AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1 Bab 10 Piutang
Definisi, Klasifikasi, Penyajian Klaim perusahaan atas uang, barang-barang atau jasa-jasa terhadap pihak-pihak lain. PSAK No 9 Menurut sumber terjadinya: Piutang usaha yaitu piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang Lain-Lain yaitu piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan contohnya Piutang Bunga, Piutang Dividen, Uang muka pegawai, Uang muka anak perusahaan, dll. Penyajian dalam Laporan Keuangan: Piutang usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun, diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kadang-kadang seluruh piutang usaha diklasifikasikan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya. Dalam kasus demikian, jika jangka waktu penagihannya lebih dari satu tahun harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Definisi, Klasifikasi, Penyajian (lanjutan…) Penyajian dalam Laporan Keuangan Piutang yang diperkuat dengan promes disebut wesel. Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah dengan identifikasi yang jelas. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih . Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban. Jumlah piutang yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk dibeli kembali (sale of accounts receivable/notes receivable discounted with recourse) kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan secukupnya.
Penilaian Piutang Usaha Piutang dilaporkan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan yaitu jumlah yang diharapkan dapat ditagih Neraca akhir tahun Piutang Usaha dikurangkan dengan piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih (Kredit – Cadangan Kerugian Piutang) Jika jelas Piutang Usaha tidak dapat ditagih: Cadangan Kerugian Piutang xx Piutang Usaha xx Misalnya : Debitur bangkrut, meninggal, dll
Taksiran Jumlah Kerugian Piutang Usaha Jumlah piutang yang disajikan dalam neraca hendaknya menunjukkan jumlah bersih yang diperkirakan dapat direalisir (Net realizable value). Untuk itu harus dilakukan prediksi terhadap jumlah piutang yang mungkin tidak akan tertagih. Piutang yang tidak tertagih diakui sebagai kerugian piutang. Untuk menentukan besarnya piutang yang wajar perlu dibentuk Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Bad Debt). Ada 3 cara untuk menaksir besarnya cadangan penghapusan piutang: 1. Menggunakan analisis umur piutang (Aging Schedule). 2. Taksiran dari saldo akhir piutang di Neraca. 3. Taksiran dari jumlah penjualan kredit selama satu periode
1. Analisis Umur Piutang Contoh: Saldo Piutang PT Poltek NSC per 31 Desember 2014 dengan rincian umur piutangnya sbb:
1. Analisis Umur Piutang Cadangan Kerugian Piutang 31-12-2014 Saldo awal Rp 10.000 Tambahan 233.000 Per 31-12-2014 243.000 Jurnal : Kerugian Piutang Rp233.000 Cadangan Kerugian Piutang Rp233.000
2. Taksiran dari Saldo Akhir Piutang Jumlah cadangan kerugian piutang yang ditentukan dari saldo dalam neraca biasanya disebabkan oleh adanya metode penjualan yang sering kali dilakukan secara tunai, sehingga apabila timbul piutang jumlahnya relatif kecil. Cara menentukan jumlah cadangan kerugian piutang adalah sbb: Contoh: Dari Piutang PT. Poltek NSC sebesar Rp7.630.000, Ditaksir 5 % tak tertagih Maka cadangan kerugian piutang adalah: 5 % X Rp7.630.000 = Rp381.500. 3. Taksiran dari Jumlah Penjualan Penentuan jumlah cadangan kerugian piutang dengan cara ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sering mengadakan penjualan dengan cara tidak tunai, sehingga jumlah yang mungkin tidak tertagih lebih tepat jika ditunjukkan dari jumlah penjualan. Contoh: PT Poltek NSC menjual barang selama satu tahun sebesar Rp. 20.000.000 terdiri dari penjualan tunai Rp. 4.000.000 dan sisanya penjualan secara kredit. Misalnya cadangan kerugian piutang ditetapkan 2,5 % maka cadangan kerugian piutangnya adalah = 2,5 % X Rp16.000.000 = Rp400.000.-
Penghapusan Piutang Metode Penghapusan Langsung: Perusahaan yang tidak menaksir kerugian piutang dengan tepat. Tanpa melalui Cadangan Kerugian Piutang sehingga tidak dapat menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih karena hanya menunjukkan jumlah piutang bruto. Misal: Pada tanggal 31 Desember 2013 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp100.000. Pada tanggal 15 April 2014 pelanggan A yang mempunyai jumlah piutang Rp150.000 bangkrut. Tetapi pada tanggal 1 Juli 2014 pelanggan A menyatakan akan melunasi hutangnya dengan cara menjual mobilnya, piutang dilunasi tanggal 1 Agustus 2014.
Metode Penghapusan Langsung Penghapusan Piutang Transaksi Metode Cadangan Metode Penghapusan Langsung 31 Des 2013 Taksiran kerugian piutang Rp100.000 Kerugian Piutang 100.000 Cad Kerugian Piutang 100.000 Tidak ada jurnal 15 April 2014 Menghapus Piutang A Rp150.000 Cad Kerugian Piut. 150.000 Piutang 150.000 Kerugian Piutang 150.000 Piutang 150.000 1 Juli 2014 Pernyataan dr A akan melunasi Piutang 150.000 Cad Kerugian Piut. 150.000 Piutang 150.000 Kerugian Piutang 150.000 1 Agt 2014 Penerimaan uang dari piutang yg sdh dihapus Kas 150.000 Piutang 150.000 Kas 150.000 Piutang 150.000
Potongan Penjualan Ada 2 metode: Metode Bruto yaitu Potongan penjualan dicatat saat uang diterima Metode Neto yaitu Potongan penjualan yang tidak dimanfaatkan oleh pembeli dicatat pada saat pembeli melakukan pelunasan. Misalnya: Barang dijual seharga Rp1.000.000 dengan syarat 2/10, n/30 Transaksi Metode Bruto Metode Neto Penjualan Piutang 1.000.000 Penjualan 1.000.000 Penjualan 1.000.000 Pelunasan dalam jangka waktu potongan Kas 980.000 Pot. Penj 20.000 Piutang 1.000.000 Piutang 980.000 Pelunasan melewati jangka waktu potongan Kas 1.000.000 Piutang 1.000.000 Piutang 980.000 Pot. Penj.tdk diambil 20.000
Retur Penjualan Dibuatkan akun Cadangan Retur Penjualan Akun Cadangan Retur Penjualan akan mengurangi Piutang Contoh: PT Tunjungan tahun 2014 menjual barang sebesar Rp100.000.000. Pembeli diberi hak untuk mengembalikan barang paling lambat 30 hari sejak tanggal beli. Dari jumlah Rp100.000.000, 10 persen merupakan penjualan di Bulan Desember 2014. Atas dasar pengalaman tahun lalu bahwa sebesar 10% dari penjualan dikembalikan oleh pembeli. Barang yang dikembalikan dapat dijual kembali sebesar 75% dari harga jualnya semula. PT Tunjungan menjual lagi barang dengan laba bruto sebesar 20% dari harga jual.
Potongan Penjualan Transaksi Jurnal 2014 Mencatat Penjualan Piutang 100.000.000 Penjualan 100.000.000 HPP 80.000.000 Persediaan 80.000.000 31 Des 2014 Penyesuaian Penjualan dgn Hak Retur = 10% x Rp100 juta = Rp10 juta Taksiran Retur 10% x Rp10 juta = Rp1 juta HPP 80% x Rp1 juta = Rp800.000 Harga Jual Kembali 75% x Rp1 juta = Rp75 juta Retur Penjualan 10.000.000 Cad. Retur Penj. 10.000.000 Persediaan barang retur (taksiran) 750.000 Rugi dr Retur 50.000 HPP 800.000
Mencari Dana dengan Piutang Apabila perusahaan ingin mengkonversi piutang menjadi kas sebelum piutang tersebut jatuh tempo/belum dibayar oleh debitur, maka ada 3 cara yang dapat dilakukan. 1. Menjaminkan Piutang (Assignment) Dalam keadaan ini perusahaan akan memperoleh jumlah kas tertentu dari penjamin (assignor), misalnya bank. Perusahaan harus segera membayar secara berangsur kepada penjamin apabila piutang sudah tertagih, meliputi pokok penjamin, biaya pinjaman dan biaya bunga. Piutang yang dijaminkan mengurangi jumlah aktiva lancar (modal kerja) di dalam Neraca. Piutang yang dijaminkan harus dicantumkan secara jelas untuk menunjukkan terbatasnya penguasaan perusahaan atas piutang tersebut.
Mencari Dana dengan Piutang (lanjutan…) Assignment Contoh: PT Poltek NSC pada tanggal 1 April 2014 meminjam uang ke Bank X sebesar Rp500.000 dengan jaminan piutang sebesar Rp650.000 . Biaya Administrasi sebesar 5% dan bunga 12% setahun. Selama bulan April 2014 piutang yang dapat ditagih sebesar Rp300.000 dan pada tanggal 30 April 2014 disetor ke Bank X. Selama bulan Mei 2014 piutang yang dapat ditagih sebesar Rp275.000. Sisa pinjaman dan bunga dilunasi tanggal 31 Mei 2014 Transaksi Jurnal (Rp) 1 April 2014 Pinjaman Rp500.000 Adm 5% 25.000 Uang diterima Rp475.000 Kas 475.000 Biaya Adm 25.000 Hutang – Bank X 500.000 Piutang dijaminkan 650.000 Piutang 650.000 April 2014 Piutang ditagih Rp300.000 Kas 300.000 Piutang dijaminkan 300.000 30 April 2014 Melunasi ke Bank X Rp300.000 Bunga 3.000 Uang keluar Rp303.000 Bunga 12% x 1/12 x Rp300.000 Hutang – Bank X 300.000 Biaya Bunga 3.000 Kas 303.000
Mencari Dana dengan Piutang (lanjutan…) Assignment Transaksi Jurnal (Rp) Mei 2014 Piutang ditagih Rp275.000 Kas 275.000 Piutang dijaminkan 275.000 31 Mei 2014 Melunasi ke Bank X Rp200.000 Bunga 4.000 Uang keluar Rp204.000 Bunga 12% x 2/12 x 200.000 Hutang – Bank X 200.000 Biaya Bunga 4.000 Kas 204.000 Piutang 75.000 Piutang dijaminkan 75.000 Jika per tanggal laporan 31 Desember 2014 Piutang Dijaminkan masih belum dilunasi maka disajikan pada Aktiva Lancar
Mencari Dana dengan Piutang (lanjutan…) 2. Menjual Piutang (Factoring) Jika dana diperoleh dengan menjual piutang, maka hak menagih berpindah dari perusahaan kreditur kepada pihak yang membeli piutang. Dalam penjualan piutang pada umumnya ditentukan cadangan dari retur penjualan dan penurunan harga karena kerusakan dan sudah diperhitungkan pula kemungkinan tidak tertagihnya sebagian piutang. Dengan demikian pembeli piutang hanya membayar sebagian saja dari piutang yang dijual. Rekening piutang yang dijual harus dihapus dari laporan keuangan termasuk Cadangan Kerugian Piutang
Mencari Dana dengan Piutang (lanjutan…) Factoring Contoh: PT Poltek NSC pada tanggal 10 Januari 2014 menjual piutang sebesar Rp500.000 dan dibeli Bank X sebesar Rp450.000 Syarat pembayaran adalah 2/10, n/30. Cadangan Kerugian Piutang Rp20.000. Piutang yang masih dalam periode potongan adalah Rp400.000 Jurnal: Transaksi Jurnal (Rp) 10 Januari 2014 Piutang yang dijual 500.000 Harga Jual (450.000) Pot. Penj 2% x 400.000 (8.000) Cad. Kerugian Piutang (20.000) Rugi Penjualan Piutang 22.000 Kas 450.000 Pot. Penjualan 8.000 Cad. Kerugian Piutang 20.000 Rugi Penj. Piutang 22.000 Piutang 500.000
Mencari Dana dengan Piutang (lanjutan…) 3. Menggadaikan Piutang (Pledging) Kalau dilakukan hal ini piutang tetap dicantumkan sebagai aktiva lancar seluruhnya hanya diberi catatan masalah penggadaiannya. Dalam pledging ini utang gadai hanya menandai piutang tersebut, tetapi pada prinsipnya seperti utang biasa (utang usaha, utang bank, dsb)
Latihan Pada tanggal 31 Desember 2009. PT. Tunas Satria memiliki informasi yang diambil dari sebagian saldo buku besar, yaitu sebegai berikut : Piutang usaha Rp75.000.000 Penyisihan piutang tak tertagih 2.000.000 Penjualan 450.000.000 Retur penjualan 10.000.000 Potongan penjualan 5.000.000 Diminta : Buatlah ayat jurnal penyesuaian apabila perusahaan menaksir kerugian piutang tak tertagih tahun ini sebesar 1% dari penjualan bersih ! Buatlah ayat jurnal penyesuaian apabila perusahaan menaksir penyisihan piutang tak tertagih sebesar 5% dari saldo bruto piutang usaha !