Konsep Asuhan Keperawatan Klien dengan GGA 0LEH Ns. Nunung Ernawati, MKep
1. GGA Yaitu suatu sindroma klinis ditandai dg penurunan mendadak laju filtrasi glomerulus rate (GFR) umumnya dihubungkan azotemia dan penurunan jumlah urine {oliguria / anuria}, bersifat reversible jika ditangani dengan adekuat
Penyebab GGA Pre renal: hipovolemi, syock sepsis/anafilatik , diare, luka bakar, penurunan curah jantung, obstruksi pembuluh darah ginjal bilateral dll. Renal: trauma langsung pada ginjal, reaksi transfusi (DIC), HT maligna, iskemia, autoimuns, ATN, glomerulonefritis, batu ginjal, trombotik mikro angiopati, leptospirosis. Post renal : obstruksi kandung kencing, obstruksi ureter bilateral, dll.
Anatomi ginjal
Manifestasi klinis Menurut smeltzer (2002) ada 4 tahapan klinis GGA yaitu; Periode awal; awitan awal diakhiri dengan oliguria Periode oliguria; vol. urine < 400cc/24jam disertai peningkatan kosentrasi serum dari substansii yang biasanya diekskresikan oleh ginjal ( urea, kreatinin, kalium dan magnesium) Periode diuresis; pasien menunjukan peningkatan jumlah urine disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus Periode penyembuhan; tanda perbaikan fungsi ginjal, berlangsung 3-12 bulan, nilai laborat berangsur2 normal
Pengobatan GGA Konservatif : - nutrisi - keseimbangan cairan - hiperkalemia - asidossis metabolik - pengobatan infeksi Aktif : dialisis
Indikasi dialisis pd GGA Uremia : kejang, mual, dan muntah2, perikarditis. Hiperkalemia : K > 6,5 mmol / L. Kelebihan cairan : kelebihan cairan yg resisten thd diueretik terutama odema paru. Asidosis metabolik: PH < 7,2 , pengobatan dg natrium bicarbonat tidak ditoleransi , karena kelebihan cairan
Data dasar Pengkajian : Identitas Jenis kelamin : pada pria mungkin disebabkan hipertropi prostat, wanita akibat ISK berulang dan HPP Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan utama tidak bisa kencing, kencing sedikit dengan atau tanpa keluhan lainnya, nyeri, Rx syock, demam atau gejala dari penyakit yang ada sebelumnya
Riwayat penyakit sekarang Pengkajian ditujukan pada predisposisi etiologi penyakit prerenal dan renal Tanyakan berapa lama keluhan penurunan jumlah urine output, apakah penurunan urine tsb ada hubungannya dengan predisposisi penyebab, HPP, diare, muntah berat, luka bakar, rwyt mendptkan transfusi, konsumsi NSAID &/ AB, trauma ginjal
Riwayat Penyakit Dahulu Adanya penyakit infeksi, kronis atau penyakit predisposisi terjadinya GGA serta kondisi pasca akut Rwy pemakaian obat2 masa lalu dan rwyt alergi Pola kebutuhan Pernafasan : fetor uremik, pernafasan kusmaul, friction rub (+), RR meningkat Sirkulasi Tanda : Hipotensi/hipertensi, disaritmia jantung, nadi lemah/halus, hipotensi orthostatik (hipovolemia), hipervolemia (nadi kuat), oedema jaringan umum, pucat, kecenderungan perdarahan, peningkatan tekanan darah kesadaran :penurunan status kesadaran, kosentrasi, status mental, klien berisiko kejang efek sekunder akibat gg. Elektrolit, kram otot, sakit kepala
POLA KEBUTUHAN Eliminasi Gejala : Perubahan pola kemih : peninggkatan frekuensi, poliuria (kegagalan dini) atau penurunan frekuensi /oliguria (fase akhir), disuria, ragu-ragu berkemih, dorongan kurang, kemih tidak lampias, retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi), abdomen kembung, diare atau konstipasi, Riwayat Hipertropi prostat, batu/kalkuli Tanda : Perubahan warna urine menjadi lebih pekat/gelap, merah, coklat, berawan, Oliguria ( biasanya 12-21 hari); poliuria (2-6 l/hari)
Aktivitas dan istirahat Gejala : keletihan, kelemahan, malaise Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus
Lanjutan.. Makanan/cairan Gejala : Peningkatan berat badan (edema), penurunan berat badan (dehidrasi), mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati, riwayat penggunaan diuretik Tanda : Perubahan turgor kulit/kelembaban, edema
Neurosensorik Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang. Tanda : Gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilanggan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran (azotemia, ketidak seimbangan elektrolit /asam /basa); kejang, aktivitas kejang
Nyeri / Kenyamanan Gejala : nyeri tubuh, sakit kepala Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah
Pernafasan Gejala : Nafas pendek Tanda : Tachipnoe, dispnoe, peninggkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan (kussmaul), nafas amonia, batuk produktif dengan sputum kental merah muda (edema paru)
Keamanan Gejala : ada reakti tranfusi Tanda : Demam (sepsis, dehidrasi), petechie, echimosis kulit, pruritus, kulit kering
Penyuluhan/Pembelajaran Gejala : Riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urinarius, malignansi, riwayat terpapar toksin, obat nefrotik dengan penggunaan berulang, riwayat tes diagnostik dengan kontras radiografik. Kondisi yang terjadi bersamaan : tumor sal kemih; sepsis gram negatif, trauma/cidera, perdarahan, DM, gagal jantung/hati.
Rencana Pemulangan : Memerlukan bantuan pemilihan obat, pengobatan, suplai, transport, tugas pemeliharaan
Pemeriksaan Diagnostik Urine Volume , 400 ml/24 jam, terjadi 24-48 jam setelah ginjal rusak Warna kotor, sedimen kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, Myoglobin. Porfirin. Berat jenis < 1,020 menunjukkan penyakit ginjal, contoh Glumerulo nefritis, pyelonefritis demam kehilangan kemampuan untuk memekatkan, BJ 1,020 menunjukkan kerusakan ginjal berat. pH Urine > 7,00 menunjukkan ISK, NTA dan GGK. Creatinin clearance : mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan creatinin serum meningkat secara bermakna Natrium biasanya menurun, tetapi dapat lebih dari 40mEq/L bila ginjal tidak mampu mengabsorbsi natrium Bikarbonat meningkat bila ada asidosis metabolik
Darah Hb menurun/tetap, SDM sering menurun, pH kurang dari 7,2 (asidosis metabolik) dapat terjadi karena penurunan fungsi ginjal untuk mengekresikan hidrogen dan hasil akhir metabolisme. BUN/Kreatinin sering meningkat dengan proporsi 10 : 1. Osmolaritas serum lebih dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan urine. Kalium meingkat sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan selular (asidosis) atau penggeluaran jaringan (hemolisis SDM). Natrium biasanya meninggkat. PH, Kalsium dan bicarbonat menurun. Clorida, Magnesium dan Fosfat meningkat.
Pemeriksaan lain USG; menentukan ukuran ginjal dan massa kista, obstruksi sal kemih atas. MRI ; memberikan informasi tentang jaringgan lunak EKG; : mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa
Diagnosa keperawatan px GGA Perubahan Volume Cairan : Berlebih s.d Retensi air Resiko tinggi untuk Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan b.d pembatasan diet, peningkatan kebutuhan metabolik Tidak efektifnya pola nafas b/d edema pulmonal Resiko infeksi b/d prosedur invasif dan over load cairan Defisit vol. Cairan b.d fase diuresisi ginjal Aktual/resiko penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas jantung
Aktual/resiko terjadinya aritmia b Aktual/resiko terjadinya aritmia b.d konduksi ellektrikal yang abnormal sekunder terhadap hiperkalemia Aktual/resiko terjadinya kejang b.d kerusakan hantaran saraf sekunder terhadapp abnormalitas kdr elektrolit dan ureum Kecemasan b.d krisis /ancaman perubahan kondisi tubuh Intoleransi aktivitas b.d penurunan tonus otot
DX 1 Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai dengan nilai laboratorium dalam batas normal, px tdk memperlihatkan tanda-tanda kelebihan cairan yg ditandai dg tdk adanya oedem,
INTERVENSI Awasi Nadi, Tensi Catat Intake dan Output akurat Awasi BJ Urine Kaji adanya oedema Auskultasi bunyi paru/jantung Kaji tingkat kesadaran Kolaborasi Pemeriksaan lab : BUN, Creat, Nartium dan Cratinin Urine, Na serum, K serum, Hb/Ht Berikan/batasi cairan sesuai indikasi
Lanjutan… Berikan diuretik, manitol [bila perlu] Berikan obat ant hipertensi
Dx 2 Tujuan : Mempertahankan berat-badan seperti yang diindikasikan situasi individu,bebas oedema
INTERVENSI Kaji/catat masukan diet Berikan makanan sedikit dan sering Berikan daftar makanan yang diizinkan Tawarkan perawatan mulut ,berikan permen karet Timbang BB tiap hari Kolaborasi awasi BUN, Albumin: serum, Na & K
LANJUTAN… Konsul dengan ahli gizi Berikan tinggi kalori, rendah/sedang protein
DX. 3 TUJUAN; mempertahankan pola nafas yg efektif ; bunyi nafas bersih, tdk mengalami tanda dispnea/sianosis
Intervensi Monitor frekuensi pernafasan Auskultasi paru ; perhatikan adanya bunyi nafas ronki Tinggikan kepala tempat tidur Tingkatkan latihan nafas dalam dan batuk Kolaborasi; pemberian O2, pemberian bikarbonat bila ada sianosis, pemeriksaan GDA
Dx 4 TUJUAN ; pasien tidak menunjukkan tanda –tanda infeksi ditandai dg suhu tubuh normal
INTERVENSI Pertahankan tehnik aseptik dlm pengambilan darah, pemasangan infus dan kateter Monitor tanda-tanda infeksi Berikan perawatan kateter rutin, tingkatkan perawatan perineal Kaji integritas kulit Kolaborasi ;pemberian antibiotik bila perlu.