PENGGOLONGAN ANTIMIKOTIKA A. Antibiotika Griseofulvin, Amfoterisin B, Nistatin, Natamisin B. Derivat imidazol Mikonazol, Ketokonazol, Klotrimazol, Bifonazol, Ekonazol, Isokonazol, Tiokonazol C. Derivat triazol Flukonazol, Itrakonazol, Terkonazol D. Asam-asam organis Asam benzoat, Salisilat, Propionat, Kaprilat, dan Undesilinat E. Lainnya Terbinafin, Tolnaftat, Haloprogin, Naftifin, Sikopiroks, Selensulfida, dan Pirition
EFEK SAMPING Griseofulvin sakit kepala,urtikaria, fotosensitasi, gangguan hati. Ringan dan jarang terjadi Amfoterisin B yang terpenting adl nefrotoksis Nistatin pada dosis tinggi → mual, muntah
Natamisin Penggunaan lokal → iritasi kulit dan mukosa Mikonazol iritasi, alergi dan rasa terbakar di kulit Ketokonazol mual, muntah, diare, nyeri kepala,pusing, gatal2 dan exanthema, hepatotoksis, terganggunya produksi sperma, dan impotensi Itrakonazol gangguan fungsi hati dan ginjal
DERMATOMIKOSIS Kutu air (athlete’s foot, Tinea pedis) terapi : krem mikonazol atau ung.Whitfield (benzoat 5 %, salisilat 5 %). Kasus parah : griseofulvin atau ketokonazol per oral Kutu kapur (‘ram’s horn nail’) terapi : terbinafin atau grisofulvin per oral
Panu (Pityriasis versicolor) terapi : lar salisilat 5-10 %, krem mikonazol/ketokonazol Ketombe (dandruff, pityriasis capitis ) terapi : selensulfida 2,5 %, seng pirithion 2 %, piroctoneolamin, gel ketokonazol Candidiasis mulut (sariawan) terapi : flukonazol peroral, itrakonazol atau ketokonazol peroral, susp nistatin atau tablet isap amfoterisin
Candidiasis Vagina (vaginitis) terapi : mikonazol, klotrimazol dan ketokonazol ovula, itrakonazol, ketokonazol, flukonazol per oral Candidiasis kulit terapi : krem mikonazol atau ketokonazol Candidiasis sistemis terapi : ketokonazol atau itrakonazol obat alternatif asam kaprilat