Kaulana Kaulan Pembimbing dr Indriany W . Sp.S INSOMNIA: nature, diagnostic, and treatment CHARLES .M MORIN AND RUTH M. BENCA universite Laval Quebec, Canada University of Wisconsin, madison, WI, USA Kaulana Kaulan Pembimbing dr Indriany W . Sp.S
Pendahuluan Insomnia merupakan keluhan umum pada populasi dan praktek klinis Insomnia kronis dapat muncul menjadi permasalahan utama atau dengan keadaan yang berbarengan dengan kelainan medis dan psikiatri
pendahuluan Penatalaksanaan insomnia meliputi : CBT dan farmakoterapi
Prevalensi 30 % pada orang dewasa 9-12% merupakan day time simtom 6-10% insomnia sindrom 20% adanya gangguan tidur
Peningkatan biaya kesehatan Prevalensi PERSISTENT INSOMNIA Peningkatan biaya kesehatan depresi Beban
Insomnia Insomnia adalah berbagai keluhan yang merupakan refleksi ketidakpuasan dengan kualitas, durasi, atau kelangsungan tidur
Sulit untuk tidur KELUHAN Terbangun tengah malam Tidur yang tidak nyenyak Terbangun terlalu cepat Sulit untuk tidur kembali American psychiatric Association,2000; American Academy Of Sleep Medicine, 2005
Kronik insomnia Berlangsung lebih dari sebulan Situasional/akut insomnia Terjadi selama beberapa hari Shorttem insomnia Berlangsung 1-4 minggu Menurut American Psychiatric Association 2000; Edinger et al, 2004; American Academy of Sleep mediine, 2005. Insomnia harus berkaitan dengan adanya tanda stress dan perburukan signifikan dari fungsi sehari hari
PSG Evaluasi PSG pada insomnia menunjukkan perburukan dari kelangsungan tidur ( latensi tidur yang lama, lamanya periode terbangun setelah tidur, efisiensi dari tidur)
Peningkatan aktivitas beta PSG Kronik insomnia Gangguan tidur terdeteksi sama dengan pasien cemas dan gangguan afektif Peningkatan aktivitas beta
Keluhan sehari hari pada insomnia Pasien dengan insomnia terjadi perburukan pada kegiatan sehari-hari, menyebabkan keletihan, gangguan mood dan sukar untuk berkonsentrasi, menurunnya memori, dan kurangnya produktivitas untuk menyelesaikan tugas (Buysse et al, 2007)
Con’t Pasien juga melaporkan bahwa merasa mengantuk pada kegiatan sehari-hari, tetapi investigasi lanjutan melaporkan bahwa terjadi keletihan mental dan fisik, biasanya pada insomnia comorbid
wanita umur Riw insomnia Faktor resiko hiperarousal
Etiologi dan Pathopisiology Etiology insomnia adalah multifaktorial dan etiologi pastinya tidak diketahui, tetapi dipercaya bahwa hyperarousal adalah merupakan bentuk dari insomnia
Menghambat metabolisme glucose sehingga sistem ARAS terhenti MRI: peningkatan cerebral glucose metabolic rate selama terbangun Secara biologis Peningkatan katekolamin Peningkatan temperatur, nadi, metabolic rate ketika mau tidur Peningkatan kortisol Peningkatan beta EEG selama NREM Pada PET, terjadi aktivasi pada regio pontine
Penurunan coping stress Stress kronik Peningkatan kognitif arousal INSOMNIA
Differential Diagnosis Secara umum ada 2 jenis insomnia: primary insomnia, comorbid insomnia Pada primary insomnia diagnosa ditegakkan, setelah meniadakan beberapa kondisi seperti kelainan medis, psikiatri Pada comorbid insomnia berhubungan dengan kelainan psikiatri, ,medis
Psikologis dan behavior Restriksi tidur Terapi stimulus Psikologis dan behavior relaksasi kognitif
con’t Pada beberapa penelitian bahwa terapi restriksi tidur sendiri atau di gabung dengan terapi kontrol stimulus lebih efektif dari relaksasi Dan lebih efektif dari sleep hygiene sendiri
Kombinasi antara terapi behavior dan farmakologis Ada tiga studi yang membandingkan CBT dengan temazepam (Morin et al, 1999a), CBT dengan zolpidem (jacobs et al, 2004), CBT dengan zoplicone (Vallieries et al, 2005) Hasil ketiganya menunjukkan bahwa terapi kombinasi efektif pada jangka pendek (4-8 minggu)
Benzodiazepine Receptor Agonist Benzodiazepine dengan indikasi pengurangan waktu bangun setelah onset tidur, penambahan total tidur Benzodiazepine bekerja dengan memendekkan stage 1 tidur, dan meningkatkan stage 2 tidur Menekan Slow wave sleep
Efek samping benzodiazepine Hang over, perburukan kognitif dan psikomotor Amnesia retrograde dapat terjadi bila mengkombinasikan benzodiazepine dengan alkohol
Indikasi Benzodiazepine Benzodiazepine digunakan untuk terapi insomnia jangka pendek
Melatonin Melatonin adalah hormon yang di produksi di glandula pineal Melatonin bekerja melalui reseptor yang ada di suprachiasma nukleus diotak
Ramelteon Ramelteon merupakan reseptor agonis melatonin tipe 1 dan 2 Digunakan untuk pasien yang kesulitan untuk tidur.
Tricyclic antidepressants Amitriptyline dan doxepin adalah beberapa antidepresant yang digunakan untuk insomnia Mekanisme nya dengan menghambat pengambilan serotonin dan norepineprine Mempunyai efek samping restless legs syndrome, periodic limbic movement, ortostatik hipotensi. Pada pasien gangguan bipolar dapat terjadi hypomania, mania.
Con’t Trazodone merupakan salah satu pilihan dengan pertimbangan murah, rendah untuk penyalahgunaan. Trazodone mempunyai efek mengurangi latensi tidur, meningkatkan waktu dan kualitas tidur, dan penurunan bangun setelah tidur.
Atipikal antipsikotik Quetapine dan olanzapine merupakan antipikal antipsikotik yang bekerja dengan memblokade reseptor dopamine tipe 2 Bekerja juga dengan melalui antagonis reseptor 5HT2a dan 5HT2c, antagonis reseptor alfa1 adrenergik.
con’t Quetiapine dapat mempunyai efek yang dapat meningkatkan waktu tidur,. Olanzapine dapat meningkatkan efisiensi tidur dan slow wave sleep.
antikonvulsi Gabapentin dapat digunakan untuk terapi insomnia Bekerja meningkatkan level sinaptik dari GABA tetapi mekanisme nya belum dimengerti (czapinski et al, 2005) Gabapentin dapat meningkatkan slow wave sleep pada pasien epilepsi (legros and Brazil, 2003)
antihistamine Bekerja pada antagonis reseptor H1 yang menyebabkan sedasi.
TERIMA KASIH