SOSIALISASI IZIN PAMERAN, KONVEKSI DAN SEMINAR DAGANG

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Advertisements

PEDOMAN TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI
Rumah Susun Di INDONESIA.
SUMBER: Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI SUMBER:
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Mendirikan Koperasi dan Proses Pengesahan Badan Hukum Koperasi
KETENTUAN DASAR PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN
Dr. H. WIDHI HANDOKO, SH., Sp.N.
PENGELOLAAN PASAR DESA
Segi Hukum Kartu Kredit
Legalitas Bentuk dan Kegiatan Usaha
POKOK-POKOK PIKIRAN UU TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL oleh: Dr. H
LATAR BELAKANG Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya (fundamental human rights). Membangun.
UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2014
SOSIALISASI IZIN USAHA TOKO MODERN DAN PUSAT PERBELANJAAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 57/PMK.06/2016
Kementerian Keuangan RI
LATAR BELAKANG PP TENTANG KAWASAN INDUSTRI
A. Segi Hukum Perdata Pada setiap kegiatan usaha pembiayaan, termasuk juga kartu kredit, inisiatif mengadakan hubungan kontraktual berasal dari para pihak.
SYARAT WARALABA Ketentuan PP no.42 Th 2007 Umum:
SOSIALISASI SITU.
Solo-Salatiga, Maret 2016 Direktorat Impor
PENDIRIAN BADAN USAHA Zainal Abidin.
PERTEMUAN 16.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN
Bab XII Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN
SANKSI ADMINISTRASI DAN SANKSI PIDANA
TUJUAN PENGATURAN PENYELENGGARAAN PONDOKAN
ajustment/opinion/deal
Hukum Ketenagakerjaan, Hubungan Industrial dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Eko Sakapurnama.
RETRIBUSI DAERAH.
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) PPKP (Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
Kepala Biro Hukum dan Organisasi KEMENTERIN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 telah ditentukan menjadi 3 bidang usaha: 1. Bidang Usaha Terbuka 2. Bidang Usaha Tertutup 3. Bidang.
Pajak Penghasilan Final
KULIAH KE – 8 PEMERIKSAAN PAJAK
KEDUDUKAN KEPAILITAN TERHADAP PEKERJA DAN PAJAK
HUKUM ACARA PERSAINGAN USAHA
JENIS, BENTUK KEMITRAAN DALAM KEWIRAUSAHAAN
Hukum Ketenagakerjaan, Hubungan Industrial dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Eko Sakapurnama.
TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Presented by: Cempaka Paramita,
FIERA INAYA MARTADIPUTRI TIARA DWI PUTRI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN JASA KONSTRUKSI
ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR
DESAIN INDUSTRI, RAHASIA DAGANG dan DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU
Ayo Sukseskan KIS Pengawasan dan Kepatuhan Dalam Jaminan Sosial
Perlindungan Konsumen
Kelompok VIII Venna Melinda Putri Pertiwi
Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK
Oleh : Novia Nur Yuniarti B. Kompetensi Dasar KD 3.6 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian Indonesia KD 4.6 Menyajikan.
HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIA
MSDM – Handout 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial.
DASAR HUKUM PENANAMAN/ INVESTASI 1. UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL 2. PERPRES NO. 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU.
ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
TAX COLLECTION Penagihan Pajak.
PENGERTIAN ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN. Hukum dalam proyek Hukum kontrak konstruksi merupakan hukum perikatan yang diatur dalam Buku III KUH Perdata.
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT OLEH:TUTIK KUSUMA WADHANI,SE,MM,M.Kes.
ONLINE SINGLE SUBMISSION
EVALUASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN LAPORAN TAHUNAN
KEBIJAKAN TDP DALAM BENTUK NIB SERTA
Regulasi Rumah Sakit Izin Mendirikan RS dan Izin Operasional RS
HAK GUNA USAHA - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Perubahan alamat Perusahaan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BANK INDONESIA  TUGAS BANK INDONESIA Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, tugas Bank Indonesia.
Transcript presentasi:

SOSIALISASI IZIN PAMERAN, KONVEKSI DAN SEMINAR DAGANG IZIN USAHA TOKO SWALAYAN (IUTS) SURAT TANDA PENDAFTARAN WARALABA (STPW) & Dinas Perdagangan Kota Surabaya Tahun 2018

IZIN PAMERAN, KONVENSI, DAN SEMINAR DAGANG

DASAR HUKUM Keputusan Meteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 199/MP/Kep/6/2001 tentang Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang, Konvensi, dan/atau Seminar Dagang Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Usaha di bidang Perdagangan; Peraturan Walikota Surabaya Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelayanan di Bidang Perdagangan dan Perindustrian; Peraturan Walikota Surabaya Nomor 64 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pelanggaran Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010

DEFINISI Pameran Dagang adalah kegiatan mempertunjukkan, memperagakan, memperkenalkan dan/atau menyebarluaskan informasi hasil produksi barang dan/ atau jasa di suatu tempat dalam jangka waktu tertentu kepada masyarakat untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar dan mencari hubungan dagang. Konvensi dan/atau seminar dagang adalah pertemuan sekelompok orang untuk membahas permasalahan yang terkait dengan penyelenggaraan pameran dagang.

Setiap penyelenggara Pameran Dagang, Konvensi dan/atau Seminar Dagang dalam klasifikasi skala LOKAL, apabila menyelenggarakan Pameran Dagang, Konvensi dan/atau Seminar Dagang di daerah, WAJIB memperoleh Surat Izin Pameran Dagang, Konvensi dan/atau Seminar Dagang dari Pemerintah Kota Surabaya Setiap pemegang Izin Pameran Dagang, Konvensi dan Seminar Dagang wajib : menyampaikan laporan kegiatan usahanya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak berakhirnya kegiatan; mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku

PERSYARATAN Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Direktur Perusahaan penyelenggara; Fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan atau Izin Usaha Jasa Pameran/konvensi dan Tanda Daftar Perusahaan, kecuali penyelenggara dari Instansi pemerintah; Fotocopy keterangan waktu dan tempat yang dikeluarkan oleh pengelola tempat dan/atau gedung dan/atau pusat perbelanjaan/mall/plaza; Fotocopy daftar negara asal peserta dan/atau pembicara dari luar daerah; Fotocopy daftar jenis barang/jasa yang akan dipamerkan; Fotocopy profil pameran atau proposal penyelenggaraan kegiatan pameran dagang, konvensi atau seminar dagang; dan Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak.

SANKSI Dilakukannya pengawasan terhadap Izin Pameran yang dapat dikenakan sanksi administratif, yaitu: Tidak memiliki Izin Pameran; Pengawasan terhadap sesuai dengan kelembagaan dan/atau kegiatan usaha; Klasifikasi sesuai dengan peraturan; Pemenuhan atas Kewajiban dan larangan. Sanksi administratif berupa : Peringatan tertulis; Penghentian sementara kegiatan usaha; Pencabutan izin; Penutupan kegiatan usaha; dan/atau Denda adminstratif paling banyak Rp. 50.000.000.

Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS)

DASAR HUKUM TOKO SWALAYAN Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Penataan Toko Swalayan di Kota Surabaya ; Peraturan Walikota Surabaya Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penerbitan Izin Usaha Toko Swalayan Kota Surabaya ; Peraturan Walikota Surabaya Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pelanggaran Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Penataan Toko Swalayan Di Kota Surabaya.

Definisi Toko Swalayan Toko Swalayan adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket, department store, hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS) adalah izin untuk dapat menjalankan usaha pengelolaan Toko Swalayan yang diterbitkan oleh Walikota

Toko Swalayan meliputi : Toko Swalayan yang berdiri sendiri Toko Swalayan yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan/pasar rakyat/bangunan fasilitas pelayanan masyarakat Persyaratan pengajuan IUTS diantaranya : fotocopy izin usaha pusat perbelanjaan/pasar rakyat/bangunan fasilitas pelayanan masyarakat lainnya tempat berdirinya pasar rakyat rencana kemitraan dengan UMKM untuk perbelanjaan/pasar rakyat/bangunan fasilitas pelayanan masyarakat

SANKSI ADMINISTRATIF Toko Swalayan yang dapat dikenakan sanksi administratif, yaitu: Tidak memiliki IUTS ; Pelanggaran Ketentuan Tenaga Kerja dan Jam kerja ; Pelanggaran Kewajiban Kemitraan dengan UMKM; Pelanggaran Pemenuhan Kewajiban dan larangan. Sanksi administratif berupa : Peringatan tertulis; Pembekuan IUTS; Pencabutan IUTS; dan/atau Penutupan kegiatan usaha.

Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW)

DASAR HUKUM STPW Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan; Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba; Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Waralaba sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2014 Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Usaha di Bidang Perdagangan dan Perindustrian Peraturan Walikota Surabaya Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelayanan di Bidang Perdagangan dan Perindustrian Peraturan Walikota Surabaya Nomor 64 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pelanggaran Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2010

DEFINISI WARALABA Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian Waralaba.

Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba WAJIB memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) sebagai bukti pendaftaran perjanjian waralaba Penerima Waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba Pemohon STPW ke Dinas Perdagangan Kota Surabaya adalah khusus untuk : Penerima Waralaba berasal dari Waralaba dalam negeri Penerima Waralaba Lanjutan berasal dari Waralaba dalam negeri Penerima Waralaba Lanjutan berasal dari Waralaba luar negeri

KEMENTERIAN PERDAGANGAN PTSP/DINAS KAB/KOTA PENDAFTARAN WARALABA KEMENTERIAN PERDAGANGAN PTSP/DINAS KAB/KOTA Pemberi Waralaba Luar Negeri Penerima Waralaba Dalam Negeri Pemberi Waralaba Dalam Negeri Penerima Waralaba Lanjutan Luar Negeri Penerima Waralaba Luar Negeri Penerima Waralaba Lanjutan Dalam Negeri Pemberi Waralaba Lanjutan Luar Negeri Pemberi Waralaba Lanjutan Dalam Negeri

SANKSI ADMINISTRATIF Dilakukannya pengawasan terhadap Pendaftaran Waralaba yang dapat dikenakan sanksi administratif, yaitu: Tidak memiliki STPW; Pengawasan terhadap jangka waktu dan keseuaian dengan pemilik Waralaba; Pemenuhan atas Kewajiban dan larangan. Sanksi administratif berupa : Peringatan tertulis; Pembekuan STPW Pencabutan STPW; Penutupan kegiatan usaha; dan/atau Denda adminstratif paling banyak Rp. 100.000.000,-

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN RUANG BAGI PEDAGANG KAKI LIMA DI PUSAT PERBELANJAAN DAN PUSAT PERKANTORAN DI KOTA SURABAYA

Pusat Perkantoran adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horisontal, yang dijual atau disewakan baik sebagian atau seluruhnya untuk difungsikan sebagai kantor. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horisontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang Pedagang Kaki Lima, yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap

Pasal 5 Pelaku Usaha wajib menyediakan satuan ruang bagi PKL Pelaku Usaha yang wajib menyediakan satuan ruang bagi PKL, yg meliputi: Pelaku Usaha pada Pusat Perkantoran; Pelaku Usaha pada Pusat Perbelanjaan; dan/atau Pelaku Usaha pada gabungan antara Pusat Perkantoran dan Pusat Perbelanjaan

Pasal 7 Jenis Pusat Perbelanjaan yang wajib menyediakan ruang bagi PKL meliputi : Pertokoan; Mall; Plaza; dan Pusat Perdagangan

Pasal 8 PKL yang dapat menempati ruang yang disediakan oleh Pelaku Usaha pada Pusat Perbelanjaan dan/atau Pusat Perkantoran terbatas pada PKL makanan dan/atau minuman yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : memiliki TDU yang dikeluarkan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk; lokasi berjualan berada di area sekitar Pusat Perbelanjaan dan/atau Pusat Perkantoran;

KEWAJIBAN Setiap pelaku usaha pada Pusat Perbelanjaan dan/atau Pusat Perkantoran wajib : menyediakan satuan ruang bagi PKL dengan jumlah sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan luasan dan fungsi bangunan; menjalin kerjasama dengan PKL yang ditempatkan pada satuan ruang bagi PKL sesuai data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; membina PKL yang ditempatkan sehingga dapat mewujudkan iklim usaha yang kondusif dan saling menguntungkan antar para pihak; menjaga keamanan dan ketertiban tempat usaha; memelihara kebersihan, keindahan lokasi dan kelestarian lingkungan tempat usaha; mengembangan kemampuan wirausaha PKL yang ditempatkan sesuai dengan aturan dan arah pengembangan usaha masing-masing Pusat Perbelanjaan dan Pusat Perkantoran; menyampaikan laporan terkait data PKL yang menempati Pusat Perbelanjaan dan Pusat Perkantoran kepada Pemerintah Daerah, setiap terdapat perubahan data PKL.

LARANGAN Pelaku usaha pada Pusat Perbelanjaan dan/atau Pusat Perkantoran dilarang : melakukan tindakan diskriminatif dalam kerjasama PKL yang ditempatkan dalam satuan ruang bagi PKL dengan pelaku usaha lain dalam satu gedung yang dimiliki atau dikelola oleh pelaku usaha; melakukan relokasi satuan ruang bagi PKL tanpa pemberitahuan yang layak dan waktu yang cukup bagi PKL yang ditempatkan untuk dapat melakukan persiapan pemindahan barang; memutuskan kerjasama dengan PKL secara sepihak, kecuali terjadi pelanggaran yang substansial terhadap peraturan pengelolaan dan pemakaian satuan ruang bagi PKL dan peraturan-peraturan yang ada baik perundang-undangan, peraturan umum dan ketentuan pidana;

SANKSI ADMINISTRATIF Sanksi administratif Jika melalukan pelanggaran : teguran tertulis penghentian sementara atau tetap terhadap pemanfaatan bangunan pembekuan Izin Mendirikan Bangunan denda administratif paling banyak Rp.50.000.000,- pencabutan Izin Mendirikan Bangunan penyegelan bangunan pembongkaran bangunan

TERIMA KASIH