Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA ANGGREK (Rosa chinensis)
A. Masalah sehubungan dengan pembukaan hutan di kawasan Lindung
TEKNIK PENGOLAHAN TANAH DAN PEMUPUKAN Dr
PEMBUATAN DAN PEMELIHARAAN PARIT
DEFINISI BENIH / BIBIT Dr
PENGELOLAAN TANAH PADA TANAMAN MELON
PENANAMAN POHON Sri Wilarso Budi R Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB
KACANG PANJANG.
LAND CLEARING DAN PERSIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
KONSERVASI LAHAN Usaha memanfaatkan lahan sesuai dengan kemampuannya dan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan kaidah konservasi agar tidak terjadi.
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
(Elaeis guinensis Jacq)
BANGUNAN PENGENDALI EROSI
PRODUKSI BENIH (BIJI).
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
Risqa Perdana Putra Tri Dhika Utami Yanuarika Alyun TS
Cover Crop dan Penanaman pada Kelapa Sawit
PEMBUATAN TERAS KONTUR DAN PEMANCANGAN TITIK TANAM
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
KELOMPOK TANI SUMBER TANI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
BREVET PEMANCANGAN RUMPUKAN
LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )
Membibitkan tanaman perkebunan dan penanaman tanaman perkebunan
GAHARU Teknik Pembibitan CUT RIZLANI KHOLIBRINA ASWANDI Oleh :
PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT.
Produksi Benih dan Pembibitan Kelapa Sawit
KONSERVASI TANAH DAN AIR SECARA MEKANIK
*) Klik di kotak untuk membuka slide
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
KONSERVASI TANAH.
Pascapanen Cabe Teknologi Penanganan Pascapanen AET 303
PENYEBAB BANJIR Perbedaan elevasi (ketinggian tempat) antara pusat kota dengan garis pantai sangat tipis, sehingga aliran air hujan di permukaan tanah.
Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
`AGROTEKNOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN`
MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN CARA SUSUAN
TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
PENGOMPOSAN KOMPOSTING.
MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN SAMBUNG
MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN CARA OKULASI
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
`AGROTEKNOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN`
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
`AGROTEKNOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN`
Faktor Utama pertumbuhan mangrove :
5.
PENYAKIT PADA TANAMAN KEBUN
DASAR-DASAR ILMU TANAH UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
Pengawetan (konservasi)Tanah
MULCH, SHADING NET & GREENHOUSE
KENDALA PADA PELAKSANAAN STS :
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
Bunga Krisan.
LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
PEMBIBITAN KOPI PUTRI LUKMANA SARI
BUDIDAYA KEDELAI (Glycine max L.)
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
Water Managemen System (WMS)
PENANAMAN POHON. Pendahuluan Kegiatan penanaman merupakan kegiatan inti dari budidaya hutan yang mencakup areal yang luas, memerlukan biaya yang besar.
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Andi Alamsyah Rivai, S.Pi., M.Si
TIM PENYUSUN MODUL AGRIBISNIS TANAMAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
BUDIDAYA GANYONG Ganyong merupakan tanaman tropis yang tidak manja tahan terhadap naungan, Dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim. tidak membutuhkan.
Biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup, seperti mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai.
Transcript presentasi:

Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Sutigno PT BHD

Perencanaan Kebun Kelapa Sawit

Survey Tinjau Informasi mengenai: Jalan masuk ke areal baru Sumber air yang cukup untuk pembibitan, pemukiman, dan pabrik kelapa sawit (PKS) Taksiran luas lahan yang mempunyai potensi masalah sosial

Survey Kesesuaian Lahan Mencakup: Peta dan data luas berdasarkan kelas kesesuaian lahan Peta luas kerangka berdasarkan tahapan penanaman disertai tanda batas di lapangan Peta kondisi vegetasi dan data taksiran luas hutan primer, sekunder, semak belukar, dan lalang Lokasi quari material penimbunan dan pengerasan jalan di areal konsesia baru

Master Plan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Pembentukan unit kebun berdasarkan luas areal konsesi baru yang akan dikelola Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan seluruh areal konsesi baru tersebut sampai tanaman menghasilkan Proyek produksi 10 tahun

Perencanaan Lokasi Sarana Penunjang Identifikasi terhadap lokasi yang sesuai untuk kantor, gudang dan tempat tinggal (emplasemen) Identifikasi terhadap lokasi yang akan digunakan untuk pembibitan: mempertimbangkan persyaratan lokasi pembibitan --- penyusunan rencana kerja dan biaya pembibitan Penentuan lokasi jalan masuk dengan mempertimbangkan hasil survey tinjau --- lahan jalan masuk dibebaskan (≥ 50 m) --- pembuatan parit pembatas di sepanjang sisi kiri dan kanan searah jalan

Peninjauan Lapangan dan Tata Batas Mempertimbangkan keperluan konservasi lahan, air, dan tingkat kesuburan lahan Pencapaian pertumbuhan dan produktifitas tanaman yang optimal

Tanah Mineral Pada areal miring dibuat teras Kemiringan curam (> 250) tidak direkomendasikan untuk ditanami Kemiringan Keterangan < 5 derajad Ditanam dengan jarak standar, tidak perlu teras atau tapak kuda 5 – 8 derajad Mekanika teras lebar minimal 2 m, dengan interval 35 m, tidak perlu tapak kuda, tanaman ditanam sesuai standar > 8 – 12 derajad Solum tanah dalam: lebar teras 4,5 m Solum tanah dangkal: lebar teras 4 m > 12 – 25 derajad Lebar teras minimal 3,5 m tergantung kondisi tanah serta kedalam solum tanah > 25 derajad Tidak direkomendasikan untuk ditanami

Tanah Mineral lanjutan … Kepastian kemiringan lahan harus diukur (clinometer) Pada areal teras, jalan dibuat terlebih dahulu sebelum pembuatan teras Keuntungan: Perbedaan level antara jalan dan teras dapat diminimalkan, memudahkan operasioanal dari jalan ke teras Level jalan dibuat lebih tinggi dari backslope teras agar air dari permukaan jalan mengalir dengan efektif ke bagian belakang teras supaya dapat dimanfaatkan oleh tanaman Mengurangi aliran permukaan di jalan, meminimalkan erosi sehingga biaya perawatan jalan dapat ditekan

Gambut dalam tidak direkomendasikan untuk ditanami Tanah Gambut Berdasarkan kedalam: gambut dangkal ( 0 – 1 m), sedang (1 – 3 m), dan dalam (> 3 m) Gambut dalam tidak direkomendasikan untuk ditanami Yang terpenting: saluran drainase Sistem drainase: main drain, collection drain, field drain Jenis Parit Lebar Atas (m) Lebar Bawah (m) Kedalaman Main drain 4 3 Collection drain 2,5 Field drain 1 0,75

Sistem Drainase

Pembukaan Lahan

Penyusunan Tata Ruang Jaringan jalan terutama penghubung ke luar dan masuk lokasi kebun Batas kebun Lokasi pembibitan Kondisi lahan: darat, rawa, bukit, sungai Rencana pembagian blok Penetuan main road dan collection road Rencana lokasi emplasemen dan bangunan lainnya Rencana lokasi PKS dan kantor

Rintisan Jalan di Tanah Mineral Desain jalan dibuat bersamaan dengan pembuatan blok Pembuatan jalan dengan buldozer (minimal tipe D 06) Pada main road (lebar 7 m) dan collection road (lebar 5 m) dibuat parit pada satu sisi badan jalan Pembentukan badan jalan dengan road greader Jalan yang dibentuk cembung pada bagian tengah badan jalan agar air cepat teratus Pemadatan badan jalan dengan road roller (compactor)

Rintisan Jalan di Tanah Mineral

Collection road Main road

Rintisan Jalan di Gambut Jalan dibuat dengan sistem tanggulan dengan membuat parit pada satu sisi jalan Design jalan dibuat bersamaan dengan pembuatan blok Penentuan sisi badan jalan yang akan dibuat parit harus ditetapkan satu arah berdasarkan pertimbangan lokasi rendahan yang dominan agar parit mampu mengalirkan air dengan lancar Pembukaan jalan dengan cara menggali parit pada satu sisi jalan menggunakan excavator dan tanah hasil galian ditimbunkan pada badan jalan Setelah timbunan tanah mengering, diratakan dengan buldozer dan selanjutnya dilakukan penimbunan dengan tanah mineral

Collection road Main drain = main road Collection drain = collection road

Pembuatan Parit di Blok Kebun Lahan Gambut Dibuat dengan perbandingan 1:4, 1 parit setiap 4 jalur tanaman Ukuran: 1 x 1 m, dibuat menggunakan excavator Tujuan: memperbaiki drainase lahan (water management) sehingga dapat tercipta kondisi yang idial bagi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit Dibuat di gawangan mati tepat ditengah antara 2 jalur tanaman

Pembuatan Parit di Blok Kebun Tanah Gambut

Pemadatan Jalur Tanam di Lahan Gambut (Compaction) Tujuan: pemadatan lahan agar lebih mampu menopang pertumbuhan tanaman kelapa sawit Pemadatan jalur tanam dilakukan dengan menggunakan trek excavator dan dilalui beberapa kali sampai padat Trek excavator diarahkan untuk melintas di jalur tanam dengan titik tanam sebagai as lintasannya Jalur tanam dilintasi sebanyak 2 x, dengan lebar 1 m

Pertanaman muda di gambut Pertanaman dewasa di gambut

Macam Lahan yang Dibuka Hutan Alang-alang Kebun tua Replanting

Hutan, Kebun Tua, dan Replanting Ekosistem stabil Daun gugur – menutup tanah – menahan pukulan hujan Akar – menahan tanah BO – humus – nutrisi tanaman Kebun BO dimasukkan rorak

Alang-alang Hutan ditebang – tidak dipelihara – tumbuh alang-alang Tanah kurus

Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua, dan Replanting Cara : manual, mekanis, kombinasi mekanis-manual Alat - manual : gergaji, kapak, parang, cangkul, bajak, garu Alat - mekanis : chainsaw, bulldozer, traktor

Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua, dan Replanting Secara Manual Pembabatan semak : parang Penebangan pohon: gergaji & kampak, dipilih pohon ekonomis lebih dahulu kemudian yang lain, arah tebang memperhatikan topografi Pembongkaran tonggak : kampak Pembakaran : daun, ranting dibiarkan mengering dibakar pada musim kemarau Pengendalian ilalang : manual, mekanis, kimia Pengolahan tanah : bajak,garu, cangkul Pembuatan lobang tanam : cangkul

Lanjutan ….. Pada lahan bekas kebun tua atau replanting, akar harus lebih bersih – mengurangi penyakit akar Pada lahan miring dibuat teras, saluran air, rorak atau penanaman menurut garis kontur Dilakukan penanamn tanaman penutup tanah dan pohon pelindung Jalan harus segera dibuat untuk akses ke dalam kebun

Pembukaan Hutan Cara Manual

Pembukaan Hutan Cara Mekanis Pembuatan jalan rintisan : bulldozer Penebangan pohon : chainsaw Perobohan pohon-pengumpulan kayu : bulldozer Pemotongan-perencekan : chainsaw Merumpuk cabang & ranting yang dipotong : traktor Pembakaran sisa-pohon Pegolahan tanah : traktor

Penebangan pohon dengan diameter diatas 10 cm menggunakan kampak atau chainsaw. Tinggi penebangan tergantung pada diameter batang Diameter batang (cm) Maksimum tinggi penebangan (cm) >10 - 15 16 - 30 31 - 75 76 -150 > 150 15 25 50 100 Ditebang pada batas antara akar penguat dengan batang utama

ARAH PENUMBANGAN & ARAH TUMBANG KAYU Arah tumbangan kayu

Cabang dan ranting yang dipotong dirumpuk memanjang arah Utara-Selatan (agar mendapat cahaya matahari maksimal→cepat kering). Jarak antar Rumpukan 50-100 m Secara periodik harus dikontrol dari gulma dan sumber hama seperti tikus dan oryctes serta penyakit seperti Ganoderma Alat yang digunakan : Traktor dan Gergaji

Pembukaan Hutan dengan Bulldozer

Pemotongan dengan Chainsaw

Pembakaran Hutan

Pembukaan Lahan Alang-Alang Dilakukan satu tahun sebelum tanam dengan cara : Manual : dibabat menggunakan parang Mekanis : dibajak dan digaru dengan menggunakan traktor atau buldozer Kimia : disemprot bahan kimia (sistemik) dengan konsentrasi 0,12%

Manual pada alang-alang

Mekanis pada alang-alang

PERSIAPAN LAHAN

Yang perlu diperhatikan? Konservasi : lahan dengan kemiringan > 100 Mekanis : teras (sengkedan), rorak (lobang penampung air hujan), saluran drainase, tanggul, cek dam Biologis : barisan tanaman (Vetiver grass), penutup tanah, pohon pelindung

Kenapa lahan dengan kemiringan > 100 ? Tidak seluruh curah hujan dapat berinfiltrasi masuk ke dalam tanah Terjadi aliran permukaan, agar tidak merusak – konservasi lahan

Fungsi konservasi lahan Membantu pertumbuhan, pemeliharaan, dan panen yang efektif Meminimalkan erosi dan aliran permukaan Miningkatkan infiltrasi Menjaga dan mempertahankan kelembaban tanah Mengupayakan agar tanaman memperoleh cahaya secara cukup

Infiltrasi

Daur Hidrologi air permukaan aliran air tanah lapisan kedap air recharge air permukaan aliran air tanah lapisan kedap air

Tanpa Konservasi Lahan - Erosi

Akibat erosi Erosi = pengangkutan tanah ke tempat yang lebih rendah karena aliran air (daerah tropis) Erosi menghilangkan lapisan tanah atas yang subur, tersisa tanah lapisan bawah yang kurang subur Hasil tanaman lebih rendah Bencana alam (Banjir, tanah longsor)

Fungsi Pembuatan Teras Mengurangi aliran permukaan air (Run-off) yang akan mengurangi bahaya erosi Memperbesar daya infiltrasi dan penyimpanan air tanah (meningkatkan efektivitas pemupukan) Memudahkan pemeliharaan tanaman Sebagai tempat penaburan pupuk

Macam teras Ada tiga macam teras : teras bangku, teras gulud dan teras individu Teras bangku : teras yang dibuat memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah membentuk susunan seperti tangga, dibuat sedikit miring ke dalam agar air lebih banyak meresap. Tebing teras ditanami rumput, bibir tebing ditanami tanaman penguat teras. Teras bangku tidak cocok untuk tanah mudah longsor, jeluk dangkal dan lapisan bawah mengandung unsur racun tanaman

Teras Bangku Lokasi saluran drainasi Bagian teras sebelah dalam Bibir teras Tebing teras Lereng asli

Teras Gulud Dibuat dengan memotong lereng sesuai dengan kontur, dilengkapi dengan guludan dan saluran pembuangan Jeluk tanah dangkal, teras bangku tidak cocok Kemiringan < 150 Saluran drainasi di pinggir, sebelah dalam guludan

Teras Gulud Gulud Saluran drainasi Lereng asli

Teras Individu Teras yang dibuat dengan meratakan tanah di sekitar tanaman dengan garis tengah 1 – 1,5 m Dapat dibuat pada lereng > 45o Piringan teras dibuat sedikit miring ke dalam

Teras Individu Kemiringan asli Teras individu

Pembuatan Teras

Rorak: Galian yang dibuat di sebelah pokok tanaman untuk drainasi, menampung erosi dan menempatkan bahan/pupuk organik

Saluran dengan Rumput

Cek dam

Penentuan garis kontur Dengan theodolit Dengan selang berisi air dengan prinsip bejana berhubungan Dengan ondol-ondol (frame A) Dengan alat-alat tersebut ditentukan titik-ttik dengan tinggi tempat yang sama Dengan menghubungkan titik tersebut diperoleh garis kontur untuk membuat teras

Theodolit

Ondol-ondol

Produksi Benih dan Pembibitan Kelapa Sawit

Macam Perbanyakan Generatif: biji kelapa sawit hasil persilangan Dura x Pisifera Vegetatif: teknik kultur jaringan, sampai saat ini banyak kelemahannya yaitu terjadinya variasi somaklonal, bibit hasil kultur jaringan memiliki potensi membentuk buah mantel cukup tinggi (partenokarpi) per TBS, potensi buah tidak jadi juga cukup tinggi per TBS, sehingga randemen CPO per TBS rendah Sampai saat ini, teknik perbanyakan yang banyak diterapkan adalah secara generatif menggunakan biji kelapa sawit

Produksi Benih Kelapa Sawit

Tahapan Kegiatan Produksi benih Kegiatan di lapangan Kegiatan di pabrik Analisa tandan

Kegiatan di lapangan Persiapan polen

Serah terima polen

Bagging (penyungkupan)

Crossing (persilangan)

Bag removal

Panen/harvesting

Pengangkutan hasil panen ke SPU

Kegiatan di SPU Penerimaan tandan benih dari lapangan

Chopping

detaching

scrapping

Pencucian benih

Penghitungan jumlah benih per tandan dan sortasi

Cold storage Tujuan: untuk menunda proses perkecambahan (optimum 30-90 hari)

Hot room (T = 39-41oC ) Tujuan: untuk mematahkan dormansi benih setelah disimpan dalam cold storage

Germinasi

Dark room Tujuan: untuk memperlambat pertumbuhan kecambah sebelum kecambah tersebut dikirim

packing Kecambah dalam kantong-kantong plastik ditempatkan pada kardus berukuran sedang (isi 18 kantong), 1 kantong plastik berisi 200 kecambah

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

Tujuan Pembibitan Untuk menghasilkan bibit kelapa sawit berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai dengan kebutuhan tahapan penanaman

Syarat Lokasi Pembibitan Air tersedia cukup, bermutu baik, bersih, pH minimum 4 (cukup untuk mengairi minimal 80.000 l/ha/hari) Lokasi datar, berdrainase baik, tidak terkena banjir Tersedia top soil dalam jumlah yang cukup untuk pengisian polibag Aman dari segala macam gangguan, termasuk pohon tinggi di sekitar lokasi pembibitan

Penghitungan Luas Lokasi Pembibitan Umur bibit siap tanam yang optimum 11 – 13 bulan Jarak tanam antar polibag 90 x 90 x 90 cm, segitiga sama sisi 1 ha tempat pembibitan dapat menampung 12.000 bibit

Persiapan Lahan dan Kegiatan Pembibitan Pembersihan lahan Lahan dilengkapi dengan instalasi air dan irigasi Jaringan jalan untuk pengangkutan benih ke tempat pembibitan maupun bibit ke lokasi penanaman Sistem pembibitan yang dipakai: 2 tahap (pre nursery dan main nursery)

PEMBIBITAN Persiapan pembibitan Pembibitan Awal Pembibitan Utama

Sistem irigasi Tujuan: untuk menjamin bahwa masing-masing polibag bibit memperoleh air yang cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan optimal Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation) Untuk keperluan pengabutan air irigasi diperlukan tekanan yang berasal dari pompa air (20 HP @ 1.250 rpm untuk luasan pembibitan sampai dengan 15 Ha; 35 HP @ 1.300 rpm untuk luasan > 15 Ha s/d 25 Ha)

Kebutuhan Kecambah per Ha Kerapatan Tanam per Ha Kebutuhan Kecambah per Ha 128 – 130 182 136 190 148 207 160 224

Lanjutan Permintaan kecambah/kebutuhan kecambah disesuaikan dengan kerapatan tanam, perkiraan afkir selama pembibitan sebanyak 30%, dan ditambah kebutuhan bibit untuk keperluan penyisipan sebanyak 10% dari total kebutuhan bibit

Pre-Nursery

Tujuan Memberikan waktu lebih longgar untuk membuat persiapan areal pembibitan dan mempersempit tempat pemeliharaan bibit selama 3 bulan pertama atau memiliki 4-5 helai daun untuk memudahkan pemeliharaan yang optimal

Ukuran Polibag 0.075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat (setelah diisi akan berdiameter 10 cm dan tinggi 17,5 cm) Berwarna hitam Diberi lubang perforasi, jarak antar lubang 5 cm x 5 cm Letak lubang dimulai dari tengah kantong plastik bagian bawah

Media Tanam Top soil dari tanah mineral (kedalaman 20-30 cm) dengan tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut Media diayak dengan saringan 1 cm x 1 cm untuk mencegah masuknya gumpalan-gumpalan tanah, bersih dari sampah dan kotoran lainnya Media dicampur dengan rock phospate (50 kg untuk setiap 2 m3 tanah atau 1000 polibag)

Cara Pengisian Polibag Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polibag harus sudah diisi tanah dalam jumlah cukup Guncang polibag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai ketinggian 1 cm dari bibir polibag Polibag disiram air setiap hari sampai tanah jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi kembali dengan tanah apabila diperlukan

Penempatan dan Penyusunan Polybag Persiapan bedengan dengan lebar 120 cm dan panjang menyesuaikan dengan kondisi areal (10-15 m), jarak antar bedengan 70 cm Tanah bedengan ditinggikan 5 cm dengan mengikis tanah dari area antar bedengan, sehingga air tidak menggenangi bedengan saat hujan Dipasang papan lebar 10 cm atau bambu di sepanjang pinggir bedengan untuk menahan agar polibag tidak tumbang Polibag disusun secara rapat pada bedengan Dalam 1 bedeng, bisa diisi oleh 1200 s/d 1800 polibag

Perlakuan terhadap Kecambah Pada waktu penerimaan kecambah, peti diletakkan di tempat terlidung dari sinar matahari langsung Peti dibuka, setiap kantong berisi kecambah diperiksa Kantong dibiarkan terbuka selama beberpa menit untuk memungkinkan terjadinya pergantian udara Kecambah harus segera ditanam pada hari itu juga (saat penerimaan kecambah) Pada saat akan dilakukan penanaman kecambah, setiap kecambah harus diperiksa dan kecambah abnormal tidak boleh ditanam

Kecambah Siap Tanam Plumula Radikula Kecambah Normal

Lanjutan …. Kriteria Kecambah Abnormal: Belum jelas radicula (berwarna putih) dan atau plumula (berwarna kuning) Radicula atau plumula busuk Radicula dan plumula searah Adanya jamur Bentuk yang tidak normal atau rusak

Lanjutan Embrio yang sedang berkembang pada kecambah masih lemah dan harus diperlakukan dengan hati-hati Kecambah selalu ditempatkan dilokasi yang terlindungi dari sinar matahari langsung Apabila ditemukan kecambah yang plumulanya kembar, maka yang lemah harus dibuang dan kecambah dapat ditanam seperti biasa

Penanaman Kecambah Tanah pada polibag disiram sampai jenuh Kantong plastik berisi kecambah dibuka dengan hati-hati dan kecambah diletakkan di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Kecambah diseleksi dan dihitung Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radicula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan arah ke atas Kecambah ditanam pada kedalaman sekitar 2 cm di bawah permukaan tanah polibag Hindarkan penanaman kecambah yang terlalu dalam dan terbalik Polibag disiram sampai jenuh setelah penanaman kecambah Pemberian naungan di atas bedengan pre-nursery

Naungan Pada tahap awal pembibitan, harus diberi naungan Bibit dengan 2 daun, naungan dapat dikurangi 50% Bibit dengan 3 daun, naungan dihilangkan Luas naungan sebesar bedengan dengan tinggi 2 m

Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore, selama 30 menit atau setara dengan 6 mm curah hujan untuk setiap penyiraman Bila pada malam hari ada curah hujan > 10 mm, tidak perlu penyiraman pada keesokan harinya, dan penyiraman sore hari bergantung pada kelembaban tanah di polibag Bila pagi hari ada hujan > 10 mm, tidak perlu penyiraman pada pagi dan sore Bila ada genangan air yang bertahan di polibag setelah penyiraman, maka dibuat tambahan lubang polibag dengan cara menusuk polibag menggunakan bambu berdiameter 5 mm

Seleksi Bibit di Pre-Nursery Dilakukan pada umur 2 bulan dan pada saat transplanting Bibit yang diafkir harus dimusnahkan Bibit yang dipindahkan ke main nursery harus bibit yang benar-benar sehat Jumlah bibit afkir di pre nursery 8-10 % dari total bibit yang ditanam

Tata Cara Pelaksanaan Seleksi Bibit Mengangkat dan menyingkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan pemindahan bibit sehat ke main nursery Memusnahkan semua bibit afkir Mencatat dan melaporkan semua bibit yang diafkir

Ciri Fisik Bibit yang Diafkir Pucuk bengkok atau daun berputar: diakibatkan oleh penanaman kecambah yang dilakukan terbalik dan karena faktor genetik, dapat diketahui dari daun-daun yang tumbuhnya melengkung membentuk setengah lingkaran Daun lalang atau daun sempit: bibit tumbuh dengan bentuk daun yang sempit memanjang dan tegak menyerupai daun lalang, karena genetik Daun kerdil dan sempit: perkembangan helai daun tampak kerdil dan sempit Daun menyempit dan tegak: bibit dengan daun menyempit dan tegak Daun yang menggulung: helaian daun tidak membuka secara normal tetapi tergulung di sepanjang batang daun menyerupai bentuk tombak, disebabkan genetik

Lanjutan…. Daun berkerut/keriput: memperlihatkan berbagai tingkat kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang, faktor genetik Daun melipat: helaian daun tidak membuka secara normal, tetapi menciut lengket seperti melipat dan bergulung, akibat kekurangan air Bibit kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya, faktor genetik Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang normal Bibit dengan serangan penyakit berat: bercak daun dan antracnose (daun membusuk mulai dari pinggir)

Main-Nursery

Kapan Dilakukan Pemindahan dari pre menuju main nursery dilakukan pada bibit yang berumur 3-4 bulan atau telah memiliki 4-5 helai daun

Ukuran Polibag 0.15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat (setelah diisi tanah berdiameter 23 cm dan tinggi 39 cm) Berwarna hitam dengan 4 baris lubang perforasi berjarak 5 cm x 5 cm, letak lubang dimulai dari tengah kantong plastik bagian bawah Untuk bibit cadangan sisipan sebanyak 5% ditanam pada polibag ukuran 0.18 mm x 50 cm x 60 cm Ketebalan polibag merata, kelenturan polibag harus cukup agar tidak rusak atau mudah robek akibat terik matahari Harus dipastikan bahwa polibag tersebut bukan merupakan hasil daur ulang

Media Tanam Persyaratannya sama dengan media tanam pada pre nursery Tanah di polibag besar diberi lubang untuk tempat menempatkan rock phospate (100 g/polibag) sebelum bibit ditanam

Pengisian Polibag Polibag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum pemindahan bibit dari pre-nursery, dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil setelah dilakukan penyiraman setiap hari

Cara Pengisian Polibag Polibag dibalik sebelum diisi tanah agar dapat berdiri tegak dan silindris Media tanam disaring melalui saringan 1,5 cm x 1,5 cm untuk menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah, sampah, akar tanaman, dll Persiapkan media tanam dan isikan ke dalam polibag Jangan dilakukan pemadatan tanah dalam polibag dengan cara menekan kuat ke arah bawah Guncang polibag pada waktu pengisian untuk mendapatkan tanah dan mencegah agar tidak ada bagian yang mengherut/terlipat Polibag diisi tanah sampai ketinggian 2,5 cm dari bibir polibag

Penempatan Polibag Dari 100% bibit: 95% akan digunakan dalam penanaman serempak (pada main nursery jarak tanamnya 90 cm x 90 cm x 90 cm) 5% akan digunakan dalam penyisipan (jarak tanamnya 150 cm x 150 cm x 150 cm) Penempatan polibag dilakukan dengan rapi: Terlebih dahulu dilakukan pemancangan di dua sisi petak memakai alat meteran dan kawat licin atau tali rami, dengan menggunakan bahan cat dan anak pancang Pada saat menyusun polibag di main nursery, kedua tangan pekerja harus berada pada dasar polibag

Pemindahan ke Main-Nursery Tata caranya: Untuk tempat pemindahan bibit polibag kecil dibuat beberapa kotak kayu, dan dibutuhkan pisau silet/cutter untuk menyayat polibag kecil Dibutuhkan juga kereta sorong atau trailer mini tractor untuk memindahkan kotak berisi bibit kecil dari pre-nursery Pastikan polibag besar sudah tersusun benar dengan posisi tegak dan telah diisi tanah Satu hari sebelum transplanting, siram tanah di polibag besar sampai jenuh air, guna memudahan pembuatan lubang tanam pada keesokan harinya Buat lubang tanam di tengak polibag dengan menggunakan alat pelubang yang sudah dipersiapkan

Lanjutan …. Kedalaman lubang tanam 20 cm atau disesuaikan dengan tinggi tanah di polibag kecil Siram bibit di pre-nursery sebelum dipindahkan Angkat bibit pre-nursery secara hati-hati dan disusun ke atas masing-masing kotak kayu sebagai tempat pengangkutannya dan diangkut ke lokasi polibag besar Turunkan bibit dilokasi polibag besar dan letakkan dengan hati-hati satu demi satu di samping masing-masing polibag besar Sayat polibag kecil secara vertikal disepanjang sisi polibag, keluarkan bibit lengkap dengan tanahnya dari polibag kecil, masukkan ke dalam lubang tanam di polibag besar Tekan sedikit untuk memadatkan tanah dan lakukan penambahan tanah sehingga permukaan tanah dari polibag kecil sama dengan permukaan tanah polibag besar atau 5 cm di bawah bibir polibag besar Sesudah pemindahan, dilakukan penyiraman secukupnya

Peyiraman Setiap polibag memerlukan air sebanyak 2 l/hari atau setara dengan penyiraman sistem kabut (memakai pompa) selama 60 menit

Penambahan Tanah Pemberian Mulsa Penambahan tanah di dalam polibag dilakukan seperlunya untuk mempertahankan permukaan tanah sekitar 5 cm di bawah bibir polibag Pemberian Mulsa Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polibag segera setelah penanaman Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, fiber, atau potongan lalang kering

Seleksi Bibit di MN Dilakukan 4 kali yaitu: Pada umur 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, dan pada saat persiapan pengiriman bibit ke lapangan Tata cara seleksi bibit: Berikan tanda dengan cat warna putih di polibag setiap bibit afkir/abnormal Catat semua bibit yang diafkir Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan Jumlah bibit afkir selama di MN 10-15%

Ciri Bibit Afkir di MN Kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya Bibit erect: akibat faktor genetik, daun tumbuh dengan sudut sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga terlihat tumbuh tegak Bibit yang layu dan lemah: pelepah dan helai daun terlihat lemah/layu, penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang seharusnya Bibit flat top: daun yang baru tumbuh memiliki ukuran yang makin pendek dibandingkan daun yang lebih tua sehingga tajuk bibit terlihat rata Short internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat sangat dekat dan pelepahnya tampak pendek Wide internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat sangat lebar, bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal

Lanjutan Anak daun sempit: bentuk helai anak daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya sehingga berbentuk seperti jarum, anak daun tumbuh membentuk sudut yang tajam dengan pelepah daun Anak daun tidak pecah: helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah setelah pelepahnya dewasa Daun berkerut:bentuk daun memperlihatkan berbagai tingkatan kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang normal Bibit terserang crown disease: pelepah membengkok, melintir, mudah patah Blast: bibit biasanya berubah secara progresif ke arah coklat dan mati perlahan-lahan dimulai dari daun yang lebih tua dan bergerak ke atas ke daun yang lebih muda Bibit yang terserang berat oleh hama dan penyakit

Persiapan Pemindahan bibit Ke Lapangan Pemutaran Bibit (rotating): Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum dikirim ke lapangan Setelah diputar, bibit disiram air dengan cukup setiap hari sampai waktu pengiriman ke lapangan Perlakuan untuk persiapan pengangkutan: Bibit diangkut dengan menempatkan satu tangan di dasar polibag dan satunya lagi menggenggam pangkal batang Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara menarik daunnya Bibit tidak boleh dilemparkan atau dibanting, polibag bisa pecah Bibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum berangkat ke lapangan

Cover Crop di Pertanaman Kelapa Sawit

Tanaman Penutup Tanah Legume (LCC=legume cover crop) Syarat : mudah diperbanyak (biji, stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat daun banyak, tahan : pangkas, kering, naungan, OPT,mudah diatur-tidak membelit, tidak berduri, menyuburkan tanah

Macam Penutup Tanah Menjalar : diantara barisan tanaman, pelindung tebing, bersifat permanen Pelindung perdu : di antara barisan TBM, sebagai pagar, pupuk hijau, sementara

Jenis LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan Kelapa Sawit Centrosema pubescens Pueraria javanica Calopoginium mucunoides Psopocarphus polustris Calopogonium caeruleum Desmodium ovalifolium Mucuna conchinchinensis Pueraria phascoloides

Calopogonium sp

Centrosema pubescens

Pueraria javanica

Jenis LCC Tipe Pelindung Perdu pada Perkebunan Kelapa Sawit Flemingia congesta Crotalaria anagyroides Tephrosia vogelii Caliandra callothyrsus (putih) C. tetragona (merah)

Tephrosia vogelii

Flemingia congesta

Crotalaria anagyroides

Calliandra calothyrsus

Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1 jenis LCC Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya kecambah Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinchinensis (75%) Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional

Contoh Kebutuhan Benih LCC Pada penanaman LCC secara campuran kebutuhan benihnya sebagai berikut: Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinchinensis (2 kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0,5 kg/ha)

Kegunaan LCC Menahan pukulan hujan Menahan laju air limpasan Menambah N Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah) Melindungi permukaan tanah dari erosi Mengurangi pencucian unsur hara Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting Menekan pertumbuhan gulma

Dampak Negatif LCC Persaingan dengan tanaman pokok Mengganggu tanaman pokok Sebagai tempat bersarang tikus Kadang menjadi inang dari bakteri, virus, dan jamur

Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman Benih LCC Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan selama 2 jam pada suhu 750C Direndam dalam larutan glycerin: selama 2 jam pada suhu 600C Direndam dalam larutan asam (asam sulfat): selama 8-15 menit Penipisan kulit benih (skarifikasi) Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC berlangsung dengan baik, sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium

Pohon Pelindung Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang habitat aslinya di dalam hutan untuk memberikan hasil yang tinggi perlu naungan sebagian, dengan pohon pelindung Pohon pelindung : dalam barisan, melindungi tanaman pokok atau tebing, pematah angin, bersifat tetap, Albizzia falcata (sengon laut), Leucaena glauca, L. leucocephala Pohon pelindung mengurangi intensitas cahaya dan suhu, meningkatkan kelembaban udara dan mempertahankan lengas tanah, menambah bahan organik

Kriteria tanaman yang akan digunakan sebagai pohon pelindung Morfologi daun, tipe percabangan, ketahanan hama penyakit Tumbuh cepat & mampu tumbuh pada tanah kurang subur Tidak mengalami gugur daun pada musim tertentu Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan tanaman pokok Tidak menjadi inang penyakit, tahan akan angin dan mudah dimusnahkan Sebaiknya dapat bernilai ekonomis

Lamtoro

Gleriside

Kaliandra

Albizia

Penanaman Kelapa Sawit

Penanaman Penanaman : tidak teratur atau teratur Penanaman teratur menggunakan jarak tanam Jarak tanam ditentukan berdasarkan ukuran tanaman terutama diameter tajuk, tanaman dapat menengkap cahaya matahari optimal perlu juga mempertimbangkan diameter perakaran Kelapa sawit ditanam dengan jarak tanam 9 m x 9 m

lanjutan Jarak tanam ideal berbentuk segitiga samasisi, penangkapan cahaya maksimal, populasi lebih tinggi (jumlah tanaman 15% lebih banyak), kelemahannya: sulit untuk penerapan mekanisasi dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, maupun pemanenan Tidak selalu operasional yang terbaik, bisa bujur sangkar,untuk memudahkan pemeliharaan atau segi empat, misalnya untuk mekanisasi

Jarak tanam

ruang kosong Segi tiga Segi empat

Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak tanam, dan populasi tanaman ---------------------------------------------------------- Jarak tanam segi empat segi tiga 6m 278 320 7m 204 236 8m 156 180 9m 123 143 -----------------------------------------------------------

Lubang Tanam Ukuran lubang tergantung ukuran tanaman terutama daerah perakaran Pada kelapa sawit ukurannya adalah: 60 cm x 60 cm x 40 cm Lubang dapat dibuat beberapa bulan sebelum penanaman agar tanah dalam lubang mengalami perbaikan. Untuk daerah dengan curah hujan tinggi sering tidak dapat karena tergenang Beberapa minggu sebelum penanaman lubang diisi campuran tanah atas dan pupuk organik Saat penanaman tanah digali seukuran perakaran

Lubang Tanam Lapisan Lapisan tanah atas tanah bawah Pupuk Organik

Kegiatan Setelah Penanaman Umpan tikus Pemberian mulsa dengan janjangan kosong Penyisipan Konsolidasi

Umpan tikus Sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan tikus Per pokok bibit diberi 2 butir umpan tikus, 1 butir diletakkan disebelah kiri pokok dan 1 butir lagi diletakkan di sebelah kanan pokok Pemberian umpan tikus selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan

Pemberian mulsa dengan janjangan kosong Semua bibit yang baru ditanam di lahan harus diberikan janjangan kosong (dosis 25 ton/ha) Janjangan kosong diletakkan disekitar piringan bibit, dalam bentuk lingkaran Janjangan kosong yang digunakan haruslah yang masih segar, yang diproduksi dalam kurun waktu 2 minggu sebelum digunakan

Penyisipan Konsolidasi Penyisipan dilakukan secepat mungkin, tidak boleh lebih dari 2 tahun setelah tanam Menggunakan bibit advaced planting material Konsolidasi Pemeriksaan rutin terhadap tanaman sawit yang miring atau roboh, kemudian ditegakkan kembali