Hukum Muamalah Armein Muhammad Fikri (6) Husnul Khotimah Matoha (15) Sella Dwi Julian (30)
Asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam dan contohnya Pokok Bahasan Pengertian muamalah Asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam dan contohnya Penerapan transaksi ekonomi dalam Islam Kerjasama ekonomi dalam Islam
Pengertian Muamalah Muamalah adalah bagian dari hukum Islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain.
Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan transaksi, kecuali apabila transaksi itu menyimpang dari hukum syara’, misalnya memperdagangkan barang haram.
Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam 2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan secara bebas tetapi penuh tanggung jawab, tidak menyimpang dari hukum syara’ dan adab sopan santun.
Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. (Q.S. An-Nisa, 4:29)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. An-Nisa, 4:29)
Asas-asas Transaksi Ekonomi dalam Islam 4. Islam mewajibkan agar setiap transaksi dilandasi dengan niat yang baik dan ikhlas karena Allah SWT. 5. Adat kebiasaan atau ‘urf yang tidak menyimpang dari syara’, boleh digunakan untuk menentukan batasan atau kriteria-kriteria dalam transaksi.
Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
Jual Beli Persetujuan saling mengikat antara penjual dan pembeli. Hukum jual beli adalah mubah.
Rukun dan Syarat Jual Beli Orang yang melaksanakan akad jual beli : Berakal Balig Berhak menggunakan hartanya Sigat atau ucapan ijab dan kabul : Kerelaan antara penjual dan pembeli yang diucapkan.
Rukun dan Syarat Jual Beli Barang yang diperjualbelikan : 1. Halal. 2. Bermanfaat. 3. Berada di tempat, atau sudah disiapkan di tempat yang lain. 4. Dipunyai oleh penjual atau dibawah kekuasaannya. 5. Diketahui oleh pejual dan pembeli dengan jelas.
Rukun dan Syarat Jual Beli Nilai tukar barang yang dijual (uang) 1. Harga jual yang disepakati harus jelas jumlahnya. 2. Nilai tukar barang itu dapat diserahkan pada waktu transaksi jual beli. 3. Apabila jual beli dilakukan secara barter, atau Al- Muqayadah dan tidak boleh ditukar dengan barang haram.
Khiyar Hak memilih bagi penjual dan pembeli untuk meneruskan jual belinya atau membatalkan karena adanya sesuatu hal, misalnya ada cacat pada barang.
Khiyar Majelis Pembeli atau penjual boleh memilih antara meneruskan akad jual beli atau mengurungkannya selama keduanya masih tetap ditempat jual beli.
Khiyar Syarat Pilihan antara meneruskan atau mengurungkan jual beli setelah mempertimbangkan satu atau dua hari. Setelah hari yang ditentukan tiba, maka jual beli harus ditegaskan untuk dilanjutkan atau diurungkan. Masa khiar syarat selambat-lambatnya tiga hari.
Khiyar Aib Pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya, apabila barang tersebut diketahui ada cacatnya. Kecacatan itu sudah ada sebelumnya, namun tidak diketahui oleh si penjual maupun si pembeli.
Macam-macam Jual Beli Jual beli yang sah. Jual beli yang terlarang. Contoh : 1. Jual beli sesuatu yang haram. 2. Jual beli hewan yang belum lahir. 3. Jual beli yang mengandung unsur kecurangan.
Macam-macam Jual Beli Jual beli yang sah tetapi terlarang. Sebab : a. Merugikan penjual, pembeli, dan orang lain. b. Mempersulit peredaran barang. c. Merugikan kepentingan umum.
Macam-macam Riba 1.Riba Fadal Tukar menukar 2 buah barang yang sama jenisnya, tetapi tidak sama ukurannya. 2.Riba Nasiah Tukar menukar 2 barang yang sejenis ataupun tidak sejenis atau jual beli yang pembayarannya diisyaratkan lebih oleh penjual dengan waktu yang dilambatkan.
Macam-macam Riba 3.Riba Quardi Meminjamakan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang yang meminjamkan. 4.Riba Yad Berpisah dari tempat aqad jual beli sebelm serah terima.
Simpan Pinjam Rukun dan syarat : 1. Yang meminjami dan yang berutang sudah balig dan berakal sehat. 2. Barang atau uang yang dipinjamkan adalah milik sah dari yang meminjamkan.
Ijarah (Upah) Dasar hukum Ijarah : a. Q.S. Az-Zukhruf, 43:32 b. Q.S. At-Talaq, 65:6 c. Q.S. Al-Qasas, 28:26 Macam-macam ijarah : a. Ijarah yang bersifat manfaat. (sewa) b. Ijarah yang bersifat pekerjaan.
Rukun dan Syarat Ijarah 1. Kedua orang yang bertransaksi sudah balig dan berakal sehat. 2. Kedua belah phak bertransaksi dengan kerelaan. 3. Barang yang akan disewakan diketahui kondisi dan manfaatnya oleh penyewa. 4. Objek Ijarah bisa diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan tidak cacat. 5. Objek ijarah merupakan objek yang halal. 6. Hal yang disewakan tidak termasuk suatu kewajiban bagi penyewa. 7. Objek ijarah adalah sesuatu yang biasa disewakan. 8. Upah/sewa dalam transaksi ijarah harus jelas, tertentu, dan seuatu yang bernilai harta.
Sifat Akad/Transaksi Ijarah Akad/Transaksi ijarah bersifat mengikat, kecuali ada cacat, atau barang tersebut tidak bisa dimanfaatkan.
Tanggung Jawab Orang yang Diupah/Digaji Bila objek ijarah yang dikerjakan rusak ditangan pekerja bukan karena kelalaiannya dan tidak ada unsur kesengajaan, maka pekerja tidak dapat dituntut ganti rugi.
Berakhirnya Akad Ijarah 1. Objek ijarah hilang/musnah. 2. Habisnya tenggang waktu yang disepakati dalam akan/transaksi ijarah.
Rukun Ijarah 1. Orang yang berakad. 2. Sewa/imbalan. 3. Manfaat. 4. Sigat/ijab kabul.
Kerjasama Ekonomi dalam Islam
1. Syirkah Akad antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk melakukan aktivitas melibatkan harta dengan maksud memperoleh keuntungan
Syarikat Harta (‘Inan) Dilakukan oleh dua badan (bukan lembaga) yakni dua orang berikut harta mereka berdua yang bersepakat untuk secara langsung menjalankan aktivitas yang melibatkan harta tersebut oleh keduanya dan keuntungan yang akan diperoleh dibagi berdua sama besar.
Syirkah Abdan Dilakukan oleh dua orang atau lebih hanya dengan badannya dan sama sekali tidak melibatkan hartanya masing-masing.
Syirkah Mudlarabah Investor dan pengelola sepakat untuk melakukan aktivitas tertentu yang melibatkan harta investor
Syirkah Wujuh Dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan harta orang lain di luar keduanya.
Syirkah Mufaawadlah Bersyirkahnya dua pihak dalam semua macam syirkah yang ada dalam Islam, misalnya berkumpulnya antara syirkah inan, syirkah abdan, syirkah mudlarabah dan syirkah wujuh.
2. Mudarabah Pemberian modal dari pemilik modal kepada seseorang yang akan memperdagangkan modal dengan ketentuan bahwa untung-rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian antara keduanya pada waktu akad.
Ketentuan Mudarabah Pemilik modal dan yang menjalankan modal sudah balih, berakal sehat, dan jujur. Uang/barang yang dijadikan modal hendaknya diketahui jumlahnya. Jenis usaha dan tenpat sebaiknya disepakati bersama. Besarnya keuntungan bagi pemilik modal dan yang menjalankan modal hendaknya sesuai dengan kesepakatan. Yang menjalankan modal harus bersikap jujur dan tidak menggunakan modal tanpa izin pemilik modal.
Manfaat Mudarabah Mewujudkan persaudaraan dan persatuan. Mengurangi pengangguran. Memberikan pertolongan kepada fakir miskin untuk dapat hidup mandiri.
3. Musaqah Kerja sama antara pemilik kebun atau tanaman dan pengelola atau penggarap untuk memelihara dan merawat kebun atau tanaman dengan perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut kesepakatan bersama dan perjanjian itu disebutkan dalam aqad.
4. Muzara’ah dan Mukhabarah Sedangkan muzara’ah dan mukhabarah mempunyai pengertian yang sama, yaitu kerja sama antara pemilik sawah atau tanah dengan penggarapnya. Mukhabarah bibitnya berasal dari pemilik lahan, sedangkan muzara’ah bibitnya dari petani.
5. Sistem Perbankan yang Islami Bank Islam atau Bank Syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang menjalankan operasinya menurut hukum (syariat) Islam dan tidak memakai sistem bunga karena bunga dianggap riba yang diharamkan oleh Islam.
Manfaat Bank Syariah Umat Islam yang berpendirian bank konvensional adalah riba, bank syariah dapat menjadi alternatif. Menyelamatkan umat Islam dari praktik bunga yang mengandung unsur pemerasan. Menerapkan ajaran agama Islam. Bank Islam dapat membantu pengelolaan zakat di dalam sebuah negara.
6. Sistem Asuransi yang islami Usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melaui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalu akad (perikatan) yang sesuai Syariah.
6. Sistem Asuransi yang islami 1. Mempunyai akad takafuli (tolong menolong) untuk memberikan santunan atau perlindungan atas musibah yang akan datang 2. Dana yang terkumpul menjadi amanah pengelola dana. Dana tersebut diinvestasikan sesuai dengan instrumen Syariah seperti mudarabah, wakalah, wadi’ah dan murabahah. 3. Premi memiliki unsur tabaru’ atau mortalita (harapan hidup) 4. Dari rekening tabaru’ (dana kebajikan seluruh peserta) sejak awal sudah dikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah.
6. Sistem Asuransi yang islami 5. Mekanisme pertanggungan pada asuransi Syariah adalah sharing of risk. Apabila terjadi musibah semua peserta ikut (saling) menanggung dan membantu 6. Keuntungan (profit) dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil (mudarabah),atau dalam akad tabarru’ dapat berbentuk hadiah kepada peserta dan ujrah (fee) kepada pengelola. 7. Mempunyai misi akidah, sosial serta mengangkat perekonomian umat Islam atau misi iqtisadi