Perkembangan Kognitif Anak usia Sekolah Dasar wien/pgsd_perk
Pengertian Kognisi Kognisi : kemampuan menginterpretasikan segala pengalaman sensory, pencatatan data & perolehan kembali bila diperlukan. Kemampuan memanipulasi skema, simbol, konsep, daya nalar, problem solving. Pencapaian pengetahuan & pemahaman mengenai lingkungan. Kesimpulan kognisi meliputi : Persepsi Memory Pembentukan konsep utk tujuan Penyesuaian diri Evaluasi / problem solving (adjustment) Penalaran
Unit-unit dlm aktivitas kognisi Cara menampilkan pemikiran dg : SKEMA, IMAGE, SIMBOL, KONSEP. Skema menitikberatkan pd ciri-ciri penting. Image menitikberatkan pd ciri-ciri penting. Simbol dg suatu tanda buatan, biasanya mengikuti ciri-ciri fisikal. Konsep dg menggambarkan ciri umum skema / simbol, yg sifatnya lebih luas & abstrak. (Konsep ciri yg sama yg dimiliki oleh sekelompok obyek). Konsep merupakan dasar perkembangan kognisi yg diperoleh dari interaksi kapasitas kecerdasan & pengetahuan.
Ciri-ciri Konsep Konkrit abstrak Sederhana kompleks Spesifik umum Bersifat Hirarkis Differensiasi Ciri konsep anak : dipengaruhi emosi, individual, cenderung menetap, mempengaruhi T.L Pembentukan konsep dipengaruhi oleh : Taraf kecerdasan Kondisi organ-organ sensori Kesempatan belajar
Kerawanan Perkembangan Kognisi Terlambat mendapatkan konsep, karena : Kecerdasan terbatas Kurang mendapat kesempatan belajar Missconception (salah menginterpretasikan), karena : Kesalahan mengajar Salah & tidak ada koreksi dari lingkungan Pengalaman terbatas
Tahapan Struktur Kognisi menurut Jean Piaget Tahap Sensorimotor (0-12th) Ciri : refleksif reflektif (refleks) (merefleksikan kemampuan mental) Tahap Pra-Operasional (2-7th) Belum mampu mengetahui peristiwa di balik peristiwa. Ciri : phenomenalistic causality, animism, purposivism, centering, konservasi jml belum mampu Tahap Konkrit Operasional (7-12th) Dapat memahami ada proses di balik suatu peristiwa. Ciri : konsep konkrit, invariants, reversible. Tahap Formal Operasional (Remaja – dewasa) Mampu berfikir dg konsep-konsep abstrak.
Tahap Concrete Operational (7 th – 12 tahun) Pada konkrit operasional, penambahan dan pengurangan dalam hitung-hitungan bukan merupakan aktivitas yang mudah. Konkrit operasional anak mengenal bahwa ada hubungan antara angka-angka dan bahwa operasi dapat dilaksanakan menurut aturan tertentu. Pada tahap ini anak menunjukkan permulaan dari kapasitas logika orang-orang dewasa. Mereka mengerti aturan dasar dari logika. Bagaimanapun juga, proses berfikir, atau operasi, pada umumnya melibatkan obyek yang kelihatan (konkrit) daripada ide yang abstrak. Egosentrisme pada tahap ini sudah mulai berkurang. Kemampuan mereka untuk menggunakan peran dari orang lain dan melihat dunia, dan mereka sendiri, dari perspektif orang-orang lain sudah berkembang dengan pesat. Mereka mengenal bahwa orang melihat sesuatu dengan cara yang berbeda, karena perbedaan situasi dan perbedaan nilai. Mereka dapat fokus pada lebih dari satu dimensi pada beberapa waktu. Pada tahap ini juga sudah menunjukkan pemahaman akan hukum kekekalan (konservasi). wien/pgsd_perk
Usia 7-8 tahun Kognitif Bahasa Tahap operasi konkrit dimulai. Anak memahami sebab akibat, seriasi, penyimpulan transitif, inklusi kelas, penalaran induktif, dan konservasi Pemrosesan lebih dari 1 tugas pada saat yg sama jadi lebih baik. Ketrampilan pragmatik meningkat. wien/pgsd_perk
Usia 9-13 tahun Kognitif Bahasa Kemampuan untuk mempertimbangkan banyak sudut pandang meningkat. Berbagai strategi ingatan meningkat. Pemahaman sintaks dan struktur kalimat lebih canggih. Percakapan pribadi menghilang. Pertumbuhan utama adalah ketrampilan pragmatik. wien/pgsd_perk