5.1 Akhlak pribadi muslim pengantar dan definisi 5.2 sepuluh akhlak pribadi islami Jujur Percaya diri Bekerja keras Menghargai waktu Berpikir positif Memiliki harga diri Mandiri Hemat atau hidup sederhana Memelihara amanah Bersyukur

Menurut bahasa: Perkataan akhlak berasal daripada perkataan (al- akhlaaku) iaitu kata jama daripada perkataan (al- khuluqu) bererti tabiat,kelakuan, perangai, tingkahlaku, matuah, adat kebiasaan, malah ia juga bereti agama itu sendiri. Menurut istilah: Antara definasi akhlak menurut istilah ialah: sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan. fungsi akhlak ialah mengkaji dan meneliti aspek perilaku dan perbuatan manusia. Ia menilai dari segi baik atau buruknya perbuatan itu, apa yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan oleh seseorang.

fungsi akhlak ialah mengkaji dan meneliti aspek perilaku dan perbuatan manusia. Ia menilai dari segi baik atau buruknya perbuatan itu, apa yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan oleh seseorang. CIRI-CIRI AKHLAK ISLAMIYYAH Bersifat mutlak dan menyeluruh Bersih dalam perlaksanaan Bersifat sederhana dan seimbang Mencakupi suruhan dan larangan Melengkapkan dan menyempurnakan tuntutan

Jujur (Shidig, Honesty) dapat diartikan adanya kesesuaian/keselarasan antara apa yang disampaikan/diucapkan dengan apa yang dilakukan/kenyataan yang ada.

Berikut ini adalah 10 akhlak pribadi Islami, yang harus dimengerti dan dijalannkan oleh pribadi muslim, sehingga perilaku dan adatnya sesuai dengan kaidah agama, yang merupakan kunci sukses pribadi Islam.

Akhlak yang kedua dari pribadi Islami adalah percaya diri atau rendah hati (Tawadhu). Pengertian percaya diri atau tawadhu adalah merendahkan hati atau diri tanpa harus menghinakannya atau meremehkan harga diri sehingga orang lain berani menghinanya dan menganggap ringan. Pribadi yang percaya diri, harus mampu menunjukkan sesuatu yang unggul berupa pengertahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap atau perilaku (attitude), sehingga orang lain memberikan kepercayaan dan kehormatan yang sepatutnya, dan tidak bersikap sombong terhadap kemampuan yang dimilikinya.

Salah satu akhlak Islami yang mendorong sukses pribadi umat Islam adalah menghargai waktu. Waktu terus berjalan dan tidak pernah kembali. Oleh sebab itu, setiap detik waktu harus dapat dimanfaatkan untuk kebaikan dan keberhasilan.

Bekerja keras (Hubbul Amal, Excellence) merupakan salah satu akhlak Islami. Bekerja keras tidak hanya berarti fisik. Akal dan pikiran harus terus digunakan untuk memikirkan sesuatu yang lebih baik. Kemalasan akal atau malas berpikir lebih jelek daripada malas badan.

Berpikir positif adalah pola pikir yang didasarkan pada penyusunan rencana yang matang dalam mencapai tujuan, selalu berusaha untuk mencapai tujuan, dan mengambil hikmah setiap kejadian. Berpikir positif juga dapat diartikan kita mencari hal-hal positif dan baik dari berbagai hal tersebut, kemudian hal-hal yang buruk kita kesampingkan. Di samping Allah melarang berpikir negatif, Allah menganjurkan umat Islam untuk berpikir positif sehingga dalam dirinya penuh pengharapan, dan keyakinan untuk berhasil dan sukses.

1.    Berpegang kepada agama Allah, memohon pertolongan dan bertawakal kepada-Nya. 2.    Selalu optimis dengan kebaikan dan menjauhkan diri dari pesimis dan merasa sial. 3.    Menyikapi hidup dengan tenang, yaitu setelah kita membuat perencanaan. Memaksimalkan usaha, dan menempuh berbagai cara yang hasilnya ada di tangan Allah. 4.    Selalu ingat nikmat Allah. Jika Anda menghadapi kesulitan, peristiwa yang menyakitkan, atau cobaan apapun, ingatlah nikmat Allah. 5.    Mencari sisi positif dari orang lain, dan tidak berpikir negatif serta mencari kesalahan. 6.    Gunakan kalimat dan ungkapan-ungkapan yang lembut, juga tata pergaulan yang sesuai, sehingga kita dapat mempengaruhi orang lain secara positif. 7.    Fokus kepada unsur-unsur positif dalam kehidupan. 8.    Jangan jadikan problem menguasai diri Anda. 9.    Memanfaatkan humor dan anekdot. 10.    Berolah raga secara teratur.

Harga diri (dignity, self esteem) adalah penilaian menyeluruh mengenai diri sendiri, dan bagaimana ia menjaga kehormatan diri, sehingga orang lain tidak menghinakannya.

Setiap individu diberi poensi oleh Allah Setiap individu diberi poensi oleh Allah. Setiap umat harus mampu menggali dan mengembangkan diri dengan baik Sehingga hidUp di dunia yang hanya satu kali ini tidak menjadi beban bagi orang lain, bahkan hidup kita akan terhormat jika kita dapat meringankan beban orang lain sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Hidup hemat atau sederhana adalah sikap hidup yang mengendalikan diri sendiri untuk mencukupkan kebutuhannya,s ehingga tidak boros dan tidak kikir.

Amanah per definisi adalah titipan berharga yang dipercayakan Allah kepada kita atau aset penting yang dipasrahkan kepada kita.

Syukur adalah menggunakan atau mengolah nikmat yang dilimpahkan Allah sesuai dengan tujuan dianugerahkannya. Artinya, jika Anda berani bersyukur, berarti Anda harus berani mengolah dan mengelola segala anugerah Allah yang berupa rahmat dengan baik dan benar.

a.    Rahmat Umum Dengan kata lain Rahmat adalah fasilitas ilahi bagi pertumbuhan dan kemajuan kita menuju pemenuhan potensi manusiawi kita sehingga kita menjadi manusia seutuhnya. Artinya Rahmay umum mencakup semua kebaikan Allah sebagai infrastruktur dan fasilitas umum agar kita dapat mengalami regenerasi, pertumbuhan, dan kesempurnaan insaniah kita. b.    Rahmat Khusus Rahmat khusus ini adalah Rahmat yang secvara istimewa diberikan kepada kita sedangkan orang lain tidak. Misalnya Kris Dayanti mempunyai suara merdu serta wajah cantik. Jika kesadaran dan penghayatan kita akan Rahmat cukup tinggi maka kita akan menjadi insan Rahmatan lil alamin, dan menjadi orang yang bersyukur, yaitu orang yang mampu: 1.    Bersyukur atas apapun yang diterima dan dialami. Tidak punya kebiasaan mengeluh, serta tidak mau menuntut apa yang tak patut. 2.    Bermental optimis, berpikir positif, terampil memotivasi diri sendiri. 3.    Memiliki mental berkelimpahan sehingga mampu memberi dengan murah hati, rela menolong sampai tuntas, dan menyumbang dengan sukacita. 4.    Selalu berkata-kata baik, apresiatif, dan konstruktif. 5.    Selalu berwatak baik, tidak pernah bernniat jahat, dan tidak bersdia merencanakan niat jahat bagi orang lain. 6.    Tidak takut kekurangan, namun sebaliknya, mampu bersikap sederhana, sanggup mencukupkan diri dengan apa yang ada, dan senantiasa berpengharapan bahkan berjuang untuk kondisi yang lebih.