HUKUM KEWARISAN ISLAM KELAS A SEMESTER GENAP 2011-2012 NENG DJUBAEDAH RABU 13 FEBRUARI 2012
KETENTUAN KULIAH HUKUM KEWARISAN ISLAM Kehadiran kuliah paling lambat 15 menit: jam 11.15 Komponen Nilai: Kehadiran 10% Tugas 20% UTS 30% UAS 40%
SEJARAH, SEBAB-SEBAB MEWARIS, ASAS-ASAS HUKUM KEWARISAN ISLAM Sejarah Hukum Kewarisan Pra Islam dan Awal Islam Sebab-sebab Mewaris Pra Islam dan Awal Islam Perkembangan Hukum Kewarisan Islam dan Penerapannya Tiga Sistem Hukum Kewarisan dan Tiga Sistem Hukum Kewarisan Islam yang berlaku di Indonesia yang diajarkan pada FHUI Hubungan Hukum Kewarisan Islam dengan hukum Kekeluargaan Islam Asas-asas Hukum Kewarisan Islam
1. SEJARAH HUKUM KEWARISAN PRA ISLAM DAN AWAL ISLAM Al-Fara’idh = mafrudhah = bagian yang telah dipastikan jumlahnya / besarnya / kadarnya. Definisi Hukum Kewarisan (Pasal 171 a KHI): “Hukum yang mengatur tentang PERPINDAHAN HAK KEPEMILIKAN atas HARTA PENINGGALAN (tirkah) PEWARIS, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi AHLI WARIS dan BESAR BAGIANNYA masing-masing.
1. SEJARAH HUKUM KEWARISAN PRA ISLAM DAN AWAL ISLAM Pra Islam: Anak-anak yang belum dewasa dan kaum perempuan tidak berhak menjadi Ahli Waris. Janda dari orang yang meninggal dunia adalah Harta Peninggalan yang dapat diwariskan kepada Ahli Waris. Syarat Ahli Waris: Lelaki, Dewasa, Pandai Berkuda, Pandai Berperang Melindungi Kabilah / Keluarga. Dzul-Masajid Amir Bin Jusyam Bin Ghunm Bin Habib: anak lelaki, anak perempuan, anak angkat, anak hasil zina = AHLI WARIS. 2. Awal Islam: hubungan darah, orang yang berhijrah dan anggota kelaurga yang ikut berhijrah, termasuk anak-anak lelaki dan perempuan, persaudaraan antara (al-muakhkhah) antara kaum Muhajirin dan Anshar, anak angkat = AHLI WARIS
1. SEJARAH HUKUM KEWARISAN PRA ISLAM DAN AWAL ISLAM cont’d Dasar Hukum: Al-Anfal: 72: Sesungguhnya orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya dan orang-orang yang melindungi serta menolong, mereka itu sebagiannya menjadi wali bagiyang lain. Sedang orang-orang yang beriman tetapi enggan berhijrah, tidak ada kewajiban sedikitpun bagimu mewalikan mereka, sebelum mereka berhijrah.
2. SEBAB-SEBAB MEWARIS PRA ISLAM DAN AWAL ISLAM a. Pra Islam: (1) Hubungan Pertalian Darah (qarabah: anak lelaki, saudara lelaki, Paman, Anak lelaki paman); (2) Janji Prasetia (muhalafah); (3) Pengangkatan anak b. Awal Islam: (1) Pengangkatan Anak; (2) Hijrah dari Mekah ke Medinah; (3) Persaudaraan (al-muakhkhah) antara kaum Muhajirin dengan Anshar.
3. PERKEMBANGAN HUKUM KEWARISAN ISLAM dan PENERAPANNYA Hubungan Muhajirin dan Anshar telah semakin kuat, setelah Mekah ditaklukan, KEWAJIBAN HIJRAH DICABUT berdasarkan hadis Rasulullah SAW (FR, hlm. 18-19) Sebab-sebab mewaris berdasarkan IKATAN PERSAUDA- RAAN (Muhajirin dengan Anshar) di-naskh/ DIHAPUS Surah Al-Ahzab:6: “orang yang mempunyai HUBUNGAN DARAH yang SEBAHAGIANNYA lebih berhak dari sebahagian lain dalam Kitab Allah daripada orang-orang Mukmin dan Muhajirin, kecuali kamu mau berbuat baik kepada saudara-audaramu”.
3. PERKEMBANGAN HUKUM KEWARISAN ISLAM dan PENERAPANNYA cont’d Kedudukan Anak Lelaki &Perempuan (Anak-anak / Dewasa): AHLI WARIS (An-Nisa: 7) An-Nisa: 7 & 127: Anak-anak Perempuan Yatim: mendapat bagian yang pasti, baik sedikit atau banyak. Asbabun-nuzul Q.4: 7: Aus Bin Tsabit (HAMKA: hal. 270 & JALALAIN: hal. 414); Aus Bin Shamit (Sajuti Tahlib)
3. PERKEMBANGAN HUKUM KEWARISAN ISLAM dan PENERAPANNYA cont’d Aus Bin Tsabit: sebab turunnya Q.4:7: GAMBAR:
4. HUBUNGAN HUKUM KEWARISAN ISLAM DENGAN HUKUM KEKELUARGAAN ISLAM 1. Status Hukum Kewarisan Islam dalam Syariah Islam: Agama Islam: Akidah, Syariah, Akhlak Syariah Islam: Hukum Ibadah & Hukum Mu’amalah Mu’amalah: Hukum Kewarisan Islam Hukum Islam: Hak Allah, Hak Insani, Hak Sulthaniyah (Hak Kolektif) Hukum Kewarisan Islam: HAK INSANI Qat’i & Zanni Qat’i = tidak boleh diubah: Q.4:11, 12, 176, hadis Rasulullah SAW:, a.l: HALANGAN SALING MEWARIS KARENA BEDA AGAMA Zanni = yang belum ditentukan ketentuan hukumnya secara pasti TA’ZIR: Ahli Waris Pengganti; Wasiat Wajibah
4. HUBUNGAN HUKUM KEWARISAN ISLAM DENGAN HUKUM KEKELUARGAAN ISLAM cont’d Ta’zir = dilakukan oleh Orang / Lembaga Yang Berwenang: Hakim / Lembaga Pembentuk Peraturan Perundang-undangan. 2.Hubungan Hukum Kewarisan dengan Hukum Kekeluargaan: Hukum Perkawinan, Hukum Perorangan, dan Hukum Kewarisan. Hukum Perkawinan: larangan-larangan perkawinan: Hubungan Darah, Hubungan Seprsusuan, Hubungan Semenda, Perbedaan Agama mempengaruhi hukum Kewarisan Islam Hukum Perorangan: Hak & Kewajiban seseorang sebagai Pewaris dan/atau Ahli Waris Syarat-syarat, Rukun-rukum, dan HALANGAN MEWARIS
5. TIGA SISTEM HUKUM KEWARISAN & TIGA SISTEM HUKUM KEWARISAN ISLAM DI INDONESIA Tiga Sistem Hukum Kewarisan yang berlaku di Indonesia yang diajarkan pada FHUI: Hukum Kewarisan Adat, Hukum Kewarisan KUH Perdata; Hukum Kewarisan Islam Tiga Sistem Hukum Kewarisan Islam yang berlaku di Indonesia yang diajarkan pada FHUI: Hukum Kewarisan Islam ajaran Bilateral Hazairin; Hukum Kewarisan Islam ajaran Patrilineal Syafi’i; Buku 2 KHI
6. ASAS HUKUM KEWARISAN ISLAM Asas Ijbari: perpindahan harta peninggalan pewaris kpd ahli waris berlaku dengan sendirinya menurut ketentuan Allah tanpa tergantung kpd kehendak pewaris / ahli waris: (1) peralihan harta pasti terjadi; (2) besar bagian harta warisan telah ditentukan secara pasti; (3) ahali waris: hubungan darah & semenda. Asas Kematian Asas Bilateral Asas Keadilan Yang Berimbang Asas Individual Asas Personalitas Keislaman
WALLAHU ‘ALAM BISAWAB WASSALAMU ‘ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH MOHON MAAF JIKA TERDAPAT KEKELIRUAN / KESALAHAN.