ASKEB NEONATAL KELOMPOK II ATRESIA ANI
A. Definisi Atresia ANI Atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan.
Patofisiologi Atresia ANI Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik, sehingga anus dan rektum berkembang dari embrionik bagian belakang. Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang merupakan bakal genitourinari dan struktur anorektal. Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan pada kanal anorektal. Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan dan perkembangan struktur kolon antara 7-10 minggu dalam perkembangan fetal.
Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina. Tidak ada pembukaan usus besar yang keluar melalui anus sehingga menyebabkan fekal tidak dapat dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi. Putusnya saluran pencernaan dari atas hingga daerah dubur, sehingga bayi baru lahir tanpa lubang anus.
C. Penyebab Atresia ANI Karena kegagalan pembentukan anus Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur hingga bayi tidak anus Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani
Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum Genetik dan abnormalitas kromosom Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus
D. Tanda dan Gejala Atresia ANI 2. Pada bayi wanita sering ditemukan buang air besar feses keluar dari (vagina), Sedang pada bayi laki-laki dapat terjadI diuretra 1. Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir 3. Mekonium tidak keluar dalm 24 jam pertama setelah kelahiran
4. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi 5. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah 4. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi 6. Perut kembung 4-8 jam setelah lahir 7. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam
E. Diagnosa Atresia ANI c. Ultrasound terhadap abdomen b. Sinar X terhadap abdomen Pemeriksaan radiologis e. CT Scan dan rontgen f. Pemeriksaan fisik rektum d. Pyelografi intra vena
F. Pengobatan Atresia ANI 1. 2. Aksisi membran anal (membuat anus buatan) Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 3 bulan dilakukan korksi sekaligus (pembuat anus permanen)
G. Penatalaksaan 1. Atresia ani tipe rendah 2. Atresia ani tipe tinggi. Indikasi: jika pada pemeriksaan tidak dijumpai sfingter ani internus dan usus berakhir di sebelah proksimal musculus puborektalis. Jika dalam pemeriksaan masih dijumpai sfingter ani internus dan eksternus serta usus bagian dorsal masih melewati musculus levator ani
Kesimpulan Atresia anus artinya anus tidak ada atau tidak berada pada tempatnya.Atresia anus merupakan kelainan dalam perkembangan bayi saat masih dalam kandungan, penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga factor genetic sedikit berperanan.diagnosis dibuat segera setelah bayi dilahirkan (rutinitas/SOP, dimana tiap bayi baru lahir diperiksa anusnya ada atau tidak,trsumbat atau tidak. Namun demikian terjadi juga keadaan ini tidak terdeteksi, dan baru diketahui setelah bayi tidak bias BAB dan terlihat gejala sumbatan diusus. Untuk memastikan jenis atresia dan posisinya pastinya, dilakukan pemeriksaan ronsen plus zat kontras. MRI atau CT Scan dan juga bisa menentukan jenis dan ukuran atresia.
Terima Kasih