KECENDERUNGAN SWING VOTER PEMILIH PARTAI MENJELANG PEMILU 2014

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Lingkaran Survei Indonesia Oktober MAKIN SURAMNYA PARTAI & CAPRES ISLAM DI PEMILU 2014.
Advertisements

HASIL STUDI KUALITAS CALON LEGISLATIF DPR-RI PRO LINGKUNGAN HIDUP Walhi Institute and Eksekutif Nasional WALHI.
BEM Se-UNS Kawal Pemilu 2014 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Kabinet Pertanian Mandiri.
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden TAHUN (Berdasarkan UU No
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014 Yollaratma Yanti.
BADAN LEGISLASI DPR-RI Oktober Tahun LATAR BELAKANG PERUBAHAN Program Prolegnas Prioritas tahun 2010 Penyempurnaan Lesgislasi RUU Paket Politik.
Sri Budi Eko Wardani, M.Si
Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014.
Pemilih Pemula: Pemilih Cerdas Memilih Untuk Indonesia
KOALISI MERAH PUTIH VS INDONESIA HEBAT
NAMA : JEPRIS KANDO EKA ARDIYANTO NIM :
Siapa Pemenang Pilkada DKI?
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
Analisis Hasil Rekapitulasi Sementara Pemilu Legislatif 2014
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014 REZA MONICA ILMU ADMINISTRASI NEGARA B 2013.
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014 TESSA ESCADINHA ILMU ADMINISTRASI NEGARA B.
Raden Dhimas Andreanufi ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014.
PARTISIPASI PEMILIH MUDA dalam PEMILUKADA
PEMILIHAN UMUM ANGGOTA LEGISLATIF
GILANG AULIA RAKHMAN PENDAHULUANPEMBAHASANKESIMPULAN.
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014 RIZAH MAISYAROH ILMU ADMINISTRASI NEGARA-B.
PENGANTAR KULIAH PEMILIHAN UMUM
Pengukuran kinerja pemerintahan tanah bumbu dan aspirasi publik
Peta kekuatan kandidat BUPATI dan aspirasi publik Menjelang
EKSPOSE HASIL SURVEI NASIONAL
PeNGUKURAN KINERJA PEMERINTAHAN dan aspirasi publik Menjelang
LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK
Pengukuran kinerja pemerintah dan aspirasi publik Menjelang
PILKADA PROVINSI BANTEN 2017
LAPORAN HASIL SURVEI DI PILKADA BANGKA BELITUNG 2017
FAKTOR-FAKTOR KEHADIRAN DAN KETIDAKHADIRAN PEMILIH DI TPS
EKSPOSE HASIL SURVEI NASIONAL
PeNGUKURAN KINERJA PEMERINTAHAN dan aspirasi publik Menjelang
ISU KRUSIAL SISTEM PEMILU DI RUU PENYELENGGARAAN PEMILU
PEMILIHAN UMUM ANGGOTA LEGISLATIF
MEMPERKUAT KETERWAKILAN POLITIK PEREMPUAN
PEMILIHAN UMUM Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Budaya
PEMILIHAN UMUM.
Peran KPU Dalam Upaya Meningkatkan Keterwakilan Perempuan
Peta kekuatan kandidat BUPATI dan aspirasi publik Menjelang
KEANGGOTAAN DAN BASIS DUKUNGAN PARTAI
Catatan Terhadap Hasil Survei Persepsi Publik Tentang RUU Pemilu
VS. VS Koalisi Indonesia Hebat Koalisi Merah Putih VS Koalisi Indonesia Hebat.
Materi Ke-11: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / III
KEMISKINAN.
Eksistensi Parpol dan Perubahan Sistem Pemilu Legislatif Moh. Ikmal, M
Iklan Politik dan Kegagalan Partai Politik disampaikan dalam Diskusi Buku “Media dan Komunikasi Politik” di Universitas Mercu Buana –Jl. Menteng Raya.
Apa dan Mengapa Demokrasi?
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
Sosiologycal Approach
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
MULTIPARTAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAHANAN NASIONAL
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
Penyusun: FREDERICK AFRIDUS RATU
REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
ANALISIS REKAPITULASI HASIL SEMENTARA PILEG 2014
Pemilu di Indonesia Tahun 2004
1 1 LAPORAN SURVEI DKI JAKARTA PERSEPSI PUBLIK TERHADAP PILKADA DKI JAKARTA OKTOBER 2016.
Materi Ke-11: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / III
ELECTORAL FORMULA.
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
BAGIAN 3 BERHUBUNGAN DENGAN PELANGGAN
Cara Hadapi Informasi HOAX dan
Disampaikan dalam SOSIALISASI SMA 1 N BUNGURAN UTARA 02 Februari 2019 RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KABUPATEN NATUNA 2019.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN KATEGORI SAMPEL THI FEBRUARI 2019 DATA BPS DAN KPU (2018) JENIS KELAMIN (%) LAKI-LAKI 50% 50.3% PEREMPUAN 49.7%
PERSEPSI PUBLIK TERHADAP ORMAS ISLAM DAN TANTANGAN KEBERAGAMAAN
PARTISIPASI POLITIK KAUM MUDA DI PEMILU 2019 Jakarta, 19 Februari 2019
Transcript presentasi:

KECENDERUNGAN SWING VOTER PEMILIH PARTAI MENJELANG PEMILU 2014 10/16/12 KECENDERUNGAN SWING VOTER PEMILIH PARTAI MENJELANG PEMILU 2014 Temuan Survei Nasional terakhir, 5 - 16 September 2012 Jl. Kusumaatmaja No. 59, Menteng, Jakarta Pusat 10340 kontak@saifulmujani.com | www.saifulmujani.com

10/16/12 Latar Belakang Swing voter adalah perilaku pemilih yang berubah atau berpindah pilihan partai atau calon dari satu pemilu ke pemilu berikutnya. Dalam sejarah perilaku memilih Indonesia sejak pemilu demokratis kembali hidup tahun 1999 swing voter sangat besar. Pada Pemilu 1999 ke pemilu 2004, misalnya saja PDIP menurun perolehan suaranya hingga 45%. Sementara Demokrat dari 0 menjadi 7%. Juga PKS, dari 1% (PK) menjadi sekitar 7% juga. Pada Pemilu 2004 ke 2009, Golkar turun sekitar 8%, PKB turun sekitar 5.5%, PDIP 4.5%, sementara Demokrat naik sebesar 14%. Tiga kali Pemilu menghasilkan tiga partai berbeda sebagai pemenang suara terbanyak. Ini juga mengindikasikan bagaimana besarnya swing voter dari satu pemilu ke pemilu berikutnya. Bagaimana kecenderungannya pada Pemilu 2014? Partai mana yang kemungkinan minus dan plus pada 2014 nanti? Mengapa terjadi swing voter begitu besar dari satu pemilu ke pemilu berikutnya? 2

Indikator swing voter Perubahan perolehan suara dari pemilu ke pemilu 10/16/12 Indikator swing voter Perubahan perolehan suara dari pemilu ke pemilu Tidak bisa memilih secara spontan terhadap partai Trend dinamis pilihan pada partai dengan simulasi daftar partai Trend pilihan partai sekarang pada pemilih partai dalam pemilu 2009 3

10/16/12 Metodologi Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sampel: Jumlah sampel 1.219. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar ±3% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara pada survei terakhir 5 – 16 September 2012. Survei ini bekerjasama dengan The Indonesian Institute (TII). 4

Flow chat penarikan sampel 10/16/12 Flow chat penarikan sampel Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional Prov 1 Prov k Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional … … Ds 1 … Ds m Ds 1 … Ds n RT1 RT2 RT3 …. RT5 Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK KK1 KK2 Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan Laki-laki Perempuan 5 5

Temuan: Validasi Sampel 10/16/12 Temuan: Validasi Sampel

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN 10/16/12 PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN Survei Nasional (Sep 2012) 7

10/16/12 DEMOGRAFI NASIONAL Survei Nasional (Sep 2012) 8

10/16/12 TEMUAN

Trend pilihan partai pada tiga Pemilu (%) 10/16/12 Trend pilihan partai pada tiga Pemilu (%) 10

Trend pilihan … lanjutan (%) 10/16/12 Trend pilihan … lanjutan (%) 11

Trend perubahan dukungan pada partai (%) 10/16/12 Trend perubahan dukungan pada partai (%) 12

Trend perubahan dukungan pada partai (%) 10/16/12 Trend perubahan dukungan pada partai (%) 13

10/16/12 Temuan Hasil tiga pemilu menunjukkan bahwa perubahan pilihan atau swing voter terjadi paling besar pada partai-partai besar. Pada Pemilu 1999 ke pemilu 2004 yang paling banyak mengalami perubahan adalah PDIP (15.5%). Kemudian PPP, dari 12% pada 1999 menjadi 8% pada 2004. PKB, dari 13% pada 1999 menjadi 10% pada 2004. Yang tidak banyak berubah PAN, dari 7.1% pada 1999 menjadi 6.4% pada 2004, dan Golkar dari 23% menjadi 22% pada kurun waktu yang sama. 14

10/16/12 Temuan Yang paling banyak menarik swing voter tersebut adalah Demokrat sebagai partai baru, dari tidak ada pada 1999 menjadi sekitar 7% pada 2004. Kemudian PKS, dari 1% (PK) pada 1999 menjadi 7% pada 2004. Selebihnya banyak ditarik oleh partai-partai yang perolehan suaranya di bawah 5% pada Pemilu 2004 tersebut. 15

10/16/12 Lanjutan … Swing voter pada Pemilu 2004 ke pemilu 2009 juga paling besar terjadi pada partai-partai besar. Yang paling besar mengalami penurunan adalah Golkar, dari 22% menjadi 14%, menurun sekitar 8%. Kemudian PKB menurun sebesar 5%. Selanjutnya PDIP menurun sekitar 4.5%. PPP juga menurun sekitar 3%. PAN sangat stabil di kisaran 6%. PKS sedikit naik dari 7% menjadi sekitar 8%. Swing voter pada partai-partai itu terutama ditarik oleh Demokrat (14%), dan dua partai baru, Gerindra (5%) dan Hanura (3%). 16

10/16/12 Lanjutan … Swing voter itu membuat sistem kepartaian kita terlihat semakin terfragmentasi, yakni makin banyak jumlah partai di parlemen dengan kekuatan hampir merata. Pada Pemilu 1999 jumlah partai utama di parlemen yang mendapat suara 3.5% atau lebih hanya 5 partai (PDIP, Golkar, PKB, PPP, dan PAN). Pada 2004 bertambah menjadi 7 partai (ditambah PKS dan Demokrat). Pada 2009 menjadi 9 partai (ditambah Gerindra dan Hanura). Ini membuat politik di parlemen semakin kompleks karena kekuatan semakin seimbang, dan semakin banyak. Keadaan ini juga membuat hubungan dengan eksekutif untuk menjalankan pemerintahan semakin kompleks. 17

10/16/12 Lanjutan … Bagaimana kecenderungannya pada 2014? Apakah jumlah partai yang punya kursi di parlemen akan bertambah? Kita belum tahu, tapi dapat dilihat kecenderungannya dalam dua tahun terakhir apakah ada kekuatan partai baru yang mungkin akan menambah jumlah partai yang punya kursi di parlemen. Kita dapat belajar dari trend hasil survei menjelang pemilu 2009 untuk melihat dinamika dan kemungkinan perubahan kekuatan partai. 18

10/16/12 Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2009 (%) April 2004 adalah hasil Pemilu Sumber: Lembaga Survei Indonesia (LSI) 19

10/16/12 Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2009 (%) April 2004 adalah hasil Pemilu Sumber: Lembaga Survei Indonesia (LSI) 20

10/16/12 Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2009 (%) April 2004 adalah hasil Pemilu Sumber: Lembaga Survei Indonesia (LSI) 21

10/16/12 Temuan Sekitar 1,5 tahun menjelang pemilu, dinamika pemilih masih sangat tinggi, dan secara perlahan menjadi relatif stabil mendekati masa pemilihan. Dukungan relatif stabil sekitar 6 bulan menjelang hari H. Pada partai papan atas (3 besar), ada pola bahwa partai yang akan naik secara signifikan adalah partai yang dari jauh-jauh hari dalam survei tidak pernah mendapat dukungan di bawah hasil pemilu sebelumnya. Ini dialami oleh Demokrat. Beberapa tahun menjelang Pemilu 2009 Demokrat tidak pernah mendapat dukungan pemilih dalam survei di bawah 7% (hasil pemilu 2004). Dan Demokrat kemudian cenderung semakin unggul dalam survei, dan memang kemudian unggul dalam Pemilu 2009. 22

10/16/12 Temuan Partai yang dalam survei pernah mengalami penurunan di bawah hasil pemilu sebelumnya punya kemungkinan ia akan mengalami penurunan pada hari H pemilu nanti. Pada 2009 kecenderungan ini dialami oleh semua partai, dan terbukti semua partai secara umum memang mengalami penurunan kecuali PKS. Sementara partai baru begitu terekam cenderung tidak hilang, malah menguat. Ini dialami Gerindra dan Hanura. Bagaimana dengan kemungkinan 2014 nanti? 23

Trend Partai Menjelang 2014 10/16/12 Trend Partai Menjelang 2014 Top of mind: Pilihan spontan, menunjukan pilihan sangat kuat

10/16/12 Top of mind: Partai atau calon dari partai yang akan dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang (%) Semua persentase dibulatkan 25

10/16/12 Top of mind: partai atau calon dari partai yang dipilih jika pemilihan sekarang (%) 26

10/16/12 Top of mind: partai atau calon dari partai yang dipilih jika pemilihan sekarang (%) 27

10/16/12 Top of mind: partai atau calon dari partai yang dipilih jika pemilihan sekarang (%) 28

10/16/12 Temuan Dalam survei terakhir (September 2012), dengan simulasi pertanyaan terbuka (top of mind), pilihan partai paling tinggi adalah pada Golkar sebesar 14%. Kemudian PDIP 9%, dan Demokrat, masing-masing 8%. Urutan selanjutnya Partai Nasdem, 4%. Gerindra, PKS, PPP, dan PKB masing-masing 3%, dan PAN 2%. Sementara Hanura 0.5% Partai-partai lain yang jumlahnya sangat banyak, termasuk partainya Tomy Suharto, Nasrep, total hanya sekitar 0.5%. Proporsi pilihan di atas bisa disebut sebagai pemilih paling stabil karena dinyatakan oleh responden secara spontan. Dalam sepuluh bulan terakhir pilihan spontan ini cukup stabil (perubahan dalam margin of error plus minus 3%). Golkar punya modal dasar paling baik karena angka spontannya rata-rata kurang lebih sama dengan hasil Pemilu 2009. 29

10/16/12 Temuan Yang paling merosot tajam dari hasil Pemilu 2009 adalah Demokrat. Partai ini merosot 12%, hampir dua pertiganya dari hasil pemilu 2009 (21%). Yang cukup mengejutkan adalah Partai NasDem. Sebagai partai baru secara spontan mendapat pilihan 4%, di atas rata-rata partai menengah lainnya, belum ada presedennya dalam 1,5 tahun menjelang pemilu-pemilu sebelumnya. Sebagai partai baru dengan modal pemilih kuat 4% dan dengan waktu yang masih cukup panjang, NasDem potensial paling kuat setidaknya di partai-partai papan tengah. Masih ada sekitar 50% pemilih yang mengambang, belum menentukan pilihan secara spontan. Yang mengambang ini kemungkinan swing voter atau pemilih Pemula. Jumlah mereka ini sangat besar (50%), dan dapat merombak peta kekuatan partai pada 2014 nanti. 30

Hasilnya biasanya lebih dinamis dalam rangkaian survei. 10/16/12 SEMI-TERBUKA Simulasi dengan daftar nama dan gambar partai, termasuk yang baru seperti NasDem dan Nasrep. Hasilnya biasanya lebih dinamis dalam rangkaian survei.

10/16/12 Daftar nama partai lama dan baru: Partai atau calon dari partai yang dipilih bila pemilihan anggota DPR sekarang (%) Mei’11-Jul’11 pertanyaan tertutup dgn daftar partai lama 32

10/16/12 Daftar nama partai lama dan baru: Partai atau calon dari partai yang dipilih bila pemilihan anggota DPR sekarang (%) Mei’11-Jul’11 pertanyaan tertutup dgn daftar partai lama 33

10/16/12 Daftar nama partai lama dan baru: Partai atau calon dari partai yang dipilih bila pemilihan anggota DPR sekarang (%) Mei’11-Jul’11 pertanyaan tertutup dgn daftar partai lama 34

10/16/12 Daftar nama partai lama dan baru: Partai atau calon dari partai yang dipilih bila pemilihan anggota DPR sekarang (%) Mei’11-Jul’11 pertanyaan tertutup dgn daftar partai lama 35

10/16/12 Temuan Bila diberikan pertanyaan dengan simulasi daftar nama partai, angka mengambang tersebut menurun hingga lebih dari separuhnya. Yang betul-betul mengambang tinggal sekitar 20%. Yang 30% bisa menentukan pilihan bila disodorkan gambar dan nama partai. Mereka ternyata terdistribusi hampir secara proporsional ke semua partai. Pilihan pada partai menjadi meningkat. Tapi potensial yang 30% ini juga swing voter, dapat berubah pilihan bila ada mobilisasi partai yang tidak seimbang. 36

10/16/12 Temuan Jumlah potensi swing voter itu sangat besar, bisa membuat partai yang tidak ada pada pemilu 2009 menjadi partai yang mendapat suara signifikan seperti dialami Demokrat dan PKS 2004, atau Gerinda dan Hanura pada Pemilu 2009. Swing voter yang masih besar itu juga bisa membuat partai yang menengah di pemilu 2009 atau dalam survei sekarang masuk ke partai papan atas seperti dialami Demokrat 2009. 37

10/16/12 Temuan Yang potensial bisa menjadi partai tengah menurut survei sekarang dan masuk ke dalam partai papan atas, dua digit, kalau melihat trendnya dalam dua tahun terakhir adalah Gerindra dan NasDem. Tapi swing voter juga bisa membuat partai papan atas turun tajam seperti dialami PDIP 1999-2004, atau Golkar 2004-2009. Kalau melihat trend hasil survei dua tahun terakhir, ada tanda-tanda Demokrat yang akan mengalami penurunan suara pada 2014 nanti seperti dialami PDIP dan Golkar pada dua pemilu sebelumnya. 38

Trend Swing Voter 2009 pada Masing-Masing Partai Utama 10/16/12 Trend Swing Voter 2009 pada Masing-Masing Partai Utama Karena untuk masing-masing partai sampelnya kecil maka margin of error-nya besar. Harus dibaca secara hati-hati.

10/16/12 Trend Swing voter pilihan partai: Memilih partai pada 2009 dan tidak atau belum kembali memilih partai yang sama pada 2012 (%) 40

10/16/12 Trend Swing voter pilihan partai: Memilih partai pada 2009 dan tidak atau belum kembali memilih partai yang sama pada 2012 (%) 41

10/16/12 Temuan Partai yang paling kurang stabil pemilihnya adalah Demokrat. Rata-rata hanya sepertiga pemilih Demokrat 2009 yang kembali memilih partai tersebut hampir sepanjang tahun 2012. Selebihnya, sekitar dua pertiganya, pindah ke partai lain, atau mengambang. Sebaliknya, partai papan atas yang lain jauh lebih stabil: sekitar tiga perempat pemilih Golkar dan PDIP pada pemilu 2009 kembali memilih partai itu. Partai-partai menengah juga kurang stabil, tapi mayoritas pemilih mereka pada pemilu 2009 kembali memilih partai yang sama. Karena Demokrat yang paling banyak ditinggal pemilihnya untuk sementara ini, maka pertanyaannya kemudian ke mana pemilih Demokat cenderung berpindah? 42

10/16/12 Partai-partai penarik pemilih Demokrat pada 2012 dari pemilihnya pada Pemilu 2009 (%) 43

10/16/12 Partai-partai penarik pemilih Demokrat pada 2012 dari pemilihnya pada Pemilu 2009 (%) 44

10/16/12 Temuan Sekitar 20% dari pemilih Demokrat pada Pemilu 2009 belum memutuskan memilih partai mana. Partai yang paling banyak menarik pemilih Demokrat pada 2012 adalah Golkar (rata-rata 12%). Kemudian NasDem dan Gerindra, masing-masing 8% dan 7%. Selanjutnya PDIP sebesar 6%. Partai-partai lain di bawahnya. Mengapa sekarang Golkar, Gerindra, dan NasDem terutama yang menarik pemilih Demokrat 2009? Apakah karena Demokrat banyak mengambil dari kantong Golkar pada Pemilu 2009? Apakah karena segmen kelas menengah Demokrat cukup signifikan dan mereka cenderung tidak punya ikatan kuat dengan partai? Mereka bukan pendukung loyal? Mereka cenderung terbuka terhadap perubahan, dan NasDem dan Gerindra dinilai menawarkan perubahan? 45

Perubahan dukungan pada Demokrat di Jawa dan Luar Jawa, 2009-2012 (%) 10/16/12 Perubahan dukungan pada Demokrat di Jawa dan Luar Jawa, 2009-2012 (%) 46

Perubahan dukungan pada Demokrat di desa dan kota, 2009-2012 (%) 10/16/12 Perubahan dukungan pada Demokrat di desa dan kota, 2009-2012 (%) 47

10/16/12 Profile pemilih partai menurut mengikuti berita tiap hari lewat media massa … (%) 48

10/16/12 Temuan Pemilih Demokrat di luar Jawa sekarang proporsinya menurun dibanding hasil Pemilu 2009. Pemilih Demokrat di Pedesaan sekarang proporsinya mengecil dibanding hasil Pemilu 2009. Perubahan kekuatan teritorial Demokrat, Jawa vs. luar Jawa, dan Desa vs. Kota menunjukkan mengapa Golkar banyak mendapat limpahan dari Demokrat karena secara tradisional Golkar cenderung lebih kuat di luar Jawa dan di pedesaan. Ketika Demokrat melemah, secara natural yang pertama menampung swing voter Demokrat adalah Golkar. Dengan kata lain, Golkar mengancam Demokrat di lapisan pemilih bawah (terutama pedesaan) yang jumlahnya sangat besar. Ini yang membuat Golkar mengalami kenaikan dukungan. 49

10/16/12 Lanjutan … Intensitas mengikuti berita lewat media massa merupakan indikator dari kelas menengah, terutama media massa yang menyajikan berita secara lebih dalam seperti surat kabar, dan internet. Terlihat bahwa proporsi pemilih Gerindra dan Nasdem yang mengakses berita tiap hari lebih besar dibanding pemilih Demokrat sekarang, terutama berita lewat surat kabar, radio, dan internet. Ini mengindikasikan bahwa kelas menengah yang sebelumnya mendukung Demokrat berpindah ke dua partai yang relatif baru ini. Ini juga menjelaskan mengapa dua partai tersebut, setelah Golkar, paling banyak menyerap pemilih Demokrat 2009 itu. 50

Mengapa Swing Voter? Identitas partai lemah Skandal Politik besar 10/16/12 Mengapa Swing Voter? Identitas partai lemah Skandal Politik besar Ketimpangan mobilisasi pemilih

10/16/12 Mengapa swing voter? Secara teoretis, swing voter terjadi karena ikatan psikologis pemilih dengan partai (identitas partai) sangat rendah. Tidak ada loyalitas pada partai. Kondisi ekonomi dirasakan semakin memburuk dan pemerintah yang berkuasa berasal dari partai utama. Swing voter pada partai tersebut karena imbas dari keadaan ekonomi yang memburuk tersebut. Keadaan ini juga berimplikasi pada tingkat ketidakpuasan atas kinerja presiden. Mayoritas pemilih tidak puas dengan kinerjanya. Terjadi skandal politik yang menimpa partai utama, dan mendapat perhatian publik secara luas. Kecenderungan pemilih terbuka, rasional, dan bereaksi terhadap situasi yang dialami, yakni menghukum perilaku partai yang buruk, dan kemudian menunggu, atau menjatuhkan pilihan pada partai yang dinilai memberikan harapan. Ini terjadi terutama pada pemilih kelas menengah, yang jumlahnya semakin besar. Terjadi mobilisasi politik yang tidak seimbang antara partai. Partai yang lebih unggul dalam mobilisasi dapat mengambil pemilih mengambang, terutama pemilih kelas menengah ke bawah. 52

Ada partai politik ibu/bapak merasa lebih dekat? (%) 10/16/12 Ada partai politik ibu/bapak merasa lebih dekat? (%) 53

10/16/12 Temuan dan perkiraan Hampir semua pemilih ternyata tidak punya identitas partai. Hanya 15% yang mengaku merasa dekat dengan partai tertentu. Ini merupakan sumber psikologis mengapa pemilih mengambang dan swing voter begitu besar hingga 50%. 54

KONDISI EKONOMI NASIONAL SEKARANG DIBANDING TAHUN LALU (%) 10/16/12 KONDISI EKONOMI NASIONAL SEKARANG DIBANDING TAHUN LALU (%) 55

Paralel antara persepi ekonomi 10/16/12 Paralel antara persepi ekonomi nasional lebih buruk dengan tingkat inflasi (%) 56

Trend kepuasan atas kinerja Presiden SBY 2012 (%) 10/16/12 Trend kepuasan atas kinerja Presiden SBY 2012 (%) Persentase dibulatkan. Sisanya menyatakan “tidak tahu” 57

10/16/12 Temuan Salah satu sumber kemarahan pemilih pada partai yang sedang berkuasa adalah bila kondisi ekonomi nasional dirasakan semakin buruk. Tapi perasaan ini tidak ditemukan. Bahkan sebaliknya, pemilih yang merasa kondisi ekonomi sekarang lebih baik dibanding tahun lalu lebih banyak dibanding yang merasa sebaliknya. Keaadaan itu konsisten dengan tingkat inflasi, dan bahkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Dibanding tahun 2009 setelah Pemilu ketika skandal korupsi kader Demokrat belum mengemuka, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan lebih baik. Tahun 2009 ekonomi kita, kata BPS, tumbuh hanya 4,5% karena pengaruh krisis global tahun 2008, tapi tahun lalu tumbuh 6,5%, dan tahun ini diperkirakan sama 6,5% atau bahkan lebih baik. Penurunan tajam Demokrat tahun ini nampaknya tidak terkait dengan ekonomi-politik (keadaan ekonomi nasional dan kinerja presiden). Lalu apa? Skandal korupsi sejumlah kadernya? 58

10/16/12 Mengikuti opini di media massa bahwa sejumlah pemimpin partai Demokrat melakukan korupsi? (%) Setidaknya dalam setahun terakhir sering muncul opini atau pendapat di media massa bahwa sejumlah pemimpin Partai Demokrat melakukan korupsi. Apakah Ibu/Bapak mengikuti opini atau pendapat tersebut? (base: semua responden) 59

Yakin tidak yakin bahwa oknum kader Demokrat melakukan korupsi (%) 10/16/12 Yakin tidak yakin bahwa oknum kader Demokrat melakukan korupsi (%)

10/16/12 Khusus pemilih Demokrat pada pemilu 2009: Bila pemilu sekarang, apakah akan kembali memilih Demokrat? (%) 61

10/16/12 Oknum petinggi Demokrat sebaiknya mengundurkan diri sebagai pengurus partai? (%) Ada yang berpendapat bahwa oknum-oknum petinggi Partai Demokrat yang banyak diperbincangkan melakukan korupsi itu sebaiknya mengundurkan diri atau menonaktifkan diri sebagai pengurus Partai Demokrat untuk sementara proses hukum sedang berjalan meskipun oknum tersebut belum menjadi tersangka dan apalagi terbukti bersalah dalam proses hukum tersebut. Tapi ada juga yang berpendapat bahwa ia tidak harus mengundurkan atau menonaktifkan diri karena ia atau mereka belum menjadi tersangka apalagi terbukti bersalah dalam proses hukum tersebut. Terhadap dua pendapat tersebut mana yang lebih Ibu/Bapak setujui? (base: responden yang mengikuti opini di media) 62

10/16/12 Temuan Skandal korupsi yang menimpa kader Demokrat nampaknya menjadi sumber melemahnya dukungan pemilih pada Demokrat, bukan kondisi ekonomi-politik. Ini tidak bisa dipisahkan dari fakta bahwa skandal kader Demokrat itu mendapat peliputan berita dan opini nasional sangat intensif sampai hari ini. Mayoritas pemilih juga yakin bahwa oknum Demokrat itu melakukan korupsi. Dua pertiga pemilih Demokrat 2009 tidak mau kembali memilihnya bila diadakan pemilu sekarang. Publik bahkan menilai sebaiknya kader Demokrat yang diberitakan terkait dengan skandal itu mengundurkan atau menonaktifkan diri, tanpa menunggu menjadi tersangka dan apalagi menunggu vonis bersalah oleh pengadilan. 63

Ketimpangan mobilisasi 10/16/12 Ketimpangan mobilisasi Kalau diperhatikan dari dekat, Partai Golkar adalah partai yang paling intensif melakukan mobilisasi massa secara nasional. Mobilisasi lewat darat bersamaan dengan sosialisasi Aburizal Bakrie sebagai calon presiden. Ini dilakukan sejak dua tahun lalu. Sementara partai-partai lain tidak mengimbanginya kecuali PAN. Partai NasDem juga melakukan mobilisasi terutama lewat TV. Ini dilakukan tanpa pesaing berarti kecuali Gerindra dan Prabowo. Ketimpangan mobilisasi ini berimplikasi pada perubahan peta dukungan pada partai pada tahun 2012 ini. 64

10/16/12 KESIMPULAN

10/16/12 KESIMPULAN Potensi swing voter sangat besar,dan ini bisa mengubah peta kekuatan partai politik 2014. Sekarang telah terjadi swing voter bila Pemilu diadakan sekarang. Swing voter terbesar terjadi pada Partai Demokrat. sekitar 65% pemilih Demokrat 2009, sebagai partai paling besar, telah berpindah ke partai lain sekarang ini. Sumber utama swing voter Demokrat adalah skandal korupsi yang menimpa sejumlah kader utamanya, bukan karena kemarahan pemilih atas kondisi ekonomi nasional atau kinerja Presiden sebab persepsi atas kondisi ekonomi nasional dan kinerja Presiden secara umum positif. Publik umumnya mengikuti berita dan opini skandal korupsi kader Demokrat lewat media massa, dan merasa yakin bahwa berita dan opini itu benar. 66

10/16/12 KESIMPULAN … lanjutan Media punya perhatian pada skandal tersebut, dan ini bisa dipahami, karena skandal kader Demokrat itu punya bobot politik lebih besar, yakni berkaitan dengan partai yang sedang berkuasa. Publik juga pada umumnya menyarankan sebaiknya kader- kader Demokrat yang diopinikan terlibat korupsi itu mengundurkan atau menon-aktifkan diri, bukan menunggu menjadi tersangka atau vonis pengadilan bahwa mereka terbukti bersalah. Bila mengikuti saran pemilih tersebut mungkin ada peluang bagi Demokrat untuk memulihkan kepercayaan publik pada partai ini. 67

10/16/12 KESIMPULAN … lanjutan Partai yang mendapat swing voter lebih besar adalah partai- partai yang lebih unggul dalam mobilisasi pemilih, yakni Golkar, NasDem, dan Gerindra. Golkar terlihat unggul dalam mobilisasi darat secara nasional, dan menyedot swing voter Demokrat di luar Jawa yang secara tradisional merupakan basis Golkar. NasDem dan Gerindra cukup menonjol dalam mobilisasi pemilih lewat udara, lewat media massa. Kedua partai ini menarik swing voter Demokrat yang berlatar belakang kelas menengah yang lebih intensif mengikuti berita nasional. 68

10/16/12 KESIMPULAN … lanjutan Walaupun Pemilu 2014 masih lama, tapi belajar dari pengalaman pemilu sebelumnya, perubahan peta kekuatan politik sangat besar kemungkinannya. Pada pemilu 1999 PDIP partai yang mendapat suara paling besar (34%), kemudian diganti Golkar pada 2004 (22%), dan selanjutnya diganti Demokrat pada 2009 (21%). Melihat pola ini ada peluang munculnya partai lain yang mengambil alih posisi Demokrat di 2014 nanti. Apakah Golkar kembali, atau PDIP? Atau partai lain? Partai lain yang potensial adalah Gerindra karena dinamikanya cukup terlihat sekarang. Atau NasDem, yang merupakan partai baru tapi sekarang sudah berada pada posisi terkuat di kelompok partai tengah? Keadaan NasDem ini tidak pernah dialami partai baru sebelumnya, baik Demokrat dan PKS menjelang Pemilu 2004, maupun Gerindra dan Hanura menjelang Pemilu 2009. 69