp2.000 5 tahun Rp4.400 = 20% Rp22.000
Metode Garis Lurus Metode garis lurus digunakan secara luas oleh perusahaan karena sederhana dan memungkinkan transfer biaya yang wajar ke beban periodik jika pemanfaatan aset tersebut sama dari periode ke periode.
Metode Garis Lurus Beban Biaya (24.000) – Nilai Sisa (2.000) Ak. Peny. Nilai Buku Beban Nilai Awal Awal Penyusutan Buku Tahun Biaya Tahun Tahun Tahun Tsb. Akhir Tahun 1 24.000 24.000 4.400 19.600 2 24.000 4.400 19.600 4.400 15.200 3 24.000 8.800 15.200 4.400 10.800 4 24.000 13.200 10.800 4.400 6.400 5 24.000 17.600 6.400 4.400 2.000 Beban Penyusutan Tahunan (4.400) Biaya (24.000) – Nilai Sisa (2.000) = Estimasi Umur Manfaat (5 tahun)
Biaya – Estimasi Nilai Sisa Metode Unit Produksi Biaya – Estimasi Nilai Sisa Estimasi Umur Manfaat dalam Unit, Jam, dan lain-lain = Penyusutan per Unit, Jam, dan lain-lain
= Depreciation per unit, hour, etc. Metode Unit Produksi 24.000 – 2.000 10.000 jam Asumsi = Depreciation per unit, hour, etc. = 2,20 per jam Misalkan : selama tahun 2014 digunakan selama 1.000 jam, maka beban penyusutan tahun 2014 = 2,2/jam X 1.000 jam = 2.200
Metode Unit Produksi Beban Biaya (24.000) – Nilai Sisa (2.000) Ak. Peny. Nilai Buku Beban Nilai Awal Awal Penyusutan Buku Tahun Biaya Tahun Tahun Tahun Tsb. Akhir Tahun 1 24.000 24.000 2.200 21.800 2 24.000 2.200 21.800 13.200 8.600 3 24.000 13.200 8.600 6.600 2.000 Cat : thn ke 1 digunakan 1.000 jam, thn ke 2 digunakan 6.000 jam, dan tahun ke 3 digunakan 3.000 jam. Beban Penyusutan Tahunan Biaya (24.000) – Nilai Sisa (2.000) = Estimasi Jam produksi
Metode Unit Produksi Metode unit produksi lebih sesuai dibandingkan dengan metode garis lurus ketika jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun.
Metode Jumlah Angka Tahun Jumlahkan dahulu jumlah tahun masa manfaat Kemudian, tahun pertama penyusutan adalah angka tahun paling akhir dan dibagi dengan jumlah angka tahun. Dan seterusnya. Hasil diatas kemudian dikalikan dengan Nilai perolehan – Nilai Sisa = Penyusutan per tahun.
Metode Jumlah Angka Tahun Melanjutkan contoh sebelumnya : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15 Tahun 1 = 5/15 x (24.000 – 2.000) = 7.480
Metode Jumlah Angka Tahun Ak. Peny. Nilai Buku Beban Nilai Awal Awal Penyusutan Buku Tahun Biaya Tahun Tahun Tahun Tsb. Akhir Tahun 1 24.000 24.000 7.333 16.667 2 24.000 7.333 16.667 5.867 10.800 3 24.000 13.200 10.800 4.400 6.400 4 24.000 17.600 6.400 2.933 3.467 5 24.000 20.533 3.467 1.467 2.000 Beban Penyusutan Tahunan (5/15) x Biaya (24.000) – Nilai Sisa (2.000) =
Abaikan nilai sisa, tentukan tarif garis lurus Metode Saldo Menurun Langkah 1 Abaikan nilai sisa, tentukan tarif garis lurus 24.000 – 2.000 5 tahun = 4.800 4.800 24.000 = 20%
Metode Saldo Menurun Ada jalan pintas. Cukup bagi angka 1 dengan angka tahun (1 ÷ 5 = 0,20).
Kalikan tarif garis lurus dengan dua. Metode Saldo Menurun Langkah 2 Kalikan tarif garis lurus dengan dua. 0,20 × 2 = 0,40 Untuk tahun pertama, biaya akuisisi aset dikalikan 40 persen. Setelah tahun pertama, nilai buku menurun dari aset tersebut dikalikan 40 persen.
Metode Saldo Menurun Langkah 3 Buat tabel.
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. 24.000 × 0,40 Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 24.000 × 0,40
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. 14.400 × 0,40 Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 14.400 × 0,40
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 15.360 8.640
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 15.360 8.640 3 8.640 40% 3.456 18.816 5.184
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 15.360 8.640 3 8.640 40% 3.456 18.816 5.184 4 5.184 40% 2.074 20.890 3.110
Metode Saldo Menurun STOP! Nilai Buku Akum. Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 15.360 8.640 3 8.640 40% 3.456 18.816 5.184 4 5.184 40% 2.074 20,.890 3.110 5 3.110 40% 1.244 22.134 1.866 STOP!
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun Jika menggunakan metode ini di Tahun 5, maka pada akhir tahun itu, nilai buku yang diperoleh adalah 1.866. Ingatlah, nilai sisa pada akhir Tahun 5 diperkirakan sebesar 2.000, jadi pendekatan kita harus dimodifikasi. 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 15.360 8.640 3 8.640 40% 3.456 18.816 5.184 4 5.184 40% 2.074 20,.890 3.110 5 3.110 40% 1.244 22.134 1.866
Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. 3.110 – 2.000 Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 15.360 8.640 3 8.640 40% 3.456 18.816 5.184 4 5.184 40% 2.074 20.890 3.110 5 3.110 – 1.110 3.110 – 2.000
Nilai buku akhir yang diinginkan Metode Saldo Menurun Nilai Buku Akum. Awal Peny. Peny. Nilai Buku Tahun Tahun Tarif Tahunan Akhir Thn Akhir Tahun 1 24.000 40% 9.600 9.600 14.400 2 14.400 40% 5.760 15.360 8.640 3 8.640 40% 3.456 18.816 5.184 4 5.184 40% 2.074 20.890 3.110 5 3.110 – 1.110 22.000 2.000 Nilai buku akhir yang diinginkan
Membandingkan Metode Garis Lurus dengan Metode Saldo Menurun 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 Penyusutan (Rp) 1 2 3 4 1 2 3 4 Umur (tahun) Umur (tahun)
Merevisi Estimasi Penyusutan
Merevisi Estimasi Penyusutan Satu mesin yang dibeli seharga 130.000 awalnya diestimasikan memiliki masa manfaat 30 tahun dan nilai sisa 10.000. Aset tersebut sudah disusutkan selama 10 tahun menggunakan metode garis lurus. Penyusutan Tahunan 130.000 – 10.000 30 tahun 4.000 per tahun
Merevisi Estimasi Penyusutan Akumulasi Penyusutan Peralatan 130.000 4.000 40.000 Nilai buku = 90.000 Sebelum revisi
Merevisi Estimasi Penyusutan Pada tahun ke-11, diestimasikan bahwa sisa masa manfaat adalah 25 tahun (bukan 30) dan estimasi nilai sisa yang telah direvisi adalah 5.000. Nilai buku – Revisi Nilai Sisa Revisi Estimasi Umur Manfaat 90.000 – 5.000 25 tahun 3.400 revisi penyusutan tahunan =
Belanja Modal dan Belanja Pendapatan Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru dikenal sebagai belanja modal.
Belanja Modal dan Belanja Pendapatan Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang tidak memperpanjang umur manfaatnya atau meningkatkan nilainya dikenal sebagai belanja pendapatan.
Belanja Modal dan Belanja Pendapatan PENGELUARAN Belanja Pendapatan (Debit akun beban untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin) Meningkatkan efisiensi operasi atau menambah kapasitas? Meningkatkan umur manfaat (perbaikan luar biasa) Tidak Tidak Belanja Modal (Debit akun aset tetap) Ya Belanja Modal (Debit akun akumulasi penyusutan) Ya
Belanja Modal dan Belanja Pendapatan KEWAJIBAN BELANJA MODAL ASET EKUITAS PEMILIK 1. Biaya awal 2. Penambahan 3. Peningkatan 4. Perbaikan luar biasa Laba bersih BEBAN PENDAPATAN
Perbaikan dan pemeliharaan normal dan rutin Belanja Modal dan Belanja Pendapatan KEWAJIBAN ASET EKUITAS PEMILIK Laba bersih BELANJA PENDAPATAN BEBAN PENDAPATAN Perbaikan dan pemeliharaan normal dan rutin
Akuntansi untuk Pelepasan Aset Tetap Ketika aset tetap kehilangan kegunaannya, aset tersebut dapat dilepas melalui salah satu cara berikut: 1. dibuang, 2. dijual, atau 3. ditukar tambah dengan aset serupa. Ayat jurnal yang dibutuhkan akan bervariasi dengan jenis pelepasan dan kondisi, tetapi ayat jurnal berikut selalu dibutuhkan: Akun aset harus dikredit untuk mengeluarkan aset dari buku besar, dan akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan saldonya dari buku besar.
Pelepasan Aset Tetap Suatu peralatan dibeli dengan harga 25.000 telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14 Februari, peralatan tersebut dibuang.
Pelepasan Aset Tetap Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan 25 000 00 Menghapus peralatan yang sudah sepenuhnya disusutkan.
Pelepasan Aset Tetap Peralatan seharga 6.000 disusutkan dengan tarif tahunan garis lurus 10%. Setelah ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Des, Akumulasi Penyusutan—Peralatan memiliki saldo 4.750. Peralatan tersebut dibuang tanggal 24 Maret. Mar. 24 Beban Penyusutan—Peralatan 150 00 600 × 3/12 Ak. Penyusutan—Peralatan 150 00 Mencatat penyusutan tahun berjalan dari peralatan yang dibuang.
Pelepasan Aset Tetap Peralatan seharga 6.000 disusutkan dengan tarif tahunan garis lurus 10%. Setelah ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Des., Akumulasi Penyusutan—Peralatan memiliki saldo 4.750. Peralatan tersebut dibuang tanggal 24 Maret. Mar. 24 Ak. Penyusutan—Peralatan 4 900 00 Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 1 100 00 Peralatan 6 000 00 Menghapus peralatan yang dibuang.
Penjualan Aset Tetap Ketika aset tetap dijual, si pemilik bisa impas, menderita kerugian, atau memperoleh keuntungan. 1. Jika harga jual setara dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi. 2. Jika harga jual kurang dari nilai buku, ada kerugian senilai selisih tersebut. 3. Jika harga jual lebih dari nilai buku, ada keuntungan senilai selisih tersebut. Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.
Penjualan Aset Tetap Peralatan seharga 10.000 didepresiasikan pada tarif tahunan garis lurus 10%. Peralatan tersebut dijual secara tunai pada tanggal 12 Oktober. Akumulasi Penyusutan (terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar 7.000. Okt. 12 Beban Penyusutan—Peralatan 750 00 Ak. Penyusutan—Peralatan 750 00 10.000 × ¾ ×10% Mencatat beban penyusutan tahun berjalan atas peralatan yang dijual.
Penjualan Aset Tetap Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 2.250, jadi tidak untung maupun rugi. Okt. 12 Kas 2 250 00 Ak. Penyusutan—Peralatan 7 750 00 Peralatan 10 000 00 Menjual peralatan.
Penjualan Aset Tetap Asumsi 2: Peralatan tersebut dijual seharga 1.000, sehingga terjadi kerugian sebesar 1.250. Okt. 12 Kas 1 000 00 Ak. Penyusutan—Peralatan 7 750 00 Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 1 250 00 Peralatan 10 000 00 Menjual peralatan.
Penjualan Aset Tetap Asumsi 3: Peralatan tersebut dijual seharga 2.800, sehingga terdapat keuntungan sebesar 550. Okt. 12 Kas 2 800 00 Ak. Penyusutan—Peralatan 7 750 00 Peralatan 10 000 00 Keunt. atas Pelepasan Aset Tetap 550 00 Menjual peralatan.
Pertukaran Aset Tetap Sejenis Nilai tukar tambah (NTT) – nilai peralatan lama yang dihitung sebagai pengurang dari harga beli aset baru sejenis. Sisa yang terutang – saldo yang terutang atas peralatan baru setelah dikurangi dengan nilai tukar tambah. NTT > Nilai Buku = Keuntungan atas Pertukaran NTT < Nilai Buku = Kerugian atas Pertukaran Keuntungan tidak pernah diakui (tidak dicatat). Kerugian harus diakui (dicatat).
Pertukaran Aset Tetap Sejenis Harga peralatan baru 5.000 Harga peralatan lama yang ditukarkan 4.000 Ak. penyusutan pada tgl. pertukaran 3.200 Nilai buku pada tgl. pertukaran 800 KASUS SATU (UNTUNG): Nilai tukar tambah, 1.100 Kas yang dibayar, 3.900 (5.000 – 1.100) NTT > Nilai Buku = Keuntungan 1.100 – 800 = 300 Sisa yang Terutang + Nilai Buku = Harga Peralatan Baru 3.900 + 800 = 4.700 Keuntungan tidak diakui untuk pelaporan keuangan.
Pertukaran Aset Tetap Sejenis Pada tanggal 19 Juni, peralatan ditukar dengan keuntungan sebesar 300 (aset tetap yang berbeda). Jun. 19 Ak. Penyusutan—Peralatan 3 200 00 Peralatan (baru) 5 000 00 Peralatan (lama) 4 000 00 Kas 3 900 00 Keunt. atas Pelepasan Aset Tetap 300 00
Pertukaran Aset Tetap Sejenis Pada tanggal 19 Juni, peralatan ditukar dengan keuntungan sebesar 300 (aset tetap yang sama). Jun. 19 Ak. Penyusutan—Peralatan 3 200 00 Peralatan (baru) 4 700 00 Peralatan (lama) 4 000 00 Kas 3 900 00
Pertukaran Aset Tetap Sejenis Harga peralatan baru 10.000 Harga peralatan lama yang ditukarkan 7.000 Ak. penyusutan pada tgl. pertukaran 4.600 Nilai buku pada tgl. pertukaran 2.400 KASUS DUA (RUGI): Nilai tukar tambah, 2.000 Kas yang dibayarkan, 8.000 (10.000 – 2.000) NTT < Nilai Buku = Kerugian 2.000 – 2.400 = -400 Kerugian diakui untuk pelaporan keuangan.
Pertukaran Aset Tetap Sejenis Pada tanggal 7 September, peralatan ditukar dengan kerugian 400. Sep. 7 Ak. Penyusutan—Peralatan 4 600 00 Peralatan (baru) 10 000 00 Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 400 00 Peralatan (lama) 7 000 00 Kas 8 000 00
Aset Tak Berwujud Aset yang tidak memiliki wujud secara fisik namun memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan. Contoh : Hak Paten, Hak Cipta, Hak Tambang, Royalti, Hak Waralaba, Hasil Penelitian&Pengembangan Sendiri. Pemanfaatan Hak tersebut diatas mengalami penurunan nilai yang ditentukan dengan menggunakan metode amortisasi garis lurus
Sumber Daya Alam dan Deplesi Suatu perusahaan membayar Rp400.000 atas hak untuk menambang deposit mineral yang diestimasikan sebanyak 1.000.000 ton. Tarif deplesi adalah 0,40 per ton (Rp400.000 ÷ 1.000.000 ton).
Sumber Daya Alam dan Deplesi Selama tahun berjalan, ditambang 90.000 ton. Deplesi periodik adalah sebesar 36.000 (90.000 ton × 0,40). Ayat Jurnal Penyesuaian Des. 31 Beban Deplesi 36 000 00 Akumulasi Deplesi 36 000 00
Aset Tidak Berwujud dan Amortisasi Amortisasi adalah jumlah biaya aset tidak berwujud yang ditransfer ke beban. Aset tidak berwujud tidak memiliki atribut fisik dan tidak untuk dijual (paten, hak cipta, dan goodwill). Tgl. Uraian Debit Kredit Des. 31 Beban Amortisasi 20.000 Paten 20.000 Membayar 100.000 untuk hak paten. Umur paten 11 tahun dan telah diterbitkan 6 tahun sebelum pembelian. 11 tahun – 6 tahun = 5 tahun masa manfaat (100.000 / 5 tahun) = 20.000 per tahun
PERTEMUAN BERIKUTNYA Aset yang diperoleh secara leasing (finance lease dengan hak opsi) Latihan soal
Selesai