FILSAFAT PENDIDIKAN BEHAVIORISME Unit 11
Aliran psikologi behaviorisme berdasar pada proposisi bahwa semua tindakan, pikiran, perasaan adalah suatu perilaku (behavior). Semua teori harus memiliki dasar yang dapat diamati atau dialami. Behaviorisme disebut juga teori belajar (learning theory).
Pelopornya adalah Gage dan Berliner yang menyatakan bahwa hasil belajar / pengalaman adalah perubahan tingkah laku. Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang memengaruhi teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran, yang dikenal dengan aliran behavioristik.
Teori ini menggunakan model hubungan antara stimulus dan respons (S-R bond), yang mendudukkan pebelajar sebagai individu yang pasif. Respons tersebut adalah hasil dari proses pembiasaan. Munculnya perilaku akan semakin kuat jika diberi penguatan dan akan hilang jika diberi hukuman.
Behaviorisme diilhami oleh penelitian Pavlov yang menggunakan anjing. Di AS, pelopornya adalah Burrhis Skinner, tokoh empirisme radikal, yang meyakini bahwa kegiatan mentak itu tidak ada, hanya perilaku saja. Skinner mengubah teori Pavlov, dari classical conditioning menjadi operant conditioning.
Satu stimulus dalam classical conditioning menghasilkan satu respons yang linear; satu atau lebih stimulus dalam operant conditioning menghasilkan satu atau lebih respons secara selektif. Belajar merupakan akibat interaksi antara stimulus dan respons (Slavin, 2000): stimulus adalah input dan respons adalah output.
Aktor lain yang penting adalah adanya reinforcement (penguatan), yangmungkin positif atau negatif yang menghasilkan respons yang semakin kuat. B.F.Skinner
Teori Behavioristik dalam Pembelajaran Pengaruh aliran ini adalah penekanan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Respons yang diinginkan dapat dicapai dengan cara drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku semakin kuat jika diberikan penguatan.
Pembelajaran yang berdasarkan teori behaviorisik mensyaratkan bahwa pengetahuan adalah objektif, pasti, ajeg, dan tidak berubah. Konten kurikulum harus tersusun rapi mulai dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks. Murid harus mempunyai pemahaman yang sama seperti yang diajarkan guru.
Murid dianggap sebagai objek pasif yang harus diberi motivasi dan penguatan, yang dilakukan secara terus-menerus. Evaluasi berdasarkan hal-hal yang dapat diamati dan mengesampingkan hal-hal yang tidak nampak (mentalitas).
Proses pembelajaran kurang memberikan kebebasan bagi murid untuk berkreasi, bereksperimentasi, dan mengembangkan kemampuannya. Sistem pembelajaran bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus-respons, sehingga seperti mesin / robot.
Kegagalan dalam belajar diberi hukuman, dan keberhasilan diberi hadiah. Ketaatan pada aturan sebagai penentu keberhasilan belajar. Tujuan pembelajaran ditekankan pada penambahan pengetahuan dan pengungkapan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dengan tes.
Selesai