Cum Laude Menurut rencana, pada tanggal 18 Februari 1968, Bung Hatta, Pak Njoto Amidjojo, Pak Hutabarat serta dua calon promo-vendus, Drs. Zainul Jasni.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bu Diro yang “Lebih Populer”
Advertisements

Dari Digul ke Bandaneira Pada akhir Februari 1934 saya ditangkap di Bandung oleh seorang camat PID (polisi rahasia Belanda). Ditahan beberapa hari di kantor.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) dari Hari ke Hari Pada bulan September 1932 saya sudah pindah pondokan, menyewa di Jalan Kopo. Waktu itu Pimpinan Umum.
Arti Revolusi Pada tanggal 27 November 1956 diadakan upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada Bung Hatta oleh Universitas Gadjah Mada, bertempat.
17 Agustus R. ARYO IMAN B X – B 28.
Perpustakaan Ada satu hal lagi yang perlu saya kemukakan. Entah bagaimana saya berani mengusulkan sepintas lalu kepada Bung Hatta, agar perpustakaan pribadi.
PELAJARAN 11.
MEMPERKENALKAN DIRI.
PERSIAPAN PERCEPATAN PROGRAM DOKTOR
Ertemuan 10 Komunikasi Lisan.
Membawa Orang Lapangan Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sering kali saya bertemu dengan Bung Hatta dalam rangka tugas pekerjaan saya di Kementrian.
SURAT RESMI BAHASA INDONESIA.
Menulis surat dinas.
Selo Soemardjan Annisa Nur .A Mia .F Nadya R Shifa
TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN RI
Oleh : Aulia hazar putri XII IPA 8
ORDIK MABA 2017/2018 Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM)
ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI
Bapak Bangsa Sejati Mohammad Hatta
Menulis surat dinas.
Mukmin Sejati Sesudah pertemuan itu saya sering bertanya pada diri sendiri, di mana sumber sifat-sifat Bung Hatta? Itulah yang sering menjadi renungan.
Tawaran dari Bapak Koperasi
Menjadi Guru Kenkoku Gakuin
Pertemuan 11 Wawancara Kerja.
Jusuf Kalla Negarawan yang Religius
Ertemuan 11 Wawancara Kerja.
Tak Setuju dengan Dwifungsi ABRI
BAHASA DALAM TATA NASKAH DINAS
PENDAHULUAN Penyempurnaan :
ORDIK MABA 2016/2017 Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM)
Mohammad Hatta (Bapak Demokrasi Kita)
RAGAM BAHASA PIPIT FITRIYAH BI/Ragam 11/25/2017.
Pengajaran, Pengabdian pada Masyarakat dan Penunjang
Pengajaran, Pengabdian pada Masyarakat dan Penunjang
Sri Juwita Hanum Cukup lama kami menikah, namun belum dikaruniai anak. Dalam soal anak, orang Minangkabau tidak kalah usil mulut seperti orang Jawa. Mereka.
Pendapat Tentang Sarjana
PENGANTAR SEMINAR.
Taat pada Aturan Main Beberapa waktu kemudian dapatlah saya berkesempatan melihat lagi sikap disiplinnya dan kejujurannya dalam memegang prinsip-prinsip.
Ertemuan 10 Komunikasi Lisan.
Sederhana Tapi Tegas Pada waktu dilangsungkan pertunjukan Koenig Quarter di Goethe Institut di Jakarta (1972), hadir Bung Hatta dengan disertai oleh Ibu.
Harga Sebuah Merah-Putih
PUNGTUASI Disampaikan pada Mata Kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah.
Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.
Bahan kuliah Hukum Pemda FH UII 2015.
Belajar dari Bung Hatta, Sang Proklamator RI yg bersahaja
Menjadi Promotor Disertasi
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN RI SETELAH PROKLAMASI.
Menjadi Tamu Undangan Murase
Ertemuan 10 Komunikasi Lisan.
Tata Persuratan.
Filosofi Wibawa Setelah pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949, saya telah kembali dari gerilya ke Jakarta melanjutkan pekerjaan mengkonsolidir kedudukan.
Kesekretarisan tamu By: Tiara Putri Tasya
BAHAN AJAR BAHASA INDONENIA SEMESTER GENAP
Soal Ulangan Formatif Kesatu Mata Pelajaran PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Kelas VI ( Enam ) Koleksi Mr. BAMBOS.
Pengajaran, Pengabdian pada Masyarakat dan Penunjang
BAB 9 TERBENTUKNYA NEGARA DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Kamar No. 5, Paviliun Cendrawasih
Prolog Sang Sekretaris
Assalamu’alaikum wr.wb
SEJARAH CARA PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA
RAGAM BAHASA.
SURAT PRIBADI & SURAT DINAS
PRA-MUSRENBANG USU T.A Tema :Merajut Kebersamaan MewujudkanUSU Sebagai Universitas Nasional Terkemuka Dengan Akreditasi Tertinggi Dan Merintis.
MANAJEMEN PEMBERDAYAAN SDM LEMBAGA PAUD
Pernikahan Putri Sulung
Boleh Mandi di Sini Walaupun tugas rutin saya sejak Bapak menjabat sebagai wakil presiden adalah mengurus administrasi di Sekretariat dan mengurus perpustakaan,
LLDIKTI-VI.
PROTOKOL UPACARA AKDEMIK
BAHASA DALAM TATA NASKAH DINAS
ORDIK MABA 2019/2020 Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM)
Transcript presentasi:

Cum Laude Menurut rencana, pada tanggal 18 Februari 1968, Bung Hatta, Pak Njoto Amidjojo, Pak Hutabarat serta dua calon promo-vendus, Drs. Zainul Jasni dengan istri dan saya sekeluarga akan bersama-sama menumpang pesawat ke Makasar. Beberapa hari sebelumnya sejumlah 250 eksemplar buku disertasi saya dikirim ke sana dengan pesawat Hercules AURI dari Lapangan Udara Halim. Namun, sebagai akibat kesulitan komunikasi, saya sendiri ketinggalan pesawat dan baru tiba di Makasar dua hari kemudian. Dari pihak keluarga saya di Makasar saya peroleh kabar bahwa Bung Hatta tampak gelisah ketika saya tidak muncul di lapangan pada waktu yang sudah ditetapkan. Beliau tenang kembali setelah memperoleh kepastian bahwa naskah-naskah disertasi sudah tiba lebih dahulu. Kata beliau, yang penting buku-buku itu untuk disebarkan, promovendus dapat saja muncul pada saat terakhir. Salah seorang guru besar Universitas Hasanuddin yang banyak membantu saya, Prof. Mr. Soetan Mohammad Sjah (terakhir menjabat rektor Universitas Nusa Cendana di Kupang) bercerita, bahwa sekalipun dalam rapat Senat Guru Besar yang membahas persiapan akhir dua upacara promosi itu, beliau berselisih pendapat dengan Dr. Hatta, namun sikap Proklamator yang amat obyektif tetap dihormati dan dijunjung tinggi. Dahulu kabarnya, antara kedua tokoh asal Sumatra Barat itu timbul perbedaan pula tentang penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Misalnya kata-kata “tagal itu” yang banyak digunakan Pak Sjah, menimbulkan tanda-tanya bagi Bung Hatta. Penafsiran berbeda-beda itu menjadi pelajaran bermanfaat bagi saya untuk tetap berhati-hati dalam menggunakan bahasa, terutama setelah menjadi guru besar delapan tahun kemudian dan mulai membimbing calon doktor-doktor baru. Pidato pelantikan Bung Hatta, setelah saya melewati bagian ujian, cukup sederhana dan singkat. Saya dinyatakan berhasil dengan predikat cum laude, hal mana disambut dengan tepuk tangan riuh para hadirin. Karya saya berisi suatu studi perbandingan berbagai sistem penentuan keuntungan perusahaan, mengundang beraneka-ragam reaksi. Prof. John Echols, perintis program Modern Indonesia pada Universitas Cornell, berpendapat bahwa buku itu merupakan a very solid piece of study, sedang dari Paris Saudara Drs (kini Dr) Daoed Joesoef menulis bahwa integritas Pak Hatta sebagai pembimbing tidak perlu diragukan. Pada lain pihak, ada juga kritik yang dilontarkan rekan-rekan saya, hal mana sudah sewajarnya demikian. Seusai upacara promosi Saudara Dr. Zainul Jasni dan saya (tanggal 26 Februari 1968), Bung Hatta tetap memberi kuliah di Makasar, lazimnya selama seminggu setiap semester. Pada waktu itulah timbul pemikiran pada saya untuk mencoba mengusulkan gelar doctor honoris causa untuk beliau. Maka gagasan itu saya kemukakan sewaktu sedang bertugas belajar di luar negeri (1969-1971) dan baru menjadi kenyataan tanggal 10 September 1974, 18 tahun setelah Dr. Hatta meresmikan Universitas Hasanuddin. Upacara itu dihadiri Ibu Rahmi Hatta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sjarif Thajeb dan almarhum Bapak Margono Djojohadikusumo. Bertindak sebagai promotor kehormatan Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Menteri Negara Riset waktu itu. Saya mendapat tugas menjadi pendamping atau paranimf Bung Hatta, bersama Saudara Drs. D.C. Toban, seorang rekan senior yang berturut-turut menjadi asisten Dr. Daoed Joesoef dan Pak Hatta waktu mereka mengajar di Universitas Hasanuddin. Peristiwa bersemarak itu rupa-rupanya menjadi saat perpisahan Bung Hatta dan masyarakat kampus di Ujung Pandang. Sewaktu-waktu saya mengunjungi Wakil Presiden pertama Republik Indonesia di Jakarta, misalnya pada setiap kali saya akan bepergian agak lama ke luar negeri. Sebagai bekas promotor, beliau tetap menunjukkan perhatian pada karier dan pengalaman saya, antara lain dengan mengirim bahan-bahan untuk melengkapi naskah pidato pengukuhan saya sebagai guru besar. Willem H. Makaliwe, Pribadi Manusia Hatta, Seri 11, Yayasan Hatta, Juli 2002