BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN Oleh : Ir. Iwan Suwaraman Sw
Tanaman Sayuran Tanaman sayuran yang dahulu dimasukkan ke dalam golongan tanaman perkebunan rakyat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama “Hortikultura”
METODE BUDIDAYA METODE KONVENSIONAL Suatu metode budidaya yang sudah lazim dilakukan oleh para petani sayuran METODE HIDROPONIK Suatu metode budidaya dengan teknik modern yang biasa dilakukan di dalam green house
TEKNIK BUDIDIDAYA 1.Persiapan lahan atau media tanam 2.Pesemaian/Pembibitan 3.Penanaman 4.Pemupupukan 5.pengendalian hama dan penyakit 6.Pemangkasan 7.Pengajiran/pemberian turus 8.penyiraman 9.penyiangan atau pengendalian gulma 10. Pemanenan 11. pasca panen/pengendalian mutu 12.Pemasaran
1. PERSIAPAN LAHAN Mengukur luasan lahan Membersihkan lahan Mengolah tanah Memberikan pupuk Dasar Memberi mulsa Membuat lobang tanam
2. PESEMAIAN/PEMBIBITAN Menyiapkan tempat pesemaian Menyiapkan media semai Menyemai benih Menyapih Menempatkan bibit Memelihara bibit
3. MENANAM Memilih bibit Mengangkut dan menempatkan bibit Menanamkan bibit
4. MEMUPUK Menentukan jenis pupuk dan dosisnya Menimbang pupuk
5. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT 1. Pengendalian secara biologis 2. Pengendalian secara organis 3. pengendalian secara fisis 4. Pengendalian secara mekanis 5. Pengendalian secara chemis
6. Pemangkasan/Pewiwilan Pemangkasan tunas samping Pemangkasan yang terkena penyakit Pemangkasan buah Pemangkasan produksi Pemangkasan peremajaan Pemangkasan seni
7.PENGAJIRAN Jenis bahan ajir Jumlah kebutuhan Jenis pengajiran
8. PENYIRAMAN Waktu penyiraman Teknik penyiraman Periode penyiraman
9. PENYIANGAN ATAU PENGENDALIAN GULMA 1. Penyiangan secara mekanis 2. Penyiangan secara chemis
10.Pemanenan Kriteria panen Waktu panen
11. PASCA PANEN Pencucian/pembersihan Sortasi Pengikatan Greeding Pengemasan Penimbangan Pemberian label
PEMASARAN Eceran langsung Tengkulak Pasar swalayan Supermarket Borongan
Hubungan Ketinggian Tempat dengan Jenis Tanaman Sayuran yang Diusahakan No. Jenis Tanaman Sayuran Ketinggian Tempat Di Atas Permukaan Laut Meter Di Atas Permukaan Laut 1 Cabe Rendah - Tinggi 200 - 1500 2 Tomat Tinggi/tergantung var. 200 - 1500 3 Terong 4 Jagung Manis 200 - 1500 5 Ketimun 6 Buncis dan Kacang Panjang 7 Kacang Kapri Tinggi 700 - 1200 8 Wortel 500 - 1200 9 Kubis 900 - 1500 10 Sawi/Caisin 200 - 1200 11 Bayam Cabutan Rendah -Tinggi 12 Kangkung Cabutan 13 Bawang Merah Rendah 100 - 500 14 Bawang Putih 15 Selada Bokor
PETUNJUK PENANAMAN UNTUK LUAS 1 HA NO Jenis Tanaman Sayuran JUMLAH TANAMAN (+/-) KEBUTHAN BENIH (KG) PERSEMAIAN PERSIAPAN LAHAN PEMBERIAN P. KANDANG TANAMAN PEMUPUKAN 1 PEMUPUKAN 2 PEMUPUKAN 3 1 Cabe 30.000 0,3 – 0.5 30 HPT *) 7 HPT dicangkul dibedeng 5 HPT 0.5 kg per lubang tanaman Jarak tanaman : 60 x 50 cm 1 bibit per lubang 7 HST *) Urea 100 kg TSP 200 kg KCI 150 kg 37 HST Urea 100 kg 67 HST 2 Tomat 28.000 0,2 – 0,3 21 HPT Jarak tanaman : 70 x 50 cm Urea 100 kg TSP 150 kg KCI 100 kg - 3 Terong 20.000 45 HPT Jarak tanaman : 70 x 70 cm Urea 100 kg pemupukan ke IV : 100 HST 4 Jagung Manis 60.000 8 – 10 3 HPT dicangkul digarit Jarak tanaman : 80 x 25 cm 1 biji per lubang Saat tanaman 30 HST Urea 200 kg diikuti pem bumbunan 5 Ketimun 80.000 2 – 3 Jarak tanaman : 60 x 40 cm 2 biji per lubang 25 HST
Buncis dan Kacang Panjang 80.000 20 – 25 14 – 16 - 3 HPT dicangkul digarit 3 HPT 5 ton per ha ditaburkan digaritan Jarak tanaman : 80 x 30 cm 2 biji per lubang Saat tanaman Urea 100 kg TSP 150 kg KCI 100 kg 28 HST Urea 200 kg diikuti pem bumbunan 7 Kacang Kapri 200.000 40 – 50 Jarak tanaman : (80 x 25) x 10 cm (baris ganda) 8 Wortel 0,7 – 1 JUTA 2,5 – 3 3 HPT dicangkul sedalam 40 cm Digarit 3 HPT 15 ton per ha dicampur pers. Lahan Jarak antara garit 20 cm, benih ditaburi digaritan Urea 100 kg KCI 100 kg kemudian dibumbun 60 HST Urea 100 kg 9 Bayam cabutan 0,6 – 1 JUTA 5 – 6 3 HPT dicangkul dibedeng digarit 3 HPT 10 ton per ha dicampur pers. Lahan Urea 100 kg TSP 100 kg KCI 80 kg 10 Kangkung Cabutan 20 – 30 3 HPT dicangkul dibedeng Jarak tanaman : 20 x 10 cm
No. Jenis Tanaman Sayuran 1 Cabe 2 Tomat 3 Terong 4 Jagung Manis 5 Ketimun 6 Buncis dan Kacang Panjang 7 Kacang Kapri 8 Wortel 9 Bayam cabutan 10 Kangkung Cabutan PASANG AJIR PENYIANGAN PEMANGKASAN PANEN - 30 HST- 60 HST 100 HST 90 HST selang waktu 4 hari 30 HST 60 HST Dilakukan sejak tunas air tumbuh 30 HST 60 HST 100 HST 120 HST selang waktu 7 hari 50 HST 75 – 80 HST 15 HST 21 HST Dilakukan pada daun-daun tua bila daun terlalu lebat 35 – 40 HST selang waktu 4 hari 60 HST selang waktu 4 hari 21 HST diikuti penjarangan 90 HST 18 HST 30 HST
BIAYA PRODUKSI Biaya Produksi Cabe Penyiapan lahan Pembukaan/pembersihan lahan 150 HKW @ Rp 10.000 Rp 1.500.000,00 Pembajakan-pencangkulan 120 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.200.000,00 Sewa tanah 1 musim tanam (7 bln) Rp 1.200.000,00 Pembentukan bedengan kasar 165 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.650.000,00 Kapur pertanian 4.000 Kg @ Rp 100,00 Rp 400.000,00 Tenaga pengapuran 20 HKP @ Rp 10.000 Rp 200.000,00 Pupuk kandang 20 ton @ Rp 100.000 Rp 2.000.000,00 Pupupk ZA 650 Kg @ Rp 1.000 Rp 650.000,00 Pupuk Urea 250 Kg @ Rp 1.100 Rp 275.000,00 Pupuk TSP 500 Kg @ Rp 2.000 Rp 1.000.000,00 Pupuk KCI 400 Kg @ Rp 3.000 Rp 1.200.000,00 Pupuk Borate 18 Kg @ Rp 4.000 Rp 72.000,00 Tenaga kerja pemupukan pupuk kandang 57 HKP @ Rp 10.000 Rp 570.000,00 Pemupukan dasar (pupuk kimia) 28 HKP@ Rp 10.000 Rp 280..000,00 Perapihan bedengan 55 HKP @ Rp 10.000 Rp 550.000,00 Mulsa plastik hitam perak 200 Kg/10 rol@ Rp 300.000 Rp 3.000.000,00 Pemasangan mulsa 15 HKP @ Rp 10.000 Rp 150.000,00 Pemasangan ajir 45 HKW @ Rp 7.000 Rp 315.000,00 Penanaman 20 HKW @ 7000 Rp 140.000,00 ______________+ Subtotal Rp16.352.000,00
Pemeliharaan tanaman Bambu 150 batang @ Rp 4000,00 Rp 600.000,00 Tenaga kerja pembuatan ajir 30 HKP @ Rp 10.000 Rp 300.000,00 Tenaga perempelan 40 HKW @ Rp 7.000 Rp 280.000,00 Pemasangan turus dan gelagar 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00 Pupuk susulan, NPK 400 Kg @ Rp 4.000 Rp 1.600.000,00 Tenaga pemupukan susulan 50 HKW @ Rp 7.000 Rp 350.000,00 Pestisida : Insektisida 25 Liter @ Rp 160.000 Rp 4.000.000,00 Fungisida 25 Kg @ Rp 60.000,00 Rp 1.500.000,00 Bakterisida 1,5 Kg/25 botol @ Rp 25.000 Rp 625.000,00 Perekat perata 10 LITER @ Rp 28.000 Rp 280.000,00 Subtotal 2 Rp 9.935.000,00
.Panen dan pasca panen Tenaga panen 200 HKW @ Rp 7.000 Rp 1.400.000,00 Pengangkutan 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00 Sortasi buah 125 HKW @ Rp 7.000 Rp 875.000,00 Pengepakan /bongkar muat 10 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 100.000,00 ______+ Subtotal 3 RP 2.775.000,00 Lain-lain Gubuk tempat tinggal dan penyimpanan alatRp Rp 5.000.000,00 Belanja peralatan (3 sprayer, embrat,drum, dsb.) Rp 4.000.000,00 Subtotal 4 Rp 9.000.000,00 Subtotal 1 + 2 + 3 + 4 Rp.28.062.000,00 Catatan : HKP = hari kerja pria dengan 5 jam kerja/hari HKW = hari kerja wanita dengan 5 jam kerja/hari Analisis usaha tani tersebut khusus untuk penanaman di musim hujan. Untuk penanaman di musim kemarau biaya dapat ditekan antara 10 – 15 %.
Penerimaan (Hasil Penjualan) Misalkan rata-rata produksi tanaman 1,1 kg maka produksi ditaksir mencapai 19,8 ton dari populasi 18.000 tanaman. Bila kerusakan tanaman dianggap 9% maka hasil yang hilang sebesar 1.800 kg. Dengan demikian produksi per ha tinggal 18 ton atau 18.000 kg. Harga rata-rata cabai pada musim hujan Rp 5.000/kg sehingga penerimaan = Rp 5.000,00 x 18.000 = Rp 90.000.000,00 Keuntungan Bersih Penerimaan - biaya produksi = Rp 90.000.000,00 – Rp 28.062.000,00 = Rp 61.938.000,00 Bunga bank 1,5% selama 7 bulan : (1,5 x 7) x Rp 61.938.000 = 10,5% x Rp61.938.000,-= Rp Keuntungan Bersih = Penerimaan – bunga bank = Rp
Titik Balik Modal/Break Event Point (BEP) Break event point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Jadi, pada kondisi ini usaha yang dijalankan tidak mendapat keuntungan, tetapi juga tidak mengalami kerugian (impas). Biaya tetap BEP = 1 – (biaya variable/hasil penjualan) Dalam analisis usaha tani diatas, perhitungan BEP-nya sebagai berikut. Sewa lahan Rp 1.200.000,00 Peralatan Rp 4.000.000,00 Bambu (dapat dipakai 3 kali) Rp 600.000,00 Gubuk (dapat dipakai 3 kali) Rp 5.000.000,00 _______________+ Total biaya tetap Rp 10.800.000,00 Biaya variabel (diluar biaya tetap) Rp 32.467.000,00 Hasil penjualan Rp 90.000.000,00 Rp 10.800.000,00 BEP = 1 – (Rp 32.467.000,00/Rp 90.000.000,00) = Rp 16.894.650,00 Hasil ini menunjukan bahwa pada saat diperoleh pendapatan Rp 16.894.650,00 tidak menghasilkan keuntungan ataupun kerugiaan. Efisiensi pengghunaan modal/Retrun of investment (ROI) Retrun of invesment (ROI) merupakan analisis untuk mengetahui keuntungan usaha sehubungan dengan modal yang telah digunakan. Besar kecil ROI ditentukan oleh tingkat perputaran modal dan keuntungan bersih yang dicapai. Keuntungan bersih ROI = x 100% Modal produksi Rp 41.826.035,00 =x 100% = 96.67 % Rp 43.267.000,00 Hasil ROI 112% menunjukan bahwa pelaksanaan agribisnis cabai diatas telah sangat efisien. Apabila nilai ROI rendah berarti pelaksanaan agribisnis belum efisien sehingga perlu dibenahi, baik dari segi pelaksanaan usaha tani maupun segi pemasarannya.
Penerimaan kotor (hasil penjualan) Rasio Biaya dan Pendapat/Benefit Cost Ratio (B/C) Untuk mengukurn analisis kelayakan suatu usaha tani biasanya digunakan B/C, yaitu perbandingan antara penerimaan kotor (hasil penjualan) dengan biaya total yang dikeluarkan. Penerimaan kotor (hasil penjualan) B/C = Biaya total Rp 90.000.000,00 = 2,08 Rp 43.267.000,00 Nila B/C = 2,08 berarti bahwa agribisnis ini dengan modal Rp 43.267.000,00 memperoleh hasil penjualan sebesar 2,08 kali. Dengan kata lain hasil penjualan yang dicapai sebesar 208% dari modal yang dikeluarkan.
Terima kasih Good Luck Selamat Praktek