II. Perkembangan dan Pelopor Ilmu Manajemen DIANA ANDRIANI MM., MT
Perkembangan Ilmu Manajemen John Robert Beishline dalam memecahkan masalah manajemen ada 3 golongan : 1. Manajemen konvesional. 2. Manajemen sistematis. 3. Manajemen secara ilmu.
1. Manajemen Konvensional Disebut juga manajemen tradisonal, artinya manajer di dalam menghadapi masalah menyelesaikan berdasarkan pada tindakan yang diambil masa lalu, menurut tradisi, manajer peranannya penting tetapi kurang efektif dan efisien.
2. Manajemen Sistematis Memecahkan suatu masalah yang dihadapi, manajer ini berdasarkan pada pengalamannya dan pengalaman orang lain. Segala cara dilakukan orang lain dengan berhasil, maka akan dijadikan pedoman dan dipraktekannya.
3. Manajemen Ilmu Menetapkan secara seksama persoalan- persoalan yang dihadapi, membuat patokan sebagai penegasan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan untuk mencapai cara pemecahan sementara, dan memeriksa kembali cara pemecahan tersebut. Manajemen berdasarkan ilmu yaitu suatu cara yang berupa pengamatan dan analisis yang logis untuk mencapai rencana yang efektif.
Aliran-aliran Ilmu Manajemen Aliran manajemen menurut George R. Terry, yaitu : 1. Manajemen by custom school. 2. Scientific management school. 3. Behavior school. 4. Social school. 5. System management school. 6. Decisional management school. 7. Quantitative measurement school. 8. Management process school. 9. Contingency management school.
1. Management by Custom School Disebut juga aliran empiris. Manajemen merupakan suatu ilmu pengalaman, sebagai studi dan analisis dari masalah-masalah. Pengalaman-pengalaman manajer yang sukses di masa lalu dijadikan pedoman untuk generasi penerus.
2. Scientific Management School Aliran ini mengutamakan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Tugas seorang manajer bukan mengidentifikasi penyebab dan dampak suatu masalah, tetapi menunjukkan kondisi dan faktor-faktor yang terkait dengan yang lain. Urutan langkah-langkah pemecahan masalah pada aliran ini, yaitu : 1. Mengidentifikasi masalah. 2. Melakukan observasi pendahuluan. 3. Mengemukakan pemecahan tentatif terhadap masalah. 4. Mengadakan analisis dan sintetis. 5. Mengklasifikasikan data yang diperoleh. 6. Memberikan jawaban tentatif terhadap masalah. 7. Merumuskan pemecahan masalah.
3. Behavior School Disebut juga aliran perilaku atau aliran tingkah laku (human behavior school). Prinsip aliran ini, dalam manajemen orang harus bekerja sama dalam kelompok menuju tujuan-tujuan yang ditentukan sehingga harus dibina demi keberhasilan usaha. Pusat pokok studi aliran ini, yaitu : 1. Studi hubungan antar manusia yang harus dikuasai oleh seorang manajer. 2. Studi kepemimpinan. 3. Studi kelompok dinamis (group dinamics)
Gambar 1. Perluasan Konsep Psikologi yang Diterapkan oleh Aliran Behavior
4. Social School Aliran ini berorientasi pada ilmu sosiologi. Aliran ini berpendapat suau sistem antar hubungan kultural. Kesatuan sosial yang ideal dapat mengatasi berbagai masalah di dalam lingkungan masalah. Hubungan dari berbagai kultural dari berbagai golongan perlu diidentifikasi dan dianalisis sebelum diarahkan ke pengembangan kerja sama yang terintegrasi.
Gambar 2. Gambaran Konsep Sosiologi yang Diterapkan dalam Aliran Sosial
5. System Management School Menurut aliran ini, perusahaan adalah suatu sistem buatan (artificial system) yang terbagi 2 bagian, yaitu bagian dalam (internal part) dan bagian luar (external part). Bagian dalam pekerja mencapai tujuan perusahaan maka, bagian luar berhubungan dengan pihak luar (pembeli, pemerintah, investor, dll).
Gambar 3. Bagan Sistem Manajemen Organisasi
6. Decisional Management School Menurut aliran ini, tugas seorang manajer mengambil atau menetapkan keputusan. Top manajemen harus menciptakan struktur organisasi perusahaan yang bisa membina tim kerja sama antara top manajemen dengan bawahan.
7. Quantitative Measurement School Disebut juga aliran mathematical or management science approach. Menurut aliran ini, proses manajemen seperti perencanaan dan pengambilan keputusan adalah proses nyata dan dapat dipecahkan melalui simbol dan metode matematik.
8. Management Process School Menurut aliran ini, manajemen adalah suatu proses yang pembagiannya dapat ditelusuri dengan menganalisis fungsi-fungsi top manajemen, yaitu pendekatan tugas merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengawasi.
9. Contingency Management School Aliran ini disebut juga aliran manajemen menurut keadaan. Menurut aliran ini pelaksanaan suatu manajemen harus disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan.
Pelopor Ilmu Manajemen Pelopor scientific management : 1. Charles Babage (1792 – 1871). 2. Frederick Winslow Taylor A.S (1856 – 1915). 3. Henry Fayol (1841 – 1925)
1. Charles Babage Pendapatnya adalah prinsip-prinsip manajemen ditentukan melalui pengalaman. Selain itu tentang division labour, yaitu masalah pembagian kerja merupakan prinsip utama dalam ekonomi industri,yaitu jika seseorang membatasi bidang pekerjaannya akan memudahkan dan menimbulkan gairah kerja. Kebaikan dari division labour : 1. Tentang waktu yang dibutuhkan untuk belajar. 2. Bila seserang pindah dari pekerjaan akan banyak waktu terbuang. 3. Keahlian terus meningkat akibat proses yang berulang-ulang. 4. Perhatian terhadap suatu obyek, akan timbul perhatian untuk memperbaiki alat-alatnya.
2. Frederick Winslow Taylor A.S F.W Taylor, manajer dan penasihat perusahaan serta pencipta scientific management. Penemuannya mengenai efisiensi manusia bekerja dan mesin-mesin dengan penyelidikan waktu dan gerak (time and motion study). Pada scientific management ada empat prinsip : 1. Melenyapkan sistem coba-coba. Setiap unsur-unsur pekerja harus diterapkan kemajuan ilmu pengetahuan. 2. Memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas, selanjutnya melatih dan mendidiknya. 3. Setiap petugas menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan. 4. Membagi pekerjaan dengan baik antara pemimpin dan petugas.
3. Henry Fayol Henry Fayol menitikberatkan perhatiannya kepada pimpinan tingkat atas, sedangkan Taylor pada pimpinan menengah dan rendah. Prinsip-prinsip manajemen menurut Henry Fayol : 1. Division of work. 2. Authority. 3. Discipline. 4. Unity of command. 5. Unity of direction. 6. Subordination of individual interest to general interacts. 7. Remuneration.
3. Henry Fayol 8. Centralization. 9. Scale chain (line authority). 10. Order. 11. Stability of tenure of personel. 12. Prakarsa. 13. Kestabilan kaderisasi. 14. Semangat kelompok.
Sumbangan Manajemen Ilmiah 1. Metode ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi industri. Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. 2. Metode pemilikan dan pengembangan ilmiah tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas pekerja. 3. Metode ini mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk mencari alternatif terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Keterbatasan Manajemen Ilmiah 1. Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian upah atau diubahnya upah. 2. Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial pekerja dan tidak pernah melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik.
Sumbangan Teori Organisasi Klasik 1. Teori ini memberikan hal-hal yang mendasar bagi para manajer karena memisahkan bidang-bidang utama dalam praktek manajemen. 2. Dapat diterapkan pada semua jenis kegiatan. 3. Melihat beberapa prinsip dasar perilaku manajerial efektif dapat dikenali dan dipelajari.
Keterbatasan Teori Organisasi Klasik 1. Teori ini efektif dalam situasi yang stabil, waktu lampau dan cocok untuk manajer yang berusaha mempertahankan otoritas formalnya. 2. Dasar-dasar teori klasik terlalu umum untuk organisasi kompleks. Spesialisasi yang semakin berkembang sampai tingkat otoritas yang hampir kabur menciptakan pertentangan antara pembagian kerja klasik dan prinsip kesatuan perintah.
Sumbangan Aliran Perilaku Memberikan pemahaman tentang motivasi perorangan (individual motivation), hubungan pribadi (interpersonal relationship) dalam pekerjaan bagi manusia. Pemahaman tentang faktor-faktor ini menjadikan manajer lebih sensitif dan mampu mengerti serta mengayomi bawahan.
Keterbatasan Aliran Perilaku Manajer menganggap teori dan metode yang disarankan pakar-pakar aliran perilaku terlalu rumit dan abstrak sehigga kurang relevan dalam menangani masalah-masalah khusus.
Sumbangan Aliran Kuantitatif Teknik-teknik aliran ini teruji dalam memecahkan masalah organisasi besar seperti militer dan pemerintah. Teori ini mampu menjelaskan kegiatan seperti penganggaran modal (capital budgeting), manajemen arus kas (cash flow management), penjadwalan produksi, manajemen persediaan dan penjadwalan pesawat terbang.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif Teori ini dalam manajemen memberikan sumbangan yang besar hanya pada perancangan dan pengendalian, tetapi masih sederhana dalam bidang pengorganisasian, staf dan kepemimpinan organisasi.
Lingkungan Organisasi Organisasi sebagai lembaga kemasyarakatan dan merupakan tempat bekerja sama untuk mengadakan pembagian kerja, pada saat proses manajemen berlangsung. Organisasi berdiri dan tumbuh di suatu lingkungan yang selalu berkembang dan berubah.
Gambar 4. Lingkungan Kekuatan Langsung dan Tidak Langsung Organisasi
Gambar 5. Lingkungan Eksternal Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Organisasi Lingkungan eksternal berubah dengan cepat, ini dapat memberikan dampak negatif atau positif terhadap keputusan perusahaan. Tanggung jawab sosial organisasi, mencakup hubungannya dengan lingkungan sehingga keberadaannya dapat diterima dalam kehidupan masyarakat.
Gambar 6. Pihak-pihak yang Berkepentingan dengan Organisasi dan Kriteria Mereka untuk Menilai Prestasi Organisasi
Cara Pendekatan untuk Pemecahan Masalah dalam Manajemen George R. Terry mengatakan, ada 5 cara pendekatan pokok dalam memecahkan masalah perusahaan, yaitu : 1. Secara rutin. 2. Secara ilmiah. 3. Secara keputusan. 4. Secara kreatif. 5. Secara kuantitatif.
Dasar-dasar Non Kuantitatif George R. Terry menyebutkan dasar- dasar non kuantitatif digunakan untuk menentukan cara yang tepat dalam pengambilan keputusan, yaitu : 1. Intuisi. 2. Fakta-fakta. 3. Pengalaman. 4. Pertimbangan pikiran.