“Ternyata Bermacam-macam” Selasa, 1 Maret 2016 KELOMPOK 22 PEMICU 1 BM 3 “Ternyata Bermacam-macam” Selasa, 1 Maret 2016
Kelompok 22 Tutor : dr Frans Ketua :Erwin Dipraja (405150046) Sekretaris :Elvina Liniarto (405150045) Anggota kelompok : Annisaa Nurrahma Ardyati ( 405140124 ) Maria Meilani Christina ( 405140127 ) Yunita Halim ( 405140132 ) Nadya Chairani ( 405140151 ) Dzuhri Al Okta ( 405140187 ) Vania Nindy Shafira (405150042 ) Elvina Liniarto ( 405150045 ) Erwin Dipraja ( 405150046 ) Nila Ijma Septiana ( 405150053 ) Gregorius Steven ( 405150113 ) Cindy Putri ( 405150147 )
Kompetensi blok Mengetahui definisi dan jenis-jenis infeksi dan mekanisme terapi, serta tata cara pengambilan, penyimpanan, pengiriman, dan pemeriksaan spesimen.
Mata Kuliah Penunjang Modul Entomologi Kedokteran Pengantar Antimikroba Patologi klinik Mikrobiologi
Pemicu 3 Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam dan sakit menelan sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan suhu tubuh 37.5ᵒC, lidah tampak berselaput putih, tonsil membesar dan hiperemis. Untuk mengetahui penyebab penyakitnya, dokter mengirim pasien ke laboratorium untuk pemeriksaan usap tenggorok dan selaput lidah. Pasien langsung berpikir, ternyata bahan pemeriksaan labolatorium dapat bermacam-macam sesuai dengan keluhannya. Apa yang dapat dipelajari dari skenario di atas? Dari mana saja bahan pemeriksaan (spesimen) labolatorium dapat diperoleh?
Learning Objective MMM definisi dan penyebab infeksi MMM patofisiologi infeksi MMM penggolongan dan mekanisme terapi MMM pemeriksaan, pengambilan, pengiriman, penyimpanan (feses, sputum, kerokan kulit) dan hasil interpretasi
MMM definisi dan penyebab infeksi LO 1 MMM definisi dan penyebab infeksi
DEFINISI INFEKSI Infeksi → Invansi dan multiplikasi dari mikroorganisme di jaringan tubuh. (Kamus Kedokteran Dorland) Infeksi → berhubungan & berkembangbiaknya mikroorganisme dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya. (Zulkarnain Iskandar, 1998 ) Infeksi → Peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme (agen) di dalam tubuh pejamu (host). (Patologi UMUM 1 Sagung Seto) Penyakit Infeksi → Manifestasi klinik bila terjadi kerusakan jaringan dan atau fungsi bila reaksi radang / imun pejamu terpanggil. (Patologi UMUM 1 Sagung Seto)
Penyebab infeksi Bakteri Gram positive : Gram negative : Staphylococus : keracunan makanan, impetigo Streptococus : pneumonia / radang paru, meningitis Enterococus : eriteritis Listeria : listeriosis Bacillus : anthrax Gram negative : Salmonella : salmonelosis Escherichia : radang saluran cerna Shingadia : disentri Misseria : menginitis dan gonore Pseudomenas : infeksi luka bacok Vibro : vibrio colera Treponema : sirily
Virus DNA RNA Adenoviridae : Adenovirus Hepadnaviridae : hepatitis B Herpesviridae : HSV 1 dan 2, cytomegalivirus Poxviridae : vacuna virus, smallpox virus, manka pox Polyomaviridae : polyoma virus RNA Orthomyxoviridae : influenza type A, B, C Paramyxoviridae : parainfluenza virus Coronaviridae : coronavirus Rhabdoviridae : rabies virus, vascular somatik virus Reoviridae : rotavirus
MMM patofisiologi infeksi
Vektor penyakit protozoa Malaria: Anopheles Anopheles sundaicus, Anopheles barbirostris Tripanosomiasis Afrika Glossina morsitans, Glossina palpalis Tripanosomiasis Amerika Triatoma infestans, Rhodnius prolixus, Panstrongylus megistus Leishmaniasis Phlebotomus longipalpis Surra (E/ trypanosoma evansi) Tabanus striatus, Stomoxys calcitrans
Vektor penyakit cacing (filariasis limfatik) Filariasis malayi periodik Anopheles barbirostris, Anopheles niggerrimus Filariasis malayi subperiodik Mansonia devis, Mansonia uniformis Filariasis timori Anopheles barbirostris Filariasis bancrofti Culex quinquefasciatus, Culex bitaeniorhynchus, Aedes kochi, Anopheles
Vektor penyakit cacing (filariasis non limfatik) Onchocercosis Simulium damnosum, Simulium metallicum, Similium ochraceum Loaiasis Chrysops silacea, Chrysops dimidiata Acanthocheilonemiasis Culicoides austeni, Culicoides grahami Mansonellosis Culicoides furens, Culicoides paraensis
Vektor penyakit virus DHF Japanese B encephalitis Aedes aegypti, Aedes albopictus Japanese B encephalitis Culex tritaeniorhynchus, Culex gelidus Chikungunya dan Demam kuning Aedes aegypti
Vektor penyakit bakteri Sampar/ pes Xenopsylla cheopis, Pulex irritans, Neopsylla sondaica, Stivalius cognatus Tularemia Aedes Aegypti, Simulium sp., Chrysops discalis, Dermacentor silvarum, Dermacentor variabilis, Dermacentor silvarum, Amblyomma americanum, Diamanus montanus Antraks Tabanus striatus
Vektor penyakit reiteksia Demam semak/ scrub typhus Leptotrombidium akamushi, Leptotrombidium deliensis, Leptotrombidium fletscheri Q fever Amblyomma americanum, Dermacentor andersoni Epidemic typhus Pediculus humanus corporis Murine typhus/ Endemic typhus Xenopsylla cheopis, Xenopsylla astia, Nosopsyllus fasciatus
MMM penggolongan dan mekanisme terapi
Anti Jamur Sistemik : Flusitosin, Imidazol, Amfotericin B, Triazol, Terbinafin Topikal : Grisefulvin, Imidazol, Nistasin, Terbinafrin, Triazol, Tolnaftat. As. Benzoat, As. salisilat, As. undesilenat Haloprogin, Sifopiroksilamin
Kina&alkaloid sinkona Antelmintik: Mebendazol Pirantel pamoat Piperazin Levamisol Albendazol Tiabendazol dll Obat anti malaria: Klorokuin Pirimetamin Primakuin Kina&alkaloid sinkona Amubisid: Emetin Derivat 8-hidroksikuinolom Metronidazol & Tinidazol Klorokuin
Anti virus Non-retrovirus : Virus herpes Asiklovir, Gansiklovir, Foskarnet Virus Influenza Amantadin, Oseltamivir Virus HBV&HCV Lamivudin, Interferon
Anti virus Antiretrovirus: NRTI(Nucleoside reverse Transcriptase Inhibitor) Zidovudin, Didanosin NtRTI (Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor) Tenofovir NNRTI (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) Nevirapin, Efavirenz Protease Inhibitor (PI) Sakuinavir, Ritonavir Viral Entry Inhibitor Enfuvirtid, Bisiklam
Etiologi Anti-mikroba Dosis Lama pemakaian 1 E. coli Tidak memerlukan terapi 2 Clostridium perfringens spesifik 3 Staphylococcus aureus Kloramfenikol 4x500mg/hr - 4 Salmonella Ampisillin 4x1 gr/hr 10-14 hari Kotrimoksazol 2x2 tab Gol.kuinolon (siprofloksasin) 2x500mg 3-5 hari 5 Shigella Ampisilin 5 hari 6 Campylobacter jejuni Eritromisin 3x500mg/4x500mg 7 hari
LO 4 MMM pengiriman, pengambilan, penyimpanan, pemeriksaan (feses, sputum, kerokan kulit) dan hasil interpretasi
Pemeriksaan Pewarnaan gram Mikroorganisme yang diwarnai lebih mudah dikenali dan bakteri berwarna berbeda-beda berdasarkan perbedaan struktural dinding selnya Bakteri gram : Positive : merah, dinding sel tipis, dilapisi oleh membran luar yang mengandung lipopolisakarida Negative : ungu, dinding selnya tebal Membantu dokter memilih terapi antimikroba empiris yang sesuai karena banyak obat antimikroba yang secara selektif memiliki aktivitas terhadap bakteri
Pewarnaan orange akridin Minimnya kontras antara mikroorganisme gram negative dengan serat-serat berprotein dan debris sel gram negative Semua organisme tampak jelas tajam dengan latar belakang yang kontras Keunggulannya adalah apusan positive dapat diwarnai ulang dengan reagen-reagen pewarnaan gram Zat orange akridin diserap oleh mikroorganisme dan sel utuh, dan molekul-molekul zat warna terselip di dalm untai ganda DNA
Pemeriksaan tahan basa Pewarnaan Ziehl Neelsen Pewarnaan Kinyoun Pewarnaan Fluorokrom Modifikasi pewarnaan tahan basa Pemeriksaan parasit Tinja segar Setengah takaran berlapis lilin di tempat penyimpanan abis 30 menit langsung periksa (cair)
Swab tenggorok Swab nasofaring Faring harus jelas kelihatan harus ada peneranga atau cahaya yang baik Tekan lidah dengan spatel dan usaplah tenggorok tapi menyentuh lidah dan bagian dari dalam Gosok swab pada membran, bintik-bintik putih atau pada daerah yang meradang, sedikit ditekan dan dengan gerakan memutar pada swab Swab nasofaring Masukkan swab ke dalam hidung melalui lubang hidung sampai ketemu dinding faring, dengan hati-hati jangan dipaksa dengan keras
Kesimpulan Infeksi merupakan masuk dan berkembangnya virus, jamur, bakteri, dan lain-lain. Ketika infeksi terjadi maka akan secepatnya proses penyembuhan akan terjadi
Saran Lakukanlah pencegahan sebelum terjadi infeksi seperti meningkatkan kebersihan, memasak makanan atau minuman.
Daftar pustaka Himawan S, Pringgoutomo S, Tjarta A. Buku Ajar Patologi Umum. Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto, 2002. Robbins, S.L. & Kumar, V.1995. Buku ajar patologi I (4th ed.)(Staf pengajar laboratorium patologi anatomik FK UI, penerjemah). Jakarta: EGC. Sutanto I, dkk, editor. Parasitologi Kedokteran. Edisi IV Jakarta: FKUI, 2008. Gunawan Gan S, dkk, editor.Farmakologi dan Terapi. Edisi V Jakarta: FKUI, 2008.