METROPOLITAN CIREBON Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka Di susun oleh : aditiYA RAMDANI – 133060003 BALEBAT.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perencanaan Kota Minggu 8.
Advertisements

Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
Diskusi FGD 2 Metropolitan Bandung Raya
Dr. Ir. Heru Purboyo Hidayat P, DEA
FGD #7 24 Oktober 2014 Bappeda Jabar
FGD #4 13 Oktober 2014 Bappeda Jabar
Kementerian Lingkungan Hidup 2009
FGD #8 21 November 2014 Bappeda Jawa Barat
MENUJU METROPOLITAN CIREBON RAYA: PERSPEKTIF EKONOMI PEMBANGUNAN
FGD #5 22 Oktober 2014 Bappeda Jabar
Perspektif Insitutionsl Pengembangan Metropolitan Cirebon
FGD Perumusan Rencana Pembangunan dan Peningkatan Bidang Transportasi
PAPARAN KEPALA BAPPEDA KOTA BEKASI
22 September 2014 Bappeda Jabar
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Struktur Penyelenggara Pemerintahan Daerah : Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Dampak Pariwisata dan Lingkungan Binaan
PERKEMBANGAN HARGA KEBUTUHAN
FGD #3 8 Oktober 2014 Bappeda Jabar
UU No. 23 TAHUN 2014 IMPLIKASINYA TERHADAP SDM KESEHATAN
Pengembangan Metropolitan Bodebek-Karpur (TKW-25) Tahun 2015
E-katalog BUKU KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB
DRAFT Review UU Pemerintahan Daerah (UU 23/2014) dari Perspektif Penataan Ruang: POTENSI PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN KLARIFIKASI Sekretariat BKPRN.
Kebijakan Pariwisata Jawa Barat
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN
Deputi Bidang Pengembangan Regional
Undang-Undang bidang puPR
DASAR-DASAR PENGELOLAAN SAMPAH
SISTEM INFRASTRUKTUR WILAYAH & KOTA
MENTERI DALAM NEGERI PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
UPAYA PERCEPATAN PELAKSANAAN PUAP TA. 2009
STRATEGI OPERASIONAL PENCAPAIAN PPM OKTOBER – DESEMBER 2009.
OKTOBER 2009 RAPAT EVALUASI PROGRAM / ANGGARAN
Landasan Yuridis Penanganan Permukiman Kumuh Program KOTAKU
Dasar Hukum: UU 38/2004 tentang Jalan
Pengantar Studio Perencanaan Wilayah
Kepala Biro Hukum dan Organisasi KEMENTERIN KELAUTAN DAN PERIKANAN
SEKRETARIAT BKSP JABODETABEKJUR
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
MEKANISME PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI EDS-MSPD TAHUN 2012
RENCANA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
Undang-Undang bidang puPR
PEMBANGUNAN KABUPATEN TANGERANG PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
Posisi Pedoman Umum Pembangunan Kota Baru dengan Rencana Tata Ruang
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia
MENJAGA STABILITAS MAKROEKONOMI MENUJU PERTUMBUHAN YANG INKLUSIF
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS.
PERUMAHAN MARJINAL IDENTIFIKASI LOKASI KAWASAN KUMUH “KELURAHAN SUANGGA” ANGGOTA ; 1.SYAHRUL HIDAYAT 2.AHMAD RAHARDI RAMELAN 3.MUH.FATURAHMAN 4.MARDIANA.
Keterkaitan Hulu dan Hilir Nilai Pengganda Ekonomi
KAJIAN EKONOMI PERTANIAN TENTANG KETAHANAN PANGAN DI JAWA BARAT
PERSPEKTIF PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN PP 18 TAHUN 2016
Menyongsong SDGs: Kesiapan Kabupaten/kota di Jawa Barat
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
RAPAT KOORDINASI Perkembangan Penyelesaian Pengadaan Tanah dalam
HASIL DAN EVALUASI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2016 – 2017
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH. “ 2 1.Struktur Organisasi 2.Pembagian Kerja 3.Timeline Kerja 4.Latar Belakang 5.Isu Kab Lebak 6. Isu BWP 3 7. Tujuan Sasaran.
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
HASIL DAN EVALUASI PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN 2016 – 2017
PRA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI
PERDA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERDA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAMBI
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Permukiman
PERUBAHAN RPJMD KOTA SURABAYA TAHUN
MUSRENBANG Perubahan RPJMD Tahun
UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME DI KALANGAN PELAJAR STRATEGIC PLANNING PW IPPNU JAWA BARAT FIELD PROJECT PATRIOT MILLENIAL STUDENT.
Transcript presentasi:

METROPOLITAN CIREBON Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka Di susun oleh : aditiYA RAMDANI – 133060003 BALEBAT BUANA PUSPA – 133060026 FREDY NOITOLO ZEBUA – 133060042 EGI NOVIANSYAH - 123060030

OUTLINE PRESENTASI SEJARAH METROPOLITAN CIREBON GAMBARAN UMUM METROPOLITAN CIREBON KELEMBAGAAN METROPOLITAN CIREBON

SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Kota Cirebon adalah sebuah kota mandiri terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat, setelah ibukota Jawa barat, yakni Kota Bandung. Kota ini berada di pesisir Laut Jawa, di jalur pantura. Jalur Pantura Jakarta - Cirebon - Semarang merupakan jalur terpadat di Indonesia. Kota Cirebon juga adalah kota terbesar keempat di wilayah Pantura setelah Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Ciri lainnya yaitu aglomerasi jumlah penduduk, aktivitas sosial dan ekonomi, serta persentase lahan terbangun yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya. Karena letaknya yang sangat strategis yakni di persimpangan antara Jakarta, Bandung, dan Semarang, menjadikan kota cirebon sangat cocok dan potensial untuk berinvestasi dalam segala bidang investasi seperti hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan baru, pendidikan. Sehingga Kota Cirebon merupakan pilihan yang sangat tepat untuk berinvestasi. Dengan didukung oleh kegiatan ekonomi yang baik dan terpadu menjadikan Kota Cirebon berkembang menjadi Kota METROPOLITAN ketiga di Jawa Barat setelah metropolitan BoDeBeK( Bogor, Depok, Bekasi) yang merupakan hinterland / kota penyangga bagi ibukota Jakarta dan Metropolitan Bandung.

KETERKAITAN MASTERPLAN DENGAN RTRW JAWA BARAT PENGENDALIAN Bekasi PKN Karawang Depok MENGARAH KE TIMUR Cikampek Indramayu Purwakarta Subang Cianjur PKW Sukabumi PKN Kadipaten Cirebon Sumedang Majalengka Ujung Genteng MENGEMBANGKAN TERBATAS Kuningan Sindang Barang Garut Tasikmalaya Banjar Ciamis Pameungpeuk Pangandaran

1. KEPENDUDUKAN SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Berdasarkan data-data empiris, pada tahun 2010, Metropolitan Cirebon Raya memiliki jumlah penduduk sebesar 1,58 juta jiwa di 29 kecamatan yang terdapat di tiga Kabupaten/Kota (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Kuningan) dengan luas lahan terbangun sekitar 25%.

2. TRANSPORTASI SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Kemacetan lalu lintas yang kerap kali terjadi di beberapa ruas jalan. Ruas jalan yang sering mengalami kemacetan yaitu jalan pantura yang menghubungkan Metropolitan Cirebon Raya dengan wilayah lain di bagian utara dan barat. Kenyamanan dan keamanan berlalu lintas juga menjadi salah satu perhatian karena beberapa wilayah masih rawan kecelakaan. Begitu pula dengan sistem transportasi publik dan simpul-simpul transportasi lainnya yang belum sepenuhnya dapat melayani para pengguna dan mengakomodir kebutuhan masyarakat sepenuhnya.

PETA 3. TATA GUNA LAHAN SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya tahun 2010 yaitu seluas 13.786.478 Ha, DI DOMINASI OLEH SAWAH. Kawasan terbangun ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Metropolitan Cirebon Raya. Kawasan terbangun ini sebagian besar mengikuti infrastruktur jalan yang ada di Metropolitan Cirebon Raya.

PETA SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Penggunaan lahan di Metropolitan Cirebon Raya tahun 2010 yaitu seluas 13.786.478 Ha. Kawasan terbangun ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Metropolitan Cirebon Raya. Kawasan terbangun ini sebagian besar mengikuti infrastruktur jalan yang ada di Metropolitan Cirebon Raya.

4. PERMUKIMAN SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Jumlah rumah yang tersedia di Metropolitan Cirebon Raya dihitung berdasarkan persentase jumlah rumah di Jawa Barat. Jumlah rumah di Jawa Barat sebesar 75,67% dari jumlah rumah tangga di Jawa Barat, sehingga didapatkan angka sebesar 8.133.251 rumah. Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, maka jumlah backlog perumahan akan terus bertambah pula. Sementara itu, lahan untuk pengembangan perumahan semakin terbatas. Dengan demikian, perumahan baru harus dikembangkan secara vertikal untuk meminimalisasi penggunaan lahan. Selain itu, dapat dilakukan pula redevelopment pada beberapa kawasan perumahan yang tidak tertata dengan baik, misalnya permukiman kumuh dan padat. Dengan penataan kembali menjadi perumahan vertikal, maka akan tersedia lahan untuk perumahan yang lebih banyak sehingga dapat mengatasi backlog perumahan.

5. PRASARANA SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Kebutuhan Air Bersih: Sistem penyediaan air bersih merupakan salah satu infrastruktur penunjang Perumahan dan Permukiman. Infrastruktur ini memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup penduduk yang mendiami suatu kawasan perumahan dan permukiman. Selain perhitungan kebutuhan air pada tahun 2010, dilakukan pula prediksi kebutuhan air bersih pada tahun 2010, 2020, dan 2025 dengan menggunakan standar kebutuhan air bersih menurut Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu sebanyak 160 liter/hari.

ISU METROPOLITAN CIREBON SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN ISU METROPOLITAN CIREBON Transportasi Kemacetan, ruas jalan yang sering mengalami kemacetan yaitu jalan pantura yang menghubungkan Metropolitan Cirebon Raya dengan wilayah lain di bagian utara dan barat. Infrastruktur permukiman Jumlah backlog perumahan akan terus bertambah pula. Sementara itu, lahan untuk pengembangan perumahan semakin terbatas. Dengan demikian, perumahan baru harus dikembangkan secara vertikal untuk meminimalisasi penggunaan lahan. Selain itu, dapat dilakukan pula redevelopment pada beberapa kawasan perumahan yang tidak tertata dengan baik, misalnya permukiman kumuh dan padat. Dengan penataan kembali menjadi perumahan vertikal, maka akan tersedia lahan untuk perumahan yang lebih banyak sehingga dapat mengatasi backlog perumahan. Kebutuhan Air Perlu adanya penyediaan dan pemeliharaan air bersih yang lebih baik lagi, termasuk pencarian sumber air bersih alternatif lainnya, sehingga segala kebutuhan air, termasuk kebutuhan untuk perumahan dan permukiman dapat terpenuhi dengan baik.

ISU METROPOLITAN CIREBON SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN ISU METROPOLITAN CIREBON Kebutuhan Infrastruktur Pengelolaan Sampah Dibutuhkan pengelolaan sampah yang baik di tingkat lokal maupun regional. Selain itu, diperlukan juga penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih memadai seperti penyediaan gerobak sampah atau bak sampah kecil di tingkat RW, penyediaan gerobak sampah atau bak sampah besar di tingkat kelurahan, dan seterusnya, serta pemanfaatan yang lebih efektif TPS dan TPA yang telah tersedia Kependudukan / IPM Sebagian besar kabupaten/kota di Metropolitan Cirebon Raya memiliki IPM yang lebih rendah dibandingkan dengan IPM Jawa Barat, yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan, sementara hanya Kota Cirebon yang memiliki IPM lebih tinggi dari rata-rata IPM Jawa Barat. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena IPM mempengaruhi tingkat daya saing Metropolitan Cirebon Raya baik dalam lingkup Jawa Barat maupun Indonesia dan Internasional

Sekda Provinsi dan Sekda kab/kota dan unsur pemangku kepentingan SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN 1. DEWAN METROPOLITAN DAN PUSAT PERTUMBUHAN JAWA BARAT Ketua Ketua harian Wakil ketua Anggota Gubernur Wakil Gubernur Bupati/walikota Sekda Provinsi dan Sekda kab/kota dan unsur pemangku kepentingan

SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Badan -MP2JB

Kelembagaan Pengelolaan Pembangunan MP2JB Perda 12 tahun 2014 Pasal 11 SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Kelembagaan Pengelolaan Pembangunan MP2JB Perda 12 tahun 2014 Pasal 11 Kelembagaan Fungsi 1 Dewan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan Jawa Barat Kebijakan strategis 2 Badan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan Jawa Barat (B-MP2JB) Kebijakan Operasional 3 Korporasi Pembangunan MP2JB Pelaksanaan Program

Saran Kelembagaan Kelembagaan Pengelolaan Pembangunan MP2JB SEJARAH GAMBARAN UMUM KELEMBAGAAN Saran Kelembagaan Kelembagaan Pengelolaan Pembangunan MP2JB berdasarkan UU 23/2014 Kelembagaan Dasar Hukum 1 Dewan/Forum Kepala Daerah untuk Pembangunan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan Jawa Barat Kesepakatan Bersama 2 Sekretariat Bersama Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan Jawa Barat (B-MP2JB) Kesepakatan Bersama + Perda Masing-masing Daerah 3 Pelaksanaan Pembangunan MP2JB oleh masing-masing dinas/badan di daerah Keputusan Dewan + Perda Masing-masing Daerah