MENGAPA BERIMAN KEPADA AL QURAN? MENEMUKAN KEBENARAN ISLAM – SERI 2 MENGAPA BERIMAN KEPADA AL QURAN? ERWIN WAHYU
HUBUNGAN PENCIPTA YANG KITA CARI DENGAN AL QURAN: Sifat-sifat Pencipta yang dinyatakan di dalam Al Quran bersesuaian dengan sifat-sifat Pencipta yang kita cari Pencipta yang kita cari hanya ada dalam Al Quran, sementara dalam kitab lain tidak sesuai
APAKAH AL QURAN BENAR DARI ALLAH?
KEMUNGKINAN ASAL AL QURAN: Buatan orang Arab Buatan Muhammad Berasal dari Allah SWT Faktanya Al Quran berbahasa Arab, jadi: 1. Kemungkinkan pertama Al Quran Buatan Orang Arab 2. Al Quran dibawa Muhammad, jadi kemungkinan kedua Al Quran buatan Muhammad 3. Al Quran berasal dari Allah SWT
TANTANGAN DARI AL QURAN أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهِۦ مُفْتَرَيَٰتٍ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ "Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar"." (QS. Hud [11] : 13) Al Quran menantang bangsa Arab dengan kalimat yang begitu memukul, menyesakkan dan provokatif, untuk mendatangkan atau membuat sesuatu yang menyamai Al Quran
TANTANGAN DARI AL QURAN وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ "Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (QS. Al-Baqarah [2] : 23)
Yaa wabr, yaa wabr. Innamaa anta udzunaani wa shadr Yaa wabr, yaa wabr. Innamaa anta udzunaani wa shadr. Wa saa’iruka haqr[un] faqr “Hai kelinci, hai kelinci. Engkau hanyalah binatang yang memiliki dua telinga dan dada, sementara di sekelilingmu ada lubang kecil)” Suatu ketika, Amr bin al-‘Ash, sebelum masuk Islam, pernah diutus kepada Musailamah al-Kadzdzab. Musailamah lalu bertanya, “Apa yang saat ini turun kepada sahabatmu (Muhammad) di Makkah?” Amr menjawab, “Sesungguhnya baru saja turun kepada Muhammad satu surah yang ringkas tetapi padat isinya.” “Apa itu?” tanya Musailamah lagi. Amr kemudian membaca surat al-‘Ashr: وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr [103]: 1-3) Musailamah lalu berpikir sejenak. Ia kemudian berkata, “Sesungguhnya kepadaku juga baru saja turun wahyu yang serupa.” “Apa itu?” tanya Amr. Musailamah lalu membaca, “Yaa wabr, yaa wabr. Innamaa anta udzunaani wa shadr. Wa saa’iruka haqr[un] faqr (Hai kelinci, hai kelinci. Engkau hanyalah binatang yang memiliki dua telinga dan dada, sementara di sekelilingmu ada lubang kecil).” Setelah itu Musailamah bertanya, “Amr, bagaimana pendapatmu?” “Demi Allah, engkau pasti tahu, bahwa aku tahu, sesungguhnya engkau ini pendusta!” jawab Amr. (Ibn Katsir, Tafsir al Qur’an al-‘Azhiim, I/203) Musailamah al-Kadzdzab
“Demi perempuan penumbuk bahan roti dengan tumbukan yang keras, demi pengadon roti dengan adonan yang lembut, demi tukang roti dengan rotinya,demi tukang bubur dengan buburnya, dan demi pemakan-pemakannya dengan mengagetkan dan menggemukkan…” Musailamah al-Kadzdzab
“Gajah. Tahukah kamu apakah gajah itu “Gajah. Tahukah kamu apakah gajah itu? Gajah itu memiliki ekor yang mengagetkan, dan belalai yang panjang.” Musailamah al-Kadzdzab
Orang yang telah mendengarnya dan yang sedang mendengarnya sampai hari kiamat akan terus merasa kagum dengan daya tarik dan balaghahnya, walaupun hanya sekedar mendengar satu kalimat saja dari al-Quran. Apabila orang-orang Arab mendengar al Quran maka mereka akan memperhatikannya, lalu terpesona dengan (keindahan) balaghah (sastra)nya, sampai-sampai Walid bin Mughirah berkata: “Demi Allah! Diantara kalian tidak ada yang lebih paham dari aku dalam hal syair, rajaz, dan qasidah-nya; serta syair-syair jin. Apa yang diucapkan oleh Muhammad itu (ayat-ayat Al Quran) sama sekali tidak serupa dengan syair-syair itu. Demi Allah! Kalimat demi kalimat yang dia tuturkan sungguh manis; bagian atasnya berbuah, sementara bagian bawahnya mengalirkan air segar. Untaian katanya sungguh tinggi, tidak dapat diungguli, bahkan dapat menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya.”
AL QURAN BUKAN BUATAN ORANG ARAB Ketika al-Qur’an diturunkan, suku Quraisy berada di puncak balaghah dan kefasihah dalam membuat kalimat, banyak orang-orang cerdas, pakar bahasa, ahli bayan dan orang yang senantiasa bergau l dengan syair, natsar dan sastra, tetapi tidak ada 1 pun dari mereka yang berhasil membuat surat yang semisal dengan Al Quran AL QURAN BUKAN BUATAN ORANG ARAB Tidak ada 1 pun dari mereka yang berhasil membuat surat yang semisal dengan Al Quran
AL QURAN BUKAN BUATAN ORANG ARAB Isi Al Quran banyak yang menentang kebiasaan atau adat istiadat orang Arab pada saat itu. Tidak mungkin sekelompok penjudi dan pemabuk, misalnya, membuat aturan yang melarang mereka untuk berjudi dan mabuk-mabukan bahkan memberikan sanksi yang keras jika mereka melakukan perbuatan tersebut. AL QURAN BUKAN BUATAN ORANG ARAB Isi Al Quran banyak yang menentang kebiasaan atau adat istiadat orang Arab pada saat itu
APAKAH AL QURAN BUATAN MUHAMMAD SAW?
AL QURAN BUKAN BUATAN MUHAMMAD SAW Muhammad saw seringkali menyampaikan ayat Al Quran dan hadits dalam satu kesempatan, sedangkan keduanya –al Quran dan hadits– berlainan dari segi gaya bahasanya
(HR. Bukhari dan Muslim) GAYA BAHASA HADITS مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ “Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
GAYA BAHASA (KEISTIMEWAAN LAFADZ) AL QURAN Jika kita bandingkan dua redaksi nash yang dikatakan (disampaikan) oleh Muhammad saw, niscaya akan kita temukan perbedaan yang amat jelas, yang menunjukkan bahwa keduanya berasal dari sumber yang berbeda. I’jaz al-Quran tampak pada kefasihannya (keindahan bahasanya) dan ketinggian uslubnya sampai pada tingkat yang sangat mengagumkan. Itu terlihat dalam uslub-uslub al-Quran yang penuh dengan mukjizat. Apa yang terdapat dalam uslubnya berupa kejelasan atau ketegasan, kekuatan dan keindahan adalah sesuatu yang tidak mampu dicapai oleh manusia. وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ڪَذِبًا أَوۡ كَذَّبَ بِٱلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَهُ ۥۤۚ أَلَيۡسَ فِى جَهَنَّمَ مَثۡوً۬ى لِّلۡڪَـٰفِرِينَ “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (QS. Al-Ankabut [29]:68)
AL QURAN BUKAN BUATAN MUHAMMAD SAW • Sesungguhnya penulis manapun akan memulai karangannya dengan uslub, bahasa, dan makna yang lemah. Apakah permulaan Al Quran –ketika awal turunnya– lebih lemah daripada bagian akhirnya? Jawabannya lihat kembali testimoni Walid bin Mughirah tentang Al Quran. • Sesungguhnya penulis manapun, seterampil apapun dia, akan membuat salah satu bagian secara lebih banyak daripada bagian yang lain, yakni naik hingga ke puncak dalam sebagian pandangan, dan akan lebih rendah dari itu dalam pandangan lainnya. Apakah dalam Al Quran ada kelemahan dalam salah satu bagiannya? • Sesungguhnya Muhammad saw adalah seorang manusia, dan apa yang berlaku pada manusia dalam masalah gaya bahasa (uslub) akan berlaku pula padanya, yakni beliau tidak mungkin mampu menulis dengan menggunakan dua gaya bahasa yang berbeda. Muhammad saw seringkali menyampaikan ayat Al Quran dan hadits dalam satu kesempatan, sedangkan keduanya –al-Quran dan hadits– berlainan dari segi gaya bahasanya. AL QURAN BUKAN BUATAN MUHAMMAD SAW Bagian awal dan akhir sama tingginya. Al Quran tidak ada kelemahan di dalamnya. Gaya bahasa Al Quran jauh berbeda dengan Hadits.
Seseorang dikatakan sebagai Rasul jika dia membawa mu’jizat. TENTANG MU’JIZAT Seseorang dikatakan sebagai Rasul jika dia membawa mu’jizat. Mu’jizat menantang manusia yang memiliki kelebihan dan keunggulan dalam suatu bidang
MU’JIZAT NABI MUSA AS Tongkat yang bisa menelan tali temali orang yang paling unggul dalam bidang sihir waktu itu
MU’JIZAT NABI ISA AS Menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan kusta, dan memberitahukan sesuatu yang tidak ada dihadapannya
Al Quran melemahkan dan menantang seluruh manusia di setiap tempat dan setiap masa untuk mendatangkan yang semisalnya
Sampai saat ini tidak ada satu orang pun yang mampu membuat tandingan atau yang semisal dengan Al Quran
AL QURAN MU’JIZAT NABI MUHAMMAD SAW Al Quran membuktikan ke-Rasulan beliau, sejak turunnya al Quran kepada beliau sampai hari kiamat
UNTUK APA KITA HIDUP DI DUNIA? PERTANYAAN PERTEMUAN 1 YANG BELUM TERJAWAB: UNTUK APA KITA HIDUP DI DUNIA?
INSYAALLAH KITA BAHAS PADA PERTEMUAN SELANJUTNYA