Desain Cross Sectional M.A. Epidemiologi K3 Desyawati Utami S.Pi, M.KKK Epid-OH cross sectional
Epid-OH cross sectional Pendahuluan Merupakan penelitian (Rs) epid. non-eksperim.: Deskriptif, mis. survei desk./ penentuan nilai normal antropometrik Analitik, mis. kadar asam urat manula normal dibandingkan dgn manula kegemukan Dlm Rs kedokteran & kesehatan: paling sering Mencakup semua Rs yg pengukuran variabelnya hanya 1 x , pada satu saat/simultan Studi prevalens, tdk ada f.u., dpt utk: Perencanaan kesehatan Studi etiologi – menegakkan hipotesis Epid-OH cross sectional
Skema Studi Cross Sectional Pengukuran variabel risiko (E) dan variabel efek (D) dilakukan pada satu saat secara simultan hanya satu kali D (+) a E (+) D (-) b D (+) c E (-) D (-) d Epid-OH cross sectional
Tabel 2 x 2 Hasil pengamatan pd Cross Sectional c+d Membandingkan Prevalens efek pada kelompok E+ dgn kelompok E- Rasio Prevalens (RP) = a/(a+b) : c/(c+d) Epid-OH cross sectional
Epid-OH cross sectional Langkah Merumuskan pertanyaan penelitian Mengidentifikasi variabel independen (V.I.) dan variabel dependen (V.D.) Menentukan subyek penelitian Melaksanakan pengukuran Melakukan analisis Epid-OH cross sectional
Epid-OH cross sectional Interpretasi Hasil RP > 1 V.I. merupakan faktor risiko RP < 1 V.I. mengurangi risiko terjadinya efek RP = 1 V.I. yang diduga merupakan faktor risiko terjadinya efek, justru tidak berpengaruh Catatan: Bila 95% Confidence Interval dari PR melalui nilai 1 (mis. 0,76—2,3), VI tdk berpengaruh terhadap VD Epid-OH cross sectional
Epid-OH cross sectional Kelebihan studi CS Terutama: memungkinkan penggunaan populasi masyarakat umum, tdk hanya yg berobat, hingga generalisasinya cukup memadai Relatif mudah, murah, cepat Dapat meneliti sekaligus banyak variabel Tidak terancam d.o. Dpt dimasukkan ke dalam tahapan pertama studi kohort/eksperimen, tanpa/ sedikit sekali menambah biaya Dapat digunakan utk menegakkan hipotesis Epid-OH cross sectional
Epid-OH cross sectional Kekurangan studi SC Sulit menentukan sebab akibat (temporal relationship tdk jelas) Menjaring subyek yang durasi sakit panjang (prevalens), bila cepat sembuh/ meninggal sulit ditentukan Subjek besar, terutama bila varaibel banyak Tdk menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, prognosis Tdk praktis utk kasus yg sangat jarang Mungkin terjadi bias prevalens / inseidens Epid-OH cross sectional
Epid-OH cross sectional Contoh Kasus Epid-OH cross sectional
PENELITAN DERMATITIS PADA PEKRJA SALON DI INGGRIS 2005 VdDERMATITIS VI MASA KERJA, UMUR, GENDER, POLA KERJA (PART TIME), ROKOK 270 PEKERJA SALON DARI 60 SALON Epid-OH cross sectional
Tabel 2 x 2 Hasil pengamatan pd Cross Sectional 30 70 100 L 140 170 RP = 30/(100) : 30/(170) Membandingkan Prevalens efek pada kelompok E+ dgn kelompok E- Rasio Prevalens (RP) = a/(a+b) : c/(c+d) Epid-OH cross sectional
Tabel 2 x 2 Hasil pengamatan pd Cross Sectional >10 tahun 40 10 50 <=10 tahun 210 220 RP = 40/(50) : 10/(220) = 17,6 OR = 88 Epid-OH cross sectional