PEMBUATAN PERATURAN DAERAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI
Advertisements

Gedung Nusantara I Lantai I Jl. Gatot Subroto, Senayan
PROSES PEMBENTUKAN RANCANGAN PERPU, PP, PERPRES & PERDA
DEFINISI HAN JM. BARON De GERANDO
Di bagi ke dalam asas-asas fomal dan yang material.
BAB II Proses Pembentukan Undang-Undang
KEBIJAKAN BIRO HUKUM DAN KLN DALAM BIDANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Proses Dan Prosedur Penyusunan Dan Pembentukan Peraturan Daerah Oleh : Drs. Agun Gunandjar Sudarsa Bc.Ip,.MSi Anggota Komisi II DPR-RI.
Peraturan Perundang-undangan dalam negara hukum
KONSEP DAN HAKEKAT PERUNDANG UNDANGAN NASIONAL
Governmen t CivilCivil Society TUJUAN NEGARA Rule/p eratura n.
ASAS DALAM MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Sumber-Sumber Hukum Pokok Bahasan 3.
ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Materi Ke-3: SEJARAH PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Materi Ke-11: PROGRAM LEGISLASI DPR-DPD
KONFLIK HUKUM M. HAMIDI MASYKUR. PRAKTIK: KONFLIK HUKUM HARAPAN/IDEAL: TIDAK ADANYA KONFLIK HUKUM DALAM SISTEM HUKUM DIATASI DENGAN AZAS HUKUM DALAM SISTEM.
Materi Ke-12: PERATURAN DAERAH
MATERI TAP MPRS NO XX/1966 Sumber Tertib Hukum
oleh : ANDRIE AMOES., SH,MH DIREKTORAT PERANCANGAN
BAB 3 Tata Urutan Perundang-Undangan
Proses Pembentukan PERDA Prepared by Orinton Purba, SS, SH
BAB 3 Disiplin itu Indah Pertemuan : 1.
HUKUM TATA NEGARA
PEMBATALAN PERDA/PERKADA
TATA CARA DAN PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH Disampaikan oleh : Adi Setiadi, SH Kasubbag Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Bina Marga.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
TEKNIK MENYUSUN KEPUTUSAN
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TEKNIK MENYUSUN KEPUTUSAN
KONSTITUSI & RULE OF LAW
PERUNDANG –UNDANGAN NASIONAL
Berkelas.
Pertemuan ke 2 “SUMBER HUKUM TATA NEGARA”
MEKANISME PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Penyusunan Peraturan Desa Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa M. RUM PRAMUDYA, S.H. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik.
Jenis, Hierarki & Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan
PERATURAN DAERAH Muchamad Ali Safa’at.
Hukum Administrasi Negara Semester IV Ilmu Administrasi Negara 2016
TEKNIK MENYUSUN KEPUTUSAN
Bahan Kuliah Hukum Pemda FH UII 2015
Presiden dan DPR.
Seminar Skripsi Oleh: Ahluddin Saiful Ahmad E1A005335
PERATURAN, PERENCANAAN PEMBANGUNAN, DAN KERJASAMA
Bahan Kuliah FH UII Yogyakarta 2016.
Bahan Kuliah Mahasiswa FH UII Yogyakarta 205.
Assalamu’alaikum wr.wb
ASAS-ASAS PERUNDANG-UNDANGAN
Fungsi, Wewenang, dan Hak
Materi Ke-13: Pengujian Terhadap Perda (Toetzingrecht)
Materi Ke-13: Pengujian Terhadap Perda (Toetzingrecht)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Perundang-undangan di Indonesia
Materi Ke-12: PERATURAN DAERAH
( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT )
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN DESA, PERATURAN KEPALA DESA, KEPUTUSAN KEPALA DESA DAN KEPUTUSAN BPD Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Malang.
PEMBINAAN & PENGAWASAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
LEGAL DRAFTING PERDA Kuliah Tamu Peminatan Promosi Kesehatan dan AKK
AHMAD MEDAPRI H, S.H., M.Eng., MIDS.
MEKANISME PEMBENTUKAN PERDA (EXECUTIVE)
PROSES PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 23 Tahun 2001 tentang Perlindungan Atas Hak Ulayat Baduy)
Materi Ke-12: PERATURAN DAERAH
ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
RANCANGAN PERATURAN DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI KABUPATEN (RPIK) LAMPUNG SELATAN TAHUN NASKAH AKADEMIK.
Mempelajari Sumber Hukum Undang-Undang
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
MEKANISME PEMBUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TUGAS, FUNGSI DPRD DALAM PEMBENTUKAN PERDA BERDASARKAN PERMENDAGRI NO 80 TAHUN 2015 DAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS.
INSTRUMEN PEMERINTAH FAKULTAS HUKUM HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Transcript presentasi:

PEMBUATAN PERATURAN DAERAH BAHAN 09 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Landasan Keberlakuan Perat. PerUU Landasan Filosofis Landasan atau dasar filosofis peraturan perundang-undangan adalah berkaitan dengan dasar ideologi negara, dalam hal ini adalah Pancasila. Suatu rumusan peraturan perundang-undangan harus mendapatkan pembenaran (rechvaardiging) yang dapat diterima jika dikaji secara filosofis. Pembenaran tersebut harus sesuai dengan cita-cita kebenaran, cita-cita keadilan dan cita-cita kesusilaan. http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

2. Landasan Sosiologis Landasan sosiologis mengandung makna bahwa peraturan perundang-undangan yang dibuat harus berkaitan dengan kondisi atau kenyataan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Landasan Yuridis Suatu peraturan perundang-undangan harus mempunyai landasan hukum atau dasar hukum atau legalitas yang terdapat dalam ketentuan lain yang lebih tinggi. http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Dasar Yuridis Pembuatan Perat. Per UU Keharusan memiliki kewenangan 2. Kesesuaian bentuk dan jenis produk hukum 3. Keharusan mengikuti tata cara atau prosedur tertentu 4. Tidak bertentangan dengan hirarki peraturan perundang-undangan yang berlaku http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Hierarki Peraturan Per UU Menurut Tap MPRS XX Tahun 1966 : UUD 1945 Tap MPR UU/Perpu Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan Menteri Instruksi Menteri http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Menurut Tap MPR III Tahun 2000 : UUD 1945 Tap MPR UU Perpu Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan Daerah http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 UUD 1945 UU/Perpu Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Daerah http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Sebagaimana tersebut dalam Pasal 137 Perda dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang meliputi: Kejelasan tujuan Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat Kesesuaian antara jenis dan materi muatan Dapat dilaksanakan Kedayagunaan dan keberhasilgunaan Kejelasan rumusan, dan Keterbukaan http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Materi peraturan daerah juga harus mengandung asas sebagaimana tersebut dalam Pasal 138 yaitu asas: Pengayoman Kemanusiaan Kebangsaan Kekeluargaan Kenusantaraan Bhinneka Tunggal Ika Keadilan Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan Ketertiban dan kepastian hukum, dan/atau Keseimbangan, keserasian dan keselarasan http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Prinsip-prinsip Perat. Per UU Dasar peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan (landasan yuridis yang jelas). Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan landasan yuridis Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang-undangan lama (lex posteriore deregat lex priori) Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum (lex specialis deroget lex generalis) Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

Proses pembuatan Peraturan Daerah pada prinsipnya terdiri atas: Proses identifikasi dan artikulasi : 1. Proses identifikasi dan artikulasi merupakan proses pencarian dan pemahaman kebutuhan dan masalah yang ada di lapangan yang secara potensial dapat atau harus diatur dalam peraturan daerah. Sebuah rencana peraturan daerah dapat merupakan inisiatif DPRD, Kepala Daerah atau juga atas usul masyarakat yang disampaikan kepada DPRD atau kepala daerah. 2. Proses Seleksi DPRD melakukan seleksi dari usul rencana peraturan daerah yang disampaikan. 3. Proses Sosialisasi Hasil seleksi awal menjadi pertimbangan prioritas yang selanjutnya disampaikan kembali kepada masyarakat dan seluruh stakeholder terkait untuk disosialisasikan guna mendapatkan masukan dan kritik. http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

4. Proses Legislasi Hasil sosialisasi selanjutnya menjadi bahan dasar di dalam proses legislasi (pembahasan) di DPRD. Secara internal tahapan pembicaraan dalam DPRD akan meliputi hal berikut: Tahap I (Rapat Paripurna), yaitu penjelasan atas rencana peraturan daerah oleh kepala daerah atau oleh pimpinan komisi atas nama DPRD. Tahap II (Rapat Paripurna), yaitu pandangan umum dan jawaban oleh fraksi atau kepala daerah. Tahap III (Rapat Komisi), yaitu rapat komisi antara komisi DPRD dan wakil pemerintah daerah. Tahap IV (Rapat Paripurna), yaitu pandangan akhir fraksi, pengambilan keputusan dan sabutan kepala daerah terhadap peraturandaerah tersebut. http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

5. Proses Implementasi Rancangan Perda ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak rancangan tersebut disetujui bersama. Ayat 4 nya menyatakan bahwa dalam hal rancangan Perda tidak ditetapkan Gubernur atau Bupati/Walikota dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 rancangan Perda tersebut sah menjadi Perda dan wajib diundangkan dengan memuatnya dalam lembaran daerah. Dan dalam pasal 145 ayat 1 disebutkan bahwa dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan Perda tersebut harus disampaikan kepada pemerintah. http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id