Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah BAPPENAS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Advertisements

PRIORITAS PEMBANGUNAN WILAYAH
Peran RZWP3K dalam Perencanaan Pembangunan Bidang Kelautan
Kelompok II. Kelompok II: Pendamping : Ka. PusdiklatNaKes Peserta; 1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2. Dinas Kesehatan Propinsi Banten 3. Dinas.
PERUBAHAN UU NO. 24 TAHUN 1992 DAN PENYUSUNAN RTRW PULAU DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN Oleh Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
ANGGOTA KELOMPOK KERJA FORUM KAWASAN TIMUR INDONESIA
Jayapura, 13 Agustus SEJAHTERA DEMOKRATIS BERKEADILAN Memperkuat triple tracks strategy serta pembangunan inklusif dan berkeadilan Memantapkan.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Disampaikan oleh: ACHMAD SATIRI (Kabag Hukum, Organisasi, dan Humas)
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
Provinsi D.I. Yogyakarta
Asisten Pemerintahan dan Kesra
Feedback Sistem Informasi SDM Kesehatan
Alur Paparan Pendahuluan Kategori dan Mekanisme Penilaian
SEMINAR INTERNASIONAL TEMU ILMIAH NASIONAL XV FOSSEI
Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah BAPPENAS
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
SOSIALISASI DANA DESA dengan Materi: “PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2015”
PANGAN Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk.
KERANGKA UMUM PERUBAHAN RPJMD PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU BAPPEDA PROVINSI BENGKULU
DIREKTORAT FASILITASI PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA”
October 17 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI KALIMANTAN.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)
Pembangunan Infrastruktur dan Sinergi Pusat-Daerah
DITWAS FISKAL DAN INVESTASI
Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah BAPPENAS
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
Kabupaten/Kota yang telah Menginisiasi KLA sampai Tahun 2014
DATA KELULUSAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2007 S.D 2010
31 Januari 2012 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
DATA KEBUTUHAN GURU (NASIONAL) TAHUN
Pembekalan KKN STTNAS, September 2017
MASALAH REGIONAL dan KEBIJAKANNYA
Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah BAPPENAS
PERAN SERTA DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
DATA KEBUTUHAN GURU SD NEGERI (NASIONAL) TAHUN
Bahan tayang 3-4 Mei.
DATA KEBUTUHAN GURU SMK NEGERI (NASIONAL) TAHUN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2018 Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEBIJAKAN BAN-S/M TAHUN 2014
AKUNTABILITAS KINERJA
MASALAH REGIONAL dan KEBIJAKANNYA
Strategi Pembangunan Nasional untuk Menjadi Negara Maju
RPJMN Bidang Tata Ruang
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kebijakan dan strategi pengelolaan tutupan lahan
Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2019
BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI KEBIJAKAN PRIORITAS KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN.
DI SAMPAIKAN OLEH KEPALA BAPPEDA
PENYELARASAN KEBIJAKAN PUSAT DAN DAERAH PADA ACARA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2018 IKHA PURNAMASARI, ST Direktorat Perencanaan Evaluasi.
Antropologi dan Pertahanan
DISAMPAIKAN pada Musrenbang rkpd kabupaten belitung
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
Pusat Perencanaan Kepegawaian dan Formasi 2016
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
RAPAT KOORDINASI Penyesuaian Target Kemiskinan Kab/kota
“PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA ”
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2020
STRATEGI PERCEPATAN MENUJU PEMERINTAH YANG BERSIH, EFEKTIF DAN EFISIEN
KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2019
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
Bappeda DIY disampaikan dalam Seminar Nasional LP3M UMY
KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Transcript presentasi:

Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah BAPPENAS PRIORITAS NASIONAL 10 BIDANG Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, Dan Pasca-Konflik WILAYAH JAWA BALI Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah BAPPENAS  Musrenbangnas RKP Tahun 2011 Jakarta, 28 April – 1 Mei 2010

DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA-KONFLIK Dalam RPJMN 2010-2014 Tema Prioritas Pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pasca-konflik Substansi Inti Kebijakan: Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik selambat-lambatnya dimulai pada 2011 Kerjasama internasional: Pembentukan kerjasama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan Keutuhan wilayah: Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina pada 2010 Daerah tertinggal: Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014

Arah Kebijakan Prioritas DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA-KONFLIK Dalam Buku I RKP Tahun 2011 10 Arah Kebijakan Prioritas (1) Penyelesaian penetapan dan penegasan batas wilayah negara; (2) Peningkatan upaya pertahanan, keamanan, serta penegakan hukum; (3) Peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan; (4) Peningkatan pelayanan sosial dasar; (5) Penguatan kapasitas kelembagaan dalam pengembangan kawasan perbatasan secara terintegrasi. (6) Pengembangan ekonomi lokal di daerah tertinggal; (7) Penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya lokal di daerah tertinggal; (8) Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau di daerah tertinggal; (9) Peningkatan pelayanan pendidikan yang berkualitas di daerah tertinggal; Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur daerah tertinggal serta peningkatan aksesibilitas daerah tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan. (10) Pengintegrasian pembangunan wilayah pengembangan transmigrasi (WPT) atau lokasi permukiman transmigrasi (LPT) dengan pemugaran permukiman penduduk setempat,

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, Dan Pasca-Konflik DALAM BUKU II RKP Tahun 2011 DAERAH TERTINGGAL : “Percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui komitmen dan sinergisitas pusat dan daerah dalam meningkatkan pengembangan perekonomian daerah yang didukung dengan peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat sehingga daerah tertinggal dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat guna dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dari daerah lain” DAERAH PERBATASAN : “Mempercepat pengembangan kawasan perbatasan sebagai beranda depan negara sekaligus pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keamanan nasional dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup”

Fokus Prioritas Pembangunan Daerah Tertinggal DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA-KONFLIK Dalam Buku II RKP Tahun 2011 10 Fokus Prioritas Pembangunan Daerah Tertinggal Pengembangan ekonomi lokal di daerah tertinggal; Penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya lokal di daerah tertinggal; Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau di daerah tertinggal; Peningkatan pelayanan pendidikan yang berkualitas di daerah tertinggal; Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur daerah tertinggal serta peningkatan aksesibilitas daerah tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan. Fokus Prioritas Pengembangan Kawasan Perbatasan (1) Penyelesaian penetapan dan penegasan batas wilayah negara; (2) Peningkatan upaya pertahanan, keamanan, serta penegakan hukum; (3) Peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan; (4) Peningkatan pelayanan sosial dasar; (5) Penguatan kapasitas kelembagaan dalam pengembangan kawasan perbatasan secara terintegrasi.

DUKUNGAN PROGRAM DALAM PENCAPAIAN PRIORITAS DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA-KONFLIK Dalam Buku II RKP Tahun 2011 10 K/L Program Terkait KPDT Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendagri Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Kemennakertrans Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Bakosurtanal Program Survei dan Pemetaan Nasional BPN Program Pengelolaan Pertanahan Nasional Kemenkopolhukkam Program Peningkatan Koordinasi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Kemenlu Program Optimalisasi Diplomasi Terkait dengan Pengelolaan Hukum dan Perjanjian Internasional Kemenhan Program Manajemen Pembangunan Sarana Prasarana Pertahanan Mabes TNI Program Penggunaan Kekuatan Pertahanan Integratif Polri Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Kemendiknas Program Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kemen Agama Program Pendidikan Islam KRT Program Peningkatan Kemampuan IPTEK untuk Penguatan Sistem Inovasi Nasional BPPT Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kemenhub Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Laut Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Udara KKP Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kemenkominfo Program Penyelenggaraan Pos dan Telematika Kemenkes Program Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat Program Pembinaan Upaya Kesehatan Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kemensos Program Pemberdayaan Sosial

DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN/PERBATASAN, DAN PULAU KECIL TERLUAR DI WILAYAH PULAU JAWA-BALI Pulau Kecil Terluar/Terdepan BANTEN Daerah tertinggal 2 Daerah terdepan/ perbatasan prioritas Pulau kecil terluar 1 JAWA BARAT Daerah tertinggal 2 Daerah terdepan/ perbatasan prioritas Pulau kecil terluar 1 JAWA TENGAH Daerah tertinggal Daerah terdepan/ perbatasan prioritas Pulau kecil terluar 1 JAWA TIMUR Daerah tertinggal 5 Daerah terdepan/ perbatasan prioritas Pulau kecil terluar 3 DKI JAKARTA Daerah tertinggal Daerah terdepan/ perbatasan prioritas Pulau kecil terluar DI YOGYAKARTA Daerah tertinggal Daerah terdepan/ perbatasan prioritas Pulau kecil terluar BALI Daerah tertinggal Daerah terdepan/ perbatasan prioritas Pulau kecil terluar

KONDISI EKSISTING DAN TARGET PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Kondisi Eksisting dan Sasaran (target) Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal sejalan dengan RPJMN 2010-2014, adalah sebagai berikut: No INDIKATOR SATUAN 2008 SASARAN (TARGET) RKP (2011) RPJMN (2014) 1 Rata-rata Laju Pertumbuhan PDRB Non Migas di daerah tertinggal % 5,85 6,4 7,1 2 Rata-rata Persentase Penduduk miskin di daerah tertinggal 22,0 17,6 14,2 3 Rata-rata IPM 67,7 69,6 72,2

POLA DAN STRUKTUR PERTUMBUHAN EKONOMI KUADRAN I : daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Perkapita Di atas Rata-rata) KUADRAN II: daerah berkembang cepat (Pertumbuhan Ekonomi > Rata-rata dan PDRB Perkapita <Rata-rata) KUADRAN III: Daerah Relatif Tertinggal (Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Perkapita Di bawah Rata-rata) KUADRAN IV: daerah maju tapi tertekan (Pertumbuhan Ekonomi < Rata-rata dan PDRB Perkapita >Rata-rata) KUADRAN II KUADRAN I Y3= Target Th 2014 Y2= Target Th 2011 Y1= Kondisi Th, 2008 Sumbu x : Nilai Rata-rata PDRB sebesar Rp. 4.068 Ribu Sumbu Y : Y1 = Rata2 laju pertumbuhan ekonomi 2008 = 5,85% Y2= Rata2 laju pertumbuhan ekonomi 2011 = 6,4% Y3= Rata2 laju pertumbuhan ekonomi 2011 = 7,1% KUADRAN IV KUADRAN III

Hasil Analisis PULAU KUADRAN I (daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh) KUADRAN II: (Daerah berkembang cepat) KUADRAN III (Daerah Relatif Tertinggal) KUADRAN IV (daerah maju tapi tertekan ) ∑ Kabupaten (Rata2 Laju Pertumbuhan 2008) ∑ Kabupaten (Rata2 Laju Pertumbuhan 2011) SUMATERA 7 4 6 1 13 15 JAWA 2 NUSA TENGGARA 3 22 KALIMANTAN 8 SULAWESI 11 9 14 12 MALUKU PAPUA 5 TOTAL (Kabu) 31 25 35 24 60 % Kabu 17 19 33 Keterangan: Sumbu X menggunakan nilai PDRB Perkapita (ADHK) sebesar Rp. 4.068 Ribu. Jumlah kabupaten daerah tertinggal yang memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2008 berada di atas rata-rata sebanyak 36 Kabupaten (K I + K II) Jumlah Kabupaten yang memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi berada di atas target pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebanyak 27 kabupaten Jumlah Kabupaten yang termasuk kelompok daerah relatif tertinggal diantara 183 kabupaten daerah tertinggal adalah sebanyak 60 Kabupaten Jumlah Kabupaten yang termasuk kelompok daerah maju tapi tertekan sebanyak 35 kabupaten

KONDISI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MENURUT INDIKATOR IPM DAN TARGET PADA TAHUN 2011 DAN 2012 ANTARPROVINSI DI INDONESIA Rata-rata pencapaian IPM kabupaten daerah tertinggal di 23 provinsi masih berada di bawah ambang batas target IPM 2011, disparitas tertinggi terdapat di Provinsi Papua sebesar 12,9. Provinsi yang memiliki rata-rata IPM kabupaten daerah tertinggal di atas target 2011 terdapat di provinsi Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara.

(kesenjangan berkurang) KONDISI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MENURUT INDIKATOR IPM DAN TARGET PADA TAHUN 2011 DAN 2012 DI WILAYAH JAWA-BALI Rata-rata pencapaian IPM kabupaten daerah tertinggal di Provinsi Jawa Timur dan Banten masih berada di bawah ambang batas target IPM 2011, dengan disparitas tertinggi terdapat di Provinsi Banten. Sementara rata-rata IPM kabupaten daerah tertinggal di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008 telah melampaui target IPM Daerah tertinggal tahun 2011. Disamping upaya untuk mencapai target dari rata-rata IPM pada tahun 2011 dan 2014, juga diharapkan terjadi tren disparitas IPM yang tumbuh Convergen (kesenjangan berkurang)

PERKEMBANGAN DISPARITAS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ANTARPROVINSI MENURUT INDIKATOR IPM DI WILAYAH JAWA BALI Disparitas IPM tinggi Tren Disparitas Convergen Disparitas IPM Sedang Tren Disparitas Convergen Disparitas IPM diindikasikan oleh selisih IPM tertinggi dan terendah dari kabupaten/kota di setiap provinsi Tren Disparitas diindikasikan oleh nilai selisih IPM antar tahun 2005 dan 2008: (Divergen – membesar; Convergen – mengecil) kategori Disparitas IPM : Rendah = disparitas 4,2-7,6, Sedang = disparitas 7,7-9,2, Tinggi = disparitas 9,3-2,0), Sangat tinggi > 12.

KONDISI DAN TARGET TINGKAT KEMISKINAN ANTAR PROVINSI DAN RATA-RATA KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA Sebanyak 13 provinsi yang memiliki rata-rata tingkat kemiskinan kabupaten daerah tertinggal yang berada di atas target tingkat kemiskinan daerah tertinggal tahun 2011 ( 17,6%).

KONDISI DAN TARGET TINGKAT KEMISKINAN ANTAR PROVINSI DAN RATA-RATA KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL DI WILAYAH JAWA-BALI Rata-rata tingkat kemiskinan kabupaten daerah tertinggal di Provinsi Jawa Timur menunjukkan persentase tertinggi, dan masih berada di atas rata-rata target tingkat kemiskinan daerah tertinggal tahun 2011

POTENSI SEKTOR UNGGULAN TERBESAR WILAYAH JAWA-BALI

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA-BALI TAHUN 2011 mempertahankan kinerja pembangunan ekonomi wilayah Jawa-Bali sebagai lokomotif pembangunan ekonomi nasional; mempertahankan wilayah Jawa-Bali sebagai lumbung pangan nasional; mewujudkan keseimbangan pembangunan wilayah desa-kota dan wilayah utara Jawa bagian utara dan bagian selatan; upaya mendukung pengembangan industri unggulan potensial di Wilayah jawa-Bali, maka strategi pengembangan yang perlu dilakukan yaitu: a. mengembangkan industri unggulan tekstil dan produk tekstil, gula pasir, pupuk, semen di Provinsi Jawa Barat; b. mengembangkan industri unggulan tekstil dan produk tekstil di Provinsi Banten; c. mengembangkan industri unggulan pembekuan ikan dan biota air lainnya, tekstil dan produk tekstil, rokok kretek, gula pasir, semen di Provinsi Jawa Tengah; d. mengembangkan industri unggulan pembekuan ikan dan biota air lainnya, rokok kretek, gula pasir, pupuk di Provinsi Jawa Timur; e. mengembangkan industri kecil dan menengah pada industri kreatif terutama kerajinan, seni pertunjukan, desain, layanan komputer dan piranti lunak, serta riset dan pengembangan di Provinsi DI Yogyakarta.

TINDAK LANJUT INPRES NO. 3 TAHUN 2010 TERKAIT PRIORITAS 10 (1) RENCANA TINDAK PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM KEADILAN UNTUK SEMUA PROGRAM TINDAKAN KELUARAN *) TARGET PENYELESAIAN *) SASARAN INSTANSI PENANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Peningkatan koordinasi lintas sektor dalam pemberian jaminan hidup, pembangunan permukiman dan insfrastruktur sosial ekonomi Terpenuhinya penyediaan permukiman dan infrastruktur serta jaminan 2.300 unit permukiman infrastruktur dan Jaminan hidup bagi 4.270 KK 2.340 unit permukiman infrastruktur dan Jaminan hidup bagi 4.550 KK Meningkatnya pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas dan pelayanan bagi KAT Kementerian Sosial (koordinator), Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional Gubernur, Bupati/ Walikota

TINDAK LANJUT INPRES NO. 3 TAHUN 2010 TERKAIT PRIORITAS 10 (2) RENCANA TINDAK UPAYA PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILLENIUM (MDGs) GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU PROGRAM TINDAKAN KELUARAN*) TARGET*) PENYELESAIAN SASARAN INSTANSI PENANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan *)Tenaga kesehatan strategis: dokter, dokter gigi, bidan, perawat, sarjana kesehatan masyarakat, tenaga gizi, sanitarian, apoteker dan asisten apoteker Penempatan tenaga kesehatan strategis, terutama dokter, bidan dan perawat di daerah-daerah sesuai kebutuhan terutama di daerah bermasalah kesehatan (DBK) dan daerah terpencil, per-batasan dan kepulauan (DTPK), sesuai formasi yang tersedia (persen) - 30 % Kementerian Kesehatan, (Koordinator), Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri, Badan Kepegawaian Negara   GOAL 7: MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM TINDAKAN KELUARAN*) TARGET*) PENYELESAIAN SASARAN INSTANSI PENANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis Terlaksananya pengelolaan luas kawasan konservasi laut, perairan tawar dan payau secara berkelanjutan 900.000 hektar Terkelolanya kawasan ekosistem terumbu karang, lamun, mangrove dan jenis biota perairan yang terancam punah Kementerian Kelautan dan Perikanan   Diprioritaskan pada provinsi yang mempunyai kawasan konservasi perairan (prioritas tahun 2010 adalah Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu dan Laut sekitarnya, NTT). Sedangkan 2011 direncanakan di TNP Laut Sawu (NTT), TWP P. Pieh (Sumatera Barat), TWP P. Kapoposang (Sulawesi Selatan), TWP Laut Banda (Maluku), TWP. Gili Matra (NTB), TWP. Padaido.

TERIMA KASIH