Materi ke 2 UNIVERSITAS BOROBUDUR Semester Genap 2015-2016 Filsafat Ilmu Materi ke 2 UNIVERSITAS BOROBUDUR Semester Genap 2015-2016
TIGA DIMENSI FILSAFAT ILMU ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI
PENGERTIAN AKSIOLOGI Guna Ilmu Pengetahuan ONTOLOGI: Membahas tentang hakekat yang ADA, baik berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/abstrak EPISTEMOLOGI: Cara atau sarananya untuk mendapatkan pengetahuan, yang berupa ilmu AKSIOLOGI Guna Ilmu Pengetahuan
Manusia Berpikir
MEMBANGUN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN “TERTENTU” Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti atau hal yang pokok atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu tersebut. Contohnya : Membangun Filsafat Ilmu Teknik perlu menelusuri dari aspek : Ontologi eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-ilmu keteknikan. Epistemologi metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu-ilmu keteknikan Aksiologi manfaat dari ilmu-ilmu keteknikan.
Mengkaji Ilmu Pengertahuan yang ada ONTOLOGI Mengkaji Ilmu Pengertahuan yang ada
ONTOLOGI Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan : a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah, b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
ONTOLOGI Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan secara : Metodis; Menggunakan cara ilmiah Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis) Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik) Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.
Pandangan Pokok-Pokok Pemikiran dalam Ontologi Monoisme: hakekat yg asal dr seluruh kenyataan adalah satu, baik materi maupun rohani, hanya satu yg dominan sbg suatu sumber yg pokok a. Materialisme/Naturalisme: sumber yg pokok adalah materi bukan rohani Atom merupakan asal kejadian alam Tokoh: Thales, hakekat alam adalah air b. Idealisme/spiritualisme: serba cita ruh: hakekat kenyataan yg beraneka ragam, semua berasal dari ruh/sukma atau sejenisnya, yaitu sesuatu yg tidak terbentuk dan menempati ruang. Materi atau lainnya hanyalah penjelmaan dari jiwa. Tokoh: Plato, hakekat alam adalah ide, menjadi dasar wujud sesuatu
Tokoh: Rene Descartes (Bapak Filsafat Modern) 2. Dualisme Hakekat benda ada dua yaitu materi dan ruh, jasad dan spirit, sama-sama hakekat, keduanya bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Tokoh: Rene Descartes (Bapak Filsafat Modern) Aku ragu karena aku berfikir, jika berfikir ada, berarti aku ada sebab yg berfikir itu aku. Cogito ergo sum: aku berfiir jika aku ada. 3. Pluralisme Segenap macam bentuk merupakan kenyataan, alam tersusun oleh banyak unsur. Tokoh: Anaxagoras, substansi alam adalah tanah, air, udara dan api William James, tiada kebenaran mutlak, yg berlaku umum, yg bersifat tetap, yg berdiri sendiri, lepas dr akal yg mengenal.
Tokoh: Soren Kierkegaard (Bapak Filsafat Eksistensialisme) 4. Nihilisme Nothing = tidak ada, tidak mengakui validitas alternatif positif (Ivan Turgenive) Gorgias: tidak ada sesuatupun yg eksis, bila sesuatu itu ada ia tidak dapat diketahui, sekalipun realitas itu dapat diketahuhi ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. 5. Agnostitisme Paham yg mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat suatu benda. Tokoh: Soren Kierkegaard (Bapak Filsafat Eksistensialisme) Manusia tidak pernah hidup sebagai sesuatu aku umum, tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik, dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu yang lain. Jean Paul Sartre: manusia selalu menyangkal, hakekat manusia bukan ada tetapi akan atau sedang. Manusia tanpa tujuan yg tetap , segala nilai hanya terbatas.
Aspek Ontologi , terdiri dari: 1. Hakekat 2. Metafisika 3. Asumsi 4. Peluang 5. Batas-batas Penjelajahan Ilmu
1. HAKEKAT dalam Ilmu Pengetahuan Hakikat apa yang dikaji Apakah batas yang merupakan lingkup penjelajahan ilmu ? Dimanakah ilmu berhenti dan menyerahkan pengkajian selanjutnya kepada pengetahuan lainnya Apakah yang menjadi karakteristik obyek ontologis ilmu yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya ?
Jawabannya Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia lmu dibatasi pada pengalaman kita, sebab fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia: yakni sebagai alat pembantu manusia dalam menanggulangi masalah- masalah yang dihadapi sehari-hari Ilmu membatasi penjelajahannya, juga disebabkan metode yang digunakan adalah teruji kebenarannya secara empiris.
Arti HAKEKAT Hakekat adalah segala yg ada dan yg mungkin ada. (realitas / keriilan / kenyataan yg sebenarnya ) dari sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yg menipu, juga bukan kenyataan yg berubah 2 macam hakekat: Kenyataan yg berupa materi (kebenaran) Kenyataan yg berupa rohani (kejiwaan)
2. METAFISIKA dalam Ilmu Pengetahuan Metafisika merupakan landasan berpikir ilmiah. Pengkajian alam yang mendasarkan atas kebermaknaan material, bukan kekuatan gaib (supranatural)
Asal usul METAFISIKA Asal Usul Andronikus (± 70 sM) dari Pulau Rhodes mengumpulkan karya Aristoteles serta membaginya menjadi dua kelompok Kelompok phusika (fisika) ilmu alam, fisika teori politik, psikologi dan sejenisnya Kelompok meta ta phusika (sesudah fisika) teleologi, asas pertama hakikat realitas Meta ta phusika menjadi metafisika Metafisika dikenal sebagai filsafat pertama
Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika. Mengapa ontologi terkait dengan metafisika? Ontologi membahas hakikat yang “ada”, metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha menggagas jawaban tentang apakah alam ini. Terdapat Beberapa penafsiran yang diberikan manusia mengenai alam ini (Jujun, 2005).
Menurut Kuhn bahwa kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya paradigma ilmiah, ketika kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan faktanya, maka ia harus dipasok dari luar, antara lain: metafisika, sains yang lain, kejadian personal dan historic serta metafisika mengajarkan sikap open-ended, sehingga hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan kreativitas baru.
Ada 2 macam metafisika: Metafisika umum: istilah lain dr ontologi, cabang filsafat yg membicarakan prinsip yg paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada Metafisika khusus, dibagi 3: a. Kosmologi: cab filsafat yg secara khusus membicarakan alam semesta b. Psikologi: cab filsafat yg sec khusus membicarakan kejiwaan manusia c. Teologi: cab filsafat yg secara khusus membicarakan tentang Tuhan
Senyum duluuu:
3. ASUMSI Asumsi: anggapan, dugaan Untuk mengarahkan hasil suatu penelitian (untuk mencapai kebenaran hakekat apa yang dikaji) perlu adanya pendugaan-pendugaan. Pada metode ilmiah, asumsi diwujudkan dalam hipotesis Asumsi harus relevan dengan bidang ilmu yg dikaji, operasional berdasar pengkajian teoritis (kajian ilmiah) dan disimpulkan dari keadaan sebagaimana adanya (kajian moral)
Lanjutan ASUMSI Asumsi menurut kamus pintar Bahasa Indonesia berarti : anggapan dasar, dugaan dasar, landasan berpikir karena dianggap benar. Sementara mengasumsikan berarti : menganggap sesuatu yang belum diketahui tetapi atas dasar landasan kebenaran. Asumsi ini berbeda pada tiap individu. Sebagai contoh seorang anak kecil menganggap pohon natal itu sebatang pohon yang tinggi besar tetapi tidak bagi orang dewasa.1
4. PELUANG Suatu kejadian sering tidak pasti, sehingga kesimpulan bersifat probabilistik, relatif. Besarnya peluang didasarkan atas teori-teori dan kejadian/fenomena sebelumnya. Peluang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kesempatan. Selain itu peluang juga diartikan sebagai suatu kesempatan, ruang gerak, baik yg konkret maupun yg abstrak, yg memberikan kemungkinan bagi suatu kegiatan untuk memanfaatkannya dalam usaha mencapai tujuan. Peluang atau probabilitas digunakan untuk mendeskripsikan realitas yang mungkin terjadi.
Lanjutan PELUANG Sebagaimana penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa dasar teori keilmuan di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal yang pasti mengenai suatu kejadian, hanyalah berupa kesimpulan yang probabilistik. Disinilah pentingnya mengapa peluang menjadi salah satu pembahasan dalam ontologi karena peluang membahas mengenai sesuatu yang ada (kemungkinan atau kesempatan yang ada).
5. BATAS-BATAS PENJELAJAHAN ILMU Ilmu memulai penjelajahan pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia, jadi selama manusia hidup selama itu pula ilmu pengetahuan akan didapat. Ilmu tidak mempelajari sesuatu yang diluar jangkauan pengalaman manusia, seperti : surga, neraka, sebab musabab terciptanya manusia dan segala sesuatu sebelum dan sesudah manusia lahir.
Ilmu dibatasi oleh pengalaman manusia karena fungsi ilmu itu sendiri dalam kehidupan manusia : yakni sebagai alat bantu manusia dalam memecahkan masalah yang dihadapinya sehari- hari, seperti : memerangi penyakit, membangun jembatan, mendidik anak, dll. Selain itu, sebab mengapa ilmu hanya sampai batas pengalaman manusia saja adalah metode yang digunakan dalam menyusun ilmu itu sendiri. Jika ilmu memasukkan sesuatu yang tidak dialami manusia, bagaimana mungkin manusia dapat melakukan pembuktian secara metodologis
Ruang Penjelajahan Keilmuan Fase permulaan Ilmu-ilmu alam (natural philosophy) Ilmu-ilmu sosial (moral philosophy) Ilmu alam mempelajari dunia fisik yang relatif tetap dan mudah dikontrol Fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan, dll Kimia Astronomi Ilmu bumi, ilmu hayat dll Ilmu sosial: mempelajari non fisik manusia
Cabang-cabang ilmu Ruang penjelajahan keilmuan dibagi menjadi cabang-cabang berbagai disiplin ilmu. Pada mulanya hanya ada dua cabang yaitu : ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini terbentuklah banyak cabang. Setiap ilmuwan harus benar benar mengenali batas cabang ilmunya. Ilmu pengetahuan alam berkembang sangat cepat. Ilmu-ilmu murni berkembang menjadi ilmu- ilmu terapan.
CONTOH: ILMU MURNI ILMU TERAPAN Mekanika mekanika teknik Hidrodinamika teknik aeronautikal/teknik dan desain kapal Bunyi teknik akustik Cahaya dan optik teknik iluminasi Kelistrikan/magnetisme teknik elektronika/ teknik kelistrikan Fisika nuklir teknik nuklir
TUGAS ke-1 tgl 09 Oktober 2015 Buatlah tulisan tentang Ilmu yang sedang saudara tekuni dalam perkuliahan di Universitas Borobudur. Tulisan berisi: 1. Aspek Ontologi dari ilmu tersebut. (hakekat ilmu) 2. Aspek Epistemologi (cara mempelajari) 3. Aspek Aksiologi (guna ilmu tersebut) Tulisan dibuat di kertas folio bergaris, maksimal 3 halaman, ditulis tangan, dan tidak mencontoh temannya. Dikumpulkan minggu depan tg 16 Oktober 2015